Pekerjaan Sampingan Kuliah PSK True Story No Quote
Spoiler: CHAPTER 1 Menjelang akhir kuliah, mata kuliah yang perlu diambil pun makin berkurang, kebanyakan hanya mata kuliah syarat sidang dan perbaikan nilai. Teman2 pun udah jarang kumpul di kampus, kami kebanyakan bertemu diluar.
Tahun2 sebelumnya, gw selalu menyempatkan diri untuk liburan tahunan, destinasi pilihan gw selalu sama, yaitu Bali. Kenapa Bali? karena menurut gw, sebuah tempat yang memiliki berbagai pilihan wisata dalam satu tempat yang berdekatan dengan budget terjangkau diseluruh Asean hanya Bali. Masa sih?
1. Thailand, kurang lebih sama murahnya dengan Bali, tapi jika ingin melihat kota (Bangkok) dan pantai (Phuket/Pattaya) jaraknya lumayan jauh jika ingin menempuh jalur dengan harga murah.
2. Singapore dan Malaysia, pengeluaran disana termasuk tinggi.
3. Indonesia bagian lain, karena mayoritas Indonesia beragama muslim, cukup sulit menemukan tempat yang penuh kebebasan tapi tidak jauh dari fasilitas.
Ini hanya menurut gw pada waktu itu lho ya..
Anyway, kembali ke cerita. setiap tahun dimasa kuliah, gw selalu menyempatkan untuk pergi seminggu ke Bali. Dengan atau tanpa teman gw akan tetap berangkat, karena bahasa inggris gw diatas rata2, gw mudah bergaul, dan udah familiar dengan suasana di Bali. Gw selalu menginap di kawasan Poppies, selain murah, wisatawan disana cenderung mau berbaur dengan wisatawan lain. Gw menghabiskan hari2 gw dengan berselancar, keliling naik motor mencari pantai2 virgin, mencari wisatawan asing (cewek) untuk diajak ke club, dan mabuk2an.
Terkadang gw juga bertemu teman dari Jakarta secara kebetulan atau memang janjian liburan bersama. Rata2 teman2 gw pasti mengajak teman2nya yang lain dan sebagian dari mereka adalah cewek. Inilah titik awal gw menemukan pekerjaan sampingan yang menjadi modal masa depan gw.
Spoiler: CHAPTER 2 Berawal dari telponan biasa dengan salah satu temannya teman gw yang pergi ke Bali, namanya Vira, dia beberapa tahun lebih tua dari gw, bekerja di perusahaan asing di Jakarta. Awalnya, dia hanya curhat tentang pekerjaan dan pacarnya, setelah beberapa kali kami telponan, Vira mulai menanyakan balik hal2 tentang gw.
V: “Eh lo kok selalu sendiri sih ke Bali? Emang ga punya pacar?”
Pada waktu itu, gw menjawab ngawur dengan trik2 gw mendekati wisatawan asing di Bali, yaitu dengan berpura2 sebagai orang hebat. Contoh, gw pernah mengaku menjadi tentara Indonesia yang pernah bertugas untuk PBB tapi udah selesai, gw pernah mengaku sebagai sutradara film di Indonesia, dan lain2. Gw bermaksud hanya bercanda dan ingin tau Vira percaya apa engga.
G: “Wah susah Vir buat punya pacar dengan pekerjaan sampingan gw ini, gw yakin cewek pasti akan keberatan sih”
V: “Oh lo sambil kerja juga?! Baru tau gw. Emang apa kerjaan sampingannya?”
G: “Iya buat dana2 liburan sama jajan aja, awalnya iseng, eh ternyata menghasilkan. Kalau gw cerita sama lo, lo janji dulu jangan ngejauh ya!”
V: “Iyaaaa, gw ga suka ngejudge orang dari pekerjaannya kok”
G: “Gw gigolo Vir”
V: “FUCK!! Serius lo?! Beneran nih?! Kok bisa?”
G: “Iya serius. Awalnya ditawarin temen, ada kliennya dia yang nyari ‘barang baru’, trus bablas sampai sekarang”
V: “Pantesan badan lo bagus banget! ternyata buat modal toh.. Hahahaha”
G: “Oh badan gw bagus ya menurut lo? Merhatiin aja!”
V: “Eh.. Ga gitu, kan emang di Bali lo kemana2 shirtless melulu. Btw, berapa tariff lo jualan? Siapa tau ada teman gw yang mau”
G: “Haha.. Ga mahal kok, 500rb ajah. Ah masa teman lo sih! Lo dong cobain, itung2 bantu gw”
V: “Itu udah sama kamar??”
