Jangan Menilai Dari Penampilan Luar ..

Aku ingin berbagi cerita ke Forum, karena selama ini aku hanya menikmati begitu banyak cerita yang sangat menarik dalam Forum ini, aku berharap cerita ku ini dapat membangkitan fantasi pembaca disini, selamat membaca.

Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari pada menikmati gadis-gadis muda yang nampak polos dan lugu, sampai kita menyadari bahwa mereka tidak sepolos dan lugu seperti yang terlihat, mereka bisa saja menyembunyikan sisi liar yang kadang tidak tertahan.

Kejadiannya beberapa waktu yang lalu, suatu hari Minggu pagi, cuaca masih berkabut ketika aku menelusuri jalan di Utara kota Bandung, dengan mobil double cabin dan sepeda gunung terikat di bak. Jalanan menuju Cikole masih sangat lenggang, hanya angkot dan satu dua mobil pribadi yang lewat. Selepas Lembang, ketika memasuki daerah kebun teh, di kejauhan Terlihat sebuah mobil berhenti dengan lampu hazard menyala dan kap mesin yang terbuka, saat ku lewati mobil itu, aku melihat seorang gadis berdiri di depan mobil tersebut.
Aku menepikan mobil ku dan memundurkan mobil mendekati mobil yang mogok tersebut, dari kaca spion, aku melihat gadis itu memandang keheranan kearah mobilku yang mendekatinya. Niat ku hanya ingin membantu, lagi pula aku mengenakan jersey dengan nama komunitas sepeda gunung yang terpampang jelas.
Ku buka pintu mobil ku, langsung ku rasakan hembusan angin dingin menerpa ku brrrrrr..

Ada yang bisa saya bantu ? Tanya ku pada gadis yang tidak aku kenal itu.
Mobil saya tiba-tiba mogok, saya tidak tahu kenapa pak kata gadis itu sambil memandang ku dengan tatapan curiga. Sialan .. apakah aku sudah nampak tua itu sampai dipanggil Pak .

Gadis itu berdiri dengan mengatupkan kedua tangannya ke dada menahan dingin angin yang menerpanya, tidak terlalu cantik namun nampak manis, terlihat sederhana mengenakan kemeja coklat muda dengan rok diatas lutut berwarna coklat agak tua, mengenakan sepatu berwarna hitam, ah aku mengenali kalau pakaian tersebut seragam sebuah sekolah tinggi pariwisata milik Pemerintah.

Tinggi gadis itu kurang lebih 160 dengan kulit putih, rambutnya hitam ikal sebahu, dadanya tidak kecil karena tangannya tidak mampu menutupi tonjolannya, walaupun sudah agak membungkuk menahan dingin. Kaki jenjangnya terlihat bersih, sekilas aku melihat ditumbuhi bulu-bulu halus, demikian pula dengan lengannya dengan dihiasi sebuah jam tangan. Pinggulnya terlihat berisi dibalut rok span seragam yang dipakainya.
Aku berjalan mendekati mobil Honda Jazz merah yang kap mesinnya terbuka, seperti seorang ahli mesin aku memperhatikan seluruh bagian mesin mobil itu.

Tadi tiba2 kehilangan tenaga, lalu saya pinggirkan, terus tidak bisa di stater lagi cerita gadis itu.
Aku tidak menjawab hanya mencoba menggoyang kan klem kepala accu.

Saya juga sudah menelpon pacar saya, katanya akan menyusul kesini katanya melanjutkan..
Sialan.. niatku ingin menolong, tapi dicurigai. Apa yang dia ucapkan sepertinya memperingatkan aku agar tidak berniat jahat kepada dirinya. Masa bodoh.. pikir ku .. toh aku mengendarai mobil dcab milik aku sendiri dengan ciri dan identitas yang jelas.
Boleh pinjam kuncinya ? tanyaku. Gadis itu menyerahkan kunci dengan cara memegang ujung boneka yang jadi gantungannya, meletakan diatas telapak tanganku
Sialaan.. kembali aku mengumpat dalam hati karena merasa dicurigai.

Pantas kah aku dicurigai ? Aku dengan penampilan mengenakan jersey dan celana sepada sebatas lutut kepala ditutupi bandana, dengan tinggi 170 cm, berperawakan gempal karena aku rajin berolah raga dan ng-gym. Kulit ku agak hitam karena aku senang bersepeda, wajah ku tidak terlalu tampan namun garis-garis wajahku menampakan kesan jantan.

Seharusnya pacar saya sudah sampai sini, karena saya telpon setengah jam yang lalu katanya sambil memperhatikan aku yang berada dibalik kemudi mobilnya. Sambil memperhatikan panel2 yang menyala dan mencoba menghidupan mobil, mencuri pandang aku memperhatikan wajahnya. Terlihat ciri khas wajah gadis suku Sunda, wajahnya terlihat lugu, dengan mata yang besar dan jernih, hidung yang tidak terlalu mancung, dengan senyum yang dipaksakan saja terlihat manis wajah, lehernya yang putih jenjang dihiasi seuntai kalung emas kecil.

Sepertinya mobil ini ada masalah di sistem pengapian, karena semua indicator menyala namun mesin tidak dapat hidup kata ku menjelaskan seperti seorang ahli. Aku keluar dari mobil nya dan kembali melihat ke mesin mobil, gadis itu berdiri disebelah ku, sambil mendengarkan aku menjelaskan apa terjadi, aku yakin, dia tidak mengerti apa yang aku jelaskan.

Aku bisa saja segera segera meninggalkan gadis itu dan melanjutkan perjalanan untuk berkumpul dengan kawan2 ku sesama penggemar sepeda gunung, namun seperti ada rasa didalam hati, aku ingin agak lama bersama dengan gadis manis itu, berharap bisa berhubungan lebih jauh dari hanya sekedar membantu.

Coba telpon lagi pacar kamu, dia sudah sampai mana ? seharusnya sudah sampai, karena tadi saya lewat jalanan masih sepi ucap ku memberi saran kepadanya. Gadis itu kemudian mencoba menelpon.

Aku memandangi gadis itu dari belakang yang berdiri agak menjauh, seragam sekolah tinggi tersebut memang membuat tubuhnya menarik untuk di pandang, badannya tidak terlalu kurus, lekuk pinggang dan pinggulnya bokongnya bulat terlihat indah, tidak terlalu besar namun terihat berisi, kaki jenjangnya terlihat terlalu panjang untuk ukuran tubuhnya.

Engga diangkat katanya kesal sambil berbalik. Aku sedikit terhenyak, karena kaget sedang asik memandangi tubuhnya dari belakang.

