Ujung Lidahnya Bergetar Di Kemaluanku
Kira-kira jam 19.30 aku dijemput pertama sebab mobil masih kosong, kemudian jemputan kedua di Jl.Radio Dalam disebuah kantor seorang cewek kira umur 25 th kelihatan masih pakaian kantor yaitu baju model jas warna biru dengan kaos putih didalamnya dan rok bawahan warna biru juga. Cewek itu duduk dideretan bangku belakang no 7 jadi sebalah saya. Warna kulitnya agak coklat dan wajahnya biasa saja hanya yang menarik perhatian bibirnya yang agak tebal dan basah itu yang menggairahkan bagiku.
Kemudian sopir menjemput lagi 2 orang rupanya pembantu rumah tangga duduk disebelah sopir, lalu 2 orang lagi yang seorang ibu-ibu agak tua dengan cucunya mungkin. Si Ibu duduk dideretan tengah sedang cucunya dibelakang sebelah cewek tadi, karena menurut sopir tempat duduk deretan tengah yang 2 orang sudah dipesan untuk suami istri dari Bekasi nanti.
Dalam perjalanan keluar jakarta menuju Bekasi sicewek menyapaku:
“Mau kemana koh?”.
“Oh, ke Semarang dan adik mau kemana? jawabku.
“Saya mau pulang ke Salatiga” sahutnya.
“Adik asli Salatiga dan cuti pulang kampung ya” tanyaku.
“Saya tidak cuti, tapi minta ijin sebab anak saya sakit dan masuk R.S di Salatiga” sahutnya.
“Oya, sakit apa?” tanyaku.
“Katanya ibu sebab anak saya ikut ibu saya sakitnya muntah dan berak jadi sampai diinfus segala”.
“Suami adik nggak ikut?” tanyaku lagi.
Dia menggelengkan kepala, lalu bercerita demikian : Dia aslinya asal desa Tutang dekat Salatiga. Namanya Harwati tapi panggilan akrabnya Wati. Org tuanya petani. filmbokepjepang.net Ia hanya lulusan SMEA jurusan akutansi saat umur 20 th. Setelah kerja ditoko Salatiga 2 th lalu menikah dengan seorang pemuda yang usianya 1 th lebih muda juga kerja diperusahaan tekstil besar di Salatiga.
Baru 2 th menikah dan saat ia hamil 6 bulan, suaminya kena masalah keuangan diperusahaan dan harus urusan dengan polisi segala dan dipecat dari pabrik textilnya. Karena itu suaminya sangat malu untuk tinggal didesanya sebab keluarganya kebanyakan orang-orang yang taat beragama. Sebab itu suaminya tak mau lagi tinggal didesa dan pergi merantau ke Jakarta dengan bekal uang hasil penjualan gelangnya Wati dan akan tinggal ditempat yang masih ada hubungan saudara di Tanjun Priok.
Tapi sejak berangkat sampai saat ini suaminya tak pernah memberi kabar maupun kirim uang untuk Wati yang tinggal didesa. Padahal saatnya melahirkan sudah tiba juga suami tak ada kabar, akhirnya segala perhiasan yang ia punya dijual untuk biaya kelahiran putrinya dan membiayainya sampai putrinya berusia 6 bulan. Wati menceritakan dirinya itu dengan serius dan dengan nada yang penuh haru sampai air matanya kulihat mengalir dipipinya. Aku pun jadi ikut terharu. Air matanya diusap dengan tangannya, aku jadi ikut diliputi dengan penuh keharuan juga lalu tangannya yang basah dengan air mata itu aku pegang erat-erat. Wati tak bereaksi dan membiarkannya.
“Sekarang anak saya sakit lagi dan menurut ibu biaya untuk menebus R.S sekitar 300.000 rph, pada hal tabungan saya pas tinggal 250.000,-. Saya mau pinjam kantor lagi sulit sebab bos nya juga lagi sakit dirumah sakit” ceritanya sambil terus air matanya jatuh ketanganku.
