Tergila-gila Dengan Penisku Yang Bengkok
Jam 10.00 Ayu sampai di hotel Nusantara Jl. Pasarkembang yang letaknya di sebelah selatan Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah mengurus administrasi pada resepsionis, ia segera mendapatkan kunci kamar no.21.”Selamat beristirahat Tante,” kata petugas resepsionis dengan mata tak berkedip memandangi buah dada Ayu yang pagi itu dibalut T-Shirt putih dan CD merah. Sehingga nampak kontras dipandang. Tapi justru itulah yang membuat mata pemuda petugas resepsionis tak berkedip memandangi pentil Ayu.
Setelah membuka pintu kamar, Ayu langsung duduk di sofa yang ada luar kamar tidur dengan wajah grogi. Dadanya berdegup kencang. Sampai detik ini perempuan Bali beranak satu itu masih bingung, kenapa ia bisa mempunyai keberanian seperti itu. “Apa yang telah membuatku nekat seperti ini?”, batinnya sembari matanya memandangi sekeliling kamar hotel yang ia pesan pagi tadi. Ia pun segera merebahkan dirinya ke sofa. Rok jeans yang dipakainya tersingkap ke atas membuat pahanya yang putih mulus kelihatan. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Ayu segera bangun. Namun ia tidak langsung membukakan pintu. Ia nampak grogi dan segera membenahi rambutnya yang sedikit acak-acakan. Ia ingin terlihat cantik dan sexy di hadapan Yogi. Suara ketukan pintu kembali terdengar. “Saya membawa makanan yang Tante pesan”, terdengar suara dari luar.
Wajah Ayu kembali tenang. Setelah pelayan hotel keluar, Ayu segera merebahkan kembali tubuhnya di atas sofa. Ia coba memejamkan matanya. Namun tiba-tiba terdengar HP nya berbunyi. Tertanyata ada SMS dari Yogi. “Sayang, kamu sudah tak sabar menungguku ya?”, begitu bunyi SMS itu. “Dasar Mas Yogi ini pandai mempermainkan nafsuku”, batinnya dengan wajah tak sabar. Tiba-tiba kembali terdengar suara HP. Ternyata masih SMS dari Yogi. “Kamu sudah siap mereguk kenikmatan bersamaku kan?”.
SMS itu membuat nafsu sex Ayu memuncak. Tanpa sadar tangan kanannya meraba paha dan terus ke selangkangannya. Sedang tangan kirinya mempermainkan ke dua buah dadanya. Mata Ayu nampak merem-melek merasakan kenikmatan rabaan tangannya. Sesekali keluar desahan nikmat dari bibirnya. Di tengah kenikmatan yang ia rasakan, kembali terdengar suara ketukan pintu. “Ini pasti Mas Yogi”, batin Ayu dengan wajah gembira. Ia segera bergegas membuka pintu. Benar saja, di balik pintu berdiri laki-laki 40th yang ia tunggu sejak tadi. Belum sempat Yogi mengunci pintu kamar, Ayu segera menghujani bibir Yogi dengan ciuman. “Sabar sayang, pintunya kan belum ditutup. Bagaimana kalau ada pegawai hotel yang melihat”, kata Yogi coba mengingatkan.
Rupanya nafsu Ayu sudah sampai puncak. Ia terus menghujani bibir Yogi dengan ciuman dan jilatan lidahnya. “Ayo mas, memek Ayu sudah pengin nih..?, rengek Ayu sembari berjalan menuju sofa. Ia sengaja duduk dengan sedikit menyingkapkan roknya ke atas sehingga CD pink nya kelihatan dengan jelas.Ternyata perlakuan dan rengekkan Ayu mampu
membangkitkan nafsu Yogi.
Setelah mengunci pintu kamar, ia segera menghampiri Ayu. Belum sempat ia duduk, Ayu sudah menyambutnya dengan ciuman dan jilatan penuh nafsu. Bibir Yogi habis dilumatnya. Ayu pun menjulurkan lidahnya. Yogi tahu apa yang diinginkan Ayu. Dengan cepat dihisapnya lidah Ayu. “Oh….puasin Ayu ya… mas…”, desah Ayu memohon. “Iya sayang, hari ini kamu pasti puas”, jawab Yogi sembari membuka T-Shirt Ayu. Tanpa menunggu lama lagi, Ayu segera memelorotkan rok jeans yang menempel ditubuhnya. Sehingga sekarang ia tinggal memakai bra dan cd saja.
