Raksasa Penculik Penari Adat

Pagi yang cerah mengiringi kedatangan beberapa mahasiswi salah satu fakultas memasuki suatu desa di daerah B***. Mereka adalah Gista, Sarah, dan Diana. Mereka adalah mahasiswi fakultas kesenian asal kota kembang yang ingin mempelajari salah satu tarian asal salah satu desa adat.

Mereka bertiga memiliki paras yang ayu khas mojang priangan. Membuat setiap pasang mata lelaki tertuju dan terpikat dengan kecantikan mereka bertiga. Dan tak jarang ingin memiliki mereka semua. Namun dari ketiga gadis tersebut, Gista merupakan yang paling cantik.

Gista, mojang priangan kelahiran Bandung, 21 April, 21 tahun lalu. Gadis ini memiliki tubuh yang sangat aduhai. Dengan tinggi sekitar 165 cm, dan berat sekitar 47 kg. Payudaranya bulat sempurna berukuran 38 B. Gadis ini juga memiliki pinggang yang ramping, namun agak besar di bagian pinggul. Sungguh, sangat menarik perhatian setiap kaum Adam yang melihat.

Mereka bertiga memasuki desa adat itu dengan beriringan. Senyuman manis tak pernah lepas dari wajah cantik Gista, Sarah, dan Diana. Mereka bertiga berjalan sambil melenggak-lenggokan pantat semok mereka, membuat para pemuda desa yang melihat nya terperangah dan menelan ludah.

Setelah beberapa menit berjalan, ketiga gadis itu pun akhirnya tiba di suatu rumah yang sangat megah. Rumah itu merupakan rumah seorang ketua desa. Mereka bertiga pun mulai memanggil sang empunya rumah, guna menyatakan maksud dan tujuan mereka bertiga datang ke desa itu.

“Permisi…” ucap Gista.

Dan tak lama berselang, keluar lah sang empunya rumah. Panggil saja pak Made. Lelaki ini memiliki tubuh yang tegap, dan sangat berwibawa sebagai pemimpin. Umurnya sudah menginjak hampir setengah abad. Kulit nya menghitam tersengat matahari, menandakan perjuangan nya dalam bertahan hidup selama muda nya dulu.

“Om Swas****tu.” ucap pak Made dengan suara yang agak berat.

“Silahkan masuk.” lanjut lelaki itu mempersilahkan ketiga tamu cantik nya masuk.

“Oh, Om Swas****tu.” ucap ketiga gadis sedikit membungkuk.

Mereka bertiga pun akhirnya mengikuti langkah kaki pak Made memasuki sebuah ruangan. Dan mereka langsung duduk di kursi yang tertata di ruangan itu. Mereka bertiga sungguh sangat mengagumi bangunan itu. Patung-patung, lukisan, pahatan, dan ornamen khas B*** tertata rapi di ruangan itu. Sungguh, unsur kesenian sangat kental di ruangan tersebut.

“Apa yang adek-adek lakuin di desa ini?” ucap pak Made mengagetkan ketiga gadis cantik itu yang tengah mengagumi ruangan tersebut.

“Perkenalkan nama saya Gista pak. Ini Sarah, dan yang ini Diana. Kami bertiga ini mahasiswi kesenian fakultas *** asal bandung.” ucap Gista memperkenalkan diri.

“Jadi gini pak, saya dan kedua teman saya bermaksud ingin mempelajari tarian adat di desa ini. Kami kesini untuk meminta ijin pada bapak selaku ketua desa ini.” lanjut gadis itu.

Pak Made hanya mangut-mangut mendengar ucapan Gista. Dia diam untuk beberapa saat, seperti berfikir. Lelaki ini menimbang keinginan mereka, mengingat tarian ini merupakan sesuatu yang sangat sakral di desa itu. Akhirnya pak Made mengabulkan permintaan para gadis cantik itu, mengingat akan ada upacara tersebut 2 minggu ke depan.

“Baiklah, jika memang tujuan kalian kesini untuk mempelajari kesenian dari desa ini. Kebetulan 2 minggu ke depan saya dan warga desa akan melakukan acara itu.” ucap pak Made dengan sangat berwibawa.

Mendengar ucapan pak Made, ketiga gadis cantik itu pun sangat antusias. Mereka sangat senang, karna tujuan mereka ke desa tersebut di beri ijin oleh ketua desa itu. Senyum mereka bertiga mengembang, dan mereka akhirnya berterima kasih pada pak Made.