Kembali ia mencoba menelpon beberapa kali, namun tidak tersambung, wajahnya terlihat kesal. Lalu aku mengusulkan kepada gadis itu.
Kalau cari montir disekitar sini, khawatir tidak mampu atasi. Mobil ini harus diharus di derek ke bengkel kataku
Kalau pacar kamu datang, dia tetap harus mencari mobil derek, ini hari Minggu, bengkel umumnya tutup dan pasti sulit mencari mobil derek lanjut ku, wajahnya terlihat semakin muram, namun tidak menutupi manis wajahnya.
Saya punya teman pemilik bengkel, dia juga punya mobil derek, bisa aku hubungi untuk datang, dari pada kamu menunggu-nunggu tidak jelas disini lanjut ku.
Kalau mau, aku telpon sekarang kata ku.
Boleh deh jawab gadis itu pendek, sambil tersenyum kecil.
Jangan khawatir saya temani kamu sampai mobil derek itu datang kata ku mencoba mengurangi kekhawatirannya.
Wajahnya mulai berseri, dan tersenyum.. senyum terindah yang ia berikan, karena merasa masalahnya akan segera teratasi.

Setelah aku telpon temanku yang pemilik bengkel, lalu aku mengajak gadis itu menunggu di warung kecil yang tidak jauh dari tempat kami berhenti.

Sambil menunggu, aku ngobrol dengan gadis itu, namanya Puspa, tahun kedua kuliah di sekolah tinggi pariwisata seperti dugaan ku, pagi itu ia harus kerja praktek di salah satu hotel di Ciater. Ia berasal dari Tasikmalaya, sehingga ia kost dikota ini, orang tuanya pegawai pemerintah. Obrolannya menarik namun masih kaku, aku menangkap bahwa ia merasa sangat bersyukur atas bantuanku, berkali-kali ia mengucapkan terima kasih.

Tidak lama kemudian mobil derek itu datang, aku ikut sibuk mengarahkan operator dan sopir, karena aku juga mengenal mereka, disisi lain, aku ingin menambah kesan baik ku dimata Puspa. Setelah semua beres, mobil Jazz merah milik Puspa sudah berada diatas mobil tersebut, siap berangkat.
Puspa, kamu mau di ikut mobil itu ? didalam atau di kabin depan dengan sopir ? kata ku sengaja ingin meledeknya.
Wajah Puspa terlihat bingung dan memelas melihat ke arahku, mungkin dia membayangkan harus berada didalam mobil mogok yang digendong mobil derek atau bersama sopir dan operator di kabin. Aku hanya tersenyum, lalu aku menawarkan yang tidak mungkin dia tolak.
Atau ikut mobil saya, sekalian saya antar ke bengkelnya biar kamu tahu tempatnya kata ku
Wajahnya berseri-seri mendengar tawaranku ..
Iya pak, terima kasih katanya
Iya kali aja kamu mau naik mobil itu, kebayang khan gadis cantik seperti kamu diatas mobil itu goda ku.. ia hanya tertawa ..

Puspa duduk disebelahku, aku memutar arah kembali menuju kota Bandung.
Pak, terima kasih sudah mau membantu Puspa, sampai bapak tidak jadi main sepeda katanya
Jangan panggil pak.. memang tampang aku sudah tua itu gitu ?! panggil aja Nicky kata ku

Sejenak diperjalanan, ia meminta ijin aku untuk menelpon, aku menilai anak ini memiliki tata krama yang baik. Aku ikut mencuri dengar obrolan di telponnya, ia menelpon mentor tempat ia kerja praktek dan menelpon pacarnya. Saat menelpon pacarnya terdengar seperti bertengkar, dengan nada marah ia berbicara ke pacarnya.
Seharusnya pacar Puspa bisa cepat membantu tadi arena dia tinggal di Ciumbeluit, tapi rupanya dia ketiduran karena mabuk tadi malam setelah karaoke bersama teman-temannya ia bercerita kepada ku dengan nada marah.
Sudah lah.. yang penting khan masalahnya sudah diatasi
Cowok kamu suka mabuk ? waah harus hati-hati tuh lanjut ku mulai memprovokasi, Puspa hanya menanggapi hanya dengan senyum kecut.

Setelah sampai di bengkel, kembali aku manawarkan Puspa untuk mengantar ke tempat kostnya di daerah Hegarmanah.
Selama perjalanan, Puspa sering mengungkapkan kekecewaan atas sikap pacar nya atas kejadian yang dia alami, juga tidak suka pacar nya denga temannya suka ke karaoke dan minum. Disisi lain, ia sangat berterima kasih dan bersyukur ada aku yang mau membantunya dan memuji kegemaran ku berolah raga khususnya sepeda gunung, Puspa juga kerap bertanya tentang petualangan ku di gunung.

Dalam obrolan yang mulai hangat, aku juga menceritakan diriku, bahwa aku baru lulus sarjana S2, sebagai konsultan teknik yang sedang mengerjakan proyek hotel di Bandung, obrolan kami nyambung karena sama-sama mengerti tentang hotel. Sampai di tempatnya kost yang mewah, Puspa menawarkan aku untuk singgah, tapi aku tolak karena aku ingin bersepeda. Saat aku akan beranjak pergi, Puspa menerim telpon dari pacarnya, aku dengar bahwa pacarnya menunjukkan rasa khawatirnya bertanya-tanya tentang keberadaan mobil, tapi Puspa tidak memberi tahu, begitu pula ku dengar saat pacarnya menanyakan keberadaannya, juga tidak memberi tahu kalau sudah ada di tempat kost.
Aku berikan kartu namaku, dan beranjak pergi meninggalkan Puspa yang melambaikan tangan ke arah ku.

Beberapa hari berlalu, aku disibukkan dengan proyek yang aku tangani, aku juga sudah tidak memikirkan Puspa lagi. Tiba-tiba masuk sebuah pesan WA di hp ku ..
Nick, ini Puspa, bisa bicara ? begitu isi pesan yang masuk.
Membaca pesan itu, terbayang kembali gadis manis, semampai. langsung aku telpon.
Puspa, ada apa ? Mobilnya sudah beres ? Habis berapa ? aku berondong dia dengan pertanyaan ..
Sudah beres semua Nick, terima kasih, ternyata juga tidak terlalu mahal biayanya jawabnya
Lha terus ada apa ? tanya ku lagi was-was.
Puspa mau traktir Nick, sebagai ucapan terima kasih katanya dengan nada ceria
Aku setuju dengan ajakannya, namun tidak setuju jika dia yang bayar, berjanji aku akan menjemput di kostnya besok.

Sore hari, aku berdiri dimuka cermin, menyemprotkan body cologne 212 ke badanku yang padat berisi, hasil dari kegemaranku berolah-raga. Aku kenakan celana jeans 501 dan kemeja biru muda. Tidak tahu kenapa, aku merasa sangat bahagia untuk bertemu Puspa, walaupun aku juga banyak memiliki teman wanita, tapi aku merasa bahwa rencana pertemuan ini agak lain.

Sesampai di tempat kost Puspa di Hegarmanah, ia keluar dari kamar kostnya, terlihat tubuh ramping berbalut dress terusan span diatas lutut, dengan potongan dada berbentuk huruf H, dadanya terlihat lebih besar dibanding saat ia memakai seragam kampusnya, lengan pendek dress nya memperlihatkan lengannya yang putih dan berbulu halus, tangannya menjinjing tas kecil, rambutnya bergelombang tertata rapih, wajahnya dilapisi make up tipis nampak berseri-seri, kakinya yang panjang dialasi oleh sepatu berhak yang tidak terlalu tinggi, secara keseluruhan, ia nampak sangat anggun untuk gadis seusianya.
Puspa.. kamu cantik banget ih.. beda banget dengan kemarin ketemu puji aku
Aku memegang tangannya saat menuruni tangga menuju mobil ku.
Terus terang, saat itu aku mulai merasa dorongan untuk bisa menikmati tubuh gadis muda ini.

Saat menaiki mobil double cabin aku, aku sempat melirik pahanya yang putih mulus, memang akan sedikit kesulitan jika wanita dengan rok span pendek menaiki mobil dcab.

Saat menikmati hidangan obrolan kami sangat ceria, aku sering mengajaknya bercanda. Tiba-tiba wajahnya terlihat berubah, ia mulai menceritakan tentang kelakuan pacarnya, terutama dengan kesukaannya dugem, minum dan sering tidak memperhatikannya. Puspa berkali-kali menganggap dirinya bodoh karena mau berpacaran dengan cowok seperti itu, apa lagi tahu perilakunya yang tidak baik.
Denga mata berkaca-kaca, tiba-tiba Puspa berkata
Nick, apakah aku gadis yang bodoh ? suaranya melemah ..
Sambil aku pegang tangannya diatas meja aku berkata kepadanya ..
Tidak Puspa, dan tidak juga sepantasnya aku menilai seperti itu, kamu layak dikelilingi oleh orang-orang yang menghargai kamu, menghargai pribadi kamu dan kemampuan kamu
Ia tidak menarik tangannya, ia juga tidak menjawab, hanya tangan merespon mengelus-elus dengan jarinya.

Sejak momen itu, obrolan kami terasa lebih romantis, dengan kadang saling berpegang tangan. Tidak terasa 2 jam sudah berlalu, malam semakin larut.
Aku ingin menanyakan keberadaan pacar nya, tapi aku takut merusak suasana hatinya, karena aku lihat beberapa kali ia melihat layar hp nya.
Kamu menunggu telpon dari pacar kamu ? Tanya ku datar.. Dengan malu-malu ia menjawab ..
Iya.. tuh khan .. dia engga telpon.. engga tanya keberadaan aku jawab nya kesal
Paling dia lagi karaoke dengan teman-temannya lanjutnya.
Aku tidak menanggapi, karena aku tidak mau memperkeruh suasana hubungan dia dengan pacarnya.

Tidak lama kemudian ia mengajak pulang, dalam perjalanan Puspa lebih banyak diam, sepertinya sedang menyesali keadaan hubungannya dengan pacarnya.

Sesampai di kost nya, Puspa meminta aku mampir.Kamar kost nya besar, di sisi kanan terdapat spring bed ukuran besar, dengan meja belajar disampingnya, di sebelah kiri pintu masuk ada pintu menuju kamar mandi, ditengah ruangan terdapat sofa besar yang menghadap tivi LED besar yang menempel di dinding. Aku masuk ke kamarnya dan melepaskan sepatu ku.
Duduk dulu, aku mau ganti baju ujarnya Kalau mau minum ambil sendiri di kulkas

Aku duduk di sofa, dan menyalakan tivi. Tidak lama Puspa keluar dengan berbaju kaos putih tipis seperti kebesaran, bra nya yang berwarna hitam nampak berbayang dan bercelana pendek berbahan kaos, bentuk G-string nya nampak dari balik celana pendeknya, ia langsung duduk di sebelahku. Tercium harum body cologne dari tubuhnya. Lalu ia mengambil remote dan memilih channel film dari tv cable. Lalu kami asyik ngrobrol mengenai film.

Puspa duduk bersandar di sofa, leher kaosnya agak turun ke bawah, memperlihatkan kulit dadanya yang putih, dadanya terlihat mancung dan padat walau masih tertutup bra, lengannya yang putih nampak berkilat, bersentuhan dengan tangan ku, rambut panjangnya tidak mampu menutupi bahu telanjangnya..
Suatu ketika Puspa mengambil snack yang ada di meja kecil di sebelah sofa, badannya menyebrangi badan ku, saat itu Puspa memandang ku dengan senyum manisnya aku membalas senyumnya, ia seperti ingin mengungkapkan sesuatu namun tidak mampu, ia tidak mengembalikan posisi tubuhnya bersandar tetapi menyamping sambil tangannya menyandar dan memeluk ku kaki jenjangnya diangkat menindih paha ku..
Aku memandanginya, tidak lepas aku memandangi dadanya yang putih, payu daranya nampak bulat padat, aku yakin, bahwa Puspa tahu aku memandangi payudaranya yang indah. Lampu ruang kamar yang temaram, membuat suasana romatis,kami hanya terdiam dan saling memandang.

Sengaja atau tidak sengaja, Puspa meletakan tangannya diatas penisku yang masih tertutup celana jeans.
Kembali ia menceritakan kelaluan buruk pacarnya dan kembali ia menyalahkan dirinya bahwa ia tidak berani mengambil sikap atas situasi tersebut. Aku menasehatinya supaya tidak lagi menyalahi diri sendiri dan memberi kesadaran bahwa harus bersikap tegas dan percaya diri. Pada hal dalam pembicaraan yang aku sampaikan aku berusaha meyakinkan Puspa untuk menjauhi pacarnya.
Saat pertama ketemu kamu, aku lihat kamu sebagai sosok yang mandiri dan berani, pagi-pagi bawa mobil sendiri keluar kota untuk melakukan kerja praktek sebagai kewajiban kuliah kamu kata ku
Iyaa, tapi aku sangat lemah terhadap pacar ku katanya pelan
Kamu harus jadi diri sendiri, kamu tunjukkan kamu seorang yang tegas ujar ku.

