Niatnya Balas Dendam
Lama hanya menyimak cerita dari para maestro, saya jadi tertarik untuk ikut menyusun cerita absurd ini.
Sebut saja saya Bejo, seorang mahasiswa yang luar biasa malah tergolong terlalu luar biasa karena sempat DO dan sekarang pindah di kampus yg sangat tidak terkenal. Saya dari dulu entah kenapa sangat malas jika sekolah, yah mungkin bawaan orok kali yah. Saya tinggal di kost yg tidak terlalu dekat dengan kampus. Kedua orang tua saya sudah meninggal. Saya anak bungsu dari 5bersaudara. Semua biaya kuliah saya ditanggung oleh abang saya. Abang saya seorang pengusaha, beliau memiliki 2 orang anak. Putra putri yg keduanya sudah SMA dan tinggal di asrama. Nah.. Oomnya masih kuliah gak lulus-lulus, keponakannya udah SMA. Tergambar kan bagaimana tertekannya saya.
Cerita absurd ini mengenai hubungan saya dengan kakak ipar saya, istri abang saya yang membiayai hidup saya selama ini.
Kakak ipar saya, sebut saja Yanti yang kesehariannya seorang ibu rumah tangga sekaligus membantu abang saya dalam menjalankan usahanya. Kakak saya ini sangat spesial, iya spesial..mulutnya itu udah kayak petasan cabai, cerewet dan pedas. Saya sendiri sedari masih tinggal bersama orang tua saya, sering jadi sasaran jika ada masalah. Saya sendiri bertipe pendiam, nerimo ing pandum, sebenarnya agak kearah bodoh sih. Setiap dapat omelan ya diem dan manggut2 aja sih.
Kejadian yang tidak disangka ini terjadi saat akhir tahun lalu, dimana kampus saya libur Natal 2minggu.
Sebelum libur saya disuruh pulang, abang tau saya selalu malas ke rumah mereka karena kakak ipar saya itu. Haha.
Saat saya pulang di depan rumah mereka, saya dengar beberapa ocehan si mulut pedas. “Alamak, belum juga masuk udah denger yang begituan, masalah apa lagi sih” pikirku. Saat saya menguping, ternyata anak pertama mereka membuat masalah di asrama, sampai orang tua di panggil. Saat suasana agak tenang, saya berniat masuk.
“Assalamu’alaikum, bang aku pulang”
Mereka pun menjawab salam dan menyuruhku masuk, tapi baru juga duduk kakak ipar saya sudah ngoceh tentang anaknya dan menghubung-hubungkan kelakuan anaknya denganku.
“Tuh Jo, keponakanmu ikutan kelakuan kamu, cari masalah di asrama. Ini pasti kamu yang ngajarin ya”
“What the fuck” pikirku, ketemu aja setahun sekali, kontak ga pernah kok aku yang kena.
Setelah banyak makan ocehan, dan ditinggal masuk kamar. Otomatis saya cari nasi, tadi makan ocehan gak pake nasi..jadi ga kenyang.
Setelah makan, saya pun istirahat sejenak sebelum bersih-bersih rumah 2 lantai yang mereka tempati. Btw, mereka punya 5 rumah yg berdekatan. Dan 3 rumah sudah di kontrakkan. Saat saya bebersih, saya dipanggil ke ruang tengah oleh kakak ipar saya.
“Jo.. kesini bentar, abangmu mau pergi nih”
Saya pun mendekat ke asal suara, dan kulihat abang saya sedang memakai sepatu bersiap pergi. Dia berkata “Jo, aku pergi dulu.. mau ngurus anak-anak di asrama. Paling 4hari lah, tapi kalo masalahnya berat ya sekalian cari sekolah baru. Nanti kalo abang belom pulang, kamu jangan balik dulu yah”. Aku pun hanya manggut-manggut.
Lalu abangku pun berangkat, aku bawa kopernya. Ku lihat suami istri itu, mereka mesra sekali padahal abis berantem. Kakak iparku mencium tangan abangku lalu mencium pipinya, abangku lalu masuk mobilnya dan berkata “jaga rumah ya”. Aku jawab “iya bang”.