“Namun upacara ini sangat sakral. Para penarinya harus lah gadis yang masih perawan, dan belum tersentuh oleh laki-laki selain orang tua dan ataupun teman biasa. Dalam artian, gadis yang mengikuti upacara itu haruslah masih polos dan belum tersentuh bagian dalam tubuhnya.” ucap pak Made mengejutkan Sarah dan Diana.

Sarah dan Diana kemudian saling tatap. Yaa, mereka memang sudah tak perawan lagi saat itu. Keperawanan Sarah direnggut oleh pacarnya sendiri ketika dia masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Sedang kan Diana kehilangan keperawanan nya saat ia berusia 17 tahun, direnggut oleh mantan pacarnya yang sedang mabuk saat itu.

Gista sama sekali tak keberatan dengan syarat dari pak Made itu. Gadis yang saat itu berusia 21 tahun itu memang masih perawan ting-ting. Gista terlalu sibuk dengan kuliah nya, sehingga tak pernah berpacaran sedari dulu. Gadis itu terlalu fokus kuliah, dan tak pernah peduli dengan masalah percintaan. Ntah sudah berapa puluh lelaki yang patah hati dibuatnya.

Pak Made melihat reaksi Sarah dan Diana yang berubah. Lelaki ini sudah dapat mengetahui bahwa kedua gadis itu sudah tak perawan lagi, dan tak bisa mengikuti upacara sakral itu. Namun dengan kebijaksanaan nya, dia pun mengijinkan mereka semua untuk belajar tarian adat mereka. Dia pun mengijinkan mereka untuk tinggal di rumah nya selama beberapa pekan ke depan, yang langsung di sambut baik oleh ketiga mahasiswi itu.

“Baik lah, kalian boleh tinggal di rumah ini selama beberapa pekan kedepan. Itu kamar untuk kalian bermalam. Jika ada sesuatu yang kalian butuh kan, kalian bisa meminta nya pada pak Nyoman.” ucap pak Made menunjukan sebuah kamar pada mereka.

Ketiga gadis itu sangat berterima kasih pada pak Made. Lelaki itu sungguhlah sangat baik pada mereka bertiga. Akhirnya mereka pun mulai mengobrol selama beberapa saat di ruangan itu.

~Raksasa Penculik Penari Adat~

“Wah, gimana nih rah. Kita gak bisa ikut upacara sakral itu, kita udah gak virgin lagi.” ucap Diana pada Sarah.

“Gatau na. Aku juga bingung.” ucap Sarah mengamini ucapan sahabatnya itu.

“Udah, gak usah terlalu difikirin.” ucap Gista menghibur kedua sahabatnya itu.

“Kita kesini kan cuman buat belajar tariannya aja, bukan buat ikut upacara sakral nya.” lanjut gadis cantik itu.

“Iyaa sih, tapi kan aku juga pengen ikut serta upacara itu ta. Kamu sih enak, bisa ikut. Nah kalo aku sama Sarah gimana?” ucap Diana cemberut.

“Hmmm… Kita udah beruntung loh di kasih ijin sama pak Made. Kita juga udah dikasih tempat tinggal selama disini. Udah jangan cemberut gitu dong, jelek tau.” ucap Gista.

“Iyaa sih. Hmmm… Yaudah deh, kita jalani aja ini. Yang pentingkan ilmu nya, bukan ikut sertanya.” ucap Sarah, yang langsung diamini Gista.

Mereka bertiga pun mulai berbaring di kamar yang di tunjuk oleh pak Made tadi. Mereka sudah sangat kelelahan, sehingga tak lama mereka bertiga pun mulai terlelap. Mereka memasuki alam sadar mereka dengan senyum yang mengembang dan hati yang sangat senang.

Namun mereka bertiga tak mengetahui jika ada sepasang mata yang sedang menatap mereka nanar. Mereka tak tahu jika ada seorang lelaki yang tersenyum simpul mendengar percakapan mereka saat itu. Gista, Sarah, dan Diana tak tahu apa yang akan menimpa mereka 2 pekan ke depan.

Mengetahui ketiga gadis cantik itu sudah terlelap, lelaki yang sedang mengintip itu lalu berlalu melanjutkan pekerjaan nya kembali. Yaa, lelaki itu adalah pak Nyoman. Seorang pembantu sekaligus orang kepercayaan pak Made. Dia tersenyum membayangkan rencana jahat yang sudah memenuhi fikirannya saat itu.

Pak Nyoman, lelaki paruh baya yang memiliki rupa yang buruk. Lelaki ini memiliki tinggi sekitar 170 cm, dan berat 80 kg. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh kerutan. Kulit tubuhnya hitam, karna tersengat mentari. Garis wajahnya sungguh sangat menunjukan raut kelelahan, dan kekejaman dunia padanya.

