Pertemuan kembali
CERITA SEX GAY,,,,,
Agung menghembuskan nafas panjang yang terasa begitu berat. Agung selalu membayangi wajah Andi yang dikenalnya lima bulan yang lalu di Surabaya. Andi pria tampan berbadan kekar dan dadanya berbulu semakin membuat dia macho, apalagi anting di telinga kirinya dan tato di lengan kanannya membuat Agung semakin merindukan Andi. Rindu akan pelukannya yang hangat dankulumannya yang kuat di batang kemaluan Agung sulit untuk dilupakan. Lalu lalang di dalam Bar tidak membuat Agung terganggu dengan lamunannya. Banyak wanita yang mencuri pandang ke arah Agung yang ganteng, dengan kaos ketat dan celana jeans ketat semakin memperlihatkan kejantanannya.
Agung menempati sebuah meja yang ada di sudut, dan memesan segelas minuman yang cukup keras. Namun baru saja Agung meminum sedikit minumannya itu, tiba-tiba saja di depannya sudah berdiri seorang laki-laki yang hampir saja membuat Agung terpekik karena tidak percaya dengan pandangan matanya sendiri saat ini.
“Andi..” desis Agung setengah tertahan.
“Boleh aku menemanimu..?” lembut sekali suara Andi.
“Tentu saja boleh,” sahut Agung sambil tersenyum manja.
Memang laki-laki yang tiba muncul itu adalah Andi. Dan dia langsung mengambil tempat di sampingAgung. Andi memanggil waiters, dan memesan minuman ringan. Bahkan dia juga menawarkan kepada Agung untuk menambah minumannya. Tapi dengan halus sekali Agung menolak, karena minumannya ini juga baru diteguknya sedikit. Memang tidak lama waiters yang cantik itusudah datang lagi membawa pesanan Andi. Setelah menaruh minuman itu ke atas meja, dia kembalimeninggalkannya sambil melemparkan senyuman genit pada kedua anak muda yang tampan dan gagah ini.
“Kamu kok ada di sini, Andi..?” tanya Agung sambil menghirup sedikit minumannya.
“Biasa, ada urusan bisnis di sini,” kata Andi ringan.
“Kamu menginap di sini..?
“Iya.”
“Sendiri..?
“Tadinya sih ingin berdua sama kamu,” sahut Agung berterus terang, sambil mengembangkan senyuman kecil yang terasa menggoda.
Andi membalas senyuman Agung dan menganguk-anggukan kepalanya, dan belum juga dia membukasuaranya, terlihat seorang laki-laki setengah baya mendatangi, dan langsung membisikan sesuatu di telinga anak muda itu.
“Ada apa..?” tanya Agung sebelum Andi bisa membuka suaranya.
“Itu tadi.. Bapak Made, memberi tahu kalau aku dipanggil Bosku.”
“Bos..?” desis Agung dengan kening berkerut.
“Aku bekerja di hotel ini sudah dua bulan.
“Ohh..” Agung mendesah panjang, “Tapi kenapa kamu tidak memberi tahu aku, dan meninggalkan aku, bosan ya..?”
“Ah.. ah..,” Andi tertawa cekikikan, “Sekarang kitakan ketemu, kita bisa melepas kangen, iya kan. Aku tinggal dulu sebentar, nggak lama kok nanti aku kembali lagi,” kata Andi sambil bangkit berdiri.
Dan sebelum Agung bisa mengeluarkan suara sedikitpun juga, Andi sudah melangkah pergi meninggalkannya, setelah meraba lembut paha Agung. Beberapa saat Agung memandangi sampai anak muda itu lenyap dari pandangan matanya. Dia mengangkat gelas minumannya, dan langsung mereguknya hingga tersisa sedikit lagi. Sudah empat hari Agung berada di Bali. Memang kehadiran Andi yang sama sekali tidak diduga itu membuat Agung benar-benar tidak lagi merasa kesepian.Andi selalu bersedia menemani kemanapun Agung pergi. Dan pagi ini, mereka sudah terlihat berada di pantai, menjemur diri dengan hanya memakai celana dalam.