Puspa merapatkan tubuhnya ke tubuhku, wajahnya mendekat ke wajah ku, matanya semakin sayu, lalu ia mencium bibir ku, sangat lembut, aku lingkarkan tangan ku ke pinggangnya, aku usap-usap pinggangnya.
Ciuman kami semakin panas, saling menghisap bibir dan lidah, tangan nya semakin berani mengusap, meremas2 penisku. Tangan ku juga semakin berani, aku mencoba menyentuh payudaranya yang terasa padat, mengusap-usap dengan ibu jari ku, aku dapat merasakan putingnya walau masih tertutup bra.
Tangannya tidak lagi diatas penis ku tapi merengkuh wajahku dengan kedua tangannya, ciumannya tidak lagi ke bibir, kadang ia mencium dan menjilat, pipi dan telingaku.. terdengar suara mendesah-desah pelan. Ketika ia mencium pipi ku aku juga mencium leher dan bahunya yang terbuka .. Ibu jariku menyusup dari bawah bra nya untu mencari putingnya ia melenguh keras ketika jari ku mengusap puncak putingnya, aku cari pengait bra di punggungnya dengan sekali jentik kan, terlepasnya kancing itu. Kini dengan lelulasa aku bisa meremas-remas payudaranya.. Mulutnya sedikit menganga setiap kali ku remas, pinggulnya didesak-desak ke arah ku. Pandangan mata polosnya berubah menjadi nafsu, nampak seperti menginginkan sesuatu. Tubuhku ikut bereaksi, penisku mulai mengeras dibalik balutan celana jeans yang masih aku pakai.

Tiba-tiba ia naik ke pangkuanku, mengangkang, penis ku menjadi tumpuan duduknya, pinggulnya tidak berhenti2 digerakan maju mundur, sambil terus menciumi dan menjilati leher dan dadaku, kancing kemeja ku di buka 2 buah dalam usahanya menciumi dadaku. Kedua tangan ku selalu berusaha meremas payudaranya.. dari balik kaos tipisnya aku bisa melihat 2 bukit yang padat berisi, dengan puting kecil mancung, areola yang tidak terlalu besar berwarna coklat muda. Puspa melepaskan bra nya tanpa membuka kaos, kala menunduk, aku bisa melihat putingnya mengeras.
Aku tarik badannya, aku berusaha mencium payudaranya, tangannya berusaha membantu ku dengan mengangkat kausnya, menyodorkan putting mungilnya ke mulut ku.. tangannya yang satu tetap mengelus-ngelus dadaku pinggulnya tidak berhenti digerakan maju mundur .. kepalanya digerak-gerakan rambutnya bergerai kesana kemari ..

Kamu sexy banget sih bisik ku sambil menggigit putingnya, ia menjawab hanya dengan lenguhan .. tangan ku tidak berhentu meremas-remas payudara indahnya. Pahanya yang putih juga tidak luput dari remasan ku, dengan kedua tangan ku didalam celana pendeknya aku tarik-tarik bokongnya yang dihiasi g string .. aku usap-usap belahan pantatnya dengan ujung jari ku ..

Ia memegang tangan ku melakukan gerakan meminta aku menurunkan celananya, dengan perlahan ku turunkan celana pendeknya sampai sebatas bulat bokongnya..
Puspa berdiri lalu melepas celana pendeknya meninggalkan sepotong g string yang menutupi vagina tanpa bulu, terlihat kontras kulit putih dengan hitam g string yang dipakainya. Segera ia menunduk, membuka ikat pinggang kulit ku, napasnya nampak memburu, gerakan terasa tergesa-gesa seperti tidak mau kehilangan momen birahi yang sedang melandanya, tangannya trampil berusaha membuka kancing celana jeans ku, langsung menarik ke bawah retsleting dan berusaha menarik ke bawah, aku tidak bisa melihat wajahnya, tertutup rambut yang bergerai, aku membantunya dengan mengangkat pinggul ku dan menurunkan bagian belakang celana, sambil merasakan celana ku ditarik sampai sebatas lutut, penis ku terasa lepas dari himpitan. Kemudian Puspa meremas lembut penis ku yg masih terbalut celana dalam, terdengar ia mendesis, aku tidak bisa menangkap makna desisannya… diturunkan celana dalam sampai sebatas penis ku lalu di elus lembut dan di kocok perlahan, tidak lama… Puspa kembali naik ke pangkuan ku, kakinya mengangkang lebar seperti ingin merapatkan sepenuhnya bukit kemaluannya, ke penis ku, bertumpu pada sofa ia mula menggerakan pinggulnya..

Kedua tangannya meraih kepala ku dan mengarahkan ke payudaranya.. ia berbisik ..
“Isap Nick..” salah satu tangan menarik ujung kaos, memberi ruang aku menghisap payudaranya .. kembali ia mendesah- desah saat ku hisap dan ku remas .. ia menyodor-nyodorkan putting nya .. bergantian yang kiri dan kanan.. lidah ku berputar-putar di puting dan aerola nya, kadang menghisap dengan lembut.
Puspa mengangkat pinggulnya sedikit, menyingkapkan g stringnya ke pinggir lalu menekan dengan keras permukaan vaginanya yang sudah basah ke penisku.. hanya digesekkan tapi terasa hangat dan becek .. kemudian pinggulnya bergerak maju mundur lebih cepat badannya bergerak meliuk-liuk seirama dengan gerakan maju mundur pinggulnya rambutnya dikibas-kibaskan semua bagian tubuhnya memperlihatkan semua birahi yang dirasakannya.. matanya juga tertutup seperti sedang menikmati suatu perasaan yang meledak-ledak didalam dirinya .. tanganya menumpu di dada ku kadang-kadang gemas meremas rambut dan menarik kepalaku kearah dadanya, tubuhnya melenting ke belakang ketika berusaha mencium bibir ku atau menjilat-jilat leher dan dada ku. Aku berusaha mengimbangi gairahnya.. kedua tangan ku memegang kedua bongkahan bulat bokongnya, sekali2 aku meremas dan ikut menarik dan menekan kearah penisku ..