Tubuh lelaki gemuk itu sedikit bongkok, dan kaki kanan nya pincang. Pak Nyoman mendapatkan itu semua karna beberapa tahun lalu dia kecelakaan dalam bekerja. Dia tertimpa dahan kayu yang sedang di tebang oleh pak Made, yang memaksanya untuk mengamputasi kaki kanan nya. Hal itu juga lah yang membuat pak Made mempekerjakan nya sampai saat ini.

Pak Nyoman kembali melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda beberapa saat lalu. Dia membereskan tempat sampah yang sudah menumpuk sambil bersiul kecil. Dengan keadaan tubuhnya saat itu, dia masih kuat untuk mengangkat beban berat di kedua tangan nya.

“Pak, nanti tolong siap kan makanan untuk para tamu kita itu yaa. Saya mau ke balai desa dulu, untuk mempersiapkan tempat berlatih para penari tar malam. Dan juga tolong antarkan mereka ke balai desa saat semuanya sudah selesai yaa pak.” ucap pak Made sambil menepuk bahu pak Nyoman.

“Siap bli. Memang mereka semua mau di ikut kan dalam upacara sakral kita itu yaa bli?” Tanya pak Nyoman.

“Gak semuanya. Cuman gadis yang paling cantik itu yang bakalan saya ikut sertakan. Kedua temannya tak bisa mengikuti acara itu, namun saya ingin mereka mempelajari dan mengenalkan tarian desa ini saja pada mereka. Kasian, jauh-jauh dari bandung.”

“Yaudah, saya pergi dulu yaa pak.” lanjut pak Made sambil melangkahkan kaki nya.

Sekepergian pak Made, pak Nyoman pun segera membereskan pekerjaan nya. Setelah selesai, dia pun pergi untuk membuat makanan untuk para tamu tuan nya itu. Dia sama sekali tak keberatan melakukan semua perintah pak Made, mengingat hanya lelaki itulah yang menolong dia saat sedang kesusahan dulu.

Akhirnya lelaki paruh baya itu pun mulai memasak makanan di dapur, dan mulai menatanya di meja makan. Pak Nyoman memang cukup pandai memasak. Dulu dia pernah belajar memasak pada istrinya. Tak lama masakannya selesai, dia pun mulai berjalan terpincang menuju kamar yang di tempati ketiga mahasiswi itu.

Ternyata pintu kamar itu masih terbuka. Pak Nyoman langsung tercekat, dan menelan ludah melihat pemandangan di dalam kamar itu. Ketiga gadis cantik itu sedang terbaring dengan sangat lelap. Karna tertidur dengan saling tindih, sebagian baju mereka tersingkap, memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Membuat darah kelelakian pak Nyoman bergejolak seketika.

Pak Nyoman membenahi celana nya, takut jika ketiga gadis itu melihat tonjolan di balik celananya itu. Setelah selesai, akhirnya pak Nyoman pun mulai mengetuk pintu kamar itu dengan perlahan, dan membangunkan ketiga gadis itu. Dia lantas menyuruh mereka untuk segera makan.

“Oh, iyaa pak. Makasih, ntar kami kesana pak. Maaf udah ngerepotin yaa.” ucap Sarah sambil menggeliat.

Hal itu membuat kedua payudara Sarah tercetak makin jelas di balik bajunya itu. Membuat pak Nyoman melongo dan menelan ludah. Penisnya ereksi semakin keras, membuat celananya menonjol jelas. Karna sudah tak tahan, pak Nyoman pun akhirnya pamit lalu berlalu menuju kamar mandi. Dia menuntaskan birahinya di toilet. Yaa, lelaki tua itu onani disana.

Sedang kan Gista, Sarah, dan Diana mulai berlalu menuju meja makan. Mereka menyantap makanan mereka dengan sangat lahap, seperti orang yang kelaparan. Sehingga beberapa menit kemudian, perut mereka sudah kenyang dipenuhi makanan buatan pak Nyoman itu.

Sarah kemudian pamit menuju toilet pada kedua teman nya itu. Dia kebelet pipis saat itu. Di toilet, Sarah bertemu dengan pak Nyoman. Gadis itu tersenyum ramah pada lelaki itu, membuat penis pak Nyoman kembali menegang. Ingin sekali lelaki itu menerkam dan menyeret tubuh montok Sarah ke dalam kamar mandi. Namun dia tetap bersabar, saat itu bukanlah saat yang tepat untuk melakukan nya.