Mulut mereka masih saling cium dan saling jilat. Sesekali lidah mereka bergelut, kadang di mulut Yogi dan kemudian pindah ke mulut Ayu. Tangan Yogi tak mau tinggal diam. Ia segera membuka pengait bra Ayu. Sehingga menyembullah pentil Ayu yang masih kencang itu. “Waow.., pentilmu indah sayang..”, puji Yogi sembari menatap mata Ayu dengan mesra. “Ich..mas Yogi nakal. Ayo dong, mau diapain pentil Ayu”, kata Ayu sembari mempermainkan puting sebelah kanan dengan jari-jarinya.
Tiba-tiba Yogi berjalan menuju ke kamar tanpa mempedulikan permintaan Ayu. Rupanya ia ingin membuat Ayu penasaran. Ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan kaki masih di lantai. Tak mau nafsunya hilang, Ayu segera menyusul. Ia naik ke atas perut Yogi. Lalu ia membungkuk dan menyorongkon pentilnya ke mulut Yogi. Dengan sigap mulut Yogi segere melumat pentil kanan Ayu. Dikulumnya seluruh pentil Ayu yang memang kecil itu. “Pentilmu seperti pentil gadis 17th”, kata Yogi kemudian. Tangan kanan Yogi mempermainkan puting pentil ayu yang sebalah kiri. Sedang lidahnya menjilat dan menggigit puting Ayu yang sebelah kanan.
“Ayo mas, jilatin terus…..jaaannggannn…. lepaskan lidahmu dari pentilku”, erang Ayu dengan mata merem melek merasakan kenikmatan yang diperolehnya.
Bosan dengan puting, tangan kanan Yogi pun turun. Ia raba dengan lembut paha bagian dalam Ayu. Lalu tangannya segera masuk ke dalam cd Ayu. Awalnya ia raba pantat Ayu, lalu berbalik menuju ke memek Ayu. “Mas.., mainkan memek Ayu mas…mem….mek Ayu sudah berde…nyut…”, pinta Ayu tak kuat menahan gejolak nafsu yang menghinggapi sekujur tubuhnya.
Yogi segera bangun. Disuruhnya Ayu berdiri tepat dihadapannya. Ayu tahu apa yang diinginkan Yogi. Ia cepat membuka cd nya. Nampak lah memek Ayu yang berwarna kemerah-merahan. Ditengahnya terlihat menyembul keluar daging sebesar kacang. “Tuh.., klitorismu sudah pengin di jilat”, kata Yogi menggoda.Tanpa menunggu waktu lama, Ayu segera menyorongkan memeknya tepat ke mulut Yogi. Mulanya Yogi menjilati bulu-bulu tipis yang tumbuh disekitar memek Ayu. Setelah puas lidahnya segera mencari sasaran lain. Dijilatinya bagian luar memek Ayu. Setelah itu lidahnya menjilati memek bagian dalam.
Dirasakannya ada cairan sedikit asin yang masuk ke dalam mulutnya. Rupanya memek Ayu sudah basah sejak tadi. “Masukkan lidahmu mas…ko…cokkkk mem…mekkku pakai lidahmu”””,’ pinta Ayu dengan suara penuh nafsu. Yogi pun menuruti permintaan itu. Ia segera menjulurkan lidahnya masuk kedalam memek Ayu. Lalu lidahnya berputar-putar di dalam memek Ayu. Sesekali digigitnya klitoris yang menyembul. Perlakuan itu membuat Ayu jadi blingsatan. Ia mendapatkan kepuasan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. “Oughh…mas.. enak…sek….kali…., terus…jangan berhenti…”, erang Ayu sembari memaju-mundurkan pantatnya ke arah mulut Yogi. Yogi tak mau berlama-lama dengan permaina itu. Ia ingin segera menuntaskan nafsu Ayu.
Ia memasukkan dua jarinya ke dalam memek Ayu yang sudah semakin basah. Dikocoknya memek Ayu dengan jarinya. Sementara lidahnya menjilat dan menggigit klitoris Ayu. “Mas….Ayu nggak..tttaa…hhhhannn… Ayu mmmma….uuuu kel….luuuu…ar…..”, teriak Ayu liar. Gerakan pantat Ayu semakin cepat. Tak lama kemudian tubuhnya menegang dan syur….syur….keluarlah cairan kenikmatan dari memeknya ke mulut Yogi. Ayu segera mengambil posisi duduk berhadapan dengan Yogi. Dengan penuh nafsu di kulumnya bibir Yogi yang berisi cairan kenikmatannya sendiri. “,Hhh..h…nikmat sekali Mas”, desahnya. “Ayu..tak mau berhenti Mas. Ayu…ingin lagi”, katanya memohon. Setelah berkata seperti itu Ayu lalu mendorong tubuh Yogi. Sehingga Yogi kembali dalam posisi tidur dengan ke dua kakinya masih dilantai.