Keharuanku membuat aku mengambil keputusan untuk ikut memberi bantuan pd Wati, aku berbisik:
“Dik Wati, memang berat rasanya buat Wati, saya saat ini masih ada uang tersisa sedikit dalam dompet mungkin dik Wati mau menrimanya” sambil aku membuka dompet dan aku menghitungnya ternyata masih ada 170.000 rph dengan menyisakan 20.000 rph uang yang 150.000 rph kuambil dan kuserahkan dalam genggaman tangannya Wati.
“Koh, Wati pinjam ya , nanti Wati angsur tiap bulannya” katanya.
“Wati mau angsur kemana, saya tinggal di Smg dan Wati di Jkt, jadi uang itu pakai saja untuk meringankan eban dik Wati”kataku.
“Terima kasih sekali koh, koko belum mengenal Wati tapi sudah begitu besar budinya menolong Wati” katanya sambil duduknya merapat kelenganku dan kepalanya disandarkan dibahuku.
“Saya percaya kalau Wati bersungguh-sungguh tidak berbohong, jadi saya ikut terharu juga” sahuntuku.
“Koh bagaimana Wati harus membalasnya?. Apakah koko sering ke Jkt?”.
“Saya jarang ke Jkt”sahuntuku.
Lalu Wati menyimpan uang itu kedompetnya dan memberikan kartu nama kantornya padaku sambil pesan:
“Koh, ini nomor telpon kantorku, kalau koko ke Jkt lagi sendirian nanti kalau malam Wati mau menemaninya. Wati kost dikampung belakang kantor jadi jalan saja, tapi koko tak perlu ke kost sebab kostnya jelek lagi tak ada nomor rumahnya serta kompleknya memang orang-orang taat agama”. Mendengar ucapan Wati itu hatiku merasa greng walaupun Wati tak cantik tapi bibirnya menggairahkan dan saya yakin pasti isapannya enak, selain itu tampaknya buah dadanya juga cukup besar yang menjadi kesukaan saya. seksigo
Lengannya yang berhimpitan dengan lengan saya ku-pijit-pijit dr bawah ketiak sampai telapak tangannya, Wati diam saja malah wajahnya di-usap2kan kebahuku. Saat itu travel sampai di Bekasi dan menjemput 2 penumpang terakhir, ternyata kedua suami istri itubatal berangkat sebab istrinya mendadak sakit muntah-muntah. Karena kedua kursi tengah kosong maka sicucu itu pindah duduk disebelah eyangnya.Walaupun tempat duduknya sudah kosong satu, tapi Wati tetap duduk merapat terus ketubuhku.
Setelah mobil berjalan kembali dan Wati tetap merapat ketubuhku, tanganku kurangkulkan kelengannya dan kutarik tubuhnya makin erat ketubuhku dan Wati pun meresponsnya dengan merapatkan juga paha dan kakinya kepahaku dan kuberanikan untuk mengusap wajahnya yang masih basah sedikit dari sisa air mata. Wati diam dan merelakan aku melakukanitu semua.
Tanganku kucoba untuk membuktikan apakah benar-benar buah dadanya besar atau tidak sebab Wati pakai baju rangkap, maka tanganku kupindahkan kesela bawah ketiaknya dan tanganku kurabakan kesamping buah dadanya. Wati tahu perbuatanku itu,lalu ia malah agak merebahkan tubuhnya kepangkuanku dengan maksud agar tanganku bisameraba buah dadanya sebelah kiri.
Walapun masih pakai baju dan ada BH nya segala kucoba pegang-pegang ternyata memang buah dadanya cukup besar dan cukup merangsang nafsu sex ku. Karena Wati diam ganti tangan kananku yang bekerja kususupkan tangan kananku kedalam kaos dan bawah BH nya sehingga tanganku sekarang bisa meraba dan mengusap-usap buah dadanya yang masih cukup kencang itu dan putingnyanya juga terasa cukup besar. Karena buahdadanya yang kupegang-pegang itu rasanya makin hangat saja maka tanganku makin nakal, sekarang aku mulai remas-remas perlahan-lahan dan lama-lama agak keras.