Setelah abangku berangkat, aku pun masuk dan melanjutkan aktifitas sebagai orang numpang, yah apa lagi kalau bukan beres-beres. Tak lama aku pun dengar suara pintu kamar utama, kakak iparku sepertinya mau pergi. “Jo, aku pergi dulu. Kalo ada yang cari kakak, telpon atau bbm”. Aku iyakan saja, dalam hati bersorak hore gak liat kakak iparku itu untuk beberapa saat. Haha
Setelah selesai bersih-bersih, aku pun ke rumah sebelah. Aku memang gak serumah kalau ditempat abangku ini. Aku nempati rumah yang tidak dikontrakkan, yang difungsikan untuk kumpul2 arisan atau pun sekedar pertemuan ibu2 komplek. Selesai tugas, aku pun bersantai sambil ngopi dan buka2 site yg hot.
Malam pun datang tapi kakak iparku belum pulang, sudah hampir jam 9 padahal. Ah tapi sudahlah, bukan urusanku juga.
Jam 9 lebih baru tidak seberapa lama aku mikir demikian, kakak iparku pulang dengan sehat wal afiat. “Njir aku kira dia lupa jalan pulang atau kenapa2 dari sore baru pulang”. Dia masuk sambil bawa 2 kardus kecil, lalu keluar lagi dengan wajah sengaknya dia teriak “Jo, kamu udah tidur kah? Kau ini gak makan apa, nanti kalo kamu mati kelaparan aku yang kena juga”. Aku jawab “aku udah makan kak, tadi nyeduh mie”. “Oh ya udah terserah” jawabnya sambil masuk lagi ke rumahnya.
Aku pun kembali asik dg hapeku yg memutar bokep bisu (silent mode). Kurang lebih jam 11 aku bangkit karena agak lapar “iyalah tadi cuma makan mie” pikirku, aku pun berniat ke rumah sebelah untuk makan. Ku ambil kunci cadangan yang selalu kubawa jika di rumah abangku, saat di depan pintu “kok tumben lampu belom pada mati” batinku. Aku pun masuk, aku matikan lampu ruang tamu. Saat sampai di ruang tengah aku kaget liat kakak iparku tergeletak dan di dekatnya ada 2 minuman beralkohol yg mahal. “Weh pesta nih dia, atau mungkin lagi sebel karena anaknya bikin masalah?” Gumamku pelan. Aku lihat sejenak kakak iparku ini, dengan umur 40an tapi bodynya lumayan juga kalo diliat2 lagi, emang sih gak pernah dandan seksi ala tante girang. Dia berpakaian selalu sopan, meski di dalam rumah. Misal seperti sekarang yang memakai kaos panjang dan rok panjang yang longgar. Saat itu pikiran “nakal” belom mengambil alih. Aku berlalu ke dapur, makan dikit dan minum susu. Saat aku mau keluar, aku ngetem lagi ngliatin kakak ku yg “ngglosor” di depan tv. Aku berniat bangunkan dia, agar pindah ke kamar. Aku goyang2 bahunya, eh malah deket bahu ada yg ikut goyang juga. Sesaat imajinasi bekerja. “Enak kali ya dikenyot”. Beruntung, kakakku tidak bangun, lalu niatku membangunkan aku urungkan.
Aku yang sudah cukup bernafsu melirik ke bawah, “hadiuh rok panjangnya kayak minta di lepas”. Mula aku takut untuk beraksi. Tapi setelah mengingat sikapnya selama ini, jadi kayak mau balas dendam dengan cara memperkosanya selagi mabok. “Ah bodo amat, itung2 balas dendam” pikirku sambil mengangkat badannya untuk melapas koas yg dikenakannya. Sesaat setelah berhasil ku lepas kaos itu, aku terkagum melihat bukit kembarnya. “Besar kayak yang tadi kutonton nih” pikirku senang. Lalu ku buka bhnya dan “wow” seakan berhamburan kedua bukit itu. Tak mau berlama2 aku tarik rok dan CDnya juga. “Wow mulus” tak terduga, ternyata dari sikapnya yg sadis dia punya pusaka rahasia yg mulus.