“Kapan kamu mau kembali lagi ke Surabaya..?” tanya Andi yang berbaring di samping Agung.
“Tiga hari lagi.”
“Kok cepat..?””Kamu maunya aku di sini berapa lama?”
“Terserah kamu, aku kangen sekali sama pelukan kamu, di sini aku belum pernah bercinta.”
“Ah masak sih,” desis Agung manja.
Andi hanya terdiam. Dan Agung pun juga diam membisu. Sementara matahari sudah mulai condong ke barat, tapi masih terasa panas membakar hamparan pasir di sepanjang pesisir pantai ini.
“Agung, kamu bisa nggak menunda kepergianmu lima hari saja,” pinta Andi langsung.
“Apa kehadiranku nanti tidak menggaggu kamu dan cowokmu,” goda Agung.
“Suer aku belum punya cowok di sini, kalau aku punya pasti aku kenalkan sama kamu, kitakan bisa bercinta bertiga, iya nggak Gung?”
“Jalan-jalan yuk..” ajak Andi sambil bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya, dan suasana pun semakin sepi.
Sebentar Agung diam, lalu bangkit berdiri dengan tangan kanan berada dalam genggaman tangan kiri laki-laki ini. Dan seperti sengaja, Andi tidak melepaskannya meskipun kaki mereka sudah terayun melangkah. Dan semakin jauh mereka berjalan, suasananya semakin terasa sunyi. Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di bagian pantai yang hampir dipenuhi oleh tumpukan batu-batu karang. Dan di tempat ini suasananya semakin sunyi, hingga akhirnya mereka sampai di tempatyang dikelilingi tumpukan batu karang. Andi memegang kedua tangan Agung, dan berdiri berhadapan dalam jarak yang begitu dekat sekali. Perlahan Andi menarik tubuh Agung hingga merapat dengan tubuhnya.
Andi merasakan betapa hangat dan kekarnya tubuh pemuda ini. Andi tidak hanya memeluk, tapi tangannya mulai bergerak menjalar ke selangkangan Agung, dan Agung mulai membalas sentuhan-sentuhan lembut Andi, Agung mulai membuka sedikit bibirnya dan Andi mulai melumat bibir Agung, Agung malah mengalungkan kedua tangannya ke leher Andi, membalas pagutan itu dengan lumatan bibirnya yang hangat disertai decak dan gumaman lirih yang membangkitkan gairah. Semua telahberganti dengan desahan nafas yang semakin kuat dan memburu, serta rintihan lirih dan gumaman tertahan. Saat itu andi mengerang kecil dan tertahan, merasakan ujung lidah Agung yang basah dan hangat bermain di atas puting buah dadanya kemudian bergerak ke ketiak Andi yang berbulu lebat, Agung menjilati bulu-bulu ketiak Andi dengan penuh nafsu dan menghirup baunya yangkhas. Dan bergerak terus ke bawah menjilati dan mengulum batang kemaluan Andi sambil mengelus-elus pantat Andi yang bulat keras dan agak menonjol.
“Ah..ah,” Andi mendesisi menahan nikmat yang sangat dan memejamkan matanya. Agung mulai memasukan semua batang kemaluan Andi yang besar dan panjang sampai ke tenggorokannya, kemudian mengeliarkannya dan memasukannya kembali ke mulutnya. “Ah.. ah.. aku tidak kuat, aku belum mau keluar,” desis Andi. Agung malah mulai mengeraskan hisapannya dan mengulumnya dengan kuat, sedangkan Andi memegangi kepala Agung sambil terus mendesis-desis menahan nikmat. “Ah.. ah,” sperma Andi pun keluar membasahi mulut Agung dan dada Agung yang berbulu lebat, Agung menelandengan rakus sperma Andi yang banyak. Kemudian Agung mulai mengulum buah zakar Andi sambil mengocok sendiri batang kemaluannya. Agung melepaskan kulumannya dan kemudian bangkit berdiri memberikan kesempatan kepada Andi untuk mengulum batang kemaluannya. Kemudian Aandi pun jongkok dan mulai menjilati batang kemaluan Agung dengan lembut dan mulai mengulum dengan keras ujungnya yang berwarna merah kehitam-hitaman.
