Keluarga Sakura
Keluarga Sakura
Malam itu Sakura berbaring gelisah disamping suaminya, rasa ingin bercinta tak seolah-olah. Dicobanya memancing suaminya dengan meraba-rabanya tapi tangannya malah ditampik dengan alasan ngantuk dan ingin tidur. Pertengkaran kecilpun terjadi seketika.
“Sampai kapan papa begini… Mama ini wanita normal pa… Mama pingin …”, Ucapnya berurai air mata.
“Ahh sudahlah …!!!, Tahan itu keinginan mama… Kalau tidak silahkan cari lelaki diluar sana …”, Jawab suaminya tandas.
Begitulah suaminya, semenjak kecelakaan enam bulan yang lalu, ia seperti tak punya lagi keinginan untuk bercinta. Boleh dihitung jari sejak kejadian itu mereka berhubungan itupun dengan durasi beberapa menit saja. Setiap kali ia meminta pasti berujung dengan pertengkaran. Kata-kata kasarpun kerap diterimanya.
Ia belum lagi tidur ketika mendengar ada yang menggedor-gedor pintu utama rumah mereka. Pasti Takumi pikirnya sambil begerak bangun membukakan pintu. Benar saja baru saja pintu terbuka Putra sulungnya itu sudah mengeloyor masuk begitu saja tanpa mempedulikannya, bau minuman keras tercium dari mulutnya.
“Takumi dari mana kamu…
Kamu mabuk lagi!!!
Sampai kapan kamu mau seperti ini… Mau jadi apa kamu? Brandalan?” Tegurnya keras. Namun tak dipedulikan putranya itu, ia hanya menoleh sejanak dengan wajah gusar lalu bergegas menaiki tangga dan masuk kekamarnya. Sebaliknya Sakura hanya mengurut dada meredakan emosinya.
Ya begitulah kelakuan anaknya itu, semenjak putus sekolah kerjanya kalau malam hari keluyuran, mabuk-mabukan. Siang hari kerjanya cuma makan dan tidur. Bekerja tak mau, sudah capek ia mengingatkan agar mencari kerja tapi tak pernah dipedulikan putranya itu. Akhirnya ia biarkan begitu saja.
Keesokan paginya, setelah suaminya berangkat kerja dan putri mereka Azumipun berangkat kesekolah. Sakura sibuk dengan pekerjaan rumahnya, mulai dari menyuci piring, masak, mengepel hingga menyuci pakaian.
Jam telah menujukkan pukul 9.00 wib waktu itu, ketika ia teringat akan Takumi, pasti masih molor juga anak itu pikirnya, lalu bergegas menuju kamar putranya itu. photomemek.com Dikamar dilihatnya putranya itu memang masih tidur lalu dibanguninya dengan menepuk-nepuk pipinya. Putranya itu nampak kesal dibangunin, tapi tak dipedulikannya dibukanya tirai jendela lebar-lebar agar cahaya matahari masuk kekamar anaknya itu.
Kumi bangun… Jam segini masih molor… bangun… sana cari kerja… Teriaknya, lalu kembali bergegas kedapur melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Takumi tampak gusar, matanya mengernyit kesilauan. kesal ditutupnya gorden dengan kasar, maksudnya mau tidur kembali, tapi matanya sudah tak lagi mau terpejam. Beberapa lama ia berbaring manatap ke langit-langit kamar, pandangannya kosong, pikirannya menerawang kemana-mana. Karena tak bisa lagi tidur ia lalu bangun menuju ruang tengah.
Diambilnya susu dari kulkas dan meminumnya. Matanya mengawasi ibunya yang tengah sibuk mengeringkan pakaian. Saat ibunya lengah, cepat-cepat ia menuju lemari dan mengambil uang dari dompet ibunnya. Tapi ternyata hal itu tak luput dari pantauan ibunya, belum sempat ia beranjak Sakura telah menghadangnya.