Lalu Ayu kembali duduk di atas perut Yogi yang sudah sedikit buncit. Maklum sudah 40th. Ke dua tangan Yogi segera membuka kancing baju Yogi satu per satu. Sesekali dengan nakal jarinya mempermainkan puting Yogi. Setelah baju Yogi terbuka, dengan tak sabar Ayu menjilati puting Yogi. Bergantian kiri dan kanan. “Oh…lidahmu nakal sayang”, rintih Yogi kemudian. Lalu lidah Ayu menyelusuri seluruh permukaan dada Yogi. kemudian turun dan terus turun hingga sampai ke penis Yogi yang sudah menegang. “Inilah yang membuat memek Ayu ketagihan”, goda Ayu sembari mengelus-elus penis Yogi dari luar celana. Tangannya membuka resluiting celana Yogi dengan lincah. Lalu Ayu turun dari tempat tidur. Kemudian ditariknya celana Yogi.
Setelah itu Ayu segera berlutut dan mencium buah zakar Yogi. Sementara tangannya mengocok penis Yogi dengan keras. Penis Yogi semakin tegang. Dalam posisi tegang seperti itu, nampak jelas bahwa penisnya bengkok ke kanan. “Benda jelek dan bengkok kayak gini kok dicari”, goda Ayu masih terus mengocok penis Yogi. “Tapi kamu suka kan…?, ujar Yogi sembari mendingakkan kepalanya. Terlihatlah mulut dan lidah Ayu yang sedang mempermainkan buah zakarnya. “Ayo sayang, cium dan jilati benda yang bengkok itu”, pinta Yogi. Ayu segera menuruti permintaan itu. Ia mempermainkan lidahnya diseluruh permukaan kulit penis Yogi. Sesekali ia sengaja menggigit penis itu dengan gemas.
Ia juga menyelingi dengan menjilat lubang penis Yogi. Perlakukan itu membuat Yogi blingsatan. Lalu ia menyuruh Ayu untuk naik ketempat tidur. Ayu tahu, Yogi memintanya naik ke tempat tidur karena Yogi ingin menjilati memeknya lagi. Itulah sebenarnya yang ditunggu oleh Ayu. Karena ia masih ingin memperoleh orgasme lagi. Sehingga posisi mereka sekarang adalah 69. Posisi yang sangat disenangi oleh banyak orang. “Cepat puasi memek ku dengan lidahmu sayang….”, pinta Ayu begitu memeknya sudah berada tepat dihadapan mulut Yogi.
Sementara ia sendiri tidak berhenti menjilat dan menggigit penis bengkok Yogi. Dengan ganas Yogi segera melumat memek Ayu. Dari selangkangan sampai lubang memek Ayu ia telusuri dengan lidahnya. “Mas….nikmat…banget …
mas…teruskan…..jjaa…ngan…..ber…hhhennnti i…,” rintih Ayu kenikmatan. Gerakan lidah Yogi semakin menggila. Seluruh permukaan memek Ayu habis dilumatnya. Tiba-tiba Yogi menghentikan jilatannya. “Bagaimana sayang? Enak…?, tanya Yogi kemudian. “Please..jangan berhenti Mas, jilati…gigit… memek Ayu sampai habis Mas….”, begitulah jawaban Ayu dengan liar. Yogi segera melakukan apa yang jadi permintaan Ayu. Lidahnya kembali menjilati seluruh memek Ayu dengan penuh nafsu. “Ooohh…enak se..kkka…..liiii sayang…Ayu mmmaa… uu.. kel.. llllluuuuuu.. aaaaaarrrrr”, rintih Ayu nikmat. Yogi mempercepat gerakan lidahnya di lubang memek Ayu. Lidahnya ia maju mundurkan layaknya penis.
“Ayuu..ngggak…ku… aaaa..aaaatttt. … say… yaaaa…ng Oughhh….. e….. nnnnaaaa… nakkkkkk, Aaa.. yyyyyuuu…. kkkkeeee….. llllluuuuu.. aa aaaarrrrr… “, jerit Ayu keras sekali.
Kembali Ayu memperoleh orgasme. Cairan kenikmatannya kembali memenuhi mulut Yogi. Seperti orgasme yang pertama, kali ini Ayu pun ingin menelan dan merasakan cairan kenikmatannya sendiri. “Bagi ke Ayu dong sayang..”, pintanya manja. Ia segera mengulum mulut Yogi. Maka cairan kenikmatan Ayu pun mereka bagi berdua.
Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, Ayu kembali mengulum penis Yogi yang rupanya sudah mulai mengendor tegangannya. Namun berkat kelihaian lidahnya, dalam waktu singkat penis Yogi sudah kembali tegak. Namun karena bengkok penis Yogi tidak bisa berdiri lurus. Tanpa diminta Ayu kembali mengambil posisi di atas Yogi. Lalu ia menuntun penis itu menuju lubang memeknya yang masih ngilu. “Kamu tidak istirahat dulu sayang?”, tanya Yogi heran. “Untuk benda antik ini memekku tak akan pernah bosan. “Bikin memekku ketagihan dan bikin memekku tergila-gila”, jawab Ayu sembari menurunkan pantatnya ketika penis Yogi sudah memasuki lubang memeknya. Namun ternyata penis Yogi tidak bisa masuk ke dalam lobang memeknya. Ayu baru ingat jika penis kesayangannya itu bengkok ke kanan. Ayu segera memiringkan posisinya agak ke kiri. Dengan posisi itu penis Yogi dapat masuk dengan penuh ke lubang memeknya. Blllesssss begitu suara pertemuan dua alat kenikmatan milik Ayu dan Yogi. Ayu segera menggerakkan pantatnya naik turun.
Gerakan itu diimbangi Yogi dengan gerakan gangsing (berputar).Rupanya Ayu sangat menikmati gerakan yang dilakukan Yogi. “Mas….penismu memang nikmat….ayo…lebih….keras sayang……”, erang Ayu kenikmatan.
Tiba-tiba ia membungkukkan badannya dan mulutnya segera mencari mulut Yogi. Begitu ketemu, mulut mereka berdua kembali beradu. Lidah mereka kembali bergelut dan saling memilin. Bosan dengan mulut Yogi, Ayu segera berpindah ke puting susu Yogi. Dijilatnya ke dua puting susu itu bergantian.
“Terus sayang… oughhh…. Ayu…. jjjiii…. llllaaa… tann nn…mu…eeennnaa….kkkkk:, erang Yogi tak kuat menahan sensasi kenikmatan yang ditimbulkan oleh jilatan lidah Ayu ke kedua puting susunya. Yogi segera memeluk tubuh Ayu dengan arat. Lalu ia melakukan gerakan berguling. Sehingga posisi mereka berubah menjadi Yogi di atas dan Ayu di bawah. Yogi segera memompa memek Ayu dengan penuh semangat. “Oughhh yang keras sayang….jjjangaaannnnn ber…. hhhennnn….. tttttiiii”,rintih Ayu kemudian. Rintihan itu semakin membuat Yogi bersemangat. Nafsunya juga makin meningkat. Sekarang gerakannya tidak hanya maju mundur. Ia kembali mengeluarkan senjata rahasianya berupa gerakan gangsing (berputar). Ayu merasakan seluruh isi memeknya diaduk-aduk dengan penis Yogi. “Aaahhhh, ayoo…..hab…bi….si…mem…..mekkk…ku..ough …ennnakkkkbanget…saya
Yogi semakin mengintensifkan gerakannya. Ia tak mempedulikan keringatnya yang mengucur membasahi tubuhnya. Bahkan ke dua tangannya tak mau tinggal diam. Kedua pentil Ayu menjadi sasaran nafsunya yang memuncak.
“Ayu….nggak….kkkuuu….aaaaattt.. lllaaa..ggggiii..Ayu…kkkkeeee…..lllluuuu…arr ..”, teriak Ayu dengan liarnya. “Aku jjuu…gggga….ssaa….yyyyaaaanngggg… kita ke…llluuaa…..rrr sama-sama…”. jawab Yogi sembari mempercepat gerakannya.
“Ough…..pennn…nisss…mu…en..nak….ba..nget .., Ayu kkkkee…llluuu…aaarrrr:, jerit Ayu kenikmatan.
“Aku… jjju…ggaa… creeeett…creeet…..”, begitulah suara air mani Yogi yang tumpah memasuki lubang memek Ayu.
Tak lama kemudian tubuh Ayu nampak lunglai terbaring disamping tubuh Yogi. “Kamu puas sayang?”, tanya Yogi sembari mengecup kening Ayu. Ayu hanya tersenyum. Ia membalas kecupan itu dengan jilatan di mulut dan leher Yogi.
“Kapan kita bisa memadu kenikmatan lagi Mas?’, tanya Ayu sendu. “Jujur mas, aku masih ingin mereguk kenikmatan bersamamu”, lanjutnya kemudian.
Akhirnya mereka berdua berjanji suatu saat, bila ada kesempatan akan kembali bertemu. Entah di Bali atau di Yogya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,