Pacar Pembantuku Yang Bernafsu Tinggi

Ini adalah pengalamanku yg terjadi baru-baru ini, seperti pernah aku ceritakan, namaku Dania dan akrab dipanggil Nia, usia 24 tahun,167/52, rambut hitam panjang, kulit putih bersih, dan aku bekerja disebuah bank swasta sebagai sekretaris. Di kotaku ini, aku tinggal sendiri di rumah yg dibelikan oleh ayahku, aku hanya ditemanin oleh seorang pembantu.. Namanya “Leli”, usianya sepantaran aku, belum menikah katanya.

Pembantuku ini memang rajin.. setiap pagi dia sudah beres-beres rumah, menyiapkan sarapan buatku, dan sebelum pergi ke pasar selalu memberikan daftar belanjaan untuk aku setujui. Hingga pada suatu hari.. Minggu lalu.. Pembantuku ini memberitahuku.. Bahwa Kakaknya akan mengunjunginya.. Dan minta ijin agar dapat menginap dua hari di rumah, aku tidak keberatan.. Walaupun pembantuku ini baru empat bulan bekerja di rumahku.. Tetapi aku percaya kepadanya.

Hari Jumat, sepulang dari kantor.. Leli memperkenalkan Kakaknya itu, namanya Agus (nama samaran) usianya 30 tahunan (kira-kira), berkulit hitam, kurus, dan maaf wajahnya rada kucel menurutku, karena mengaku sebagai Kakaknya, aku pun mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar.

Hari Sabtu pagi, bangun tidur aku langsung mengenakan daster untuk menutupi tubuhku yg bugil, maklum.. Karena kalau tidur aku tidak pernah mengenakan apa-apa, setelah menikmati sarapan pagi, akupun duduk disofa sembari membaca koran, menurut perkiraanku.. Si Leli pasti sudah pergi ke pasar.. Mungkin saja ditemani oleh Kakaknya. Sembari membaca koran aku menselonjorkan kedua kakiku ke atas meja.

Saat itu aku tidak merasakan ada hal yg aneh.. Tetapi setelah lama membaca koran.. Akupun merasa ada sesuatu yg aneh.. Akupun menurunkan sedikit koranku.. Dan.. Tampak si Agus berdiri di depanku.. Aku sedikit terkejut, tampak Agus berdiri sembari memperhatikan diriku, dan hal ini membuat aku jadi penasaran.. Apalagi pandangan si Agus ini selalu kebawah, maka akupun melirik kebawah.. Dan.. Yaa.. Ampunn.. Aku baru sadar kalau dasterku itu tersibak ke atas sehingga dari posisiku duduk aku dapat melihat bulu-bulu kemaluanku sendiri..

Apalagi dari posisi si Agus yg berdiri dihadapanku itu.. Tentu dia dapat melihat dengan jelas kemaluanku.. Oohh.. Saat itu juga aku jadi salah tingkah.. disatu sisi aku harus menjaga sopan santun tapi disisi lain aku tidak keberatan kemaluanku dilihat oleh si Agus.. Maklum aku seorang exibithionist, ada perasaan kepuasan tersendiri. Tetapi untuk menghilangkan kesan sengaja.. Akupun pura-pura tidak menyadari dan..

“Oh.. Agus.. Bikin kaget aja” seruku.

Tampak si Agus juga terkejut dengan teguranku itu, lalu..

“Anu.. Maaf Non.. Mau ngasih daftar belanjaan..” serunya gugup, tapi matanya tetap melirik kebawah, dan akupun sadar kalau sebelum ke pasar Leli pasti akan menyodorkan daftar belanjaan.

Lalu Agus menyodorkan daftar belanjaan kepadaku, dan akupun sedikit mencondongkan tubuhku ke depan untuk menerimanya, dan saat itu juga.. Aku sedikit merenggangkan kedua pahaku, dan tetap membiarkan kedua pahaku merenggang sembari membaca daftar belanjaan itu.. Tentu sekarang si Agus dapat melihat dengan jelas bentuk kemaluanku, terus terang timbul perasaan gairah pada diriku walaupun aku tidak bisa konsentrasi membaca daftar belanjaannya, apalagi ketika dari sudut mataku.. Aku melihat si Agus melirik terus ke arah selangkanganku itu.. Oohh.. Terasa kaku kedua pahaku.. Tidak bisa kurapatkan.. Maunya kurenggangkan terus, kemudian..

