Janda Kedinginan
Hari itu Aku dapat tugas ke Surabaya oleh bosku, karena sopir kantor sedang bertugas ke luar kota aku
harus berangkat sendiri tanpa sopir, dan dengan beberapa alasan aku putuskan untuk naik bis malam saja
karena akan sangat lelah jika harus menyetir sendiri dari Jakarta ke Surabaya. Sore itu aku mengantre
membeli tiket di terminal, di sana terlihat sangat ramai mungkin karena malam minggu.
Setelah penuh perjuangan akhirnya aku dapat juga tiket ke Surabaya, sambil menunggu bis datang karena
masih sekitar 2 jam dari pada pulang lagi, aku masuk ke warung untuk ngopi dan ngerokok Tiba-
tiba,gubraakkkk….. !!! seorang anak jatuh di sampingku, aku menarik kursi dan menolongnya, kemudian
seorang wanita berlari kecil mendekati kami, ternyata mamanya.
Wanita itu meminta maaf, tapi aku maklum karena namanya anak kecil, suka bermain-main dan berlarian
kesana-sini, dia memperkenalkan diri, namanya Mbak Hartini. Akupun mengajaknya duduk ngobrol di warung
itu, Mbak Hartini mengiyakan, dan kamipun semakin akrab dalam obrolan sore itu. Ternyata dia mau ke
Surabaya juga, ada urusan bisnis, dia orangnya supel dan terbuka, meski baru kenal rasanya sudah akrab
seperti teman lama.
Dari obrolan itu aku tahu kalau Mbak Hartini adalah seorang janda beranak satu, sudah 2 tahun pisah
dengan suaminya. Aku banyak memperhatikan gerak-geriknya, sangat kunikmati melihat dirinya yang begitu
cantik dan seksi. Rambutnya panjang hitam, kulitnya putih mulus, dan dadanya wauuww…montok bro… kayaknya
ukuran 36. Apalagi waktu anaknya bermain-main di samping meja, Mbak Hartini berusaha menarik anaknya,
dia agak menunduk, dan dari situ kulihat kaosnya turun sedikit ke bawah sehingga jelas kulihat belahan
dadanya yang begitu indah, BHnya berwarna merah, oh seksi sekali.
Aku menggendong anaknya dan meletakkan ke pangkuan Mbak Hartini, tanpa sengaja tanganku menyentuh dada
Mbak Hartini karena kepala anaknya mendongak ke belakang, wah empuk sekali, kutahan sebentar semoga Mbak
Hartini tidak memperhatikan, kutekan sedikit dadanya sambil berpura-pura menarik kepala anaknya.
Ohhhh….. sintal dan montok. Mbak Hartini melirik ke arahku sambil tersenyum, sepertinya dia tahu aku
mencoba jahil dan sedikit nakal. Akupun membalas senyumnya, sambil sedikit menggodanya dengan gurauan,
apa Mbak Hartini tidak kesepian 2 tahun sendiri, kalau pas pengin gimana, tanyaku.
Mbak Hartini malah jujur sebenarnya kesepian juga, tapi ada anak yang bisa jadi bahan kesibukan sehingga
lupa dengan nafsu syahwatnya, tapi kalau memang sudah benar-benar tidak tahan dia mengaku sering
melakukan masturbasi di kamarnya. Ohh, mendengar pengakuan itu,pikiranku semakin tak karuan aku jadi
membayangkan wajahnya cantiknya saat melakukan masturbasi, memasukkan jari-jarinya ke memeknya, dan
mendesah-desah, ohh…ohh…ohhh… aku jadi melamun, tak terasa juga kontolku mulai menegang dan perlahan
mulai mengeras, aduh bahaya neh… tapi seandainya aku bisa menikmati tubuh Mbak Hartini, pasti enak dan
nikmat sekali. Akupun mencoba mencari cara dan terus menggodanya dengan sedikit rayuan dan gurauan.