Gak mau buang waktu, aku jilat dan tusuk vaginanya dengan jari tengahku. Sambil lidahku mencari kacang yg biasanya jadi pusat sensitif wanita. Ketemu. Aku sikat pakai lidahku, menarilah lidahku di sana. Kadang aku hisap kuat. Ku dengar “ehhh hemmm” aku kaget dan kulihat wajah sange kakakku yg mulut bawahnya sedang aku mainkan dengan lidah dan jariku, dia masih terpejam, bahkan mulutnya pun masih rapat. Lega dia tak bangun. Ku teruskan aksi pembalasan ini. Aku bimbing jilatanku menuju puting yg sudah tegang, aku jilat dan hisap bagian itu. Waktu sudah jam 12 lebih, aku tak mau buang waktu lagi.
Aku yang memiliki body tinggi dan otot yg menonjol akibat latihan 5x seminggu di pusat fitness, akan mencoba hasil kerja keras ku membangunnya. Aku arahkan, pusakaku yg sudah tegang level max ke arah vagina yg terpampang di depannya. Saat penisku menyentuh bibir vaginanya, aku masukan pelan hingga mentok. “Peret juga nih memek, lumayan buat uji kelayakan pusaka warisan kakek moyang” pikirku.
Ku ayun dengan irama yang tak menentu, sampai bosan. Lalu aku miringkan badan kakak iparku ini, aku naikan satu kakinya lalu ku hujamkan lagi pusakaku yang masih belom puas bermain di dalam goa hangat, seret dan becek milik kakak iparku ini. “Oh kak yanti, andai mulutmu seenak memekmu aku bakal betah didekatmu” kataku sambil menghujam-hujamkan penisku ke lubang kakak ku. Kakak iparku hanya mendesah tanpa membuka matanya. “Eh ehmmm” hanya itu yang terdengar dari mulut busuknya.
Lama aku bolak balik badan kakakku dan aku hisap gigit buah dadanya yg ikut bergoyang sampai akhirnya aku K.O. di dalam memek basahnya yang legit.
Aku pun segera pakai bajuku dan kembali ke rumah sebelah setelah memakaikan kembali kaos dan roknya. Aku sengaja tak memakaikan dalamannya karena ribet dan kubawa dalamannya untuk ku buang di tempat sampah depan.
Saat aku kembali, kulihat waktu sudah jam 3. Aku buru-buru tidur agar besok tidak kesiangan. Tapi sayangnya aku tidak kunjung terlelap karena masih dihantui kejadian yg aku anggap nekad itu. Sampai adzan subuh terdengar, aku belum tertidur.
Setelah jam 5 aku bangkit dan mematikan lampu2. Aku pun ke rumah sebelah, mematikan lampu teras dan lampu samping. Saat lewat di ruang tengah, kakakku belum bangun. “Wah masih mabok nih sarang kontol” batinku dalam hati. Aku bangunkan kakak iparku ini, dengan wajah yg agak nyengir dia bangun dan berjalan ke kamarnya. Jalannya aneh, aku tanya “kak yanti kenapa? Sakit ya?”. “Cuma agak pegel gara2 tidur di karper” jawabnya. “Halah bilang aja memeknya berasa ada yg pegel” batinku sambil nyengir kuda.
Pagi itu aku beres2 alat makan dan alat masak, menyapu rumah lalu kembali ke sebelah dan tidur. Capek oi, semalaman ga tidur.
Siangnya aku terbangun karena ada yg merasa aneh dg anggota badanku, yah tapi bukan kontolku sedang di sepong atau apa. Tapi badanku di goyang2 pakai kaki kakakku. Yah itu cara dia bangunkan aku.