Kamu mencuri uang mama lagi …?, sini cepat kembalikan!, Ujarnya sambil mengulurkan tangannya. Putranya itu menatap kearahnya sebentar lalu tanpa mempedulikannya bergegas menaiki tangga dan masuk kekamarnya.
Sakura kesal bukan main melihat ucapannya tak diindahkan. Ia berteriak-teriak memanggil anaknya itu tapi tak ada jawaban. Diperiksanya dompetnya, teryata telah kosong. Semua uang belanjanya telah ludes. Tak terima ia lalu bergegas menuju kamar Takumi. Didorongnya pintu kamar dengan kasar, namun ia terperengah seketika, air mukanya berubah jengah.
Diatas kasur dilihatnya Takumi berbaring
menatap kearahnya dengan sengaja mempertontonkan kontolnya kepadanya. Benar-benar anak kurang ajar pikirnya. Bergegas ia keluar, pintu kamar dibantingnya dengan keras. Napasnya sesak pikirannya berkecamuk seketika, diminumnya segelas air putih lalu duduk dikursi ruang tengah menenangkan diri. Sebaliknya Takumi tersenyum puas telah mempermainkan ibunya itu.
Sakura duduk dikursi meja makan, ia masih syoks dengan kejadian yang baru dialaminya, Ketika Takumi turun dari kamarnya mengembalikan uang yang baru saja diambilnya ketempat semula. Lalu mendekati ibunya.
“ibu terangsangkan melihat kontolku …?”, ucapnya lancang.
“Jaga ucapanmu …!!!”, bentak Sakura marah, ia benar-benar emosi.
“Ngaku aja bu… Tak usah munafik!, aku tau kok bapak inpoten… sudah tak bisa lagi memuaskan ibu, Aku sedah dengar semuanya”, tandasnya dengan sangat beraninya.
Wajah Sakura merah padam, ia naik pitam mendengar ucapan anaknya itu.
“Kurang ajar kamu… Beraninya kamu bicara begitu kebapakmu… ”, tangannyapun melayang. Plakk… Sebuah tamparan mendarat dipipi Takumi. Ditampar demikian rupa membuat Takumi emosi dan nekad. Dibukanya celananya memperlihatkan kontolnya yang tengah ngunceng kepada ibunya. Sakura menutup matanya jengah.
Takumi semakin berani, ditariknya tubuh ibunya ketepi meja lalu didorongnya dengan kuat hingga menekuk kemeja. Sakura berusaha memberontak melepaskan diri namun kalah tenaga. Diangkatnya rok yang dipakai ibunya, diturunkannya celana dalamnya. Lalu setelah membasahi ujung kontolnya dengan ludah ditekannya masuk keliang vagina ibunya.
Sakura menggigit bibirnya ketika merasakan kontol Takumi masuk dengan paksa keliang vaginanya. Liang memeknya terasa perih dan penuh. Ketika Takumi mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk ia tak bisa berbuat apa-apa. Awalnya ia masih berusaha memberontak untuk melepaskan diri, lama-lama ia mulai pasrah bahkan menikmatinya.
Ketika Takumi memintanya berbaring menelentang mengganti posisi, iapun patuh tanpa membantah sedikitpun. Takumi melepaskan pakaiannya satu persatu hingga bugil, lalu meremas-remasnya payudara ibunya dan menghisapi pentilnya.
Cukup lama Takumi menggumuli tubuhnya, hingga akhirnya putranya itu mengerang kencang melepaskan orgasimenya.
Crooot… croott… crott… ahhh…
Tubuh Sakura bergetar hebat merasakan semprotan-semprotan sperma putranya itu dirahimnya bersamaan dengan itu pula ia klimask. Tubuhnya kejang-kejang melepaskan orgaismenya.
