Siska Yang Telah Menceritakan Pengalamannya

Setelah itu Mas Anton sedikit demi sedikit ia nikmatin seluruh tubuhku tak ada yang terlewati. Lalu aku pun langsung membuka seluruh pakaian yang ia kenakan , hingga akhir nya aku bisa melihat kontol Mas Anton yang sudah mulai tegang tetapi belum sepenuh nya.

Dengan penuh kasih sayang ku genggam kontol Mas Anton sambil ku kocokin sebentar dengan tanggan kanan ku.Tak lama kemudian aku pun langsung mengulum kontol suamiku yang sudah mulai terasa menggeras dan hangat di dalam mulutku dan aku pun melajuti menyedot kontol suamiku semampuku. Mas Anton Tampak sangat bergairah kadang matanya terpejam dan menahan kenikmatan yang ku berikan kepadanya.

Mas Anton pun membalas dengan meremas payudaraku yang cukup montok berukuran 36B. Aku mulai merasakan rangsangan dan kenikmatan yang mulai bergerak dari puting payudaraku yang menjalar keseluruh tubuhku, Terutama pada bagian memekku. Aku merasakan Memekku sudah terasa basah dan gatal sehingga aku merapatkan kedua pahaku dan mengesek gesekan kedua pahaku dengan rapat agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di bibir vanginaku.

Mas Aryo kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

Mas Anto mengetahui perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Anton mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku seakan bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan saat kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat kontol Mas Anton, mulai menelusuri ke dalam memekku, rasa gatel yang kurasakan dari tadi berubah menjadi nikmat saat kontol Mas Anton yang sangat tegang mulai bergerak-gerak maju mundur, seolah-olah menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.
Suamiku memang hebat dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang beberapa detik dan akhirnya terlentang di ranjang saat puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan memekku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.

tidak lama kemudian Mas Anton mencapai puncaknya juga, dia dengan cepat menarik kontolnya dan beberapa detik kemudian, spermanya menyembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan cara mengocok kontolnya sampai spermanya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai loyo.
“Aku sangat puas Sis, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.
“Sis, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, ucapnya.

“Bukannya selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Anton pun mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.

Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Ferry tadi sore. Dia ingin menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama kami berdiskusi Dia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan syarat”, kata Mas Anton.

“Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.
“Rupanya dia menyukaimu, dan minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Anton dengan pelan dan tertahan.
Aku bagaikan disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu artinya aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Anton. Mas Anton mengerti keterkejutanku.

“Aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, ucapnya lembut.

Aku hanya terdiam tak mampu membalas perkataannya itu. Aku sangat shock memikirkan aku harus bersedia memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang tidak kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Anton.
“Besok kamu ikut aku menemui Ferry”, ucapnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku menjadi benci terhadap suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, Tetapi aku juga harus memikirkan keselamatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah kejadian ini ia akan berubah dan tidak berjudi lagi pikirku.

Sore hari setelah pulang kerja, Mas Anton menyuruhku berdandan diri dan setelah itu kami pun berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Anton mengantarku ke sebuah hotel berbintang. saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar jam 08.05 malam. Seumur hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

Saat pintu kamar di ketuk oleh Mas Anton, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Ferry menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, Ia Langsung menyerahkan diriku kepada Ferry, dan kemudian berpamitan.
Dengan lembut Ferry menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh lelaki yang bukan suamiku. Ternyata Ferry tidak sejahat yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seketika ingin melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap baik, sehingga aku mulai terbiasa bersamanya.

Ferry menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol Black Label dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah gelas, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa grogi yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucap Ferry sambil menyodorkan minuman tersebut.

Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.
Ferry kemudian menyetel lagu-lagu slow di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun lemas di kasur Ferry. Kemudian Ferry merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku menghilangkan rasa pening di kepalaku.
Namun aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyutan tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, walaupun Ferry belum menjamah tubuhku.

saat aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, memekku mulai terasa basah dan gatel yang menyengat, perlahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa tersebut dan merangsang di dalam memekku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

– Ferry rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri baju yang ku pakai. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Ferry tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan menyembul seakan ingin melompat keluar dari bh yang ku pakai.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Ferry kemudian menggumuliku dengan panasnya sambil tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing BH-ku telah dilepas kan, sekarang payudaraku yang montok telah membentang dengan indahnya, Ferry tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya dia mencumbuiku, menggumuliku, dan Tangannya semakin cepat meremas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana merahku.
Melihat ini, tangan Ferry yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Ferry mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya memekku.

Ferry memainkan memekku dengan ahli membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke memeku tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam memekku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar telanjang tanpa sehelai benang di tubuhku.

Ferry terhenti sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang ditaruhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Ferry melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya Telanjang juga. Aku semakin bernafsu melihat kontol Ferry telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.

Dengan cepat Ferry kembali menggumuliku, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan kontol Ferry dengan cepatnya menyeruak menembus liang memekku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam memekku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan kontolnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga kontolnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.
Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Ferry mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot memekku seperti sedang menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan lebih nikmat, begitu juga dengan Ferry, dia mulai keteteran menahan rasa nikmat yang tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik aku sudah terlihat akan orgasme, Ferry tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 kontolnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku telah jebol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Ferry rupanya juga sudah tidak mampu menahan serangannya lagi dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut kontolnya dan tersemburlan Crooott…Crooott..CroooTtt. muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berhamburan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

Keesokan paginya, Ferry mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku meminta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku pun kembali terjebak dalam permainan judi.
Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. kalau menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Namun jika kalah aku harus bersedia menemani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih terjadi. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts