Wanita Rentan Terserang Kanker Payudara dan Serviks, Begini Cara Cegahnya
Ahli Kanker dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Soehartati Gondhowiardjo mengatakan penyakit kanker payudara dan kanker mulut rahim sangat rentan terjadi pada wanita.
Di Indonesia, menurut Soehartati, kedua penyakit tersebut merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit. Program deteksi dini pada payudara sangat efektif jika dilakukan teratur.
1. Meraba benjolan payudara wanita Indonesia tak sesulit negara lain
Pada dasarnya, kata Soehartati, payudara orang Indonesia tidak terlalu besar, jadi masih bisa dengan mudah meraba benjolannya.
“Di negara Barat sana, benjolan baru terasa di atas 2 cm. Kalau di Indonesia kan gak, biasa-biasa saja, di bawah 2 cm sudah bisa teraba,” ujar Soehartati di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin 5 Februari lalu.
2. Kesadaran diri masyarakat Indonesia masih rendah
Menurut Soehartati, umumnya pasien ketika berobat sudah menderita kanker stadium satu.
“Setelah mengakami luka yang gak sembuh-sumbuh, baru pergi berobat. Semakin lanjut usia pasien yang diobati, kemungkinan keberhasilan pengobatan makin rendah dan biayanya makin besar,
70 persen pasien kanker dalam keadaan lanjut,” kata Soehartati.
3. Segera periksakan diri ke layanan kesehatan terdekat
Soehartati mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, bila mengalami gejala tak biasa, seperti munculnya benjolan yang hilang timbul dan terasa nyeri.
Di puskesmas, kata dia, saat ini telah dilengkapi dengan pemeriksaan awal gejala kanker payudara, kanker serviks, dan kanker usus. Untuk anak-anak juga tersedia layanan pemeriksaan retinoblastoma atau kanker mata.
“Ini bisa terdeteksi dengan cepat asal masyarakat gak telat nyadar,” kata Soehartati.
“Kalau untuk mendeteksi kanker paru-paru, agak sulit karena membutuhkan beberapa fasilitas. Gejalanya batuk tak sembuh-sembuh di atas dua minggu. Kita harus curiga dan mendatangi dokter untuk segera didiagnosis,” ujar dia.