“Kontolmu besar sekali, aku menyukainya,” komentar Andi. Kemudian mereka pun mengambil posisi 69, saling hisap beberapa lamanya. “Aku mau keluar,” desah Andi. “Keluarkan saja,” sperma Agung menyemprot ke bawah dan Andi menelannya sampai habis dan menjilati sisanya kemudian Andi mendorong tubuh Agung ke samping dan bangkit, diangkatnya kaki Agung sehingga membentuk huruf V dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke anus Agung, dan “Bless..” batang kemaluan Andi yang besar dan panjang itu sudah menjelajahi lubang anus Andi. Agung merintih menahansakit dan nikmat sedangkan Andi mulai beraksi maju mundur sambil memegang batang kemaluan Agung yang masih tegang dan kemudian mengocoknya. Desahan dua pemuda ganteng itu sungguh bergairahdan menggebu. Sesaat kemudian Andi mengeluarkan batang kemaluannya dari anus Andi dan mengocoknya tepat di atas batang kemaluan Agung, sperma Andi pun keluar membasahi batang kemaluan Agung, sperma Andi menyemprot keras keluar membasahi batang kemaluan Agung. Andi membungkuk dan mulai mengulum batang kemaluan Agung yang basah oleh sperma Andi, sedangkan Agung sudah tidak bisa menahan ejakulasinya dan spermanya pun menyemprot keluar bercampur dengan sperma Andi. Kedua pemuda ini sungguh hebat.
Malamnya mereka terlihat bercengkrama dengan mesra di Bar.
“Nah usai makan, kita langsung ke kamarmu saja.”
“Ke kamarku atau ke tempat kostmu..?” tanya Agung.
“Ke kamarmu saja, aku sudah tidak tahan ingin mengulangi permainan tadi sore,” jawab Andi.
“Baik,” Agung mengangguk sedikit tersenyum.
Usai makan, mereka pun naik lift menuju lantai tiga, tempat kamar Agung berada. Keluar dari lift, mereka bergandengan tangan menuju ke kamar Agung dengan wajah berseri. Sampai di kamar, Andi tahu apa yang mesti diperbuat. Dipadamkannya lampu kamar sehingga ruangan menjadi redup. Kemudian memutar kaset dengan musik yang amat romantis. Menciptakan suazsana semakin romantis.
“Wuaah,” Agung tersenyum manja. “Keadaan begini begitu romantis.”
“Asyik kan?” sahut Andi dengan tertawa.
“Memang asyik,” ujar Agung tersenyum.
“Bagaimana, aku lepas pakaianku sekarang.”
“Terserah kamu sayang,” ujar Andi.
“Hm..” Agung manggut-manggut sambil melepaskan baju dan celananya, sehingga dia kelihatan hanya memakai celana dalam.
Dan batang kemaluannya terlihat menyembul membengkak dan melonjak-lonjak ingin keluar dari kurungan dan Agung pun mulai membuka baju Andi, terlihat jelas dadanya yang bidang berbulu dan kekar, kemudian Andi mulai menarik resleting celananya dan melorotkannya. Dan mereka hanya memakai celana dalam dengan tonjolan yang indah di ujungnya.
“Apa acara kita sekarang?” tanya Andi.
“Tentunya berdansa dulu,” jawab Agung dengan suara rendah.
“Oke,” jawab Andi tersenyum sambil menarik pinggang Agung dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Agung.