“Bangun, orang kerjaannya tidur mulu. Cari kek kegiatan apa, jangan mentang2 libur jadi bisa santai terus ya!” Semerdu itulah bisikan yg berhasil membangunkan aku. Oh indahnya dunia, aku pun bangkit dan cuci muka. Aku lihat kakak iparku seperti menungguku, aku pun menemuinya. Tak ada suara keluar dari mulutnya hanya bermain hape yg dia lakukan. “Tumben” pikirku.
Aku buka kaos dan hanya kenakan celana basket. Lalu aku ambil dhumbel dan mainkan, yah hitung2 buang stres karena dibangunkan dg cara seperti itu.
Tak lama kakak ku yang tengah memainkan hapenya kembali bersuara.
“Enak?” Katanya sambil menatapku tajam.
“Enak? Maksudnya kak?” Jawabku.
Aku hentikan kemesraanku dengan dhumbel.
“Gak sok bego, semalam kamu ngentotin kakak kan? Bangun tanpa daleman, memek berasa pegel, bau pejuh. Emang siapa lagi kalo bukan ulah kamu?” Desak kakak iparku.
“Maaf kak….ak” ucapku yg terpotong.
“Trus sekarang kenapa? Kamu nyesel? Telat! Cari mati kamu” kata kakak iparku sambil berjalan mendekat.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, sedikit sesal mulai muncul. Aku kaget saat kakakku mendorongku hingga aku terjengkal ke lantai. Aku tak berani bangkit. Lalu kakakku kembali berkicau.
“Semalam kamu berani, mana keberanianmu?” Kata dia sambil menatap tajam mataku.
Aku terdiam, lalu tiba2 dia buka kaos dan rok pendek selulut yg ia gunakan.
Aku ternganga, lalu dia berkata “semalam kamu udah liat, gak usah sok polos!”.
Aku masih terdiam sampai kakak iparku menyuruhku bangun. Aku bangun dan tiba2 dia menarik celana basket dan CD yg aku pakai. Sambil berkata “entotin kakak waktu sadar kalo berani!”. Aku yg sudah telanjang pun mulai berani. Mulai aku belai pipinya, lalu aku cium bibirnya. Hanya “hmmm emmmm” yang terdengar diantara kami. Setelah bibir, aku alihkan ciumanku ke pipi dan ke daun telinganya. Aku jilat bagian sekitar telinga lalu menjalar ke lehernya. Aku buka pengait BHnya. Aku buka BH itu, lalu aku bimbing bibirku ke arah putingnya. Aku mainkan ke dua puting itu bergantian. Pegal juga, karena aku harus membungkuk, aku duduk di sofa dan memangkunya lalu melanjutkan percumbuan.
Saat kami kembali berciuman, aku menarik CD yg ia kenakan. Seakan paham ia angkat pantatnya dari pangkuanku untuk memperlancar usahaku. Aku mulai memainkan clitorisnya dengan jari2ku. “Ehhmm emmhhh” hanya itu yg keluar dari bibir kakak iparku. Aku baringkan kakakku di sofa, lalu aku buka pahanya. Tak bosan aku memuji memek kakak iparku ini, bentuknya masih seperti ABG.
Takut mengecewakan kakakku, aku lanjutkan aksi yg tertunda karena mengagumi memek indah yg ada di depanku. Aku jilati dan colokan lidahku menyusuri belahan vagina yg harusnya milik pribadi abangku. “Oh.. ” terdengar erangan kakak iparku, membuat aku lebih bersemangat. Jari tengahku ikut membantu saat lidahku bermain di clitorisnya. Aku kocok dengan tempo sangat laju sambil aku sedot2 clit merah kakak iparku ini. Sampai akhirnya “ahhhkkkhh” kudengar erangan kakak iparku sambil pahanya menjepit kepalaku yg masih mangkal di selangkangannya.
Aku hentikan aksiku dan duduk di sebelahnya. Tak berapa lama setelah nafas kakakku mulai normal, aku kembali beraksi. Kini aku ingin memasukkan penisku ke sarangnya. Dengan buru2 aku hantam, dia berteriak sambil mencakar lengan kiriku “pelan bego! Kontolmu itu gede!”. Aku keluarkan lagi penisku dan terdengar bunyi “plup” di memeknya.