Yah namanya juga usaha… Bis yang akan kami tumpangi sudah datang tapi ternyata mengalami kerusakan
mesin, padahal itu adalah bis terakhir jurusan Surabaya. Agen tiketnya menawarkan untuk mengembalikan
uang tiket atau tetap berangkat tapi besok pagi. Aku memilih untuk mengambil uangnya, dan urusan besok
gampanglah tinggal beli tiket lagi. Mbak Hartini pun demikian dia mengambil kembali uangnya, dan aku
menawarkannya untuk naik taksi pulang ke rumah, maksudku pengin tahu rumahnya juga. Mbak Hartini tidak
keberatan.
Dan pulanglah kami berdua dalam satu taksi. Di dalam taksi aku mengeluarkan jurus-jurus gerilya
meneruskan usahaku tadi di warung, anaknya Mbak Hartini tertidur lelap di pangkuanku, aku duduk menempel
di samping Mbak Hartini, aku memberanikan diri menggenggam tangannya yang lentik, Mbak Hartini melirikku
dan tersenyum malah dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Sopir taksi tak curiga sedikitpun, mungkin dia
merasa kami adalah pasangan suami istri bersama satu anak…. Menurutku sich kami berdua memang serasi
hehehe…aku menggerakkan sedikit lenganku supaya menyentuh sedikit dadanya, dan ahhhh dadanya yang kenyal
kini menempel di lenganku.
Kugerak-gerakkan sedikit, Mbak Hartini mengubah posisi duduknya, dia mendekatkan tubuhnya semakin
lengket di tubuhku, dan tangan Mbak Hartini memegang pahaku. Aduh…. Kontolku kembali mengeras, wajahnya
kini sudah menyentuh pundakku, rambutnya terurai di dadaku, aku semakin tak karuan, kuberanikan diri
mendekatkan mulutku ke wajahnya, sesaat dia menatapku kemudian memejamkan mata, seperti membiarkanku
mencium bibirnya. Akupun dengan lincah menciumi bibirnya, melumat-lumat, dan kumainkan lidahku di dalam
mulutnya, bau nafasnya sangat wangi, bibir kami sudah berpautan satu sama lain. Semakin nafsuin ini
janda, apalagi tangannya mulai digerakkan naik turun mengelus-elus pahaku, aduh… kontolku semakin keras.
Beberapa saat kemudian anaknya bergerak seperti terbangun, kami menyudahi ciuman itu, Mbak Hartini
mengambil anaknya dan meletakkan di pangkuannya. Tak lama kemudian Taksi berhenti di sebuah rumah yang
tampak sepi,Mbak Hartini mengajakku masuk ke rumahnya, setelah aku membayar taksi aku membantu Mbak
Hartini membawakan tasnya karena dia menggendong anaknya yang tertidur. Sampai di dalam rumah aku
langsung numpang mandi, sementara Mbak Hartini menidurkan anaknya di dalam kamar.
Selesai mandi aku mau ganti baju di kamar dan masih mengenakan celana pendek, Mbak Hartini meliriku dan
melewatiku begitu saja menuju kamar mandi, sepertinya mau mandi juga, tapi pemandangan itu membuat
pikiranku kotor kembali,Mbak Hartini hanya mengenakan sehelai handuk untuk menutupi badannya yang putih
bersih dan mulus, aku memandanginya dari belakang, pahanya terlihat sangat bersih dan begitu
menggairahkan. Aku benar-benar tak mampu menahan nafsuku. Pikiran bejatku langsung merasuk ke dalam hati
hingga nafsuku langsung mengalir ke ubun-ubun.
Aku mengejarnya ke kamar mandi, saat dia mau menutup pintu kamar mandi, aku menahan pintunya dan masuk
ke dalam, kemudian baru aku tutup dan kunci pintu kamar mandi. Mbak Hartini terdiam dan menatapku, aku
tak peduli karena memang nafsuku tak terbendung lagi, kutarik tubuhnya dalam pelukanku, kuciumi bibirnya
dengan penuh nafsu, kemudian lehernya dan tengkuknya, kujilati bibir dan lehernya sambil sesekali aku
cupang dan sedot lehernya yang putih bersih. Aku yang hanya mengenakan celana boxer nampak betul
kontolku seperti sudah mau keluar dari sarangnya, kontolku terlihat tegak menonjol ke depan seperti
tombak yang siap menghujam musuh.