Mulailah mereka berdansa, saling memeluk erat-erat. Tak lama kemudian mereka pun saling mencium, akhirnya melangkah menuju tempat tidur dan.. Selain suara musik terdengar pula desahan nafas disertai rintihan dan desisan. Keduanya telah tenggelam dalam samudra kenikmatan. Dengusan tersengal-sengal dari nafas Agung yang melakukan adegan anal sex terhadap Andi. Andi menumpu tubuhnya dengan kedua tangannya, sedangkan pantatnya menungging membiarkan Agung mensodominya. “Ukh..” desah Andi dengan mata masih terpejam, Agung pun terlihat mendesah-desah menahan nikmat yang tak tertahankan. Sebelum sperma Agung keluar, Agung sudah mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang anus Andi.
“Kenapa selesai,” tanya Andi, Agung tidak menjawab pertanyaan Andi dan menyuruh Andi berbaring.”Aku belum mau keluar, nanti kita sama-sama keluarnya, ya?” pinta Agung. Agung mulai mengocok batang kemaluan Andi dan memandangi tubuh yang kekar itu terlentang di tempat tidur. Kemudian Agung membungkukkan tubuhnya dan mulai mengulum ujung batang kemaluan Andi yang berwarna merah muda dan memasukkan semua batang yang besar dan panjang itu ke dalam mulutnya. “Kita ambil posisi 69 saja,” pinta Andi. Kemudian mereka pun mengambil posisi 69 saling hisap dan dihisap. Andi dengan segera mengulum batang kemaluan Agung yang indah dan berbulu lebat, menjilati batangnya kemudian ke buah zakar Agung dan mengulumnya. Sedangkan Agung semakin memperkuat kulumannya di batang kemaluan Andi dan Agung mulai merasakan cairan kental keluar dari batang kemaluan Andi, “Akh.. akh..” Agung menelan semua sperma Andi yang keluar dan menjilati sperma yang tercecer di sekitar batang kemaluan Andi kemudian Agung menyuruh Andi bersandar dan menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Andi, sedangkan Andi semakin bernafsu mengulumnya dan sampai akhirnya sperma Agung menyembur dengan keras membasahi bibir Andi, “Ah..” Agung mendesah menahan nikmat yang tak tertahankan.
Agung bangun, lalu menyalakan lampu. Dan ruangan itupun menjadi terang dari sebelumnya yang agak redup.
“Sungguh indah tubuhmu,” Bisik Agung.
“Pujian itu yang selalu aku dengar,” kata Andi.
“Kau memang ganteng dan macho pula,” ujar Agung yang telah duduk di pinggir tempat tidur.
Matanya masih menatap tubuh Andi yang kekar dan berbulu di dadanya.
“Bagaimana?” tanya Andi, “Apa kau sudah puas..?”
“Memangnya kenapa?” Agung balik bertanya.
“Aku mau mandi,” jawab Andi.
“Kalau begitu aku mandiin ya,” pinta Agung.
Andi turun, sambil melirik Agung, kakinya melangkah ke kamar mandi diikuti oleh Agung. Andi dan Agung keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat.
“Apalagi yang kita perbuat, Gung?” tanya Andi seraya merangkulkan tangan ke pundak Agung.
“Ada dua hal yang harus kita lakukan,” jawab Agung, Andi menatapnya.
“Apa itu, Gung?”
“Pertama tidur,” jawab Agung.
“Hal kedua berbuat itu lagi,” sahut Agung sambil mengelus paha Andi yang berbulu lebat.
“Aku belum mau tidur, sama sekali, belum ngantuk.”
“Kalau begitu, kita main lagi Oke?” ajak Agung sambil meraba tubuh Andi dengan mesra dan terulang lagi mereka mengadakan hubungan intim.
Akhirnya mereka sama-sama kelelahan dan tertidur. Ketika mereka terjaga, hari sudah pagi.
Tamat ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,