Sarah pun mulai memasuki toilet itu dengan tergesa. Gadis itu sudah sangat kebelet. Sarah pun mulai melorotkan celana nya lalu jongkok menghadap pintu. Gadis itu pipis tepat di depan sepasang mata pak Nyoman yang mengintip dari celah lubang kunci. Dan gadis itu sama sekali tak menyadari hal itu.

Ketika selesai, Sarah kemudian keluar dari toilet itu. Dia sangat kaget ketika memegang handle pintu toilet itu. Tangan nya menyentuh cairan putih kental yang masih hangat. Karna penasaran, gadis itu pun mencium tangan nya. Dan dia tambah terkejut mengetahui jika cairan amis itu adalah sperma.

‘Sperma? Sperma siapa ini? Mungkinkah? Gak mungkin! Tapi sperma nya masih hangat. Ah, sudah lah.” batin gadis itu sambil mencuci tangan nya dan berjalan kembali menuju teman nya.

Sedang kan pak Nyoman terlihat masih ngos-ngosan dibalik kain hordeng. Lelaki tua itu terlihat sangat puas dan capek karna orgasmenya beberapa saat lalu. Dia mendapat orgasmenya yang kedua sambil melihat vagina montok Sarah yang tengah pipis beberapa saat lalu. Sungguh, pemandangan yang sangat indah untuk pak Nyoman.

Setelah nafasnya mereda, pak Nyoman pun melangkahkan kaki nya menuju ketiga gadis cantik yang tengah berbincang di ruang tengah. Ketiga gadis itu sedang berbincang sambil tertawa lepas. Ntah apa yang sedang mereka obrolkan itu, yang pasti bukan tentang kejadian beberapa saat lalu di toilet.

Akhirnya pak Nyoman pun mengutarakan perintah pak Made kepada ketiga gadis cantik itu. Yang langsung di sambut antusias oleh mereka bertiga. Namun pak Nyoman kaget, begitu tahu jika Sarah menatapnya tajam. Tatapan gadis itu seakan mengintrogasi pak Nyoman. Membuat lelaki paruh baya itu gugup.

Karna hari sudah mulai malam, pak Nyoman pun segera mengantar para gadis cantik itu menuju balai desa. Dan di sana mereka berlatih tarian adat desa tersebut dengan sangat serius. Mereka berlatih tarian sakral itu dengan sangat antusias. Membuat para pemuda desa yang sedang berada disana melongo melihat goyangan pinggul ketiga gadis itu.

Dan di mulai hari itu, Gista, Sarah, dan Diana mulai belajar tarian sakral asal desa tersebut dengan sungguh-sungguh. Mereka tak pernah tahu akan resiko dari tarian itu, mereka terlalu bahagia sehingga lupa menanyakan asal-usul tarian tersebut. Mereka lupa menanyakan mengapa tarian itu disakralkan.

~Raksasa Penculik Penari Adat~

13 hari sudah Gista, Sarah, dan Diana belajar tarian itu. Mereka semua sudah sangat hafal dan paham dengan setiap ketukan, gerakan, dan irama dari tarian itu. Mereka yang sedang berbaring kelelahan di kamar, mulai berbincang.

“Gak kerasa yaa, besok itu acara sakral nya di mulai. Udah gak sabar pengen ikut serta upacara itu.” ucap Gista antusias.

“Hmmm… Kamu sih enak, ikut. Lah kita cuman nonton, sedih.” ucap Diana cemberut.

“Iyaa… Besok kita cuman jadi penonton doang ta. Hmmm…” timpal Sarah mengamini ucapan Diana.

Gista hanya tersenyum kecut pada kedua sahabatnya itu. Salah mereka sendiri sudah tak perawan lagi, sehingga mereka dilarang mengikuti upacara itu. Dia sendiri sangat senang dan merasa terhormat mengikuti acara sakral itu, mengingat hal itu jarang di lakukan oleh gadis dari luar desa. Karna sudah sangat lelah habis berlatih tari, mereka pun terlelap dengan saling berpelukan.

Keesokan harinya Gista terlihat sangat sibuk mengikuti arahan dari pak Made. Dia tak ingin mengecewakan kepercayaan ketua desa itu pada nya. Dia tak ingin jika upacara sakral itu hancur oleh nya. Sedang kan Sarah dan Diana hanya melihat Gista di balkon balai desa itu dengan cemberut.