G: “Buat lo karena teman, iya deh sama kamar. Tapi buat teman2 lo jangan yaaa”
V: “Ehmmmm… Gw takut… Tapi penasaran sih..”
G: “Yaudah gini deh, kita ketemu dulu aja di hotel, nanti kalaupun ga jadi, gw layanin polliw talk aja deh gratis, tapi lo bayar kamarnya ya!”
V: “Emang service yang lo tawarin apa aja?”
G: “Gw biasanya gini. Begitu masuk kamar, gw peluk dulu, abis itu gw tutup matanya dengan kain, terus gw lepasin pakaiannya satu per satu sampai telanjang. Abis itu gw massage dulu 1 jam. Setelah massage, gw lumurin badannya dengan coklat di beberapa spot, terus gw jilatin sampai bersih. Abis itu, foreplay, ML, trus terakhir pillow talk, ngobrol aja gitu dalam dekapan gw, cerita keluh kesah, seperti pacaran lah”
V: “aanjir, lengkap yah. Ga cuma esek2 aja tapi dilayanin hatinya juga. Hmmmmmm, ayo deh!”
Gw ga menyangka Vira benar2 termakan tipuan gw. Setelah dipikir2, rugi juga ga gw lanjutin, check in dibayarin, ceweknya dapat, gw puas, ga keluar uang sama sekali. Akhirnya biar ga terkesan memaksa, gw mundur sedikit.
G: “Asiik… Gitu dong bantu teman. nanti kalaupun ga jadi ML ya kita ngobrol2 aja dikamar. Yaudah kamis di Hotel Mega Matra ya jam 7an lah. Lo kan balik kerja jam 5, sempat kan 2 jam ke sana?”
V: “Bener ya kalau ga jadi gapapa, gw agak takut juga sih belom pernah soalnya. Ok deh, kamis ya! Ini gw transfer dulu apa gimana?”
G: “Ga usahlah, kan kenal. Nanti gw talangin dulu buka kamarnya”
V: “Ok, see you soon”
Spoiler: CHAPTER 3 Hari Kamis, gw sampai hotel jam 6.30. Sengaja lebih cepat karena menyiapkan mood kamarnya dulu. Gw bawa tas berisi seragam yang akan gw pakai, baby oil, lilin aroma terapi, pewangi ruangan, 1 botol krim coklat, handuk berwarna (karena kalau pakai handuk hotel yang putih lalu kotor banget biasanya di denda), dan kain alas untuk massage (agar sprei ga kotor).
Masuk kamar, gw isi bath tub dengan setengah air hangat. Gw tutup tirai jendela, menyiapkan kain alas, menyalakan lilin aroma terapi, dan menyemprot pewangi ruangan. Setelahnya, gw berganti ke seragam, seragam yang gw pakai adalah sebuah setelan jas layaknya butler hotel.
Jam 7.30, Vira mengetuk pintu kamar. Saat masuk, gw sambut Vira dengan membungkuk dan mengucapkan selamat datang di ruangan. Vira belum ikut dalam peran karena masih pengalaman pertamanya, dia mencoba menanyakan ini itu, tapi gw berpura2 ga tau sambil memberi kode agar Vira mengikuti saja alurnya, akhirnya Vira paham.
Gw ambil tas kerja Vira dan gw letakan di tempat koper, gw tunjukan arah ke kamar mandi dan Vira segera menuju ke sana, gw minta Vira untuk duduk di ujung bath tub yang sudah gw alasin dengan handuk dan mencelupkan kakinya ke air hangat. Setelahnya, gw raih kakinya dan mulai mencucinya dengan sabun. Vira mencoba menahan tawa, entah karena geli atau amazed dengan pelayanannya.
V: “Udah lama mas kerja disini?”
G: “Sudah Bu, 5 tahunan kira2. Ibu baru pulang kantor ya?”
V: “Iya mas, tadi agak lelah jadi butuh ‘hiburan’, langsung kesini deh” (menahan tawa)
Setelah selesai, gw arahkan Vira menuju kamar tidur.
G: “Bu, saya mulai prosesnya sekarang ya. Saya akan tutup mata Ibu dengan kain ini, Ibu relax aja dan ikuti petunjuk saya nanti”
V: “Kenapa ditutup mas? Saya ingin lihat servicenya”
G: “Untuk massage saya sarankan ditutup Ibu, karena nanti indera Ibu yang lain akan meningkat dan memaksimalkan hasilnya”
V: “Boleh juga alesan lo ya hahaha eh.. Oke mas, silahkan dimulai”
Gw tutup mata Vira dengan kain, gw berdiri di belakangnya dan memijat kecil bahunya.