Saat itu Wati lalu bangun dr rebahannya dan tanganku yang meremas dipegangnya lalu membisikiku:
“Koh jangan keras-keras kalau meremas buah dada Wati, sebab air susunya masih keluar banyak tadi Wati belum sempat memompanya keluar jadi nanti keluar semua kalau diremas”. Mendengar air susunya masih keluar banyak, nafsuku langsung makin naik karena minum air susu cewek itu kesukaaan khusus bagiku.
“Masak Wati banyak air susunya?” tanyaku.
“Betul sebab seharusnya anakku masih menyusu sebab sekarang kan baru berumur 1 th, saat saya tinggal umur 6 bl dan saya barubekerja 6 bulanini di Jkt. Jadi tiap kali penuh saya pompa untuk dibuang” cerita Wati.
“Waah Wati buang?” tanyaku.
“Iya koh, kalau tidak ya sakit sekali buah dadanya” jelas Wati.
“Pada hal ASI itu saya paling suka” kataku.
“Yang bener koh, mas suka ASI?” tanya Wati.
“Betul” sahuntuku dan Wati kemudian menjatuhkan kepalanya kebahuku lagi.
Baru beberapa saat lalu travel berhenti di satu rumah makan untuk makan malam. Setelah penumpang turun semua saya masuk kerumah makan dan Wati ikut dengan memegang tangan saya. Wati dan saya duduk disatu meja, tetpi Wati tak mau makan sebab sudah makan jadi kita berdua pesan kopisusu saja sambil ngobrol2.Lalu Wati bilang:
“Kalau koko memang suka ASI, nanti kalau mobil sudah jalan koko bisa minumnya”. Aku pura-pura nyahut:
“Dalam mobil apa nggak susah Wati?”.
“Yaaah nanti dicoba saja dan harus bisa, kan koko lihai dalam hal begituan ” katanya sambil ketawa.
Lalu Wati pamit sebentar untuk ketoilet sedang aku beli dodol dengan sisa uang dan masih dpt 4 dos, jadi 2 untuk rumah dan 2 biar untuk Wati. Karena Wati juga belum keluar dr toilet, maka aku tunggu dipintu. Tak lama Wati datang dengan membawa tas plastik hitam, aku sapa:
“Beli oleh-oleh ya?”.
“Nggak” sambil ketawa-tawa kecil.
“Ini saya beli dodol dan 2 dos untuk Wati, lalu itu bawa apa?” kataku.
Wati merapatkan tubuhnya ketubuhku dan berbisik:
” nanti dalam mobil Wati kasih tahu” sambil menggandeng aku untuk masuk kemobil.
Saat itu masih kosong penumpang baru kami bergua yang masuk, lalu Wati berkata:
“Katanya koko suka ASI, ini Wati sudah lepas BH nya supaya nanti mudah untuk meneteknya”. Aku jadi greng juga dengan kata-katanya Wati karena mobil masih kosong maka tanganku langsung merogoh kedalam baju kaonya dari arah perut dan ternyata benar sekali tanganku langsung bisa memegang buah dadanya yang hangat rasanya.
“Jangan diremas dulu koh nanti ASI nya muncrat keluar” kata Wati.
“Juga CD Wati sudah tak lepas koh” sambil menarik tanganku yang sebelah dan disusupkan kedalam roknya dan langsung saja tanganku meraba rambut yang agak keriting tapi agak kaku dan kuteruskan ternyata kemaluannya benar-benar sudah tanpa dilindungi CD.
Karena buah dadanya masih kencang penuh dengan ASI, maka sementara tanganku berkarya dulu didaerah kemaluannya dengan menggelitik itilnya dan menusuk-nusukan kedua jariku kelubang kemaluannya apalagi kesempatan blm ada penumpang lain. Hanya beberapa menit kupermainkan kemaluannya lubangnya sudah terasa mulai dibasahi oleh lendir, aku pikir Wati ini mestinya besar nafsunya. Pekerjaan tanganku terhenti saat semua penumpang mulai masuk mobil.