Dan waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, upacara Tari adat akan di mulai sebentar lagi. Gista sudah siap untuk mengikuti upacara itu. Pak Made terlihat mulai menyalakan dupa di kendi tanah liat sambil komat-kamit merafalkan mantra. Sebagai ketua desa, pak Made bertanggung jawab untuk membuka upacara sakral itu.

Suara musik pun terdengar, akhirnya Gista dan 49 gadis perawan lainnya mulai melenggok seirama. Gista berada di bagian ke 3 dari belakang. Gadis itu sama sekali tak mengetahui apa yang akan segera terjadi pada dirinya malam itu.

Ke 50 penari itu berlenggak-lenggok dengan sangat anggun seirama alunan musik. Membuat para penonton riuh dan terhanyut melihat upacara sakral itu. Menciptakan sinergi yang sangat kental akan adat istiadat dan tradisi daerah itu, tanpa mengurangi kesakralan acara nya.

Sarah sangat sirik melihat itu semua. Dia begitu iri melihat Gista yang menari dengan sangat anggun di barisan para penari itu. Dia begitu iri melihat sahabatnya itu yang diikut sertakan dalam acara itu. Kecewa, mahasiswi cantik itupun memutuskan untuk pergi ke rumah pak Made.

“Na, kita ke rumah pak Made yuk. Bete aku disini.” ajak Sarah pada Diana yang tengah fokus menonton acara itu.

“Ah, gak ah. Aku di sini aja rah. Seru liatin Gista nari. Kamu duluan aja deh.” seru Diana tanpa menolehkan pandangan nya.

“Hmmm… Yaudah deh kalo gitu. Aku duluan yaa.” ucap Sarah sambil berlalu.

Pak Nyoman yang berada di dekat kedua mahasiswi itu sempat mendengar obrolan Sarah dan Diana. Lelaki tua itupun tersenyum lebar. Inilah saat yang paling di tunggu selama 2 pekan kebelakang. Moment dimana dia hanya berdua dengan Sarah, gadis semok yang telah dia bayangkan selama dia onani itu.

Dengan sangat hati-hati, pak Nyoman segera mengekor Sarah menuju rumah pak Made. Dia berjalan dengan sangat perlahan, takut Sarah menyadari bahwa sedang diikuti. Dan ketika sudah tiba di tempat, Sarah segera masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu lalu memainkan sebuah lagu di hand phone nya, sambil mulai memejamkan kedua matanya.

Pak Nyoman segera mengamati situasi sekitar. Lelaki tua itu takut jika ada seseorang yang menangkap basah aktifitasnya beberapa saat lagi. Ketika dirasa sudah aman, lelaki tua itu lantas masuk kedalam rumah pak Made dengan sangat perlahan.

Pak Nyoman langsung mengintip ke kamar Sarah. Dia ingin mengukur waktu kapan dia akan memperkosa mahasiswi itu. Mengetahui jika Sarah tengah terpejam, pak Nyoman langsung mematikan lampu dari saklarnya. Membuat kamar yang ditempati Sarah itu gelap total.

Dengan sangat tergesa, pak Nyoman lalu membuka seluruh pakaian nya. Dia lalu berjinjit menuju kamar yang di tempati oleh Sarah, dan mulai menyelinap ke sana. Sarah yang sedang memejamkan mata sambil mendengar kan musik di hand phone nya itu tak menyadari akan kehadiran lelaki tua itu di kamarnya yang gelap.

Karna tak sabar, pak Nyoman segera menerkam tubuh semok Sarah yang tengah berbaring itu. Lelaki tua itu segera menciumi bibir Sarah dan menggerayangi setiap lekuk tubuh gadis cantik itu. Seluruh tubuh gempalnya menimpa seluruh tubuh Sarah, membuat gadis itu kesulitan untuk meronta.

Sarah sangat kaget bukan kepalang mendapatkan serangan itu. Gadis itu mencoba mencakari, memukul, ataupun menendang sesosok tubuh yang tengah menindih nya itu. Sarah meronta sekeras tenaga nya, namun tentu saja sia-sia. Tenaga dan bobot orang yang sedang menindih nya itu terlalu berat.

Bibirnya di pagut paksa oleh pemerkosanya itu, membuat gadis itu kesulitan untuk berteriak minta tolong. Gadis itu hanya bisa meronta dengan lemah, menerima setiap rejangan, remasan, ciuman, ataupun kekasaran pemerkosanya itu. Sarah mulai menangis dengan deras. Dia tak menyangka jika hal ini akan menimpa dirinya.

Seluruh baju Sarah mulai terkoyak dan terlepas oleh tarikan kasar orang yang sedang memperkosanya itu. Bajunya robek di bagian payudaranya, dan bra nya putus ditarik paksa. Celana jeansnya sudah melorot sampai betisnya, dan CD nya robek.