G: “Ibu tegang sekali, pasti sangat lelah”
Gw lepasin blazernya perlahan dan dari belakang gw lingkari tangan gw di tubuhnya lalu melepas kancing bajunya satu per satu. Vira menahan tangan gw, diam sejenak, lalu melepasnya. Seluruh kancing pun terlepas, dadanya masih terbungkus bra berenda. Setelah gw lepaskan bajunya, gw lepaskan branya, saat branya terlepas, Vira menutupi dadanya dengan kedua tangan.
G: “Ibu tidak perlu malu, disini kan hanya ada saya. Saya udah biasa kok melihat dada”
V: “Saya baru pertama kali soalnya mas”
G: (gw raih tangannya) “Ibu percaya sama saya, setelah dari sini, Ibu akan merasa jauh lebih baik, ok?”
Vira memberikan tanggannya ke gw dan gw lepasin dari dadanya, dadanya tidak turun sama sekali, besar dan kencang. Dari depan, gw lingkari tangan gw ke belakang dan meraih kancing roknya, gw dekati leher gw ke wajahnya agar tercium aroma parfum yang gw pakai, lalu dia sedikit mendesah. Gw lepaskan roknya, roknya jatuh ke lantai, dan gw melihat dia mengigiti bibirnya.
Gw tuntun Vira untuk telungkup di atas alas kain yang gw siapkan, lalu gw tetesin baby oil dari ketinggian sehingga membuat sensasi menetes pada tubuhnya. filmbokepjepang.com Setiap tetesan mendarat, badannya menggelinjang, dan desahan kecil terlepas dari mulutnya. Setelah itu, gw ratakan baby oil itu ditubuhnya dengan belaian yang sangat lembut, dimulai dari punggung, pantat, hingga ke kaki. Dia mulai terbiasa dengan sentuhan itu, lalu gw mulai massage tubuhnya.
V: “Anjir, enak juga pijatan lo ya, gw pikir cuma ala2 aja hihihi”
G: “Kalau kurang tekanannya bilang ya Bu”
Gw pijat kaki dan pahanya satu per satu sekitar 10 menit per kaki, lalu 10 menit di pantat, dan 15 menit di punggung. Vira tidak bersuara dan dia tertidur saat di pijat, karena saat gw minta dia membalik badan, dia seperti terkejut lalu diam lagi. Gw lanjut memijat dari kepala 10 menit, bahu 5 menit, dan dada 5 menit. Saat gw pijat dadanya, dia seperti mengigau, karena mendesah lembut tapi tidak bergerak. Lanjut pijatan gw turun ke perut 5 menit, paha 10 menit dan terakhir di kaki 10 menit. Setelah selesai dan mencuci tangan pun Vira tidak bergeming sampai gw lepaskan penutup matanya dan gw goyang2kan tubuhnya, dia terkejut lalu terbangun.
V: “Anjir enak parah pijatan lo, tidur gw pules! Astaga 1 jam setengah gw tidur?!”
G: “Iya Bu, sepertinya nyenyak daritadi ga bergeming, padahal saya udah selesai daritadi”
V: “Eh iya, trus sekarang apalagi mas?”
Gw arahkan vira kembali ke kamar mandi untuk membersihkan minyak di tubuhnya, Vira masuk ke bath tub dan bersandar. Gw ambil sabun dan memandikannya sampai bersih, Vira menatap wajah gw selama proses.
G: “Ibu kok daritadi menatap saya terus?”
V: “Ga apa2, mas ganteng juga ya kalau dilihat2”
G: “Ah Ibu bisa aja”
V: “Mas ga mau mandi bareng saya aja sekalian nih?”
G: “Wah maaf Ibu, Kebijakan perusahaan ga mengijinkan saya seperti itu”
Gw selipkan tangan gw diantara pahanya dengan sesekali menyerempet vagina Vira.
V: “Eh mas, nyerempet tuh!”
G: “Iya maaf Bu, ga terlihat soalnya tertutup sabun”
V: “Ga apa2, lagi dong….”
G: “Mandinya udah selesai Bu, sebentar saya ambilin handuk”
V: “Iiiiiih…. Jahat..”