“Mas.. Mas Agus” terdengar Leli memanggil dari dalam.

Spontan aku bangkit berdiri.. Aku tidak mau Leli melihat kejadian ini.. Dan benar juga.. Tampak Leli muncul.

“Oh.. Maaf non, anu Mas Agus sudah kasih daftar belanjaan sama Non?” seru Leli.

Agus mengangguk, dan tampak kekecewaan diwajahnya karena, lalu..

“Sudah Leli.. Yaa.. Kamu belanjain aja semuanya,” seruku sembari mengembalikan daftar belanjaan kepadanya.

Seperti dugaanku.. Ternyata Leli mengajak Agus untuk ke pasar, walaupun Agus kelihatan segan untuk ikut.. Tapi mau tidak mau dia menemani juga Leli ke pasar. filmbokepjepang.sex Malam hari, aku pergi bersama kawan-kawanku.. Kami pergi ke cafe dan di sana kami minum-minum sembari mendengarkan live music, hari sudah larut ketika kami pulang.. Teman-temanku menyarankan agar aku jangan menyetir mobil sendiri.. Karena mereka tahu kalau saat itu aku rada-rada mabok, tetapi aku tidak peduli.. Walaupun dengan kepala rada-rada pusing.. Aku tiba juga dirumah dengan selamat.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan aku tidak tega membangunkan pembantuku untuk membuka garasi, maka aku sendiri membuka garasi dan memasukkan mobilku, setelah itu aku masuk lewat belakang.. Dan melewati kamar pembantuku, tampak lampu kamar pembantuku itu masih menyala terang dan jendelanya terbuka sedikit, hal ini membuat rasa ingin tahuku.. Apa sih yg mereka lakukan.

Lalu aku mengintip ke dalam dari jendela, dan.. Tampak pemandangan yg luar biasa.. Pembantuku Leli dan si Agus (Kakaknya?) sedang bergumul.. Kedua-duanya telanjang bulat.. Gilaa.. Si Agus ini Kakaknya atau suaminya.. Akupun tidak habis pikir, tetapi menyaksikan adegan persetubuhan mereka membuat gairahku meningkat.. Tampak tubuh si Agus menindih tubuh Leli.. Dan tampak pula gerakan erotis pinggul si Agus yg naik turun.. Diantara kedua paha Leli yg terbuka lebar.

Cukup lama aku mengintip mereka.. Sampai akhirnya mereka berdua terkulai lemas. Melihat hal itu.. Membuat gairah sex-ku meningkat.. Ingin rasanya ikut bergabung dengan mereka.. Apalagi

pengaruh alkohol begitu keras pada diriku.. Tetapi akupun bisa mengontrol diriku.. Kemudian aku beranjak dari situ.. Dan masuk ke kamarku, di dalam kamar aku segera menanggalkan t’shirt dan celana jeansku, hingga hanya bra yg hanya bisa menampung 1/3 payudaraku yg 36A dan G-string berwarna pink yg masih melekat ditubuhku, kemudian aku keluar kamar dan menuju ke kamar mandi, setelah membersihkan make up dan cuci muka akupun melepas g-stringku dan berjongkok di atas kloset untuk kencing,

Tetapi satu hal yg aku lupa.. Aku tidak menutup pintu kamar mandi dan ketika aku sadar.. Aku melihat si Agus sedang berdiri diambang pintu sembari memperhatikan aku yg sedang buang air kecil itu.. Tampak dia cengegesan melihat diriku.. Dan aku.. Aku diam saja.. Membiarkan si Agus memperhatikan diriku, melihat aku diam saja.. Si Agus mendekati diriku dan berjongkok dihadapanku.. Memperhatikan kemaluanku yg masih mengeluarkan air kencing itu..