Begitu mobil mulai melaju ke Cirebon dan semua penumpang bersiap untuk tidur, maka akupun mengambil posisi tidur dengan kepala dipangkuannya Wati, sedang Wati membuka kancing jasnya seraya menaikkan kaos putihnya dan mengambil posisi tanganya berpegang pd sandaran kursi depannya dan tubuh serta kepalanya menunduk agar puting buah dadanya agak turun untuk dekat dengan muluntuku.
Dengan sedikit mengankat kepalaku putingnya kuisap dan buah dadanya mulai kuremas dan suuuur…suuuuur ASI nya mengucur keluar dan terus buah dadanya kuremas sampai ASI nya benar2 habis baru aku pindah kebuah dada sebelahnya yang kuremas-remas sampai benar-benar habis ASI nya. filmbokepjepang.net Dengan ASI dari kedua buah dadanya Wati itu aku benar-benar dibuat kenyang, rasa ASI nya manis dan asem-asem.
Setelah selesai menetek, Wati menutup buah dadanya dengan kaosnya lagi serta mengancingkan kemabli bajunya. Kemudian tanganku ganti operasi disela2 pahanya, itilnya ku-sentuh2 dan ku tekan-tekan terus dengan jaruku sambil lubang kemaluannya ku-tusuk juga dengan dua jariku.
Rupanya Wati juga bernafsu tangannya langsung menggosok terus kemaluanku walaupun masih dalam celana, lama-lama tangannya membuka retsluiting dan kancing celanaku dan tangan menyusup dalam celana terus kebalik celana dalamku dan merogoh kemaluan yang sudah mulai tegang untuk ditongolkan keluar celana dan terus dikocok sampai tegang sekali. Wati berbisik pelan-pelan:
“Koh, Wati tak naik diatas kemaluanya, tapi koko diam saja jangan goyang-goyang ya?”. Lalu kepalaku dilepas dari pangkuannya lal dengan hati-hati dan pelan-pelan supaya penumpang lain tak mendengar Wati pindah tempat dan duduk diatas kemaluanku.
Karena lubangnya Wati sudah basah maka dengan mudah kemaluanku melesat masuk kedalamnya. Setelah masuk kulihat Wati diam dan tangannya mulai mengosok itilnya sendiri. Setelah beberapa saat kemaluanku mulai merasakan nyut..nyut dari didnding kemaluannya Wati. Lama-lama denyutan itu mulai berirama dan berjalan dari mulai kepala kemaluanku turun kebawah lalu mulai balik dari bawah keatas dan denyutannya makin lama makin terasa keras dan cepat, sungguh-sungguh luar biasa rasa nikmatnya. Aku belum pernah menemukan dan merasakan nyut nyut lubang kemaluan wanita yang semacam ini.
Jadi kemaluanku seperti dikocok, kulit kemaluan seakan ditekan kepangkalnya kemudian ditarik lagi keatas tapi dengan denyutan kemaluannya. Benar-benar luar biasa hingga maniku tak dpt kutahan terlalu lama yang akhirnya nyemprot kedlam lubang kemaluannya Wati. Walaupun sudah nyemprot kemaluaku masih dienyut terus oleh kemaluannya hingga rasanya geli sekali.
Baru setelah beberapa saat denyutnya mulai mengendor dan dikeluarkannya batang kemaluanku dr lubang kelaminnya.Lalu kemaluanku dibersihkan dengan sapu tangannya setelah itu baru aku duduk tegak lagi danWati duduknya merapat ketubuhku sambi tanya pelan-pelan:
“Enak koh?”.
“Terus terang baru sekali ini aku merasakan yang spt punya mu Wati” sahuntuku.
Wati berkata:
” Koh, kamu adalah laki-laki ketigayang pernah menjamah bagian-bagian terlarang dari tubuhku dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluanku serta menyemprotkan maninya, laki-lki pertama adalah suamiku, yang kedua adalah bosku dan yang ketiga adalah koko”. Wati bercerita, saat masih masa percobaan dulu suatu saat ketika lembur dia diminta masuk kekamar bosnya dan bosnya minta dipijit punggungnya karena sakit sekali.