Aku beranikan diri dan berkata “kak boleh minta hisap?”. Dia tak menjawab tapi dia langsung menyongsong penisku dengan semangat juang yang membara. Aku kelojotan dibuatnya, ternyata sepongannya super mantab!
“Kak, kakak pinter banget. Kakak paling cantik deh, ahhh… kakak..” ceracauku saat kenikmatan dari hisapan2 dan permainan lidahnya di penisku.
Kakak iparku rupanya capek menyedot dan menjilat, ia lalu memposisikan diri untuk WOT.
Ia masukkan penisku dengan hati2 sambil berkata “begini Jo kalo masukin, pelan aja. Enak kan?”
Aku hanya menjawab “kakak memang jago, bejo seneng punya kakak ipar kayak kakak” sambil merayu.
Dia naik turunkan dengan tempo sedang dan sesekali menggoyang seperti penyanyi dangdut. Hanya desahan yg keluar dari mulut kami, terlebih saat aku hisap putingnya sambil dia bergoyang.
Tapi hanya 10menitan kami dengan gaya itu, diakhiri dengan erangan panjang kakak iparku sambil memeluk kepalaku yang sedang memainkan putingnya.
“Akkkhhh Joo.. kakak udahhh” kata kakakku yg tengah memeluk erat kepalaku. Saat dia sudah relax, dia kembali berbicara “Jo, kamu belum ya?”
“Belom kak” jawabku singkat.
“Yaudah, nikmati aja tubuh kakak sepuas kamu” balasnya dengab mimik muka lelah dan pasrah.
Aku mulai menggenjot kakakku yang masih duduk di penisku. Kali ini aku hujam sekuat2nya dengan tempo selaju2nya. “Ahhh jooo, anjing kamu jo… memek kakak bisa hancur jooo… aghh” desahan dan ceracau kakak iparku malah membuatku makin bersemangat.
Bosan dengan gaya itu, lalu aku baringkan tubuh lemah kakakku. Aku sodok memek itu dari belakang dengan semangat kejar setoran. Kakak iparku kembali protes “bajingan kamu joo, memek kakak jebol jooo.. ahhh jooo enakkkk”.
Aku istirahat sambil mengajak kakakku kembali saling melumat bibir. Setelah cukup, aku telungkupkan badan kakakku dan aku tunggingkan pantatnya. Kembali aku masukkan pusakaku ke liang peranakan kakak iparku yang pasrah aku hajar sampai akhirnya aku menuntaskan dengan 1 hentakan keras “kak makasih buat memeknya” croot croot.. entah berapa kali.
“Jo, kamu liar ya ternyata” kata kakak iparku sambil terengah-engah sesaat setelah aku luncurkan peluru dari piston yang melumat memeknya.
“Ahh aku masih sama kok kak” balasku masa bodoh.
“Nanti malam tidur rumah aja jo, temani kakak” pinta kakakku sambil membenamkan wajahnya ke dadaku.
Hampir 2minggu kami melakukannya sampai abangku pulang, rasa bersalah menyelimutiku. Tak ada kecurigaan, abangku tak mencium ada gelagat aneh. Aku yg masih sering kena ocehan kakak iparku pun masih berlaku meski kami sering berurusan ranjang. Hal itu tak mengubah sikapnya.
Sabtu sore aku berencana kembali ke kost, aku bilang ke abangku. “Bang, nanti aku balik ke kost ya”. “Udah mau masuk kuliah lagi kah?” Tanyanya. “Iya bang besok senin”. “Ya udah kamu beli tiket bis dulu, semoga kebagian”. Lalu saat aku mau keluar, kakak iparku ambil bicara “Jo, bareng kakak aja sekalian kakak mau ke tempat temen nganter pesenan”. “Iya kak” jawabku. Aku dah malas banget sebenernya, karena sikapnya kepadaku ga berubah meski saat berhubungan badan kita selalu merasa hati kita satu.