Sarah masih meronta dan menyerang pemerkosanya itu dengan segenap tenaga nya. Namun semuanya terhenti, setelah kedua tangan nya di telikung ke atas kepalanya dengan sangat kasar. Kemudian kedua pergelangan tangannya itu di ikat oleh sesuatu, membuat nya makin kesulitan untuk berontak.

“Cuiiih! Tolooooong!” teriak Sarah ketika pagutan di bibirnya terlepas.

Namun ‘Plaaaak!’ sebuah gamparan yang sangat keras menghantam pipi mahasiswi itu. Pipinya terasa terbakar saat itu, dan bibirnya berdarah. Kepala Sarah terhunyung, gadis itu kehilangan kesadarannya nya untuk beberapa saat. Dia sudah tak mengingat apapun, selain kain yang berbau khas vagina yang mulai menyumpal mulutnya. Sarah tak sadar kan diri!

Pak Nyoman lalu menggerayangi tubuh semok Sarah dengan sangat bebas. Lelaki tua itu menciumi dan menjilati setiap lekuk tubuh Sarah yang terbuka. Pak Nyoman menjilati setiap lekuk tubuh Sarah mulai dari kepala, sampai ke telapak kaki gadis itu. Tak lupa lelaki itu meninggalkan bekas cupangan di sekujur tubuh mulus Sarah. Membuat gadis itu mulai menggeliat dan mendesah.

Tangan kiri pak Nyoman meremas bongkahan payudara Sarah dengan sangat kasar, dan tangan kanan nya mulai memainkan lubang vagina Sarah yang mulai melembab itu. Pak Nyoman tersenyum begitu tahu jika korbannya mulai terangsang dan menikmati kenakalan tangannya di tubuh semoknya itu.

Pak Nyoman pun mulai memasukan jari tengah nya yang gemuk itu dengan sangat kasar memasuki vagina Sarah yang masih sempit itu. Lelaki tua itu pun mulai mengocok vagina Sarah dengan sangat kasar, membuat tubuh Sarah yang tengah mengangkang itu mengejit kesakitan.

Namun tentu saja, lelaki tua ini tak memperdulikan nya. Pak Nyoman terus mengocok vagina Sarah dengan sangat kasar. Kocokan jari tengah nya itu semakin lama semakin cepat, membuat lendir vagina Sarah merembes makin banyak saja. Sarah pun mulai menggeliat kembali, karna sudah bisa menikmati hal itu.

Tahu jika Sarah mulai merasakan nikmat, pak Nyoman lalu menambahkan satu jari gemuknya ke dalam vagina Sarah. Dan dengan sangat kasar, dia mulai mengocok kembali vagina kasar Sarah dengan sangat cepat. Membuat Sarah kembali mengejang, menahan sakit. Lelaki tua itu terus melakukan hal itu, sampai Sarah mengalami orgasme dari kekasaran nya itu.

Seluruh tubuh Sarah mengejang dan melengkung ke atas selama beberapa saat. Cairan lengket menyembur dari dalam liang vaginanya dengan sangat deras. 2 jari gemuk pak Nyoman di remasi oleh otot-otot vagina Sarah yang berkontraksi itu. Paha Sarah menjepit tangan pak Nyoman dengan sangat keras, membuat lelaki itu kesulitan untuk mencabut kedua jarinya itu.

Setelah orgasmenya tuntas, seluruh tubuh Sarah melemas dan ambruk. Kedua pahanya kembali mengangkang, dan deru nafasnya sangat memburu. Pak Nyoman segera mencabut lepas dua jari nya dengan sangat kasar dari dalam liang vagina Sarah, dan mulai menjilati lendir yang menempel di selah jarinya itu.

“Mmmm… Manis banget lendir memek kamu neng. Bapak suka… Hak hak hak….” ucap pak Nyoman sambil tertawa.

Pak Nyoman berjalan dengan terpincang keluar, lalu menyalakan kembali saklar lampu di kamar itu. Dengan tersenyum mesum, lelaki tua ini pun mulai berjalan kembali ke tempat Sarah yang masih terikat tak berdaya itu.

Pak Nyoman terbelalak kaget melihat pemandangan di hadapan nya itu. Sesosok tubuh wanita yang hampir telanjang tengah mengangkang di hadapan nya. Seluruh tubuh gadis itu memerah karna remasan kasar dan cupangan nya beberapa saat lalu. Membuatnya sangat bangga akan hasil kerjanya pada gadis itu.