Spoiler: CHAPTER 4 Gw keringkan tubuh Vira dan setelahnya gw minta dia merebahkan tubuhnya di alas kain yang digunakan untuk pijat tadi. Gw lepas jas dan baju gw perlahan, Vira menatap gw penuh nafsu dan terlihat tidak sabar. Gw ambil krim coklat dari tas, gw kocok2, dan semprotkan sedikit di ujung jari kakinya. Gw angkat kakinya dengan tangan dan gw hisap krim coklat itu dari kakinya. Vira menggigit bantal dan menahan geli, gw lakukan hal yang sama pada kakinya yang satu lagi, lalu lutut, lalu paha. Vira mulai merintih dan menghisap jari tangannya sendiri, setelah paha, gw yakin dia mengharap selanjutnya adalah vaginanya, tapi gw semprotkan pada pusarnya.
V: “Mas ada yang kelewat tuh” (menunjuk vaginanya)
G: “Maaf Ibu, itu ga termasuk dari bagian terapi ini” (padahal termasuk tapi nanti)
V: “Yaaaaah saya bayar ekstra deh biar termasuk”
G: “Wah maaf Ibu, ga bisa”
Vira tampak kecewa dan gw lanjut menghisap pusarnya, tubuhnya menggelinjang kegelian, dia meremas dadanya dan mendesah panjang. Setelah bersih, gw kcok2 krimnya sambil menatap dadanya yang besar untuk memberi harapan bahwa itu adalah bagian selanjutnya, gw arahkan spray ke dadanya, tapi gw semprotkan ke dada atas hingga ke leher. Wajahnya tampak kecewa lagi, sebelum dia protes, segera gw hisap krim itu hingga ke lehernya. Dia mendesah hebat, memeluk kepala gw dan menggelinjang2 saat ke hisap krim di lehernya. Gw angkat kepala gw lalu menyemprotkan krim itu pada bibirnya, kami berciuman dengan krim coklat, saling menghisap bibir dan lidah, Vira memeluk gw kencang dan meraba2 punggung gw, dia mengambil tangan gw dan coba meletakan ke dadanya tapi gw lepaskan, lalu ciuman terhenti.
V: “Gw ga tahan, jilatin dada gw please….”
Gw kocok krimnya dan gw kasih botolnya ke Vira, Vira langsung menyemprotkan krim pada putingnya dan langsung gw lahap. Vira menggelinjang2 dan terus mendesah. Setelah krim habis, gw pun berhenti. Vira menyemprotkan lebih banyak kali ini hingga berlumuran di dadanya, gw hisap lagi dan gw jilat2 putingnya hingga bersih.
V: “Ooooohhh fuuuck… Ouuuhhmmmm…”
Selanjutnya sebenarnya gw ingin Vira menyemprotkan krim pada vaginanya, tapi pada saat dia mengarahkan kesana, krim itu habis dan tidak keluar sama sekali meskipun sudah dikocoknya berulang kali. Lalu gw goda.
G: “Baik ibu, kalau krim nya sudah habis, berarti servicenya selesai” (tersenyum jahat)
V: “Noooooooo…. Please lanjutin….”
Wajahnya sudah memelas, gw pura2 berdiri dan memakai pakaian gw lagi, wajah Vira merengut. Langsung gw sambar pantatnya dengan kedua tangan, gw angkat tubuhnya, kakinya bersandar ke bahu gw, dan vaginanya tepat didepan mulut gw, langsung gw jilat seluruh vaginanya dan vira menjerit panjang. Gw hisap2 klitorisnya dan gwjilat didalam mulut gw dengan cepat, Vira menatap gw, mulutnya menganga, nafasnya mendesah nikmat. Gw jilat bagian dalam vaginanya, Vira mencakar paha gw, lalu dia orgasme hebat dengan tubuh bergetar.
V: “Ahhhhhhh… Keluar….. Aku keluar……”
Gw hisap2 terus lubang vaginanya, dia menggerenjang tidak karuan sambil meremas dadanya. Gw letakan tubuhnya kembali dan Vira masih mengejar nafasnya. Gw putar tubuhnya ke samping hingga kepalanya terkulai ke sisi kasur, gw lepas celana gw dan gw arahkan penis gw ke mulutnya. Vira langsung menyambutnya dengan hisapan2, gw remas dadanya, lalu gw pompa mulutnya. Tenggorokannya dalam posisi lurus sejajar, jadi gw dorong penis gw hingga menyentuh tenggorokannya, dari atas gw bisa lihat lehernya mengembang2 setiap kali penis gw masuk. Sesekali Vira gag-ing, dia menahannya dengan baik agar tidak muntah. Setelah beberapa saat, gw lepas penis gw dan viar berbalik badan, wajahnya sudah terlumuri dengan ludahnya sendiri, gw lap wajahnya dengan kain, lalu dia menghisap penis gw lagi dengan posisi menungging, terlihat lekuk pinggul dan pantatnya begitu sexy.