Kugesekkan kontolku ke memek Mbak Hartini yang hanya tertutup handuk, kudorong tubuhnya ke dinding,
kemudian kuremas-remas payudaranya, dadanya begitu montok dan sintal,kulepaskan pengait handuk di tengah
dadanya, dan ohhhh… saat itu juga handuknya turun ke bawah sehingga buah dadanya yang begitu montok
nampak jelas di depanku, tak mau kusia-siakan kesempatan itu. Kuciumi buah dadanya satu persatu,kujilati
putting susunya, sambil terus kugoyang-goyangkan pinggulku agar kontolku menggesek-gesek memek Mbak
Hartini.
Tanganku meremas pantat Mbak Hartini, Mbak Hartini menarik kepalaku dengan tangannya, sepertinya dia
tidak ingin mulutku lepas dari putting susunya. Perlahan kutarik handuknya dan terus menempelkan
kontolku ke memeknya, kini handuknya sudah terlepas tinggal sebuah celana dalam menutupi memeknya yang
terlihat sedikit menggunung. Kuselipkan tanganku ke dalam celananya, dan jariku menyentuh memeknya yang
ternyata sudah basah. Kugesek-gesek memeknya dengan jariku dan kusentuh itilnya, kuputar-putar sedikit
dan kumain-mainkan sambil terus kunikmati putting susunya.
Mbak Hartini menggelinjang, badannya bergoyang-goyang maju mundur seiring permainan jariku di sela
memeknya, tapi jariku tak berhenti disitu, jari tengahku perlahan menusuk ke lubang vagina Mbak Hartini,
dia semakin menikmati permainanku, terus saja kutusuk-tusuk memek Mbak Hartini dengan jariku, maju
mundur keluar masuk, nampaknya celana dalamnya sedikit mengganggu, Mbak Hartini menurunkan sendiri
celana dalamnya. Akupun semakin leluasa memainkan jari-jariku di memeknya.
Mbak Hartini yang begitu cantik dan seksi kini pasrah dalam pelukanku. Tiba-tiba tangan Mbak Hartini
memegang kepalaku dan menurunkannya, ternyata dia ingin aku menciumi memeknya juga, akupun tak
keberatan, kuciumi bibir vaginanya yang mulai nampak kemerahan, kubuka dinding vaginanya dengan jariku
kemudian kujilati itilnya dan dinding vaginanya kusedot-sedot, Mbak Hartini memegang kepalaku semakin
erat dan sedikit menjambak rambutku, terus saja kujilati memeknya yang begitu indah, pantatnya terus
bergerak-gerak, terus saja kumasukkan jariku ke memeknya sambil kujilati itilnya, mulutnya juga tak
berhenti mendesah, kali ini desahannya semakin keras, ahhh… uhhh…. Ahhh… uhhh…. Terus mas…nikmat
sekali…ah… uhh… sudah lama aku tidak merasakannya…. Terus mas… terus…. Ohhhhh…. dan sedikit cairan
keluar dari memeknya, sepertinya dia orgasme, jariku basah, kukeluarkan jariku dan kuhentikan jilatanku
di itilnya.
Mbak Hartini agak melemah, sepertinya semakin tidak berdaya setelah mencapai puncak kenikmatan yang
pertama tadi. Aku berdiri dan kembali mencium bibirnya, dia membalasnya, kini tangannya yang gentian
memegang kontolku diremas-remasnya batang pelirku, kulepaskan celanaku dan kamipun berdua sama-sama
bertelanjang bulat dan saling berhadapan.