Sadar bahwa ruangan itu sudah terang, Sarah lalu menyapukan matanya mengamati sekitar. Dia sangat sedih melihat keadaan nya sendiri saat itu. Kedua pergelangan tangannya terikat oleh Branya yang putus. Kedua pahanya mengangkang sangat lebar, dengan lendir yang terus merembes dari dalam vagina nya.

Seluruh tubuh mulusnya itu dipenuhi memar merah bekas remasan dan cupangan pak Nyoman. Ingin dia berontak dan membunuh lelaki tua bejat itu, namun tenaga nya sudah habis karna orgasmenya saat itu. Dia hanya bisa mengumpat pada lelaki itu.

“Wih wih wih…. Mulus banget tubuh neng. Bikin saya gak sabar ngentotin nih.” ucap pak Nyoman sambil mulai mendekati tubuh lemah Sarah.

Penisnya sudah sangat menegang di selangkangan nya. Penis itu sungguh sangat besar dan panjang. 29 cm dan diameter 11 cm, dengan urat yang mengelilingi sekujur penisnya. Penis besar itu berwarna hitam legam, senada dengan warna kulit si empunya. Sungguh, sebuah penis monster!

Sarah bergidik melihat penis besar milik pak Nyoman itu. Gadis itu tak bisa membayangkan apa yang akan dia rasakan beberapa saat lagi. Seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, dan bulu di tubuhnya meremang. Sarah sangat ketakutan dengan penis besar milik pak Nyoman itu.

Pak Nyoman menarik lepas sisa pakaian Sarah yang masih menempel dengan kasar, dan melemparnya jauh-jauh. Dia lalu menempatkan tubuhnya di antara kedua paha Sarah, dan meletakan kaki gadis itu di bahunya. Pak Nyoman lalu menggesek-gesekan kepala penisnya di lubang vagina Sarah, membuat Sarah mulai pipis karna ketakutan.

“Siap yaa neng. Kontol bapak udah gak sabar nih pengen robek memek tembem kamu ini. Tahan bentar yaa sayang, ini bakalan sakit banget. Hak hak hak….” ucap pak Nyoman sambil mulai menekan pinggulnya.

Sarah bergidik ketakutan. Dia meronta kembali dengan seluruh sisa tenaga nya. Kedua pahanya dia katupkan dengan keras, dan kedua kakinya dia tendang-tendang kan ke udara. Sarah mencoba menahan agar penis besar itu tak merobek liang vaginanya yang masih peret itu.

“Jangan! Anj*ng! Aku gamau di entotin bapak. Jangan! Tolong! Tolong! Anj*****nnnngg! Sakiiiiiit!” jerit Sarah disela rontaan nya.

Namun rontaan gadis itu akhirnya sia-sia. Seluruh tubuhnya mengejang dan bergetar hebat merasakan sakit. Perut dan payudaranya menjengkit ke atas, dan kepalanya mendongak keatas. Bola matanya hanya menyisakan warna putihnya saja, dan air mata mulai keluar dengan sangat deras.

Vagina Sarah mengeluarkan bercak darah yang cukup banyak. Sebuah benda hitam legam yang besar nan panjang menancap keras di lubang vaginanya itu. Karna saking besar nya, benda itu hanya mampu masuk 2 per 3 nya saja. Itupun sudah mentok di mulut rahim Sarah. Labia mayora gadis itu tertarik kedalam, dan terlipat dengan keras. Vagina tembem nya makin menggelembung saja oleh penis pak Nyoman.

“Aaaagghhh anj*ng! Memek neng enak banget… Ouuuggghhh peret banget…. Bapak mulai entotin yaa.” ucapnya sambil mulai memaju mundurkan penisnya.

Sarah hanya bisa menggeleng lemah. Dia sudah tak mampu melakukan apapun saat itu, seluruh tenaga nya sudah habis di pakai untuk menahan rasa sakit dan perih di vaginanya. Gadis cantik itu pun mulai pingsang. Dia sudah tak mampu menahan rasa sakit yang tak terkira di selangkangan nya saat itu.

Pak Nyoman menggenjot vagina Sarah dengan sangat kasar dan brutal. Lelaki tua itu ingin mengoyak vagina gadis itu dengan penis besar nya. Lelaki tua itu ingin menghancurkan masa depan Sarah. Yaa, lelaki tua itu ingin puas menyiksa tubuh lemas Sarah dengan sesuka hatinya.

“Ampun pak, hiks hiks… Ampuuun.. Sakiiitt… Hiks… Sakiiitt…” Air mata dan erangan kesakitan keluar dari mulut tipis Sarah.