Gw duduk di kasur dan Vira segera menghampiri dan duduk di atas penis gw, gw hisap2 dadanya selagi Vira mengarahkan penis gw ke vaginanya. Vira mendesah secara terus menerus, dia sangat terbawa nafsu dan tidak perduli lagi. Begitu penis gw tertanam divaginanya, Vira teriak panjang sambil membenamkan kepala gw diantara dadanya.
V: (mulai memompa) “Fuuuuuck….. Ouuuhh… Ouuh.. Aku mau keluar lagi….. Aaaaahhhkkkhhh”
Vira udah begitu nafsu, baru beberapa sentakan aja dia langsung keluar lagi. Baru aja keluar, dia lanjut memompa gw lagi dengan ganas dan mendesah kencang. Gw remas dadanya dan gw jilat2 putingnya, dia memegang kepala gw dan menyambar bibir gw dengan ciuman, diantara ciuman dia seperti bergumam, lalu dia menatap mata gw dengan tajam sambil memicingkan matanya.
V: “Aku mau keluar.. Aku…. Aaaakkhhh… Fuck aku ga pernah keluar sebanyak ini secepat ini”
G: “Lanjutin aja sampai Ibu puas”
Vira orgasme sekitar 7-8 kali. Gw bisa menahan begitu lama karena fokus pada melihat Vira begitu menikmati penis gw dalam vaginanya.
V: “Lo keluarin di mulut gw ya.. Hahh.. Hahh.. Please..” (sambil memompa)
G: “Fuck me harder dong kalau gitu..”
Vira berjongkok dan memompa gw lebih kuat, suara yang dihasilkan saat pinggang gw beradu dengan pantatnya pun terdengar nyaring. Ga lama gw berasa mau orgasme, gw angkat tubuh Vira dan dia mengadahkan kepala lalu membuka mulutnya, gw kocok sebentar penis gw dan gw semburkan sperma ke dalam mulutnya. Vira langsung menyambar penis gw dengan hisapan lalu menelan sperma gw dalam hisapan itu, dilumatnya habis penis gw hingga bersih mengkilat.
Setelah itu, kami rebahan bersebelahan, Vira bersandar ke dada gw. Gw persilahkan dia untuk bercerita apapun yang dia mau, khususnya hal2 yang pacarnya suka enggan untuk mendengarnya. Sambil dia bercerita, gw beri ciuman kecil di bahunya, menanggapi ceritanya, dan gw remas2 dadanya.
V: “Sumpah lo hebat banget, ga nyesel sama sekali gw. Belom pernah gw orgasme sampai 7 apa 8 kali tuh tadi dalam sekali ML”
G: “Bukan gw yang hebat Vir, tapi lo yang nyaman dan relax, jadi tubuh lo enjoy”
V: “Ah bodo amat, pokoknya lo hebat banget, gw bakal rekomen lo ke teman2 kantor gw! Eh lo ada selera ga untuk klien lo?”
G: “Ga sih, yang penting bersih dan wangi aja. Gw suka banget jilatin vagina soalnya, kalau berbau atau berasa asam gitu ga enjoy juga gw jadinya”
V: “Ohh oke, yang penting itu ya, nanti gw cariin dan gw rekomen abis deh. Kita cewek2 suka ngomongin seputar seks juga soalnya dikantor”
G: “Makasih ya Vir”
V: (berdiri dan mengambil dompet) “nih” (menyodorkan uang 1 juta)
G: “Kebanyakan ini Vir”
V: “Gapapa gw puas banget, tadi emang gw ambil lebih buat tip sama ongkos pulang, tapi nanti lo anterin gw aja ya?”
G: (mengembalikan setengahnya) “Udah ah Vir, sama teman pakai ngasih tips segala”
V: (memberi 300rb) “Gw mau sekali lagi deh nih, sambil berendem ya. Tadi gw udah ngebayangin tauk ML di bath tub sama lo, belom pernah juga gw soalnya”
G: (menolak uangnya) “Heeh ga usah, gw kasih free aja kalau lo mau lagi di bath tub”
V: “Ga enak ah gw!”
G: “Gw pulang nih?!”
V: “Hehehehe yaudah deh mau mauuu….”
Cerita masih panjang, dicicil ya suhu ngetiknyaaaa..,,,,,,,,,,,,,