Toilet SMA ku
Toilet SMA ku
CERITA SEX GAY,,,,
Umur saya 18 tahun, saya punya pengalaman yang terjadi sekitar setahun yang lalu. Saat itu saya masih kelas 2 SMA di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Memang saya akui saya punya kebiasaan yang agak aneh dari kecil, yaitu suka sesama jenis. Ini mungkin dimulai sejak perceraian orangtua saya. Saat saya sedang membutuhkan figur seorang Bapak, hal itu tidak dapat memenuhi keinginan saya. Bapak saya terlalu sibuk dengan segala aktivitasnya, karena dia adalah seorang wiraswasta yang bergerak di bidang akademi dan sekolah tinggi.
Sejak kecil kami pun tidak pernah tinggal serumah baik dengan Bapak maupun Ibu saya, karena setelah perceraian kedua orangtua saya, Ibu saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke Swiss, sedangkan Bapak saya berada di Makasar. Terpaksalah saya harus tinggal bersama Oma saya di Jakarta, dimana disinilah dimulai kejadian-kejadian yang sebelumnya belum pernah terpikir oleh saya.
Di sekitar bulan Juni tahun 2000, saya masih tercatat sebagai pelajar kelas 2 SMUN X Jakarta. Kebetulan di sekolah saya cukup terkenal dengan anak-anak basket yang cukup lumayanlah! Saya akui selain gemar nonton basket, saya pun suka dengan anak-anak basket yang bertubuh atletis. Dan karena itu, setiap pulang sekolah saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menonton kakak-kakas kelas saya yang sedang bermain basket. Setelah saya puas menyaksikan mereka, saya barulah tenang pulang ke rumah. Setibanya di rumah, saya pun jerk-off di kamar saya. Tidak pernah terpikir oleh saya kejadian yang sebelumnya hanya ada di benak saya dapat terwujudkan.
Saat itu sekolah sudah agak sepi, karena hari Senin dimana hari ini biasanya banyak anak yang membolos. Ketika saya baru keluar kelas, saya lihat ada anak-anak basket sedang bermain basket di lapangan yang tidak jauh dari kelas saya. Saya pun segera duduk manis di sekitar lapangan. Dan hanya beberapa orang yang menyaksikannya, mungkin dapat dihitung dengan jari. Akhirnya ternyata mata saya tidak dapat membohongi salah seorang kakak kelas saya, mungkin dia mulai curiga, karena setiap mengganti pakaiannya selalu ada saya di toilet. Permainan akhirnya usai setelah kurang lebih satu jam setengah saya duduk di samping lapangan.
Saya pun tidak merasa bosan menunggu selama itu, walaupun setiap habis menyaksikan itu, saya harus mengisi ulang pulsa handphone saya karena habis untuk menelpon semua teman saya atas apa yang sedang saya lihat.
Seperti biasa, saya menikuti si A, pemain favorite saya dan orang yang sudah mulai mencurigai saya. Saya lihat dia mulai membuka baju, saya sulit sekali menjaga perasaan saya yang memang sudah horny sejak dia bermain basket. Mata saya pun mulai membelalak lagi setelah dia hanya memakai celana dalam. Saat itu ada sekitar 3 orang lagi teman-temannya di toilet yang juga sedang ganti baju. Saya hanya berpura-pura mencuci wajah dengan facial wash yang selalu saya bawa.
Tidak lama 2 orang pun keluar, sedangkan saya masih berusaha berpura-pura sibuk dengan wajah saya dan berpura-pura mau ganti baju. Rupanya dia tambah yakin kalau saya sedang memperhatikannya. Tidak lama kemudian si A dan temannya keluar, saya pun agak kecewa. Tetapi kekecewaan itu hilang setelah si A kembali lagi ke toilet. Kagetnya bukan main saat melihat dia datang dan menatap mata saya. Saya hanya berdoa semoga dia tidak marah kepada saya karena sudah mengintip dalamannya.
Dia datang tepat di depan wajah saya dan berkata, “Ech, eloe anak kelas berapa sich..? Eloe anak baru yach..?”
Jantung saya berdetak tidak karuan mendengar suaranya.
Dengan suara yang agak gugup saya berkata, “Ngga, gue anak kelas 2, kebetulan gue baru masuk lagi sehabis operasi sinus di S’pore. Ngga lagi, gue suka aja ama permainan basket Eloe..”
Jantung saya rasanya terhenti ketika dia bilang, “Kayaknya yang Eloe perhatiin bukan permainan gue dech..!”
Saya tambah gugup lagi dan langsung saya jawab, “Maksud loe..?”
“Udah dech eloe jangan bohongin gue..! Gue tau kok orang macam loe ini..! Tapi lain kali tolong yach eloe jangan terlalu vulgar kalo ngeliat gue..!” katanya.
“Yach, uda dech gue minta maaf..! Emang gue suka ama permainan loe..” belum selesai saya ngomong, dia langsung berkata, “Ngga usah boong lagi, kalo mau liat..! Liat aja, tapi jangan eloe telen yach..?” kata yang keluar dari mulutnya dengan senyuman kecil.
Saya pun hanya diam tidak berkata mendengar kata-kata yang baru saja saya dengar.
Akhirnya saya berkata, “Eloe serius..?”
Dengan wajah yang menunjukkan kelaki-lakiannya, dia menarik tangan saya sambil berkata, “Sini kalo mau liat itu gue, ke dalem WC..!”
Tentu saja saya tidak mau melewatkan kesempatan itu. Oh God.., akhirnya saya dapat melihat ‘barang’ si A secara Live, barangnya sangat besar, bukannya lumayan besar (mungkin sekitar 17-18 cm), warnanya merah kecoklatnya diselimuti oleh bulu berwarna hitam pekat dan sangat lebat, membuat saya merasa sedang melayang-layang.