Saat itu dia bingung tapi karena nanti tak lolos masa percobaan dia mau melakukannya. Saat dia mijit tangannya bos mulai berkeliaran meraba paha kiri kanan dan terus kedaerah terlarangnya, bahkan tangannya terus melorotkan CD nya. Saat itu bosnya langsung minta dilayani nafsu sexnya. Ketika dia bilang katanya bos sakit, maka si bos minta Wati yang diatas seperti yang tadi dilakukan pada saya.
Semenjak bosnya merasakan itu selanjutnya hampir setiap minggu bosnya minta terus kenikmatan yang diberikan Wati itu dan Wati mengakui dengan memberikan pelayananya itu dia bisa mendapat hasil yang lebih sekitar 200.000 sebulanya. Dari situlah Wati bisa mencukupi biayahidupnya dia dan anak serta ibunya didesa. Wati menambahkan memang dia termasuk wanita dengan nafsu sex yang besar, saat masih ada suaminya hampir tiap malam suaminya diminta untuk menidurinya.
Lalu saat suaminya pergi, dia mulai merasakan akan kebutuhannya iitu tapi keluarganya orang taat semua. Jadi dia coba membeli ketimun yang kecil-kecil lalu mulai dicobanya untuk dimasukkan sedikit kelubang kemaluannya lalu itilnya di-gosok-gosok sendiri sambil membayangkan ditiduri oleh suaminya dan ternyata dinding kemaluannya bisa ber-denyut-denyut dan ketimun tersedot masuk kedalam kemudian ditariknya keluar lagi dan dienyut lagi hingga kesedot kedalam lagi dan begitu seterusnya sampai dia mencapai puncak nafsunya.
Sampai sekarangpun kalau nafsunya timbul dan bosnya lagi belum memanggilnya maka ia terpaksa melakuka yang demikian dan kadang-kadang menggunakan pisang masih mentah sebab kalau sudah masak gampang putus. Wati menceritakan semuanya dengan polos tanpa malu.
Karena jam sudah pk 01.00 lebih maka Wati kusuruh tidur dengan kepala dipangkuanku dan aku sendiri juga tertidur akhirnya. Kira-kira pk 03.30 aku terbangun saat mobil berhenti isi solar di Pekalongan saat itu spt biasanya pd jam-jam tsb kemaluanku juga bangun. Karena ada beberapa penumpang yang turun ketoilet maka mobil istirahat sisitu agak lama dan Wati juga ketoilet juga. Saat penumpang sudah naik lagi dan Wati juga naik dia duduk dulu bersandar ditubuhku lalu berbisik:
“Koh, anaknya bangun lagi nanti Wati isapnya yaa?”
“Terserah Wati mau diapain yang penting maninya bisa keluar dan puas” sahuntuku pelan-pelan.
Setelah mobil jalan lagi dan penumpang mulai tertidur lagi maka Wati juga tidur lagi dengan kepalanya dipangkuanku dan langsung tangannya melepas hak celana dan retsluiting nya, kemudian tangannya dirogohkan kedalam celana untuk menarik keluar kemaluanku yang sudah tegang itu. Langsung Wati mulai memasukkan kemaluanku kemulutnya dan menjilatai kepalanya serta yang kurasakan hebat ujung lidahnya bisa bergetar dilubang kemaluanku. Ini yang membuat kemaluanku tambah keras dan besar hingga membuat Wati senang-senang dan gemas kadang-kadang diciumi kemaluanku dengan birahinya. Memang betul dugaanku kalau cewek punya type bibir tebal dan basah terus pasti isapannya enak sekali dan ahli secara alami.
Kira-kira 15 menit Wati mempermainkan kemaluanku dengan bibir, mulut dan lidahnya yang akhirnya membuat kemaluanku mencapai puncak kekerasan dan besarnya hingga terasa saluran mani mulai membuka dan sesaat lagi air maniku langsung menyembur keluar langsung masuk kedalam mulutnya Wati. Wati dengan handal langsung menyucup lubang kemaluanku hingga sisa-sisa mani yang ada disaluran terus tersedot keluar untuk dinikmatinya. Setelah puas menikmati air maniku dan membersihkan kemaluanku dengan lidahnya Wati tertidur lagi dengan pipinya menindihi kemaluanku.