Namun pak Nyoman sama sekali tak memperdulikan ratapan Sarah. Lelaki tua itu malah menggenjot vagina Sarah makin brutal dan kasar. Pak Nyoman menghentakan dan menekan penisnya makin dalam dan keras mendobrak vagina sempit Sarah itu. Dan akhirnya penis besar nya itupun masuk seluruhnya, merobek mulut rahim Sarah.

“Aaaaaaawwwwwwhhhhhh…. Sakiiiiit paaakh! Ampuuuun….” jerit Sarah sambil melengkungkan badan nya keatas.

Sarah pun akhirnya jatuh pingsan kembali. Vaginanya mengeluarkan bercak darah yang sangat banyak, mengalir ke pahanya dan mengendap di sprei. Vagina Sarah dan mulut rahimnya sudah terkoyak, robek! Gadis itu takan pernah bisa memiliki anak lagi dari saat itu.

Pak Nyoman menghentak dan menggenjot vagina Sarah dengan sangat kasar. Dia tak memperdulikan keadaan Sarah yang mulai kehabisan darah saat itu. Lelaki tua itu menggenjot tubuh lemah Sarah dengan sangat brutal selama 45 menit lamanya. Sampai akhirnya, dia pun akan mengalami orgasmenya.

“Aaagghhhh, anj*ng! Memek neng enak banget! Ouuuggghhh… Bapak mau keluar, ooouuuggghhh… Anj*ng! Per*k! Enak bangeeeetthh… Agggghhhh….” ceracau pak Nyoman sambil menghentakan penisnya makin dalam.

Seluruh penis besar pak Nyoman masuk dan memenuhi vagina tembem Sarah. Aliran darah yang mengalir dari dalam vagina Sarah melumuri selangkangan dan perut lelaki tua itu. Dan beberapa detik kemudian, menyembur lah seluruh sperma pak Nyoman, memenuhi rahim Sarah yang sudah robek.

Tubuh pak Nyoman bergetar hebat. Kedua tangannya meremas dan mencengkram kedua bongkahan payudara Sarah dengan sangat keras. Lelaki tua itu seakan ingin menarik lepas bongkahan bulat nan kenyal payudara itu dari tubuh Sarah.

Setelah orgasmenya reda, pak Nyoman lalu mencabut penisnya lepas dengan satu tarikan kuat. ‘Plooop!’ Penis besar nya keluar dengan berlumuran darah segar. Kemudian lelaki tua itu menjatuhkan badannya di samping jasad Sarah yang mengangkang. Lelaki itu mengatur nafasnya yang ngos-ngosan itu selama beberapa saat.

Vagina Sarah telah terkoyak dan robek oleh penis besar pak Nyoman. Lubang vaginanya menganga sangat lebar. Sperma dan gumpalan darah yang mulai mengental mulai mengalir dari dalam lubang itu. Lubang vagina dari sesosok jasad yang mati secara mengenaskan. Yaa, sarah sudah tiada. Dia mati karna kehabisan darah dari vaginanya.

Pak Nyoman mulai menggoyangkan tubuh Sarah yang tengah terkapar, lelaki tua itu mencoba membangunkan mahasiswi cantik itu. Namun tak ada reaksi apapun dari Sarah. Dengan panik, pak Nyoman segera menyentuh pergelangan tangan Sarah. Dia mencoba mencari denyut nadi dari gadis cantik itu.

Pak Nyoman mulai panik, lelaki tua itu akhirnya mengetahui bahwa Sarah telah mati karna kehabisan darah. Tubuh tuanya mulai mengeluarkan keringat dingin, dadanya berdebar dengan sangat kencang. Raut wajah tuanya berubah menjadi pucat pasi. Pak Nyoman sangat bergetar ketakutan saat itu.

Akhirnya pak Nyoman mulai memakai kembali pakaian nya yang terserak di lantai. Lalu pergi dengan tergesa, lelaki tua itu kabur ntah kemana. Meninggalkan mayat Sarah yang sangat mengenaskan di kamar tidur nya, bermandikan darah yang terus mengalir dari dalam vaginanya.

Lelaki tua itu meninggalkan jasad Sarah yang terikat dan mengangkang lebar di ranjang. Darah segar yang bercampur sperma pak Nyoman meleleh keluar dari lubang lebar itu. Sungguh, jasad Sarah tergeletak sangat mengenaskan di kamar itu. Setiap orang yang melihat nya pasti akan mengutuki perbuatan pemerkosanya itu.

Related posts