Aku membalikkan tubuhnya dan mengarahkannya ke bak mandi, tangannya berpegangan ke bak mandi dan
membungkuk sedikit dengan posisi membelakangiku, kutarik pinggulnya dan tanganku mengarahkan kontolku
menuju memeknya, kepala kontolku sudah menemui sasarannya, kontolku berhasil menyentuh lubang
kemaluannya, dan kumajukan sedikit bokongku, dan sleeepppp ahhhhh…kontolku berhasil menembus liang
senggama Mbak Hartini yang sudah berlendir, sehingga mudah sekali kontolku melaju masuk ke dinding
vagina Mbak Hartini paling dalam, kubiarkan kontolku memasuki memeknya, kunikmati sebentar kehangatan
itu, ternyata masih kenceng juga janda beranak satu ini, nikmat sekali kontolku berada di dalam
memeknya,
kupegang pundak Mbak Hartini, dan tangan kiriku meremas buah dadanya, kutarik sedikit kontolku keluar
kemudian kumasukkan lagi, kukeluarkan lagi dan kumasukkan lagi, semakin cepat dan semakin cepat, ah
kukocok-kocok kontolku ke dalam lubang vagina Mbak Hartini yang semakin hangat dan semakin basah saja,
kukocok-kocok maju mundur terus dan terus kemudian sesaat kupelankan ritme permainanku kukocok semakin
pelan, Mbak Hartini memegang pinggulku dan menariknya seolah ingin aku lebih cepat lagi, aku menurutinya
dan kukocok-kocok lagi kontolku dan vaginanya dengan cepat, maju mundur, keluar masuk terus ah oh… ah
oh… nikmat sekali memeknya.
Ohhhh dan ahhhh…. Mbak Hartini menahan gerakanku, kubiarkan kontolku berada di dalam vaginanya kutahan
sebentar karena ada cairan dari memek Mbak Hartini keluar lagi, oh dia orgasme lagi… wah ini cewek
sepertinya menikmati banget kontolku… santai aja Mbak, masih ada lagi kok,kontolku juga masih ngaceng
masih pengin terus ngentotin Mbak, setelah berhenti beberapa detik, kubalikkan lagi tubuh Mbak Hartini,
kemudian aku menyuruhnya duduk di atas bak mandi, kubuka pahanya wah memeknya cantik banget, sekarang
terlihat merah merekah habis orgasme dua kali, kuambil handuknya dan kubersihkan memeknya dari cairan
kenikmatan Mbak Hartini,
tapi kontolku masih tegang dan ingin lebih lama lagi ngentot Mbak Hartini, aku mendekatinya lagi kucium
bibirnya,kuremas dadanya dan kubuka pahanya, sambil kuciumi dia aku memasukkan lagi batang kontolku ke
dalam mulut vaginanya, kakinya diangkat naik melingkari pinggulku, ini membuat kontolku semakin dalam
masuk ke dalam memeknya, dan semakin nikmat kurasakan kontolku yang maju mundur menempel di dinding
vaginanya, oh benar-benar nikmat. Aku terus meremas buah dadanya, sementara pinggulku maju mundur tak
berhenti mengocok memeknya dengan kontolku, permainan ini begitu panas dan menggairahkan, ah benar-benar
nikmat pokoknya, sulit diungkapkan jantungku berdebar kencang dan aliran darahku semakin kencang
mengelilingi tubuhku.
Maju mundur terus pantatku menikmati memek Mbak Hartini yang begitu hangat dan nikmat, tiba-tiba tubuhku
sedikit tegang, kedua pahaku sedikit bergetar dan ternyata spermaku mau keluar, cepat-cepat aku
mengeluarkan kontolku dari memek Mbak Hartini, kuremas-remas sendiri kontolku dengan tanganku kukocok-
kocok untuk mengeluarkan spermaku, tapi Mbak Hartini dengan sigap langsung duduk di depanku dan wajahnya
berada tepat di depan kontolku, dia membuka mulutnya dan tangannya mengocok kontolku, diremas-remasnya
batang pelirku, dan dimasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia mengulum kontolku dan oh….
Crottt …. Crooottt… spermaku tumpah ke dalam mulut Mbak Hartini … dia menjilati kepala kontolku dengan
lidahnya untuk membersihkan kontolku. Setelah bersih kami berdua berdiri dan sesaat berpelukan, seolah
saling mengucapkan terima kasih atas kepuasan di malam itu…. Ah kenangan ini takkan kulupakan, memeknya
begitu nikmat dan hangat, terima kasih Mbak Hartini. Kami pun berdua mandi bersama, sambil sesekali
bercanda kupegang memeknya, dia memegang kontolku, layaknya suami istri yang sedang berbulan madu.
Selesai mandi kami makan bersama, aku nonton berita di televise, dan Mbak Hartini tidur sambil memeluk
anaknya di kamar.
Saat malam tiba aku mulai ngantuk, kumatikan TV dan semua lampu, kemudian berbaring di sofa depan
televisi, kutarik selimut untuk menutup tubuhku yang mulai kedinginan, suara pintu kamar Mbak Hartini
seperti membuka, ternyata Mbak Hartini terbangun, samar -samar kulihat mbak Hartini datang mendekatiku,
semakin dekat dan… ohhh dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, dengan liar dia menciumi
bibirku kemudian leherku, dia mengangkat kaosku dan menjilati perutku, kemudian puting susuku dimainkan
dengan lidahnya.
Kutarik saja kaosku ke atas dan kulepaskan, Mbak Hartini semakin menurunkan wajahnya dan kini dia
membuka pelan celana pendekku, diciumi kontolku dan dikocok-kocok dengan tangannya perlahan, aku
mengangkat pinggulku karena merasakan nikmat yang luar biasa.
Tanpa ampun dia terus mengulum-ulum batang pelirku, aku menggelinjang tak karuan, nikmat sekali.
Kujambak rambutnya dan kutarik kemudian kudorong lagi, sehingga kepalanya naik turun di pangkal pahaku,
kontolku semakin keras dan kencang, badanku semakin tegang menahan nikmat diemut oleh Mbak Hartini.
Tangannya ikut membantu mengocok-ngocok kontolku yang semakin nikmat saja, aku ga tahan lagi aku menarik
tubuhnya dan menidurkannya di sofa, kutarik celana dalamnya dan kulepaskan, kubuka pahanya dan nampaklah
memeknya dengan sedikit rambut menghias di sekelilingnya.
Tiba-tiba tangan Mbak Hartini memegang kepalaku dan menurunkannya, ternyata dia ingin aku menciumi
memeknya juga, akupun tak keberatan, kuciumi bibir vaginanya yang mulai nampak kemerahan, kubuka dinding
vaginanya dengan jariku kemudian kujilati itilnya dan dinding vaginanya kusedot-sedot, Mbak Hartini
memegang kepalaku semakin erat dan sedikit menjambak rambutku, terus saja kujilati memeknya yang begitu
indah, pantatnya terus bergerak-gerak, terus saja kumasukkan jariku ke memeknya sambil kujilati itilnya,
mulutnya juga tak berhenti mendesah, kali ini desahannya semakin keras,
ahhh… uhhh…. Ahhh… uhhh…. Terus mas…nikmat sekali…ah… uhh… sudah lama aku tidak merasakannya…. Terus
mas… terus…. Ohhhhh…. dan sedikit cairan keluar dari memeknya, sepertinya dia orgasme, jariku basah,
kukeluarkan jariku dan kuhentikan jilatanku di itilnya. Mbak Hartini agak melemah, sepertinya semakin
tidak berdaya setelah mencapai puncak kenikmatan yang pertama tadi. Kulepaskan dasternya perlahan, Aku
mendekatkan wajahku ke wajahnya dan kembali mencium bibirnya, ceritasexdewasa.org dia membalasnya, kini tangannya yang
kembali memegang kontolku diremas-remasnya batang pelirku, kulepaskan celanaku dan kamipun berdua sama-
sama bertelanjang bulat dan saling berhadapan.