Gerakan pinggulnya semakin cepat, memeluk kepala ku di dadanya dengan kedua tangan ..
“Isap yang keras…. aaaaah”
“Teruuuuus Nick .. yang keras” katanya ..
Sambil aku menarik pantatnya ke bawah, sambil aku hentak-hentakan pinggul ku ke atas.. menambah tekanan penisku ke permukaan vaginanya..
“Aaaah.. Shit .. aku keluar !” seru nya .. Puspa mengejang sesaat lalu ambruk ke tubuh ku ..
Napasnya terasa cepat .. payudaranya yang terbuka bergerak turun naik menempel di dadaku, wajahnya disembunyikan di leher ku .. sambil ia menghisap-hisap dan mencium, ia berbisik ..
“Kok bisa sih aku keluar ?” tanyanya berbisik .. ia bertanya hal yang tidak perlu ku jawab..

Setelah agak tenang aku dorong tubuhnya, supaya aku bisa melihat wajahnya, mata indahnya memandang ku dengan redup, tapi sinar birahi masih kuat memancar dari sorot matanya ..
“Kamu nakal yaa ” kataku tersenyum sambil menjentik lembut ujung hidungnya ..
Puspa tersenyum genit dan langsung mencium kembali bibir ku .. kedua tangan ku sekarang memainkan kedua payudaranya.. puting mungilnya aku pilin-pilin kadang aku remas dengan gemas..

Puspa berdiri lalu berjalan ke sisi mengambil beberapa tisu lalu membersihkan vaginanya dari cairan kenikmatannya.. ia kemudian duduk diantara kedua kaki ku .. dengan sisa tisu yang diambilnya ia mengelap semua cairan yang membasahi penis ku .. kemudian ia meloloskan celan jeans ku dan menarik lepas celana dalam ku ..
‘Apa lagi yang akan dilakukan bocah nakal ini’ bathin ku ..

Sungguh aku tidak membayangkan apa yang terjadi dari semua yang dia lakukan saat ini ..

Tanpa aku sangka Puspa menyapukan lidahnya dari bawah ke atas permukaan kulit penis aku.. tangannya lembut mengocok2 perlahan .. matanya memandangku dengan pandangan menggoda penuh nafsu .. tangan ku hanya mengelus-elus rambut dan pipinya… dengan menggengam, ia menjilat lubang kencing ku seperti ingin memasukkan ujung lidahnya kesana… dan langsung memasukan kepala penisku kedalam mulutnya serta memainkan lidahnya ..

Sesaat seperti ada listrik yang menyengat tubuh ku.. aku hanya bisa mendesah merespon apa yg dilakukannya … setelah beberapa sapuan lidahnya, kemudian memasukan lagi kedalam mulutnya .. kali ini lebih dalam .. gerakan kepalanya memutar dan turun naik, dengan pandangan yang terus menatapku benar-benar ia ingin menggoda ku .. mempermainkan birahi ku ..
Ketika penis ku berada dalam mulut mungilnya, aku berusaha menekan-nekan kepalanya agar menghisap lebih dalam, tapi ia menahan kepalanya .. tidak habis akal, aku coba naikkan pinggul ku dan sedikit aku hentak-hentakan, Puspa malah menahan pinggulku dengan kedua tangannya ..
Tentu aku berharap lebih dari nikmat hisapan yang baru saja ia perbuat kepada ku .. tetapi tidak aku dapatkan

Puspita berdiri melepas g stringnya dengan gerakan sexy ia seperti memperlihatkan apa yg sudah dia lakukan, mendorong tubuhku kembali bersandar di sofa, ia kembali naik ke pangkuan ku sambil berbisik
“Aku pingin malam ini Nick, aku tahu kamu bisa membuat aku puas…” dengan suara bergetar

Sambil bergerak ke atas, tangannya menopang pada sandaran sofa, satu kakinya berlutut dan kaki yang lain menapak sehingga wajahku sejajar vagina dan diantara kedua kakinya, ia mendekatkan pinggulnya ke wajah ku .. perut bawah yg rata dan vagina tanpa bulu terpampang jelas di depan mataku .. membuat napas ku tercekat menahan gejolak nafsu..
“Jilat !” Ujarnya pendek ..

Aku sedikit terperangah, gadis muda ini bisa memerintah seorang lelaki dewasa untuk melakukan hal yang tidak mungkin ditolaknya ..
Perlahan aku jilat seputaran bukit vaginanya, aku menurunkan tubuhku dari sandaran sofa hingga nyaris posisi terlentang.. dengan leluasa aku bisa menjilat seluruh permukaan vaginanya yang berwarna kemerahan dengan bibir vagina yang sedikit tebal, clit nya nampak menonjol .. maka aku jadikan sasaran sapuan lidahku ..
Salah satu tangan ku ditariknya dan diletakkan diatas payudaranya .. gerakan pinggulnya maju mundur mengikuti gerakan lidah ku .. sesekali ia menekan kepala ku, atau menekan dengan vaginanya.
Tangan ku yang lain berusaha memperlebar celah vaginanya .. dan berusaha menusuk- nusuk dengan jariku .. tapi ia menahan tangan ku..
Aku benar-benar terbakar birahi yang dibangunnya .. aku raih pinggulnya dan aku tekan supaya aku bisa lebih lama menikmati vaginanya .. tapi Puspa kembali mendorong wajah ku menjauh dari pinggulnya ..

Aku mulai mengerti, Puspa selalu berusaha menggoda ku, mempermainkan birahi ku, dengan penolakan-penolakan atas tindakan yang aku lakukan untuk menambah kenikmatan yang ku rasakan, seperti pada saat penis ku diisap dan saat aku ingin mengisap vaginanya secara utuh .. Sementara, ia sendiri tidak menghentikan apa yg dia lakukan untuk mendapat kenikmatan ..
Sepertinya ia ingin memegang kendali permainan…
Puspa menurunkan pinggulnya, kembali vaginanya menempel dengan penis ku.. lalu ia bertanya ..
“Kamu bersih khan Nick ?” Tanya nya sambil memandang ku. Aku hanya mengangguk ..

Tidak lama ia memainkan pinggulnya, ia berkata lirih memohon..
“Masukin yaa Nick ..?!” seiring dengan gerkan tangannya memegang penis ku lalu menempatkan penis ku di lubang vaginanya, sedikit melakukan gesekan, lalu menekan vaginanya ke penis ku … bleeesh ..
Rangkaian gerakan itu seperti dilakukan oleh wanita yang sudah profesional yang tidak mungkin dilakukan oleh gadis nampak lugu yang usianya tidak lebih dari 18 tahun …
Penisku yang panjangnya 17 cm dengan lingkaran yang hampir tidak bisa di ditutup dengan lingkaran jari telunjuk dan ibu jarinya itu, dengan leluasa masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat basah ..