Setelah puas Takumi memakai kembali celananya, lalu pergi begitu saja meninggalkan ibunya. Sebaliknya Sakura masih duduk tersimpuh di bawah dikolong meja, ia masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya itu. Dengan celana dalamnya dilapnya sperma yang mengalir keluar dari liang vaginanya lalu berjalan tertatih-tatih kekamar mandi membersihkan diri.
Dikamar mandi saat memcuci vaginanya, pikirannya kembali mengingat kejadian yang barusan terjadi. Ia tak habis pikir Takumi berani sekurang ajar itu padanya, benar-benar anak durhaka. Tapi entah mengapa tak ada rasa marah dihatinya pada putranya itu, barangkali karena telah lama kesepian membuatnya tak mempermasalahkan kelakuan putranya itu.
Keesokan paginya, ketika suaminya telah berangkat kerja dan putrinya kesekolah. Sakura baru saja duduk dikursi meja makan hendak meminum susu yang baru saja diambilnya dari kulkas, ketika Takumi datang menghampirinya. putri77.com Sesampainya disamping sang ibu ia langsung saja menurunkan Boxer yang dikenakannya mempetontonkan kontolnya yang berdiri tegang.
Sakura berpaling jengah! Susu yang dipengangnya tak jadi diminumnya. Takumi mendengus lalu ditariknya tangan ibunya kekontolnya, digerakkannya maju-mundur mengocok kontolnya. Sakura pasrah, dadanya naik turun menahan gejolak dihatinya. Ada rasa marah karena merasa dilecehkan, namun disisi lain iapun mulai terangsang, muncul perasaan ingin mengulangi kejadian beberapa waktu yang lalu.
Namun naluri keibuannya muncul, disentakkannya tangannya dari pegangan Takumi lalu berlari masuk kekamarnya. Ia bersandar didinding berusaha menenangkan diri matanya dipejamkan napasnya terasa sesak. Namun ia pasrah saja ketika Takumi datang menyusulnya kekamar dan mendekap tubuhnya, lalu dengan kasar menarik dan menelentangkan tubuhnya diranjang.
Ia bisa saja memberontak tapi hati kecilnyapun menginginkannya, jadinya Sakura diam saja ketika putranya itu melepaskan pakainya satu-persatu hingga bugil, dengan kasar menggangkangkan kedua pahanya lalu menjilati kemaluannya. Tubuh Sakura menggelepar, tangannya mencengram pinggir ranjang ketika Takumi mengobrak-abrik liang kewanitaannya dengan lidahnya.
“Sudahh… Kumi… udahhh… ibu ngak tahan… Cegahnya terengah-engah”, tubuhnya tersentak-sentak kegelian.
Takumi menindih tubuh ibunya, lalu memasukkan kontolnya keliang memek ibunya itu lalu mengenjotnya keluar masuk. Keduanya lalu bergumul dengan penuh birahi. Pantat Sakura berputar liar menyambut sodokan kontol Takumi dimemeknya.
Liangnya yang terasa gatal, serasa digaruk-garuk menimbulkan rasa nikmat yang tiada tara. Ia yang awalnya begitu kalem dan menjaga image sebagai seorang ibu, tak sungkan lagi mendesah- desah mengepresikan rasa nikmat yang dirasakannya. Bahkan merengek-rengek meminta dipuaskan.
“Ohh… teruss… goyang yang cepatt… ibu mau sampa… i ohhhh terus… jangan berhenti”, pintanya. Keduanya lalu terkulai lemas setelah melepaskan orgaisme masing-masing.
Semenjak kejadian yang pagi itu, kedua tak lagi sungkan untuk melakukannya, pada setiap kesempatan keduanya selalu mencuri kesempatan untuk berhubungan badan. Sakura bener-benar telah menjadi pemuas napsu putranya sendiri. Sipat Takumi yang kasar dan pemarah membuatnya tunduk pada setiap keinginannya termasuk dalam melayani birahinya.
Bersambung …
Jika banyak like akan saya lanjutkan dengan persetubuhan Takumi dan adik kandungnya Azumi.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,