Tiba-tiba si Agus menjulurkan tangannya dan memegang kemaluanku.. Oohh.. Tubuh ku bergetar.. Tampak telapak tangan si Agus segera basah oleh air kencingku.. Lalu si Agus mengosok-gosokan telapak tangannya ke kemaluanku.. Oohh.. Aahh.. Uuuhh aku memejamkan mataku merasakan nikmat.. Apalagi ketika si Agus menyodok-nyodokkan jarinya ke dalam liang memekku.. Aahh Setelah puas mengocok kemaluanku.. Si Agus membantuku turun dari closet..

Setelah itu dengan garang ia melepas bra ku.. Hingga akhirnya aku telanjang bulat, aku membiarkan si Agus melumat payudaraku dengan rakusnya.. Dan hal ini membuat aku semakin terangsang hebat.. Secara bergantian kedua payudaraku dilumatnya.. Kadang-kadang pentil payudaraku di gigit-gigit kecil olehnya.. Wooww.. Akupun tidak tinggal diam.. Tangan kiriku meremas-remas rambutnya sementara tangan kananku turun kebawah dan segera mencekal batang kemaluan si Agus yg masih tertutup celana itu, saat itu aku berpikir.. Hebat juga si Agus ini.. Setelah menyetubuhi si Leli.. Barangnya masih bisa bangun lagi..

Tampaknya si Agus ini tahu benar kondisiku saat itu yg sedang mabok dan terangsang hebat, maka dia segera mengendong tubuhku yg telanjang dan dibawanya masuk ke dalam kamarku.. Lalu aku direbahkan di atas ranjangku.. Setelah itu si Agus menekuk kedua pahaku ke atas dan segera mulutnya mengoral kemaluanku..

“Ahh.. Nggkk.. Oohh..” rintihku..

Beberapa kali tubuhku tersentak-sentak ketika lidah si Agus menyodok-nyodok liang memekku.. Aku benar-benar merasakan nikmat.. Apalagi ketika sekali-kali lidah si Agus bermain di duburku.. Oohh.. Geli.. Tapi nikmat.. Tubuhkupun mengeliat-ngeliat merasakan nikmatnya clitorisku di isap-isap oleh si Agus, apalagi ketika jari tangan kanan si Agus disodok-sodoknya ke dalam duburku..

“Oohh.. Nggkk.. Aahh..” Aku mengelinjang hebat..

Permainan lidah dan jari-jari si Agus ini benar-benar luar biasa.. Tiba-tiba si Agus menghentikan aksinya, dia lalu duduk ditepi ranjangku sebelah kanan.. Lalu ia menjilati lutut kaki kananku.. Terasa geli ketika lidah si Agus menari-nari di atas lulutku itu, dan jari tangan kanannya masih tetap tertancap di dalam duburku.. Gerakan jari tangan Agus di dalam duburku dan jilatannya di lutut kananku membuat aku kembali mengelinjang-ngelinjang..

Tiba-tiba.. Nggk.. Aku mendesis ketika Agus menarik jarinya dari dalam duburku.. Tampak Agus membawa jari tangannya itu ke hidungnya.. Dan menghirup dalam-dalam, mungkin dia sedang menikmati aroma yg melekat dijari tengahnya itu.. Aku hanya memandang pasrah.. Lalu tampak Agus tersenyum dan menjulurkan jari tengah tangannya itu ke bibirku, sekilas akupun mencium aroma itu.. Entah kenapa.. Aku semakin bergairah.. Segera aku membuka bibirku dan membiarkan si Agus memasukkan jari tengahnya itu ke dalam mulutku.. Terasa rasa pahit tapi aku tidak peduli.. Kujilati jari tengah Agus itu.. Bahkan kuisap-isap jarinya itu..

Tampak Agus tersenyum melihat ulahku itu. Setelah itu si Agus berdiri dan melepas seluruh pakaiannya hingga bugil, tampak batang kemaluan Agus yg tegang dan keras itu, akupun tidak mau menyia-nyiakan itu.. Segera aku duduk ditepian ranjang dan kujilati habis seluruh batang kemaluan si Agus, masih tercium aroma kemaluan wanita dari batang kemaluan Agus.. Mungkin ini karena tadi si Agus baru bersetubuh dengan Leli.. Dan dia belum sempat mencucinya.. Aku tidak peduli.. Kuoral batang kemaluan si Agus, kujilati sampai pangkal batang kemaluannya.. Sampai kebiji pelirnya..