Aku hanya bisa mendesah keras … aaaaah …
Puspa menahan sebentar pinggulnya, menaikkan kembali dan menurunkan dengan tekanan yg lebih, kedua tangannya bertumpu di dada ku, ikut membantu menahan.. Ia mengulang beberapa kali gerakan naik turun hingga penisku terasa menancap sempurna .. ia mendesah keras lalu ambruk menimpa diri ku.
“Punya mu lebih besar dari punya pacar ku” bisik nya sambil ia mencium dan menjilat leherku .. aku sedikit bangga, tangan ku kembali meremas- remas payudaranya dan memainkan putingnya .. sesekali aku meremas pantatnya dan menarik dan menekan pantatnya, seperti meminta untuk segera melakukan gerakan naik turun.. di dalam, aku gerakan penis ku dengan gerakan tarik tahan .. membuat seperti menggelitik rongga vaginanya.. Puspa mengangkat badan nya, ia mulai melakukan gerakan maju mundur pinggulnya .. awalnya perlahan, beberapa lama kemudian gerakan mulai berisi dengan sekali2 dihentakan .. Aku tidak lagi mampu menahan gejolak birahi ku sekaligus aku ingin mengimbangi gelombang birahi yang dirasakannya ..

Aku remas dengan keras payudaranya sambil menghisap puting dan kulit payudaranya dengan keras .. meninggalkan noda merah .. tangan ku menarik dan menekan pinggulnya juga dengan keras berusaha menancapkan penisku sedalam2 nya ke lubang vagina nya… tiba2 dia berkata ..
“DIAM !” aku terkejut sesaat

Puspa mengangkat pinggulnya, sampai kepala penisku hampir terlepas dari vaginanya .. lalu ia menghentakkan dengan keras kebawah, sehingga penisku langsung menghujam sepenuhnya diiringi suara desahan panjang .. tidak berhenti sampai disitu, dengan tangan yang bertumpu di pinggangku, ia menggerakan pinggulnya dengan cepat .. tidak hanya naik turun .. maju mundur .. tapi juga memutar-mutar pinggulnya, kadang dihentak-hentakan .. penis ku seperti diremas-remas .. tubuhnya meliuk- liuk .. kepalanya bergerak-gerak, matanya kadang terpejam tapi kadang menatap tajam ke arah ku .. semua gerakan itu dilakukan seirama dengan gelombang birahi yang sedang melandanya.
Gerakannya semakin menggila .. semakin cepat dan keras menghentak-hentak .. aku mengimbangi dengan semakin keras meremas dan menghisap payudaranya .. pantatnya pun tidak lepas dari remasanku ..

Tiba-tiba ia melihat ke arah hp nya yang diletakan di meja kecil disebelah sofa yang nampak berkedip2 lalu ia memiringkan badannya menggapai hp memperhatikan sesaat lalu menekan tombol dan menjawab ..
Halo jawabnya lirih, sambil menahan deru napasnya.. goyangan pinggulnya melambat .. aku kembali menyandar disofa untuk memberi ruang kepadanya ..
Kamu mau apa ? katanya denga suara tegas samar-samar aku dapat mendengar suara dari hpnya, suara laki-laki lawan bicaranya .. dibalik suara bising, seperti dalam sebuah pesta.
Engga gue engga mau ketemu lu malam ini kata Puspa kepada lawan bicaranya tangannya meraih tangan ku dan meletakan di payudaranya
Pokoknya engga.. gue lagi sibuk
Gue juga masih kesel, minggu kemarin mobil gue mogok, bukannya dibantu malah lu ngorok katanya kasar.. dari pembicaraan itu, aku menangkap bahwa lawan bicara ditelpon adalah pacarnya.

Kembali Puspa mempercepat goyangan pinggulnya kembali mendesah
Nanti gue telpon kalau gue mau ketemu..aaah Puspa berbicara ditelpon tanpa mampu menahan desahannya keisengan ku timbul, aku hentak-hentakkan pinggul ku ke atas, sambil aku pilin-pilin putingnya saat mendengarkan Puspa telpon aku sengaja melakukan hal itu karena ada sensasi baru yang aku rasakan, ketika bersetubuh dengan seorang gadis tapi ia sedang menelpon pacarnya .. seperti memenangkan kejuaraan.. membuat pacarnya nampak sebagai laki-laki bodoh..
Iyaa .. nanti !! .. bawel banget sih lu aah ..
Aku tidak tahu apakah pacarnya dapat mendengar desahan dan erangannya, masa bodoh pikir ku, aku dekatkan kembali wajah ku payudaranya, menghisap denga gemasa bergantian putingnya sambil ku remas-remas, tangan ku yang lain berusaha menggelitik lubang analnyabadannya melenting kebelakang bereaksi atas apa yang aku perbuat kepadanya
Ooh .. shit FUCK !! lanjutnya hampir berteriak
Nanti gue telpon lagii !! aaaah teriaknya yang aku tangkap bukan teriakan supaya suaranya bisa didengar oleh pacarnya, tapi lebih kepada teriakan ungkapan birahi yang menerjangnya

Telponnya lalu ditutup, lalu di lemparkan di sebelahku kedua tangannya langsung membekap pipiku, mencium dan menjilat-jilat bibir dan wajah ku gejolak nafsu yang dialami membuat semakin binal, gerakan pinggulnya semakin cepat dan kasar

Aku mengimbangi dengan lebih keras menghentak-hentak pinggulku .. aku bantu dengan dorongan dari kaki, tubuhnya sampai terangkat seperti terlempar-lempar dari atas pinggul ku.. penisku nyaris terlepas dari lubang vaginanya
Aaaaaah .. shiiit enak banget Nick..
Shiiit fuck aaah .. aku mau keluar Nick . Aah
Bersamaan dengan itu hentakkan dengan keras pinggulnya, ia ingin merasakan sodokan penis ku, ia mengejang .. aku membantunya dengan menekan pinggulnya .. juga menahan pinggulku setinggi-tingginya .. Puspa menarik kepalaku untuk lebih keras menghisap payudaranya ..
Aku merasakan ada cairan yang membasahi penisku .. terlihat mengkilap
Ia menghentikan gerakannya .. mengatur kembali nafasnya .. ia menjauhkan wajah ku dari dadanya ..
Enak engga ?? Tanya nya Gimana mau enak, keluar aja belum bathin ku .. aku membalasnya dengan senyum.
Enak bangeeet kata ku berbohong .. karena aku ingin memperlihatkan mengikuti permainannya .. aku juga ingin membuat kesan bahwa aku sangat mampu untuk membuat Puspa mencapai puncak kenikmatannya malam ini ..
Nick .. aku tahu kamu suka dengan aku dari pertama kita ketemu sambil pinggulnya digerak-gerakan dengan lembut
Setiap kali kamu memandang aku, aku bisa melihat nafsu kamu
Aku makin yakin, saat melihat tingkah laku kamu waktu kita makan malam .. tambahnya
Kamu mau ini khan ?? sambil Puspa menekan pinggulnya dengan keras, penis ku seperti menghujam keras ke dalam lubang vaginanya kembali menciumku ku dengan binal..
Aku yang tidak siap dengan gerakkannya, sampai terhenyak dan melenguh keras sangat terasa jepitan vaginanya..
Binal.. penuh nafsu .. kemana gadis lugu yang berwajah polos saat aku pertama kali jumpa ??
HILANG !!

