Numpang Ngentot Tante Bohay
Perkenalkan Namaku Alfin (samaran), tinggi badanku 172 cm, dan berat badanku 62 kg. Bisa dibilang aku memiliki wajah yang tampan dan Penis yang lumayan besar. Daya Sexsku terhitung kuat sekali (diatas rata-rata pokoknyalah), aku melakukan onani sembari menonton Film Dewasa / Porno sambil berimaginasi jorok. Aku sering nonton Film Dewasa / Porno sembari meremas-remas penisku sampai aku tegang dan Ngecrot. Biasanya aku lakukan sampai 2 kali dalam satu kali nonton Porno. Akupaling suka susu cewek yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau bermain sex dengan Women On Top, dimana sang cewek memainkan vaginanya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus yang naik turun diatas tubuhku.
Awal mula cerita saya ini dari trgedi kecelakaan kecil yang menimpaku. Aku mempunyai kebisaan bila pada sore aku sempatkn untuk jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket kesayangank.pd waktu itu aku mengendari motorku dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, disaat aku meliht kekanan-kiri tiba tiba ada motor dari belakang dengan kecepatan tinggi hampir menbraku, secara refleks aku kaget dong… kemudian akupun berusaha minggir, tapi sial… aku malah jatuh karena ditepi jalan itu ada batu-batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir dan akhirnya aku jatuh dan tertimpa motor. Yang sialnya lagi, orang yang menyerempetku tidak bertanggung jawab dan langsung tancap gas begitu saja. Setelah itu aku berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar lokasi kjatuhku. Aku terluka di bagian kaki, paha atas, lengan atas dan dada. Kalau aku pikir sebenarnya luka ini tidak begitu serius bagiku, tapi aku tersentuh sekali atas pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik dengan orang lain.
Setelah kejadian itu, aku dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Seperti biasa aku dibawa kerumah warga untuk menghindari campur tangan polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah rumah dan motorku di depan rumah itu, aku dipersilhkan duduk oleh seorang Tante dia cantik dan menggemasan, yang kebetulan cewek itu adalah pemilik rumah itu.
“ Dik duduk di sini aja, sebentar ibu ambilkan obat untuk adik.” kata tante itu dan segera masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil obat yang letak kamarnya tepat di depan tempatku duduk .
Klau aku perkirakan sih, Tante ini umurnya sekitar 37 tahunan, meskipun umurnya tergolong cukup tua, tapi tante ini mempunyi body yang Sexy sekli deh. Tingginya sekitar 165 cm, mempunyai susu yang montok , kira-kira berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubang kenikmatannya.Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya,
“ San… Santi… tolong ambilin minum buwt masnya yang jatuh tu !!!” suruhnny kepada anaknya.
Ternyata tante ini mempunyai seorng anak perempuan yang bernama Isna, kira-kira umurnya sekitar 17 tahunan lah. Kemudian setelah menemukan obat merah, Tante itu menghampiriku,
“ Aduhhh…. ini lukanya lumayan parah Dik…” ujarnya sambil membuka tutup obat merah.
“ Nggak kok tante, luka saya tergolong masih ringan kog tante ,” ujarku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
“ Ngomong-ngomong nama Adik siapa?” tanya ibu itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
“ Nama saya Alfin tante. Auw..auw… perih sekali tante… pelan-pelan tante!” ujarku yang kesakitan karen dibalut lukaku.
“ Ditahan dulu ya Dik,ini ibu bersihkan dan kasih obat biar lukanya nggk infeksi. Perkenlkan nama Tante Isna dek,” katanya sambil meneteskan obat itu di lengan atasku.
Dengan tidak disengaja susu tante itu menyenggol sikuku.
” Upzz… maaf tante,saya tidak sengaja ,” mohonku sambil melihat susu Tante Santi yang membuat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“ Iya dek nggk papa tenang aja Tante nggak marah kog. Ngomong-ngomong mana lagi yang mau diobatin Dek, celana kamu sobek tuh Dik kelihatannya …” ujarnya sambil memegang celanaku yang sobek.
“ Emmm, sini tante bagian paha atas dan dada Tan,” jawabku sembari membuka sedikit kaosku.
“ Oh bagian situ ya dik, yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, coba kaki kamu bisa di luruskan nggak?” tanyanya padaku.
“ Kayaknya bisa Tan, tapi agak ngilu sih tante karena lukanya bagian paha, ” jawabku sambil mencari kesempatan untuk melihat susu tante Santi.
Pada waktu itu posisi dudukku tidak memungkinkan aku untuk meluruskan kakiku yang terluka.
“ Yaudah adik ke kamar Tante dulu sana biar bisa berbaring dan kakimu bisa diluruskan,” kata tante Santi sembari membantuku berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.
“ Emmm… maaf nih Tante sebelumnya, emngnya saya nggak papa berbaring di kamar tante, nanti dikir macem-macem lgi sama orang tan?” tanyaku dengan ragu kepada tante Santi. Tapi memang sih niatku pingin berusaha nge-sex sama Tante Isna yang menggemaskan itu.