“Ooh.. Iyaa.. Iyaa.. Teruss.. Non.. Teruss” desis si Agus..

Aku semakin mengila.. Kurebahkan tubuh si Agus di atas lantai.. Lalu aku merangkak di atas tubuhnya.. Kujilati lehernya.. Dadanya dan kupermainkan teteknya dengan lidahku.. Kemudian aku berjongkok di atas batang kemaluan si Agus.. Dengan kedua tanganku kuarahkan batang kemaluan si Agus keliang memekku.. Lalu kutekan.. Dan.. Bless.. Terbenamlah seluruh batang kemaluan si Agus dalam memekku..

“Oohh.. Nikmat sekali..” Kugerak-gerakkan pinggulku maju mundur..

Sementara si Agus tidak tinggal diam.. Kedua tangannya segera meremas-remas kedua payudaraku.

“Oohh.. Nggkk.. Aahh.. Nikmat sekali..” Kupeter pinggulku kekanan dan kekiri.. Hingga akhirnya aku mencapai klimaks..
“Oohh.. Uuuhh.. Nggkk..” Aku menjerit kecil sembari menyemburkan cairan kenikmatanku..

Setelah itu aku pun lunglai di atas tubuh si Agus, kemudian si Agus membalikan tubuhku.. Hingga telentang di atas lantai.. si Agus berdiri dan memperhatikan tubuh bugilku yg telentang di atas lantai.. Tampak olehku batang kemaluan si Agus yg masih berdiri tegang dan keras itu.. Rupanya dia belum mencapai klimaks.. Akupun sadar bahwa aku tidak boleh egois. Lalu aku berdiri dan duduk di tepian ranjang.

“Kok belum keluar..?”seruku, si Agus hanya tersipu malu.
“Mau dimasukin lagi..?” seruku, si Agus masih teripu malu.
“Atau kamu mau anal sex?” seruku lagi.
“Apa itu non?” tanyanya.
“Iyaa.. Kamu masukin ke dalam lubang pantatku” seruku lagi.
“Apa enggak sakit non..?” tanya si Agus heran.

Akupun tersenyum, rupanya si Agus ini belum pernah melakukan anal sex.

“Nggak kok.. Mau yaa..” ajakku.
“Belum pernah sih.. Tapi boleh juga non” serunya.

Lalu aku mengambil lotion di atas meja riasku.. Terus kuolesi lotion itu keseluruh batang kemaluan si Agus.. Terasa berdenyut-denyut batang kemaluan si Agus.. Setelah itu akupun menungging dipinggiran ranjang membelakangi si Agus.. Kuoleskan lotion disekitar dan bagian dalam duburku.. Lalu dengan kedua tanganku.. Aku membuka belahan pantatku sehingga si Agus dapat melihat anusku yg merekah itu.. Lalu si Agus menempelkan kepala batang kemaluannya ke duburku dan dengan hati-hati mendesaknya ke dalam.. Terasa seret tapi woww.. nikmat, apalagi ketika si Agus mulai mengerak-gerakkan pinggulnya maju mundur.. Sampai-sampai tubuhku tergunjang-gunjang..

“Aahh.. Ooh.. Nggkk..” Aku mengerang menahan mules dan nikmat..

Si Agus memang perkasa.. Cukup lama juga dia mengenjot lubang pantatku hingga..

“Aakk..” Si Agus mengerang.. Sembari menekan batang kemaluannya dalam-dalam dia menyemburkan air maninya..
“Ooh.. Enak.. Enak.. Non..” desisnya.

Akupun hanya tersenyum saja.. Setelah itu kupersilahkan si Agus keluar dari kamarku.. Dan aku.. Mau tidak mau aku kembali ke kamar mandi untuk mandi.. Dingin tapi segar… Itulah pengalamanku..

Dan setelah kejadian itu aku pun menegur pembantuku si Leli itu.. Dimana akhirnya ia mengaku bahwa si Agus itu bukan Kakaknya.. Tapi pacarnya, dan aku peringatkan si Leli.. Bahwa aku tidak mau melihat lagi pacarnya itu.

Related posts