Pryer’s ibu dan anak

Aku adalah seorang profesional di bidang seni boleh dikata sebagai konsultan bidang seni dekorasi. Aku mempunyai rumah yang ku jadikan kantor sederhana tapi cukup baik untuk kerja sendiri. Di kantor ini aku mempunyai seorang penjaga yang merangkap sebagai tukang pada saat saya mempunyai proyek dekorasi, tukang ku ini memiliki keluarga yang aku tampung juga dikantor, yah itung-itung untuk ikut membersihkan kantor, memasak, atau apa saja. Tukangku ini bernama Parmin, istrinya Neneng asli Tasikmalaya, anaknya N’tien masih sekolah SMEA kelas 1 (ini pun aku juga yang suruh sekolah)

Setiap harinya aku kerja hanya ditemani Neneng di kantor karena Parmin selalu kusuruh mengawasi beberapa Proyek Renovasi, terus terang tubuh Neneng sangat indah meskipun anaknya sudah besar, kulitnya putih, dadanya tidak besar namun padat, wajahnya pun tidak terlalu cantik atau ayu, tapi sangat merangsang apalagi bibirnya yang selalu basah.

Suatu hari seperti biasa pagi hari Neneng buatkan kopi susu kesukaanku, sekilas aku iseng bertanya kepadanya
” Neng, kamu potong rambut ya?”
” ahh enggak pak, cuman digelung aja”,
Aku berdiri menghampirinya sambil kuberanikan mengelus rambutnya,
“Kamu lebih bagus dilepas..”,
Sambil tanganku mengelus rambut terus turun ke leher belakangnya, dia menggelinjang.
“..ahh pak..geli”,

Aku mulai nekat kupegang pundaknya dari belakang, lalu kubalikkan badannya menghadap aku, dan langsung aku cium bibirnya, tiada pemberontakan, tidak ada penolakan, yang ada hanya desahannya ..
” Pak saya malu.., bapak nggak boleh pak, kan bapak sudah ada ibu, saya juga udah ada kang Parmin”.
Tapi aku sudah nggak tahan, aku kecup lagi sambil meraih dadanya, kuangkat bajunya, kutarik BHnya, kemudian kutarik roknya kebawah (dia pakai rok yang pakai karet) sambil lidahku terus menjilat tubuhnya, putingnya yang merah sudah mengeras, aku sudah nggak sabar, aku tarik celana dalamnya, kurebahkan ia di lantai, lalu ku jilat permukaan vaginanya, sama sekali tidak berbau, dan rambutnyapun sangat lembut dan tipis.

Aku langsung jilat, dia mulai membuka lebar selangkangannya dan terus merintih..
“ahh..augh..pak, he eh..ach, au..”
Lalu aku berdiri dan melucuti pakaianku dengan tidak sabar, pada saat penis ku keluar dari celana dia terpekik
” Aach..besar ..pak..”,
pelan-pelan kuhampiri wajahnya, ku kulum lembut bibirnya yang basah, kuarahkan kemaluanku ke mulutnya, sambil mendesah dia raih penisku, lalu dijilatnya ujung penisku,..
“uhh “
Rasanya nikmat sekali, dia genggam dengan lembut pangkal kemaluanku, karena mulutnya juga tidak muat semua untuk penisku masuk.

Aku mulai bergerilya kembali di vaginanya, bibir kemaluannya ku hisap dan sedot, lidahku menjulur kedalam, tiba-tiba lidahku dikejutkan oleh semburan lembut didalam vaginanya asin, gurih, dan hangat, tapi aku suka sekali.. “
“Aach..ach..aachh, Neng..dapet..pak, ..uhh ..ahh”
Lenguhnya panjang sekali seraya kepalaku dijepit kedua pahanya yang mulus..
“Neng, sekarang aku mau kamu nrima ini ya” sambil kuarahkan penisku keliang vaginanya yang basah berlendir,
“he..eh..pak”,
aku hujamkan perlahan penisku..
“ugh..”
Hangat , sempit, licin, dan memijat yang aku rasakan dipenisku.

Aku mulai memompa keatas kebawah, keringatku menetes diatas dadanya yang membusung, kepalanya geleng-geleng kekiri kekanan, bibir bawahnya ia gigit, tangannya menggapai pundakku, ia terus mendesis,
“Aaah..aah..teerus..ahh”,
Aku nafsu sekali melihat ekspresi wajahnya yang berkeringat, langsung puting dadanya kukulum, kujilat, dan kuhisap.. Sampai ketika dia menjepit pinggangku dengan kedua pahanya bersilang, dan mengangkat pantatnya seraya berteriak
“Aaach..aach..paak..aacchh”
Aku merasakan siraman hangat penisku disiram lendir klimaksnya yang kedua, lalu aku pun semakin keras mendorong dan mengangkat penisku, lalu
“Uuuh..ouugh..uuh..hehh”
Spermaku kusembur kedalam vaginanya, keringatku mengucur, lemas, kupeluk ia, kucium ia, lalu aku bisikkan,
“Kamu nikmat sekali..”,
” Pak..Neng juga ngrasa puas banget ama Bapak.., punya Bapak kerasa banget didalem..maaf pak.. Neng suka sekali”
Lalu aku bangkit dari lantai berpakaian kembali, Neneng pun demikian, merapikan diri seolah tidak terjadi apa-apa.

Keesokan harinya anaknya libur sekolah, aku tidak tahu, kalau N’tien libur saat itu, aku cari ibunya dikamar belakang, pada saat kubuka pintu kamarnya ternyata N’tien sedang merogoh kemaluan dicelana dalamnya sambil memegang robekan gambar porno orang bersetubuh, tanpa menggunakan rok, yah ..gawat.. Untuk menutupi rasa maluku aku bertanya
“Kamu kok nggak sekolah?, lagi ngapain kamu kok punya sendiri dipegang-pegang?, ibumu mana?”
Dengan muka merah tangan menarik bantal menutupi pahanya dia menjawab tergagap
” Eee. Ibu ke pasar Pak ,..terus mau kekantor Pos,..eeN’tien ee lagi garuk aja..”
Aku hampiri dia
“N’tien nggak usah malu, N’tien kan sudah gede..N’tien juga perlu tau punya laki-laki yang asli dari pada liat gambar yang gak jelas gitu..”

Dia mulai nggak gugup “sini saya terangin”‘ sambil tanganku menarik lengannya mendekatiku, aku genggam pergelangan tangannya “nih, pegang” sambil kubuka celanaku penisku kukeluarkan, “gini caranya”, kubiarkan tangannya meremas penisku, aku serasa melambung..
“ohh”, lalu aku rebahkan dia di ranjang ku pelorotkan celana dalamnya, kubuka kaos dan BHnya, lalu aku juga telanjang didepannya
“Nti’en diem aja dulu ya, kamu rasain aja, yang penting kamu merem..”
Lalu aku menggapai putingnya yang ranum kecil , buah dadanya naik turun, terus kukulum dan kujilat, lalu aku naik ke wajahnya yang manis, kukecup bibirnya, kukulum lidahnya, dia pasrah saja, tangannya mulai meremas sprei, tanganku juga terus meraba dadanya dan vaginanya yang sudah banjir..lalu kukuak kakinya agar mengangkang lebar, mulai kujilati liang vaginanya yang banjir aku hisap sedot, aku nafsu sekali..dia terus bergetar tiada henti..
“Aach..aach..ach” desisnya ,
Terus berulang, hingga dia berkata lirih
” Pak N’tien cape , ngarasain enak terus..ach..ahh..”

Matanya mulai terpejam, aku tahu dia sudah berulang mendapatkan klimaks, tapi aku belum apa-apa, karena sudah kepalang basah aku angkat kedua kakinya lalu aku hujamkan secara perlahan penisku, tiba-tiba matanya mendelik menahan sakit, namun aku sudah tanggung, kuteruskan secara perlahan..
“Uuuh..ahh..ampun pak..sakit pak..perih..aah, “
aku tidak perduli ” ‘Ntien bentar kok,..ntar juga enak kayak tadi..”
Sambil terus kudorong, lama-lama dia tidak berdesis namun hanya menggigit bibir, ternyata lendirnya mulai muncul kembali, aku pompa lagi hingga aku berhasil memerawaninya. Setelah 20 menit aku mulai merasakan gesekanku tersambut didalam vaginanya aku rasakan betapa niknmatnya vagina seoarang perawan..

Aku tahu dia sudah 2 kali klimaks pada saat aku menyetubuhinya, aku merasakan klimaksku semakin mendekat.., dan
“arghh..aah..uuhh..”
Yah aku semprotkan spermaku dalam vaginanya, aku tidak sempat menariknya..tapi apa mau dikata kenikmatan tidak bisa ditahan.

Mulai saat itu tiap pagi aku setubuhi Neneng ibunya dan N’tien setiap ada kesempatan, seperti kuajak beli buku (padahal ke motel) ..dan aku tetap dianggap Bapak angkat oleh Bapaknya yang semakin sering kusuruh mengerjakan proyek luar kota agar aku bebas menikmati isteri dan anaknya.,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

Related posts