Aku pun kembali ke rumah sebelah untuk mengemas barang bawaanku. Saat mengemas tiba2 ada sesuatu dilempar ke arahku. “Nih buat kamu, kalo pengen apa2 bilang kakak” kata kakak iparku saat aku menoleh ke arahnya. “Makasih kak” jawabku. Aku tak tahu apa isi amplop coklat yg dia lempar. Amplop itu langsung aku masukkan tas ranselku.
Selesai mengemas barang aku ke rumah sebelah, dan kulihat kakak iparku sudah dandan cantik. Dress pendek selutut sudah membungkus body yg selalu aku kagumi saat kami bersetubuh.
Singkatnya kami sudah dalam perjalanan menggunakan mobil, kakak iparku yg membawa. (aku ga bisa bawa mobil)
“Jo, abangmu kira2 tau gak ya?” Tanyanya membelah suasana tenang.
“Kayaknya enggak kak” jawabku
“Semalam aku main Jo sama abangmu, tapi gak tau kenapa kok rasanya hambar. Mungkin memek ku lebih suka kontolmu kali ya jo?” Kata kakakku yg sambil mengelus batangku dari luar celana.
“Mungkin kak” jawabku singkat. “Halah bilang aja minta lagi kak” batinku yg sebenernya.
“Jo, kita beli tiketmu dulu trus ke rumah temen kakak” kata kakak iparku yg seperti memikirkan sesuatu.
Tak lama kita pun tiba agen tiket bus, kakak yang membelikan aku tiket. Aku menunggu di dalam mobil. Tak berapa lama kakak sudah kembali membawa tiket dan menyerahkannya kepadaku.
“Kok tiketnya buat besok kak? Aku kan berangkat nanti sore” tanyaku penasaran.
“Kamu nanti malam nginap hotel” jawabnya yang tumben singkat.
“Nah kan, bilang aja butuh kontol kak!” batinku.
Tak lama berselang, mobil memasuki rumah yg cukup besar. “Mungkin ini rumah teman kakak” pikirku.
“Jo, bawa kardus itu. Kakak masuk dulu.” perintah kakak ku.
Kakak ku turun lalu meninggalkan ku yg sedang mengambil kotak kardus di bagasi.
Setelah aku ambil kotak dan hendak masuk, tiba2 ada seorang pemuda yg keluar dari rumah itu dengan buru2.
Aku pun masuk sambil permisi, tapi tak ada yg menjawab.
Aku pun melangkah masuk dan meletakkan kardus bawaanku. Lalu kakak iparku keluar dengan seorang wanita cantik yang hanya mengenakan kimono tidur. “Wow, apa jangan2 cowok tadi buru2 karena lagi main sama ini perempuan ya?” pikirku.
Mereka menghampiri aku yg terbengong melihat wanita cantik yang bersama kakak iparku ini.
“Bengong aja!” pecah lamunanku dengar suara kakak ku.
“Ini kardusnya simpan mana kak?” tanyaku sambil melirik wanita sebelahnya.
“Udah situ aja, ini kenalin temen kakak” kata kakakku yang menyadari aku melirik temannya itu.
Kami pun berkenalan, teman kakak ini sebut saja Tuti. Dia cantik, putih, dada kliatan besar meski tertutup kimono, kakinya sangat mulus, tangannya halus. “Aku pengen ngentot sama dia!” teriakku dalam hati.
“Jo, cantik gak temen kakak?” tanya kakak iparku yang sepertinya sangat gak rela aku ngelirik temannya terus.
“Cantik.. cantik banget malah” jawabku yg sangat terlihat antusias.
“Kamu mau gak main sama Tuti jo? Tadi cowoknya pergi tuh karna ada kakak” kata kakak iparku yg tidak bisa aku percaya. “Gimana jo?” sambungnya.
“Mau aja kalo aku kak” khayalan yg melambung tinggi terkabul pikirku.
Lalu kak Tuti menarik ku ke kamar, “pinjam dulu ya Yan” katanya pada kakak ku sambil tersenyum manis.
BESOK UAS.. SORRY PENDING.,,,,,,,,,,,,,,,