Saya rasanya sudah tidak tahan ingin menyentuh alat kelamin si A. Dengan kata terbata-bata, akhirnya keluar dari mulut saya, “Emang eloe ngga malu nunjukin itu ke gue..?”
Dengan ringan dia menjawab, “Ama loe aja kenapa harus malu..? Gue tau eloe doyan ini khan..?” katanya sambil mengarahkan tangan saya ke alat vitalnya.
Saya kaget bukan main saat itu.
“Kalo mau pegang, pegang aja lagi, ngga usah malu-malu..” katanya.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk memegang batang kejantanannya. Saya memegang sambil memijat kecil-kecil.
Dia memegang kedua tangan saya dan berkata, “Ternyata muka loe cute juga yach..! Gue baru nyadar kalo cowo bisa bikin horny juga..! Boleh gue cium bibir loe..?”
Rasanya seperti mimpi saat itu, dan saya segera mengarahkan bibir saya ke arahnya. Kami pun berciuman bibir. Saya keluarkan semua jurus ciuman saya mulai dari French kiss, British kiss dan kissing ala saya sendiri. Saya lihat matanya mulai meram-melek.
Tidak lama dia pun berkata, “Eloe mau isep ngga..? Gue belom pernah diisep ama cewe gue, well eloe mau ngga..?”
Rasa kaget dan senang bercampur aduk saat itu. Saya hanya menganggukkan kepala saya dan segera jongkok di bawah kakinya yang jenjang itu (tinggi badannya sekitar 180-an).
Saya mulai menghisap batang kelaminnya dengan lembut, saya sapu kedua kedua buah kemaluannya sambil saya kulum-kulum. Naik turun batang si A melaju di dalam mulut saya, saya keluarkan semua jurus maut saya yang diajarkan oleh Paman saya sewaktu saya duduk di bangku Elementary. Bau khas alat kelaminnya membuat imajinasi dan birahi saya memuncak. Saya lihat dia menikmati permainan yang saya suguhkan. Saya tidak tahan karena rasanya lubang belakang saya gatal, karena saya sudah lama tidak pernah anal sex semenjak partner sex saya (cowo juga) pindah ke negeri Ibunya di Holland beberapa bulan sebelum kejadian ini.
Saya buka celena abu-abu (saya masih memakai seragam), saya arahkan alat kelaminnya ke lubang saya. Saat itu dia sepertinya agak khawatir, mungkin karena dia berpikir mustahil batangnya dapat masuk ke lubang saya. Saya hisap kedua putingnya sambil saya jilat semua tubuhnya. Saya mengambil posisi, saya berdiri ke arah tembok, dan dia mulai memasukkan batangnya ke dalam lubang saya.
“Oouuhh.. sakiitt..!” walau sudah saya lumuri batangnya dengan air liur saya.
Serangan pertama akhirnya gagal, saya coba mengatur pernafasan saya, saya kembali arahkan batangnya ke lubang saya. Keringat mulai mengguyur kami berdua.
“Oouu..” teriak saya.
Akhirnya masuk juga sebuah batang besar yang berdenyut-denyut di dalam lubang saya. Agak sakit, tetapi sakitnya hilang setelah melihat wajah si A yang sangat tampan. Mulai digerakkan alat kejantannya di dalam lubang saya, sangat lembut dan bobotnya memenuhi diameter maksimal lubang saya. Gerakan makin dipercepat. Denyutan di lubang saya semakin terasa.
“Ouuhh.., gerakin terus, ayo lebih cepet donk..!” ujar saya.
Gerakannya dipercepat, batangnya dengan mudah keluar masuk ke dalam lubang saya. Keringatnya jatuh menetes di tubuh saya, dan saya hisap keringatnya yang keluar dari tubuhnya.
Tidak lama dia berteriak, “An.., Gue mau come nich..? Gue uda ngga tahan..!”
Saya hanya senyum melihat wajahnya, dan tidak lama, “Aachh.. Niccee..!” desahnya di telingaku. Dia mencium pipi kanan dan kiriku.
Dan berkata, “Thanks yach.., enak banget and sorry kalo gue horny abis..! Gue ngga nyangka gue bisa juga come ama cowo juga..! Tapi jujur enak banget..! Eloe ngga marah khan ama gue..? Kapan-kapan kalo gue mau gimana donk..?” katanya sambil tertawa cengengesan.
Segera kuberikan nomor handphone dan nomor telepon kamarku. Kami akhirnya sama-sama membersihkan tubuh.
Dan sebelum kami berpisah, dia mencium keningku sambil berkata, “I’ll calling u tonite and see you tomorrow yach..!”
Saya hanya tersenyum karena rasanya saya sudah cukup lelah, terlebih harus menghadapi macet di sekitar Grogol, karena rumah saya di sekitar Daan Mogot.
Sampai di rumah, saya hanya termenung memikirkan apa yang telah terjadi baru-baru ini. Malamnya dia telpon saya, dan kami ‘nge-date’ bareng ke plaza Senayan. Akhirnya si A, si cowok normal itu menjadi ‘sephia’-ku. Kami pun sama-sama merasa saling memiliki saat di sekolah, dan tidak ada yang tahu tentang apa yang sudah kami lakukan. Sayangnya hubungan kami harus putus karena dia harus melanjutkan sekolahnya ke Sydney, dan sekarang ini saya sedang berada di Sydney berliburan lulus-lulusan dengan si A. Tetapi sayangnya kami sekarang sudah seperti kakak beradik, jadi kami tidak melakukan apa-apa di sini. Hehehe.. hanya sekali saja, karena malam itu kami sama-sama sedang mabuk.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tamat