“ Udah adik tenang aja, kamukan terluka, lagian juga perlu pengobatan, sudah masuk ayo Tante bantu!” melingkarlah tangan kananku di pundak Tante Isna sambil aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Tante Isna tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Tante Isna yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidurnya.
“ Udah adik berbaring disitu, mana yang luka lagi biar Tante Obatin?” sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Tante Isna.
“ Di dada sini Tante,” kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
“ Sini tante obtin,tapi dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah kaosnya,” katanya basa-basi.
Dengan kilat aku langsung membuka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.
“ Nah… kalau ginikan Tante bisa leluasa mengobati kamu,” ujarnya padaku.
Sambil mendekat ke dadaku, otomatis aku melihat dengan jelas susu Tante Isna tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak muat menampung besarnya susu Tante Isna dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Tante Isna. Dan pada waktu Tante Isna meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Bu Neneng dan rok mini Bu Neneng terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
“ MA… maaf… Maafin saya ya Tan,saya tidak sengaja Tante,” pinta maafku sambil menurunkan tanganku ke paha Tante Isna yang mulus dan putih itu.
“ Iya Dik nggk papa kok,” ujarnya sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
Posisi Tante Isna Sekarang agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi Tante Isna makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Nyumiii sekali payudaranya, terasa kenyal dan empuk (batinku), akupun tidak diam begitu saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Tante Isna itu, pelan dan pelan karena aku takut Tante Isna marah karena ulahku ini. www.filmbokepjepang.net Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan sampailah aku di pangkal paha Tante Isna itu dan menyentuh Cdnya yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek Tante Isna (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Tante Isna diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka,terdenngar nafas Tante Isna Sering bernafas panjang dan tidak beraturan karena menahan nafsunya akibat perbuatanku.
“ Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.
” Itu Tante, di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.
” Oh ini, celana Adik harus dibuka ini, kalau tidak dibuka bagimana Tante bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat, ya sudah dicopot aja celnya!” jawab Tante Isna sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
“ Oh gitu yan Tnte, Tnte bisa bantuin copot celanaku nggak ?? aku tidak bisa copot sendiri Tante, kan tanganku luka,” alasanku agar Tante Isna bisa lihat penisku dari dekat.
Disaat aku meminta tolong Tante Isna untuk membuka celanaku, dengan tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
“ Bu ini air minumnyanya.” Ujar anaknya sambil memberikan minum.
“ Yaaaaa… sini’in nak, sudah sekarang kamu keluar, jangan lupa tutup pintunya, ibu mau obati Mas Alfin dulu!” ujar pada anaknya.
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku. Setelah itu Tante Isna mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Tante Isna mudah melepas celanaku. Saat membuka celanaku, posisi Tante Isna membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut Bu Neneng…
“ Maaf Tan.. saya tidak sengaja,” mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena Tante Isna membuka celanaku sangat merangsang penisku.
Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Tante Isna melepas celana jeans-ku (apa ini usaha Tante Isna untuk merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai CD. Dan mulailah Tante Isna mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali Tante Isna melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat Tante Isna ini yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas (pantat mulus Tante Isna) dan aku nekat mengangkat rok mini Tante Isna ke atas sehingga sekarang terlihatnya yang mulus itu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat yang kenyal itu.
Mulailah aku mengelus-elus, dan sesekali menarik CD Tante Isna dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup CD itu, Tante Isna mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD Tante Isna yang basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina Tante Isna yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Akumulai menggeser CD Tante Isna ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina Tante Isna yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vaginanya dan dengan reaksi itu nafas Tante Isna mulai tak beraturan,
“ Egeehhh… ahhhhhh… uhhhhh… Ssssbhhhh….” desah Tante Isna mulai merasakn nikmat.
dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Tante Isna dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan…
“ Ahhhhh…. Auhhhhh yes terus Dik… please… ahhhhh… uhhhhhh… lebih dalam lagi Dik… ena sekali ….shhhhh…..” desahnya mkin menjadi.
Mulailah Tante Isna membuang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku. Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki Tante Isna ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina Tante Isna tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vaginanya dengan lidahku yang indah itu
“ Ahhhhhhh…ssshhhh…. enak sekali hisapanmu Dik… Ohhhhh… terus Dik…..!!! ” Pintanya pdaku.
Mulailah aku memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“ Ssssshhhhh…… ahhhhh… terus Dik kontol kamu tegang sekali Dik…” ujar Tante Isna padaku.
“ Sssshhhh…. ahhhhhh… iya Tante jilatin Kontol aku dong Tante..!” pintaku kepadany.
Tak lama setelah ku meminta, tanpa banyak kata Tante Isna melumat habis penisku.
“ Ssssshhhh… ohhhhhhhh… enak Tante, terus jilatin trerus Tante! ” desah dan pintaku kepada Tante Isna.
Tante Isna memang lihai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi Bu Neneng. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Tante Isna tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga Tante Isna tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Tante Isna mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya,
“ Ahhhhhh…. Uhhhhhh…. aku tidak tahan lagi Dik, aku mau keluar…” dan “ Serr… serrr.. serrr..” terasa semprotan kuat dari vagina Tante Isna mengenai jariku.
Cairan putih kental yang keluar dari vagina Tante Isna kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Tante Isna tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“ Tante Isna masih kuat? Apa cukup saja Tante?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yangkuharapkan sex Tante Isna kembali lagi dan terangsang.
“ Ah.. kamu jantan sekali Dik! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Tante Isna sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
“ Belum Tante! Udah cukup begini aja atau…”
Belum aku berhenti ngomong Tante Isna mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan Tante Isna di atas tempat tidur denganposisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Tante Isna.
“ Aahhh… terus TAn…! lebih dalam TAnte…! yes hemmm Aaah… sesshhhh …. aahh…”
“ Dik Cepetan masuki penis kamu, Tnte pingin ngerasain penis kamu yang besar dan kuat ini,”
Lalu aku memutarkan tubuh Tante Isna dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang Vagina Tante Isna tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina Tante Isna.
“ Ahhhh.. yaaaa… masukkan Dik.. cepet aku udah tidak tahan nih… ohhhhhh… cepettttt!!!!”
Aku langsung memasukkan ke lubang Tante Isna.
“ Blesss… sleppp… ahhhhh”
“ Uhhhhhh…. Aaaaaaah… Ssshhhh….” erang Tante Isna menerima serangan batang kemaluanku.
Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“ Ahhhhhhh… ya.. penis kamu.. hebat Dik, terus… ohhhhhh… ssshhhhhh… ahhhhhh… ”
Aku semakin terangsang dengan erangan Tante Isna yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“ Uhhhhh….. Ahhhhhh…. ya.. aughhh.. ssssshhhhh… teruss.. jangan berhenti… kamu hebat… ahhhhhh… ” desahnya.
“ Ahhhhhh….lebih cepet dik…! aku mau keluar, aku tidak tahan… ohhhhhhh.. yesss…”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya,
“ Ahhhhh…. Serr.. serr…”
Terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Tante Isna tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Tante Isna yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun disampingku. Akupun tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-ku.
“ Uhhhh… ahhhh…. aku harus mengakhiri tugasku ini tante…” ujarku pada Tante Isna.
Kemudian dengan mengangkat tubuh Tante Isna ke pinggir tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha Tante Isna sehingga terpampang vagina Tante Isna yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
“ Sssshhh…. ahhhhh… kamu nakal banget Dik.. aughhh…. Ssssshhhh…. terus Dik… ahhhhh ”
Dengan semangat “45″ku kugenjot habis vagina Tante Isna dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…
“ Ahhhhh…. Tan, aku mau keluar…. ahhhhhh… Oh yess… keluarin dalam atau di luar Tante… Ssssshhhh… ahhhhh…” tanyaku Sembari mempercepat kocokan jari dan penisku.
“ Sshhhhhh…. ahhh… aku juga Dik… ahhhhh…. sssshhhhh… kita barengan keluarinya, kelurin didalam aja Dik.. ohhhhhh…” ujarnya sambil mendesah.
Tante Isna tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina Tante Isna,
“ Sssssshhhh…. ahhhhhhhhh…… Crottt.. crottt… crottt… crottt…” Spermaku menyemprot smapai 4 kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh Tante Isna,
“Uhhhhh… ahhhhhh… yak.. oh yes… eghhhhhh….”
Kemudin kucabut penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina Tante Isna dengan reaksi Dia mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
“ Benar-benar Tante Isna lihai dalm berhubungan Sex, hebat sekali deh kamu tan” Pujiku pada Tante Isna.
“ Kamu juga hebat banget kog Dik.. Tante sampai kualahan menghadapi kontol kamu yang tegap dan besar ini. Oh iya kontol kamu sini Tante bersihkan….”
Tante Isna langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“ Ahhhhh… ohhhhhh… yes.. teruus.. yesss… sssshhhhhh…. Ahhhhh….”
Ini membuatku tegang lagi, dan Tante Isna tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.
“ Tntw udah… stop.. augghhhh he… stooop a…. aku tak tahan… Geli sekli tante …. sssshhhh…”
Dan… “Croot… croottt… croottt…”
Keluarlah spermaku untuk kedua kalinya di wajah Tante Isna, dan aku tergeletak lemas di atas payudara Tante Isna. Setelah itu akupun tertidur lelap hingg malam hari dirumh Tante Isna. Singkat cerita setelah aku terbangun, aku berpmitn untuk pulang, tapi sebelum aku pulang sempat Tante Isna memintaku untuk mencium keningya. Kuciumlah keningnya kemudin aku berpmitn untuk pulang. Demikianlah cerita sex saya yang tidak pernak terlupakan. www.filmbokepjepang.net