Aku membalikkan tubuhnya dan mengarahkannya ke ujung sofa, tangannya berpegangan ke sofa dan duduk
membungkuk sedikit dengan posisi membelakangiku, kutarik pinggulnya dan tanganku mengarahkan kontolku
menuju memeknya, kepala kontolku sudah menemui sasarannya, kontolku berhasil menyentuh lubang
kemaluannya, dan kumajukan sedikit bokongku, dan sleeepppp ahhhhh…kontolku berhasil menembus liang
senggama Kami berdua bercinta dengan gaya doggy style di atas sofa, nikmat sekali, memek Mbak Hartini
yang sudah berlendir, memudahkan kontolku melaju masuk ke dinding vagina Mbak Hartini paling dalam,
kubiarkan kontolku memasuki memeknya, kunikmati sebentar kehangatan itu, kuingat sensasi bercinta di
kamar mandi tadi, nikmat sekali kontolku berada di dalam memeknya, kupegang pundak Mbak Hartini, dan
tangan kiriku meremas buah dadanya, kutarik sedikit kontolku keluar kemudian kumasukkan lagi,
kukeluarkan lagi dan kumasukkan lagi, semakin cepat dan semakin cepat, ah kukocok-kocok kontolku ke
dalam lubang vagina Mbak Hartini yang semakin hangat dan semakin basah saja, kukocok-kocok maju mundur
terus dan terus kemudian sesaat kupelankan ritme permainanku kukocok semakin pelan,
Mbak Hartini memegang pinggulku dan menariknya seolah ingin aku lebih cepat lagi, aku menurutinya dan
kukocok-kocok lagi kontolku dan vaginanya dengan cepat, maju mundur, keluar masuk terus ah oh… ah oh…
nikmat sekali memeknya. Ohhhh dan ahhhh…. Mbak Hartini menahan gerakanku, kubiarkan kontolku berada di
dalam vaginanya kutahan sebentar karena ada cairan dari memek Mbak Hartini keluar lagi, oh dia orgasme
lagi… wah ini cewek sepertinya menikmati banget kontolku… tapi kontolku juga masih ngaceng masih pengin
terus ngentotin memek Mbak Hartini, setelah berhenti beberapa detik, kubalikkan lagi tubuh Mbak Hartini,
kemudian aku menyuruhnya telentang di atas sofa dengan paha terbuka lebar, satu kaki naik ke sandaran
sofa, wah seksi sekali dia.
Wajahnya pasrah dan ingin sekali segera aku entot. pahanya terlihat sangat mulus kujilati paha dan
semakin naik ke memeknya, wah memeknya enak banget, sekarang terlihat semakin merah merekah habis
orgasme dua kali, kontolku semakin tegang kupegang kontolku dengan satu tanganku dan mengarahkannya ke
memek Mbak Hartini, sambil kuciumi dia aku memasukkan lagi batang kontolku ke dalam mulut vaginanya, dan
semakin nikmat kurasakan kontolku yang maju mundur menempel di dinding vaginanya, oh benar-benar nikmat.
Aku terus meremas buah dadanya, sementara pinggulku maju mundur tak berhenti mengocok memeknya dengan
kontolku, permainan ini begitu panas dan menggairahkan, ah benar-benar nikmat pokoknya, sulit
diungkapkan jantungku berdebar kencang dan aliran darahku semakin kencang mengelilingi tubuhku. Maju
mundur terus pantatku menikmati memek Mbak Hartini yang begitu hangat dan nikmat, aku peluk erat
tubuhnya, semakin erat sehingga dadaku menempel erat pada putting susunya,
tiba-tiba tubuhku sedikit tegang, kedua pahaku sedikit bergetar dan ternyata spermaku mau keluar,
cepat-cepat aku mengeluarkan kontolku dari memek Mbak Hartini, kuremas-remas sendiri kontolku dengan
tanganku kukocok-kocok untuk mengeluarkan spermaku, Mbak Hartini duduk di sofa, sementara aku turun dan
berdiri di hadapan Mbak Hartini kutarik tangannya untuk mengocok kontolku, dia membuka mulutnya dan
diremas-remasnya batang pelirku, dan dikeluarmasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dia mengulum kontolku
dan oh….
Crottt …. Crooottt… spermaku tumpah ke dalam mulut Mbak Hartini … dia menjilati kepala kontolku dengan
lidahnya untuk membersihkan kontolku. Oh puas sekali aku malam itu, kusandarkan dia di sofa dan kupeluk
erat, dia menarik selimut dan kami berduapun tidur bersama di atas sofa dalam keadaan telanjang bulat
dan saling berpelukan hangat. Kucium keningnya dan sesaat kemudian kami tertidur pulas,,,,,,,,,,,,,,