Puspa menindihku dan memeluk ku, aku hanya mengelus-ngelus punggung dan bongkahan bokongnya.. memberi waktu untuk beristirahan dari gelombang orgasme yang baru ia alami
Nick kok tadi waktu aku telpon pacar ku, aku merasakan birahi yang luar biasa
Sepertinya aku berhasil membalas dendam semua perlakukannya kepada ku ..aku berhasil membuat dirinya nampak bodoh katanya ..
Aku tahu kamu belum keluar .. aku tahu kamu masih belum puas menikmati tubuh ku..
Aku ingin tuntaskan Nick .. kata Puspa dengan suara bergetar.. Aku menangkap pengertian tuntaskan adalah ingin memberi aku kepuasan .. ternyata SALAH
Ambilkan hp ku .. katanya .. Aku bertanya-tanya apa lagi yang akan diperbuat bocah ini selanjutnya

Puspa kulihat menekan tombol redial ke nomor hp pacarnya di tekan lagi icon speaker-phone terdengar nada sambung dan seperti diangkat tapi yang terdengar hanya suara bising pesta ..
Lalu ia turun dari pangkuan ku, penis ku yang keluar dari vaginanya mengkilat di lumuri carian kenikmatan dari vaginanya, ia menggeser duduk ku, mendekati meja kecil disamping. Lalu dia bersimpuh diantara kedua kaki ku, hp nya yang masih tersambung di letakan di meja kecil disamping sofa
Tanpa aku sangka, ia membersihkan penis ku dengan sapuan-sapuan lidahnya, suara kecipak lidah dan liur bercampur lendir terdengar sangat jelas desahan dan lenguhannya lebih keras .. kocokan tangannya di penis ku semakin cepat, penis ku dimasukan ke mulutnya dan berusaha sedalam mungkin berada dalam mulutnya, bersamaan dengan itu suara lenguhan yang tertahan ditambah suara bibirnya yang terlepas dari penis ku terasa sangat nyata

Dari hp nya aku dapat mendengar suara orang berteriak-teriak
HALO .. HALO .. !!
PUSPA .. PUSPA !! dimana kamu ! kamu sama siapa ! .. Puspaa !
Teriakan kadang terdengar, kadang tertutup suara hingar bingar pesta, seperti suara dalam karaoke lounge atau caf .. sepertinya penelpon bergerak kesana kemari untuk dapat mendengar dari telponnya.
Kontol lu keras banget lebih besar dari kontol pacar gue .. pasti enak kalau masuk ke memek gue Puspa berbicara demikian sungguh aku sangat terkejut .. selama ini kesan Puspa adalah gadis yang halus dalam tutur kata, namun saat ini aku mendengar dia bisa berkata-kata kasar dan vulgar aku tertegun, sepertinya aku terhipnotis dengan perubahan frontal yang terjadi.

Puspa lalu berdiri, melepaskan satu-satunya penutup tubuh mulusnya, meloloskan melewati bahu ke bawah dengan gerakan yang erotis .. memperlihatkan tubuh semampai putih mulus .. matanya menadang nakal kearah ku, lalu ia menungging disebelahku .. menopangkan tangannya ke sandaran sofa, kakinya berlutut .. Ia mengambil hp nya dan meletetakan lebih dekat ke dirinya, sepertinya ingin suara nya terdengar oleh pacarnya.
Jilat memek gue katanya .. Ia berbicara kepada ku tapi seperti berbicara kepada monster yang akan melumat dirinya .. berharap memberikan dia kepuasan sepenuhnya.. tubuhnya melengkung, pantatnya digoyang-goyangkan seolah menggoda untuk dinikmati.

Tergesa aku bangun, dibelakangnya langsung aku menjilat-jilat vaginanya yang masih basah oleh lendirnya, aku sapukan lidah ku dengan kasar, aku gelitik lubang analnya sesaat ia melenguh keras, menarik pinggulnya dari mulut ku, namun segera didekatkan kembali. Tangan ku meremas-remas bongkahan pantatnya, aku lebarkan celahnya supaya aku lebih leluasa menikmati dan lalu ku hisap-hisap lubang vagina dan clit nya..
Sodok memek gue pakai jari lu .aaah aku ikuti kemauannya
Aaah .. aah .. iyaa.. disitu enak aku sodokan jari ku sambil jari yang lain menggosok-gosok clitoris nya dengan kasar ..
Aaaah sodok pakai dua jari sekarang sodok yang keras !! CEPETIN !
Sini gue isep kontol lu ! suaranya bergetar penuh nafsu, tangan ku tidak lepas dari vaginanya dengan tetap 2 jari aku sodok2.. bergeser kesamping, Puspa menurunkan kepalanya kearah penis ku, lalu dengan rakus menghisapnya, memaju-mundurkan kepalanya dengan cepat, suara desisan dan lenguhan terdengar keras mata nya memandang ku liar penuh nafsu..

