Skandal Antara Dokter Cantik dan Pak Kades di Tegal
Clara adalah seorang gadis yang masih berumur 22 tahun merupakan mahasiswi kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya. Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Soni yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.
Tunangannya Soni adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah tempat kuliah, selain itu ia anak dari sahabat ayah Clara. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentangan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
Sebagai seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Jakarta dan sebagaimana dokter baru, Andisini harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah terpencil. Orang tua dan tunangannya sangat keberatan jika Clara melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya, daerah tersebut masih terbelakang. Keluarga Clara mengupayakan agar Clara ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.
Kekhawatiran orang tua dan tunangannya sangat beralasan, karena Clara adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif. Selain itu Clara akan menikah dengan Soni tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Clara dan Soni telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Clara dengan diantar ayahnya dan Soni didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 hari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Clara di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala desa. Dengan sedikit acara, barulah Clara resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Soni pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Clara untuk berhati-hati.
Hari pertama Clara bertugas dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas sebagai penunjuk jalan. Clara menempati salah satu rumah milik kepala desa yang bernama Pak Mamat. Pak Mamat amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 57 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak Mamat pun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Clara untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Clara saat Clara ingin ke desa sebelah. Bagi Clara keberadaan Pak Mamat ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor. filmbokepjepang.com
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Clara telah membuat Pak Mamat menaruh rasa ingin memiliki tubuh andini, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Clara yang montok itu bersentuhan dengan punggung Pak Mamat. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Clara merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu Pak Mamat.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru Pak Mamat mempercepat kendaraannya, secara otomatis Clara memegang pinggang Pak Mamat dengan erat. dan dalam suasana itu Pak Mamat dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Clara dengan nyata. Lalu mereka sampai di kediaman Clara yang merupakan juga rumah milik Pak Mamat. Sesampai didalam rumah, Clara masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang Pak Mamat ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
Saat Clara berganti pakaian tadi Pak Mamat mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Clara seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Clara,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang Pak Mamat.
“Baiklah pak…” jawab Clara.
Lalu Clara kedapur dan membuatkan kopi untuk Pak Mamat.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini bu.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hangat?” jawab Clara.
“Ohh… nggak usah bu.. ini juga nggak apa.” timpal Pak Mamat, sambil memandang kearah Clara.
Hingga saat itu hujan belum reda dan Pak Mamat terpaksa nginap di rumah itu. Clara terus menemani Pak Mamat ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Mamat mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Clara. Clara tak enak hati jika ia meninggalkan Pak Mamat sendirian malam itu karena Pak Mamat telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Clara yang mulai ngantuk itu Pak Mamat menyuruh Clara tidur duluan. filmbokepjepang.com
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak ,masa Pak Mamat saya tinggal.” Clara memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi Pak Mamat terus memperhatikan Clara karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Clara dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Pak Mamat telah duduk disamping Clara.
“Bu… Clara.., dingin ya buk..” kata Pak Mamat.
“Ya pak…,” sahut Clara.. dengan pasti Pak Mamat, meraih tangan Clara…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Mamat.
Clarapun membiarkan Pak Mamat meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu Pak Mamat melingkarkan tangannya di bahu Clara dan mengelus balik telinga Clara, padahal itulah daerah sensitif Clara. Kepala Clara lalu rebah di bahu Pak Mamat dan seperti sepasang kekasih Pak Mamat terus merangsang daerah peka di tengkuk dan bahu Clara.
Clarapun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Clara membiarkan tindakan itu. Pak Mamat lalu berdiri, dan menarik tangan Clara hingga berdiri. Clara menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Clara berbaring.
“Bu, tampaknya ibu capai.” kata Pak Mamat.
“Ya pak..” kata Clara.
Pak Mamat keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Clara kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Clara yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.
Pak Mamat berjalan kearah Clara, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“Pak.. koq di kunci?” tanya Clara.
“Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal Pak Mamat.
“Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
“Iya pak…” angguk Clara.
“Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata Pak Mamat
“Silahkan pak…” jawab Clara.
Clara … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan Pak Mamat. Dari dekat Pak Mamat dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Clara. Beberapa saat lamanya pijitan Soni itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Clara kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan Pak Mamat jatuh dan sempat dilihat Pak Mamat bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan Pak Mamat lalu meremas payudara Clara. Clara sadar dan menahan gerakan tangan Pak Mamat..
“Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.
Pak Mamat kaget dan ia memandang mata Clara, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Clara kembali bisa ia kuasai.
“Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata Pak Mamat.
Clara diam saja. Sedang saat itu Pak Mamat hanya selangkah lagi bisa mengusai Clara. Lalu Pak Mamat berjalan keluar dan ia tinggalkan Clara. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Clara, pakaian Clara saat itu acak-acakan.
“Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
“Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang Clara.
Pak Mamat manggut-manggut mendengar perkataan Clara. Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, Pak Mamat mengerti jika Clara khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Clara harus bisa ia gauli.
Dalam kebisuan sikap Clara saat itu, Pak Mamat kembali meraih tangan Clara dan menciumnya, Clara diam membisu, lalu Pak Mamat memeluk Clara dan tidak ada penolakan dari Clara, Rupanya Clara saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak Pak Mamat. Dijari Clara memang melingkar cincin tunangan dan Pak Mamat tidak memperdulikannya.
Dengan kelihaiannya, kembali Clara larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Clara, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Clara.Dengan penuh nafsu Pak Mamat memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Clara dan membuatnya pasrah kepada Pak Mamat.
Sebelah tangan Pak Mamat turun dan merongoh cd Clara dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Clara ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Clara yang tertutup oleh sedikit bulu halus. filmbokepjepang.com
Pak Mamatpun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Pak Mamat amat panjang dan besar. Clara saat itu tidak tahu apa-apa lagi. Pak Mamatpun lalu membuka kedua kaki Clara dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina Clara.
Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Clara yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.
“Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Clara. Pak Mamat lalu menarik penisnya kembali.
Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Clara.
“Sebentar bu…” kata Pak Mamat.
“Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.
Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Clara merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa ngilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Mamat telah berhasil merobek selaput dara perawan Clara, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Clara saat itu dan membasahi sprey yang kusut.