SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK

SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK , Situs Perawan, Cerita Dunia Perawan, sex sedarah, cerita dewasa, cerita seks, komik porno, komik bokep, cerita sex sedarah, jilbab binal, cerita ngewe, cerita dewasa jilbab, lesbian jilat memek, ngesek jilbab, cerita sex tante, cerita seks indonesia, jilbab suka ngentot, sex ayah angkat, cerita seks sejenis, vagina abg

SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK-Saya bermukim di lokasi tinggal Tante, secara borongan saya telah tinggal 6 bulan di kota ini untuk menggali kerja, untunglah kesudahannya saya mendapat kegiatan di Rumah Sakit tersebut. Sebagai orang baru di Rumah Sakit ini, saya tidak sedikit mendapat rekan dan kenalan baru. Salah satunya ialah Kepala Bangsal Bedah, atasan saya langsung, dimana saya ditempatkan. Ibu Sherly kami memanggilnya, umurnya nyaris 40 tahun, akan namun sampai kini belum menikah juga, walaupun bila saya lihat sebetulnya Kepala Bangsal saya ini wajahnya cantik, format badannya sensual dan kulitnya putih bersih.

Saya mendengar selentingan kabar dari teman-teman di sini, bila Ibu Sherly sebetulnya simpanan di antara dokter Kebidanan dan Kandungan yang pun bekerja di Rumah Sakit yang sama. Sebagai Kepala Bangsal Bedah, Ibu Sherly paling disegani, sebab di samping secara jasmani lebih besar dari rata-rata perawat bangsal Bedah, pun mulutnya paling pedas, khususnya untuk perawat-perawat yang lain. Yang lebih unik pula, gelang dan cincin berlian di tangan, pun jam tangannya yang bertuliskan “Cartier”. Pantaslah bila gosip tersebut benar, Ibu Sherly simpanan di antara dokter kaya yang pun bekerja di Rumah Sakit ini.

Pada sebuah hari, saya mendapat jadwal tugas jaga bareng Ibu Sherly. Sebenarnya saya paling takut, sebab di samping saya masih baru, saya pun “ngeri” padanya. Ada yang menciptakan saya terkejut, saat semua perawat teman-teman saya berlalu bertugas jam 14.00, bermukim kami berdua sebagai perawat jaga hari itu.

“Dik Wati”, Ibu Winanti memanggil seraya tersenyum.
“Iya, bu”, kaget saya.
Sebelum ini, terutama saat bertugas pagi hari, tidak pernah sekalipun Ibu Sherly memanggil saya dan teman-teman yang beda dengan sebutan “Dik”, lagipula memanggilnya seraya tersenyum. Mimpi apa saya ini?
“Ini, statusnya dilengkapi dan cek ulang Suhu dan Tensi guna kamar 9 dan 10”.
“Iya, Bu”, saya laksana kerbau dicocok hidung.

Segera saya kerjakan perintahnya. Setelah selesai, menyusul perintah-perintah “manis” yang lain, saya hanya dapat menuruti. Walaupun saya iri pun padanya, sebab Ibu Sherly duduk manis di meja counter depan Bangsal Bedah sambil menyaksikan TV.Akhirnya selesai pun perintah-perintah “Sang Ratu”, jam sudah mengindikasikan jam 17.00, saatnya jadwal kunjung pasien. Pada ketika ini seringkali perawat jaga saatnya guna beristirahat dan mandi hingga selesainya jadwal kunjung pasien. Saya kelelahan, namun inilah resikonya sebagai perawat yunior.

Tidak berapa lama lantas Ibu Sherly masuk ke kamar juga, dia pun ikutan rebahan di lokasi tidur yang lain. Mulailah dia menginterogasiku.
“Sudah punya pacar, dik?”.
“Dulu, Bu”.
“Dulu masa-masa sekolah di Akper pun tinggal di asrama Akper?”.
“Iya”.
Ibu Sherly tertawa, “Kenapa Bu, kok tertawa?”.
“Hayo, dulu masa-masa di asrama tidak jarang nonton BF bersama-sama, tho?”.
“Iya, kok ibu tahu?”.
“Saya dulu masa-masa masih sekolah pun sama saja dengan Dik Wati”.

Setelah tersebut malahan Ibu Sherly kisah mengenai BF dengan rinci dan cerita-cerita tentang main kucing-kucingan memasukkan cowok ke asrama dan hal-hal porno lainnya, seraya tertawa-tawa. Walaupun geli di telinga mendengarnya, saya menanggapinya dengan malu-malu sebab itulah yang pun kami sering kerjakan di asrama. Walaupun saya menjadi tidak jenak, akan namun senang pun mendengarkan cerita-cerita tersebut sambil mengingat waktu sekolah. SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK.

“Dik Wati, pernah “main” dengan pacarnya?”.
“Belum, Bu”.
“Oh, nanti saya ajarin”.
“Baik, Bu”, jawab saya asal-asalan, saya pikir tersebut kan cerita-cerita omong kosong, walaupun saya pun tidak punya niat serius mendapat latihan dari Ibu Sherly.
“Saya mandi dulu, Bu”.
“Ya, nanti saya menyusul”.

SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK-Saya memungut handuk dan masuk ke kamar mandi. Wah, asyik juga, bila Bu Sherly inginkan mandi bareng saya. Karena dulu masa-masa di asrama, saya tidak jarang pula mandi berdua dengan teman-teman, sebagaimana pula dengan teman-teman yang lain. Kadang kami tidak jarang kagum dengan badan dan payudara rekan yang lain, walaupun tidak jarang mandi bareng tidak pernah terjadi laksana yang terdapat di BF, apa tersebut namanya? Lesbian?

Ditengah saya mandi, tersiar ketukan di pintu.
“Siapa, yaa?”.
“Saya, dik”, suara Ibu Sherly menyahut.
Saya bukakan pintu kamar mandi, pasti saja saya dalam suasana telanjang. Ibu Sherly langsung masuk ke kamar mandi, dan melepas bajunya satu persatu. Saya berhenti mandi dan memandanginya, saya berdebar-debar hendak melihat “peralatan” Ibu Sherly.Ternyata betul dan nyatalah Ibu Sherly kini sudah telanjang pula bareng saya di kamar mandi. Kulitnya putih mulus, payudaranya agak besar, barangkali cup B, perutnya rata dan rambut kemaluannya lebat. Dibanding kulit saya yang lebih coklat dan rambut kemaluan saya yang sedikit sekali, saya iri juga.
“Kenapa dik?”, Ibu Sherly membangkitkan lamunan sesaat saya, seraya tersenyum.
“Ndak, Bu, ndak apa-apa”.
“Oh, rambut yang bawah sedikit yaa”, seraya tangannya menjulur membelai liang surgaku. Saya terkesiap, terdapat perasaan mengherankan pada vagina saya saat tangannya membelai lembut vagina saya. (saya terkenang dulu saat di asrama, kadang bila mandi bareng teman yang lain, tidak jarang guyonan membelai vagina rekan lain laksana itu, namun tidak terdapat rasa apa-apa). Secara refleks pula saya unik napas panjang dan memblokir mata.
“Kenapa dik, nikmat?”.

SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK-“Oh.., belum pernah yaa”, Ibu Sherly tersenyum, seraya matanya menyempit menyimak saya. Saya juga tersenyum seraya menggigit bibir. Saya hendak Ibu Sherly membelai vagina saya lagi laksana tadi, kata saya dalam hati.

Saya merasa tersebut terjadi begitu cepat, tiba-tiba Ibu Sherly berjongkok di hadapan saya dan mulai menjilati vagina saya. Saya kaget dan keenakan. Sambil berdiri, saya sandarkan punggung saya ke tembok kamar mandi. Saya tidak dapat dan tidak inginkan menolaknya, saya hendak menikmatinya. Ibu Sherly sangat berpengalaman menjilati vagina saya, dengan lembut dia membuka lebar paha saya dan membuka pelan-pelan bibir kemaluan luar saya. Saya menikmati sangat nikmat di bawah sana, di kemaluan saya, saat lidah Ibu Sherly menjilat-jilat kemaluan unsur dalam saya, sungguh nikmat dan nikmat sekali, terutama saat bibirnya yang basah menjilati klitoris saya.

“Ooohh..”, saya mendesah agak keras, saya merasa melayang dan tak sempat segala dalam sesaat. Kemaluan saya unsur dalam terasa berdenyut-denyut berkepanjangan, tubuh saya serasa melayang dengan segala rasa yang pernah saya alami. Bagi kesatu kalinya saya merasa mulai memahami kemaluan saya sendiri dan kenikmatannya yang luar biasa. (itu namanya orgasme, yaa).

“Sudah, dik?”, suara Ibu Sherly menyadarkanku.
“Maaf, Bu”, seraya saya mendekap tubuh telanjang Ibu Sherly yang telah kembali berdiri di hadapan saya. Saya merasa ingin dielus dan disayangi, di samping tubuh saya yang seketika lemas, setelah menikmati puncak kesenangan tadi.
“Tidak apa-apa”, Ibu Sherly masih tersenyum.
“Wajar saja, tidak usah khawatir”, Ia melanjutkan. Sambil dipeluknya tubuh saya yang pun telanjang. Dia raih kepala saya, dan diciumnya bibir saya dengan lembut, lidahnya pun masuk ke dalam mulutku, menjilati lidah saya. Bagi kesatu kalinya pula saya menikmati ciuman dari seorang wanita, lagipula wanita matang dan kawakan seperti Ibu Sherly. Ternyata lebih nikmat dan halus, dibanding saat kesatu kalinya saya menikmati ciuman dari seorang cowok.

“Ayo dik, lekas mandinya”.
“Nanti malam giliran saya ya”, Ibu Sherly tersenyum penuh makna pada saya. Saya mengangguk pelan, dan hendak “waktu” tersebut segera datang.
Malam itu, sesudah tugas-tugas sebagai perawat sudah selesai, di kamar istirahat perawat saya belajar “melayani” Ibu Sherly, ternyata estetis sekali. Sungguh hari itu, senja dan malam yang tidak terlupakan.

SITUS DEWASA NIKMAT JILAT MEMEK-Sejak ketika itulah pula, Ibu Sherly menjadi mentor saya. Saya selalu menantikan waktu-waktu tugas bersama, lagi dengan Ibu Sherly dan kencan-kencan kami lainnya di luar jam dinas Rumah Sakit, berbagi masa-masa dengan “suami” tidak sah Ibu Sherly, dokter Calvinus, seorang dokter Kebidanan dan Kandungan…

Related posts