Sekarang masukin kontl lu ke memek gue !
Dengan posisi Puspa yang masih menunggingg, kakinya dibuka lebar, aku gesekan kepala penis ku ke bibir vagina dan lubang analnya . Aku bimbing dengan tangan ku ke lubang yang tepat, aku masukkan sedikit ke bibir vaginanya dengan berpegang pada pinggulnya dengan satu hentakkan keras aku amblaskan semua batang penisku ke vaginanya

Aaaah kontol lu enak banget.. sodok yang keraas aah memek gue penuh aah ..
Kontol lu lebih enak dari kontol pacar gue aaah keras lagi sodok nya .. ah
Semua yang dikatakan, aku ikuti dengan penuh nafsu .. aku jadi terbawa liar cukup lama aku menyodok-nyodok nya.
Remes-remes tete gue dong please suaranya melemah ..badannya ditegakkan sehingga aku bisa meremas-remas .. Puspa agak memutar pinggangnya sehingga wajahnya ke arahku .. lalu mencium bibirku .. aku merasa ini bukan ciuman tapi jilatan-jilatan kasar .. ungkapan birahi yang tidak tertahan
Isep tete gue yang keras. Aah gitu .. bikin cupang di tete gue .. ah .. tangan nya menekan-nekan kepala ku yang sedang menghisap.. tangan ku ikut menggesek-gesek clit nya

Suara teriakan-teriakan dari hp nya terdengar terus, Puspa tidak memperdulikan
Puspa kembali menurunkan kepalanya, badannya melengkung indah, dengan penuh nafsu aku hentak-hentak, aku sodok dengan keras, tangan ku membantu menarik2 pinggulnya yang menjulang..
Aaah.. cepetin .. gue mau keluar bareng lu aah .. kata nya aku bereaksi dengan menusuk kan ibu jari ku ke lubang analnya .. yang sedari tadi aku lihat berkedut-kedut
Crotin peju lu di mulut gue gue mau telen semua peju lu.. aah ..
Ini anak ngomong bener atau cuma pura-pura ? banthin ku ..
Tahaan sayang .. sebentar lagi gue keluar .. cepetin .. sodok yang keraas aaah. Kata Puspa, sambil tangannya menekan mematikan hp nya

Sekarang dia fokus ke dirinya sendiri, ia menggerak kan pinggulnya mengikuti irama sodokan penis aku, ibu jari ku sepenuhnya masuk ke lubang analnya, satu tanganya yang tidak menopang dirinya dipakai untuk menggesek-gesek clit nya
Lepas dulu katanya lalu dengan cepat ia telentang, memegang penis ku lalu membimbing ke lubang vaginanya tangan menarik-narik pinggul ku seakan meminta aku menyodoknya lebih keras.. mulut ku tidak henti-henti menjilat dan menghisap semua yang aku mau .. sepertinya aku lupa bahwa aku sedang menyetubuhi gadis muda .. aku perlakukan seperti wanita yang sudah berpengalaman dalam seks.. Tangan ku menopang sepenuhnya pada kedua payudaranya, sambil aku remas-remas dengan keras .. bercak-bercak merah membekas di payudaranya yang putih..
Aku mau keluar.. rintihnya ditelingaku, dengan lebih cepat aku gerakan penis ku keluar masuk vaginanya sesaat kemudian ia mengejang keras
Aaaah .. aku keluaar ! teriak Puspa

Aku sebenarnya juga demikian, sudah sangat tak tertahan untuk mengeluarkan lahar ku, sedari tadi aku dipermainkan oleh Puspa.. birahi ku dibuat turun dan naik sepertinya saat ini akan meledak
Begitu tiba saatnya, sudah tidak bisa aku tahan lagi, aku berdiri .. aku lepaskan penisku dari vagina Puspa .. lalu aku tarik kepalanya ke arahku membuat posisinya berlutut di lantai, tangan ku menjambak rambutnya .. tangan yang lain mengarahkan penisku masuk ke mulutnya .. memaksanya mengulum penisku yang berlumur lendirnya sendiri.. lalu aku gerakan maju mundur dengan cepat Puspa mengatup erat mulutnya memberi sensasi gesekan ke kulit penis ku, mulutnya juga menghisap dengan kuat.
Kuhentak kan pinggul ku agar lebih dalam masuk ke mulutnya, bersamaan dengan itu aku keluarkan lahar ku .. menyemprot deras didalam rongga mulutnya Puspa menahan tekanan pinggul ku dengan kedua tangannya, tapi hanya mengurangi dsedikit dari tekanan yang aku berikan, jambak kan di rambutnya serta dorongan pinggul jauh lebih kuat mendorong masuk.. Matanya terus memandang ke arah ku seakan memohon untuk dikasihani aku tidak peduli !

Setelah berlalu gelombang kedutan yang ku rasakan, tetap aku tahan dagunya agar tidak terbuka mulutnya .. lelehan ludah dan sperma ku merembes dari mulutnya.. aku masih menggerakan penis ku di mulutnya perlahan.. ketika ia menengadah memandang kearah ku ..
Telen !! kata ku tegas Puspa sepertinya menolak, dengan berusaha melepaskan penisku dari mulutnya, kepalanya digeleng-gelengkan tapi tangan ku yang didagunya dan yang satu menjambak menahan belakang kepalanya ditambah tekanan pinggulku ke mulutnya, membuat ia terdesak dan kepalanya tertahan sofa ia tidak mampu menghindar .. aku tekan-tekan kembali penisku .. akhirnya tangan ku terasa gerakan menelan di lehernya Puspa meneguk semua sperma ku yang berada di mulutnya .. lalu membersihkan penis ku dengan lidah membuat ku terasa ngilu..

Barbar ih mainnya kata Puspa sambil memandang kearahku .. aku hanya tersenyum penuh kemenangan ..

Lalu aku angkat tubuhnya lalu duduk berdampingan di sofa, tangan dan kakinya tetap memeluk ku, lidah nya masih sekali-kali menjilat dadaku .. tangan tidak lepas dari penis ku yang sudah mulai melemah
Setelah aku bersih-bersih di kamar mandi kamar nya, aku bersiap untuk pulang, Puspa sudah memakai kembali kaus dan celana pendeknya .. putingnya masih terlihat mancung .. tanda cupangan terlihat di leher dan dadanya yang terbuka

Puspa, kamu menginap saja di apartemen ku malam ini, aku khawatir pacar kamu datang kesini dan marah ke kamu kata ku dengan nada khawatir..
Tidak aku bisa atasi ! katanya tegas, sangat nampak keyakinan dan percaya diri.

Puspa mengantarkan ku ke mobil, berjalan bersama berpelukan seperti layaknya sepasang kekasih.
Hati-hati ya sayang.. besok aku telpon katanya sambil mencium bibir ku.. saat aku sudah berada didalam mobil ku
Kamu jangan nakal yaa kata ku .. Puspa hanya menjawab dengan kedipan sebelah matanya.
Lalu aku meninggalkan tempat kost nya.

Dalam perjalanan pulang, aku seperti bangun dari mimpi .. mimpi yang indah .. tidak terbayangkan menolong seorang gadis yang nampak polos dan lugu, namun mendapatkan kesempatan menikmati tubuhnya dengan cara yang luar biasa.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts