Keponakanku Tergoda Tubuhku

Saya saat ini sudah menjanda sudah hampir 4 tahunan saya bercerai dengan mantan suami karena sudah beda prinsip dan watak dia yang sangat keras, sudah 10 tahunan kami berkeluarga dan di karunia anak yang masih kecil tapi sekarang ia ikut dengan ibuku, perkenalkan nama saya Anggun sekarang saya berumur 40 tahun , tapi untuk soal tubuh saya masih sekitar umur 30an karena hampir setiap minggu saya melakukan perawatan.

Dahulu pada waktu masih muda, saya adalah seorang eksibisionis yaitu orang yang suka memamerkan tubuhnya pada orang lain. Cuma saja saya suka melakukannya seolah-olah saya sendiri tak tahu kalau pakaianku tersingkap. Sifat itu menghilang ketika saya memasuki masa-masa berkerja, tetetapi sesudah bercerai selama enam tahun, sifat itu mulai kembali lagi.

Kalau pulang ke rumah sesudah kerja, saya suka melepaskan semua pakaian kerjaku sesudah masuk pintu, lalu berjalan-jalan di dalam rumah cuma memakai bra dan celana dalam. Sesudah itu, biasanya saya akan mandi tanpa menutup pintu kamar mandi dan keluar kamar mandi sesudah selesai dalam keadaan telanjang sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

Kalau tak malas, saya akan memakai celana dalam dan bra atau gaun malam saja tanpa celana dalam dan bra. Tetapi kalau malas, saya akan membiarkan tubuhku telanjang, lalu saya akan mulai makan, nonton tv ataupun bersantai. saya juga suka tidur dengan pakaian yang sexy dan minim. Pernah saya tidur tanpa memakai pakaian sama sekali.

Dua bulan yang lalu, saya kedatangan tamu dari Semarang. Tamu itu adalah keponakanku sendiri. Umurnya baru 17 tahun, ia anak dari kakak laki-lakiku yang paling bungsu. Ia datang di saat liburan sekolahnya. saya sangat gembira menyambutnya.

Ia kusuruh tinggal di kamar sebelah kamar tidurku. Hari-hari awal semuanya berjalan seperti normal, tetetapi satu minggu kemudian, ada yang sedikit aneh. Pakaian dalamku sering kutemukan tak pada tempat dan urutannya. Kadang-kadang sedikit tak rapi.

Ada timbul kecurigaan kalau keponakanku itu memainkan pakaian dalamku, sebab kalau tak siapa lagi. Kadang-kadang ada pakaian dalamku yang hilang lalu besoknya ditemukan kembali ditempatnya semula. saya mulai merasa kalau keponakanku memiliki obsesi seks tentang aku.

Suatu malam saya memutuskan untuk menguji keponakanku. Selesai mandi, saya segera mengambil celana dalam g-string warna merah dengan renda-renda yang sexy dan kukenakan. Sesudah itu, saya memilih sebuah gaun malam berwarna pink dengan bahan satin.

Gaun malam itu semi transparan, jadi tak akan transparan bila dilihat dari dekat, tetetapi akan menampakkan lekuk tubuhku bila ada latar cahayanya. Panjang gaun malam itu cuma 10 cm dari selangkanganku.

Di bagian pundak cuma ada 2 tali tipis untuk menggantung gaun malam itu ke tubuhku. Bila kedua tali itu diturunkan dari pundakku, dijamin gaun malamku akan meluncur ke bawah dan menampakan tubuhku yang telanjang tanpa halangan.

Sesudah itu, saya keluar ke ruang keluarga tempatku menonton tv dan segera duduk menonton tv. Mula-mula saya berusaha duduk dengan sopan dan berusaha menutupi selangkanganku dengan lipatan kakiku. Tak lama kemudian, keponakanku keluar dari kamarnya dan duduk di sebelahku.

Sepanjang malam itu, kami berbincang-bincang sambil menonton tv, tetetapi saya tahu kalau ia diam-diam mencuri lihat tubuhku lewat sudut mataku. Kadang-kadang saya menundukan badanku ke arah meja di depan seolah-olah menjangkau sesuatu yang akhirnya mempermudah ia melihat toketku lewat leher bajuku yang longgar.

Tak lama kemudian, saya mencoba lebih berani lagi. saya mengubah posisi tempat dudukku sehingga kali ini pakaian tidurku bagian belakang tersingkap dan memperlihatkan pantat dan tali g-string di pinggangku. Dari ujung mataku saya bisa melihat kalau keponakanku melihat bagian itu terus. Anehnya, saya mulai merasa terangsang. Mungkin ini akibat dari masa mudaku sebagai seorang eksibisionis.

Sejenak lalu saya pergi ke kamar kecil. Sengaja pintu kamar mandi tak kututup sampai rapat, tetetapi menyisakan sedikit celah. Dari pantulan tegel dinding, saya melihat bayangan keponakanku muncul di celah pintu dan mengintipku, walaupun saat itu saya membelakangi pintu.

Sesudah itu, saya menundukan kepalaku, pura-pura konsentrasi pada g-stringku agar ia tak kaget. Lalu saya membalikkan badanku, mengangkat gaun malamku dan menurunkan celana dalamku di depan matanya.

Saya tak tahu bagaimana rasa seorang lelaki melihat hal ini, tetetapi dari banyak yang kudengar, sebetulnya lelaki paling menyukai saat ini yaitu pada saat perempuan mulai membuka pakaiannya.

Dengan tetap menunduk, saya berjongkok dan menyemburkan air kencingku. saya yakin dengan posisi seperti ini, keponakanku ini akan sangat menikmati pemandangan memekku yang mengeluarkan air kencing. Ini juga salah satu yang kudengar bahwa lelaki suka melihat perempuan kencing. Sesudah kencingku selesai saya kembali berdiri, membetulkan g-stringku lalu kuturunkan gaun tidurku.

Sesudah itu, saya membalikan badanku lagi sambil membetulkan g-stringku bagian belakang. Sebetulnya saya memberikan kesempatan kepada keponakanku untuk pergi tapa terlihat aku. Benar saja, lagi-lagi dari pantulan tegel dinding saya melihat bayangan keponakanku menjauh ke arah ruang keluarga. Sesudah semua selesai, saya kembali ke ruang keluarga dan berlagak seolah-olah tak ada apa-apa.

Saat saya berjalan ke arah sofa, saya melihat kalau muka keponakanku merah, Dalam hatiku saya tertawa karena teringat masa laluku sebagai eksebisionis. Waktu itu, semua laki-laki yang memandangku saat saya sedang “Beraksi” juga memperlihatkan reaksi yang sama.

Untuk menghilangkan rasa gugupnya, saya melemparkan senyum kepadanya, dan dibalas dengan senyum yang kikuk. Sesudah itu, saya kembali duduk di sofa dengan posisi yang lebih sopan dan melanjutkan acara nonton tv dan bincang-bincang kami. Tak lama kemudian, saya memutuskan untuk tidur, karena saat itu jam 11.30.

Saat di dalam kamar, saya membaringkan tubuhku di tempat tidur. Gaun malamku yang tersingkap saat saya naik ke tempat tidur kubiarkan saja sehingga memperlihatkan g-string yang kupakai. Tali gaun tidurku sebelah kiri melorot ke siku tangan juga tak kuperbaiki sehingga puting toketku sebelah kiri nongol sedikit. saya mulai menikmati kalau diintip oleh keponakanku di kamar mandi tadi. Mulai besok saya merencanakan sesuatu yang lebih enak lagi.

Keesokan harinya adalah hari Minggu, jadi besoknya saya bangun dengan posisi pakaian yang tak karuan. Sesudah membetulkan tali bahu gaun malamku, saya keluar kamar. Di luar kamar, saya bertemu dengan keponakanku yang sudah bangun. Ia sedang menonton acara tv pagi. saya menyapanya dan segera di balas dengan sapaannya juga.

Sesudah itu, saya mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Lagi-lagi pintu kamar mandi tak kututup rapat. Seperti dugaanku, keponakanku kembali mengintipku. saya lalu membuka gaun malamku sehingga saya cuma mengenakan g-string. Gaunku itu kuletakan di tempat cucian. Sesudah itu, dengan cuma memakai g-string, saya berdiri di depan wastafel dan menggosok gigiku. Saat menggosok gigi, toketku bergoyang-goyang karena gerakan tanganku yang menyikat gigi.

Keponakanku pasti melihatnya dengan jelas karena saya sudah mengatur posisi tubuhku agar ia dapat menikmati pemandangan ini. Sesudah selesai, saya lalu membuka g-stringku. Sementara g-stringku masih kupegang di tangan, saya lalu kencing sambil berdiri. Air seniku kuarahkan ke lantai. Sesudah itu, saya siram dan saya masuk ke tempat shower.

Tempat shower itu sengaja tak kututup juga. saya lalu mandi seperti biasa, tetetapi saat menyabuni badan, saya menyabuni dengan perlahan-lahan. Gerakan tanganku kubuat sesensual mungkin. Bagian toket dan memekku kusabuni agak lama. Sesudah membilas badanku, saya masih melanjutkan acara mandi sambil diintip dengan mencuci rambut.

Selesai semua itu, saya lalu mengeringkan badan dan rambut, lalu melilitkan handuk di tubuhku. Sekilas saya melihat dari pantulan tegel dinding kalau keponakanku sudah pergi. saya lalu keluar dari kamar mandi.

Saat keluar saya melihat keponakanku duduk di depan tv sambil menikmati acara tv. saya tahu sebetulnya ia cuma pura-pura. Mukanya merah seperti kemarin sewaktu habis mengintipku kencing. saya lalu masuk kamar tidurku. Pintu kamar tidurku kali ini tak kututup rapat pula dengan harapan keponakanku akan mengintip baju.

Lewat pantulan cermin di lemari pakaianku, saya melihat kalau bayangan keponakanku ada di depan pintu. Ia mengintipku lagi. saya tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kubuka lilitan handukku sehingga saya telanjang bulat. Sesudah itu, dengan handuk itu, saya terus mengeringkan rambutku yang basah sementara saya terus menuju ke meja rias.

Di meja rias, saya mengambil blower dan dengan blower itu, saya mengeringkan rambutku. Sesudah kering, saya menuju ke lemari lalu mengambil celana transparan yang berwarna putih. Sesudah memakainya, saya lalu mengambil sebuah strapless bra warna putih (bra yang tali bahunya bisa di lepas, tetetapi kali ini saya tak melepasnya) dengan kawat penyangga toket di bagian bawah cupnya dan memakainya pula.

Lalu saya mengambil jubah pendek dari bahan satin berwarna putih dan kupakai. Sesudah menalikan tali jubah itu ke pinggangku saya merapikan rambutku lagi sebelum keluar. Dari pantulan cermin saya melihat kalau bayangan keponakanku sudah tak ada.

Sesudah itu, saya keluar kamar dan menyiapkan makan pagi untuk kami berdua. Keponakanku saat itu sudah di kamar mandi untuk mandi. Perkiraanku, di kamar mandi ia tak cuma sekedar mandi, tetetapi pasti memakai gaun malam dan g-stringku sambil mastubasi membayangkan badanku.

Aku tertawa dengan geli karena merasa berhasil merangsang keponakanku. Saat membayangkan rasanya diintip saat mandi dan ganti baju, cairan kewanitaanku terasa mengalir di sela-sela memekku. saya sendiri betul-betul terangsang.

Saat makan pagi siap dan keponakanku selesai mandi, saya menyuruhnya makan bersama. Saat makan, jubah satin yang kupakai melonggar di bagian leher, tetetapi saya pura-pura tak tahu. saya tahu kalau keponakanku memperhatikan bra yang terlihat akibat bagian leher yang terus melonggar.

Sesudah makan selesai, saya membereskan piring sementara keponakanku duduk di sofa membaca buku. Sesudah saya merasa semua sudah beres, saya lalu mengajaknya untuk jalan-jalan menikmati liburannya.

Semenjak hari itu, saya selalu bermain kucing-kucingan dengan keponakanku. Kubiarkan dirinya mengintipku saat mandi, kencing atau ganti baju. saya juga membiarkannya mencuri dan memakai pakaian dalamku sepanjang ia mengembalikannya baik ke lemariku maupun ke tempat cucian.

Aku pura-pura tak tahu kalau ia melakukan semua itu. Cuma saat saya melakukan masturbasi saja yang tak kubiarkan ia mengintip. Lagi pula biasanya saya melakukan masturbasi di malam hari saat hendak tidur.

Sebetulnya ini karena saya malu menunjukkan kepadanya kalau saya sedang terangsang. saya sangat menikmati situasi ini sampai saat ia harus pulang kembali ke Semarang, saya mengatakan kepadanya kalau saya sangat menyukai perhatiannya.

Maksudku adalah saya suka diintip olehnya. Entah ia mengerti maksudku atau tidak, tetetapi ia juga mengatakan kalau ia sangat menikmati liburan ini. saya berharap untuk liburan selanjutnya, keponakanku mau datang lagi agar saya bisa menunjukan tubuhku lagi kepadanya.

Pengalaman ini sungguh indah dan menyegarkan masa laluku. Kalau ada kesempatan, saya akan berusaha untuk mengulanginya lagi cuma saja saya sekarang lebih suka diintip. Selesai

Related posts