Pesta esek-esek

Pesta esek-esek

Di dekat rumah saya, ada cewek tetangga saya. Namanya Sita, dia anak kuliahan di perguruan tinggi “G”, sudah lama juga sih saya memperhatikan tetangga saya itu, tapi saya baru berhasil kenal sama dia waktu mobil saya diserempet oleh mobilnya. Rumah saya dengan rumahnya, memang satu kompleks. Paling cuma dipisahi 5 rumah. Dia orangnya manis, saya suka banget melihati mukanya kalau pas berpapasan di jalan.

Semenjak peristiwa diserempet mobilnya, saya jadi lumayan akrab sama dia. Kadang dia suka nebeng sama saya, kalau mau kuliah soalnya dia suka malas bawa mobil sendiri. Dan kebetulan kampus saya sama dia, tidak jauh-jauh amat. Di mobil, dia sering cerita tentang dia sama keluarganya atau temannya. Nah, kebetulan waktu itu di radio ada topik mengenai kebiasaan free seks dikalangan anak muda sekarang. Jadinya, saya sama dia dengar pembicaraan radio bareng-bareng. Dan akhirnya saya sama dia malah cerita-cerita masalah kehidupan asmara kita. Dia mengaku kalau sebenarnya dia sudah pernah pacaran sama cowoknya yang dulu, dan itu sudah setahun yang lalu. Dia putus sama cowoknya, dan kecewa banget sama itu cowok. Sebenarnya saya juga rada bingung sama dia, kenapa orang semanis dia, kok tidak punya pacar. Tidak tahunya dia mengaku kalau dia trauma banget sama cowok. Dan setelah saya desak-desak, akhirnya dia mengaku kalau dia sekarang ini lesbi! Saya kaget juga waktu dengar itu, dan saya nasehati sama dia, kalau biseks itu lebih bagus daripada lesbi. Dia mengaku kalau teman lesbinya itu teman kuliahnya sendiri, namanya Rina. Akhirnya dia janji, kalau dia bakal mengenali temannya itu sama saya sepulang kuliah nanti!

Setelah pulang kuliah jam 2, saya akhirnya datang ke rumah Sita. Dan dia mempersilakan saya masuk ke rumahnya. Tidak tahunya, rumah dia kosong dan yang ada cuma pembantunya. Saya dikenali sama Rina temannya Sita. Ternyata Rina itu juga manis lho! Walaupun masih kalah manis sama Sita, tapi bodinya itu.. hmm, nikmat banget dilihatnya. Akhirnya saya bertiga ngobrol ngalor ngidul, sampai suatu saat saya kok merasa berkunang-kunang dan ngantuk banget! Saking nggak kuatnya saya menahan pusing sama kantuk, saya sampai ketiduran waktu di ajak ngobrol. Akhirnya Sita, menyuruh saya tidur di kamarnya. Dan saya oke-oke saja, soalnya tidak kuat menahan kantuk sama pusing!

Saya tidak tahu berapa lama saya ketiduran. Yang saya tahu, setelah saya siuman. Saya merasa ada yang aneh banget sama diri saya! Pas saya bangun, saya kaget banget melihat saya sudah naked! Dan saya lihat Sita sama Rina juga sudah topless, cuma pakai celana pendek saja. Dan yang lebih bikin saya kaget lagi, ternyata penis saya lagi dijilati sama Sita, dan Rina lagi jilati buah dada Sita.

Terang saja saya tersentak, tapi saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Soalnya saya merasakan kenikmatan yang luar biasa sekali waktu penis saya dijilati sama Sita. Sita sama Rina juga rada kaget waktu melihat saya bangun, tapi dia berdua tetap cuek, malah Sita langsung memasukan penis saya ke mulutnya dan menghisap penis saya, sementara Rina malah menciumi saya, dari mulut ke mulut. Tentu saja saya balas ciuman Rina. Tangan saya juga mulai berani menggerayangi sekujur badan Rina, mulai dari buah dadanya yang sintal dengan pentilnya yang kecoklat-coklatan. Sudah puas melakukan kissing, terus saya disodori buah dada Rina. Saya lahap saja buah dadanya bergantian kiri dan kanan, dan tangan saya mulai merayapi selangkangannya. Tangan saya mulai bermain-main di bibir vaginanya yang tersembunyi di balik CD, dan celananya. Malah terus dia membuka celana sama CD-nya, dan terlihatlah vaginanya yang kelihatan sekali terpelihara rapi, dengan bulu-bulu halus yang diatur dengan indahnya. Saya mainkan clitorisnya yang ada di dalam bibir vaginanya, dan saya usap-usap sampai Rina berkelojotan ke kanan dan ke kiri. Terus dia malah menyodorkan vaginanya buat saya hisap. Saya mainkan clitorisnya dengan lidah saya, bahkan sampai saya sedot pakai mulut saya. Rina semakin bergoyang, dan mendesah. Sementara itu, Sita masih menghisap penis saya. Saya lihat dia, memainkan ludahnya di penis saya. Gila, saya kayak di awang-awang di saat Sita menyedot-nyedot penis saya. Setelah lama dia mengisap punya saya, saya lihat dia sudah mulai bernafsu. Akhirnya dia duduk di selangkangan saya, dan mulai memasukkan penis saya ke dalam vaginanya. Dia duduk menghadap ke saya, sambil turun naik.

Saya lihat wajahnya yang biasa manis dan lembut, kelihatan garang waktu bergoyang. Tangannya malah meremas-remas dada saya. Waktu awalnya, kelihatan sekali dia rada susah menggerakkan badannya, soalnya vaginanya masih kering. Tapi lama-kelamaan, akhirnya gerakan turun naiknya Sita mulai lancar, malah dia sambil turun naik bergoyang-goyang memelintirkan penis saya dengan vaginanya. Saya cuma bisa mendesah, soalnya lidah saya sendiri lagi bermain di vagina Rina. Setelah memainkan vaginanya Rina selama 10 menit, kelihatan Rina mulai mengerang. Saya percepat gerakan lidah saya, dan jari tangan saya mulai membantu masuk ke dalam vaginanya. Rina semakin bergoyang, sambil mendesah keras. Dari vaginanya muncul cairan vagina yang rasanya agak amis. Tapi entah kenapa, saya suka banget sama aromanya dan saya malah tambah bersemangat memainkan vaginanya. Setelah 10 menit lagi, Rina mulai tampak bakalan orgasme yang pertamanya. Cairan yang keluar dari vaginanya semakin mengalir deras, dan diakhiri dengan cairan orgasmenya. Setelah Rina mencapai orgasme, dia turun dari tempat tidur, dan langsung masuk ke kamar mandi membersihkan vaginanya.

Sementara itu Sita mulai giat melancarkan gerakan turun naiknya. Bunyi yang dikeluarkan dari vaginanya karena gesekannya dengan penis saya, lumayan keras karena diikuti sama bunyi selangkangannya yang beradu sama paha saya. Setelah berlangsung selama 15 menit, mulai kelihatan kalau dia bakal orgasme. Akhirnya saya mulai mengambil inisiatif buat merubah posisi. Saya bangun dan mulai melakukan seks dengan posisi dog style. Sita kelihatan senang banget melihat saya mulai mengambil insiatif, dan dia menurut saja waktu saya perintahkan buat bangun dan berposisi dog style. Saya percepat gerakan maju mundurnya penis saya. Soalnya saya kepingin sekali melakukan orgasme bareng sama Sita. Setelah 4 menit, akhirnya saya orgasme bersamaan dengan orgasmenya Sita, tapi di luar vagina Sita soalnya saya takut kalau kenapa-kenapa di kemudian hari. Sita kelihatan lelah banget dan terkulai di tempat tidur, terus saya kissing saja dia.

Tapi tidak lama kemudian, Rina keluar dari kamar mandi, dan dia minta buat di-fuck sama saya. Akhirnya saya gantian ber-seks sama Rina, soalnya saya takut dia kecewa. Dan akhirnya saya habiskan sore itu sampai malam, di rumah Sita buat nge-seks sama Sita dan Rina beberapa ronde lagi. Sampai-sampai saya kelelahan dan pulang ke rumah setelah jam 8 malam.

Dan setelah kejadian itu, akhirnya Sita mengakui kalau dia sebenarnya sudah lama banget suka sama saya dan membayangkan buat nge-seks sama saya bareng teman lesbinya si Rina. Semenjak itu, akhirnya saya sering banget datang ke rumah Sita buat nge-seks, bisa berdua sama Sita atau bertiga ditambah Rina. Hal itu sudah berlangsung selama ini, dan saya menikmati sekali hubungan ini. Malah kadang saya berdua atau bertiga suka sewa tempat di luar kota buat nge-seks bareng. Asik banget loh! ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

Berbagi ke Facebook

Related posts