Istri Muda Anak Buah Papaku
Sebagai pemilik sebuah perusahaan besar di Indonesia, papaku banyak mempunyai anak buah. Banyak dari mereka sudah setia lama bekerja dengan papaku. Tetapi ada juga Siska, istri dari pak Irawan, direktur finance diperusahaan papaku. Disaat sang suami rajin bekerja keras dikantor, Siska pun rajin bekerja keras bersamaku diranjang.
Cerita Sex: Istri Muda Anak Buah Papaku – Ist
Pertama kali aku bertemu Siska kira-kira 3 minggu lalu. Dia datang kekantor untuk mengantarkan makanan kepada pak Irawan suaminya, yang bekerja sebagai direktur finance di perusahaan papaku. Aku diperkenalkan olehnya kepada Siska. Pak Irawan pernah bercerai dengan istri pertamanya, dan Siska adalah istrinya yang kedua.
Makanya tak heran kalau orang berumur diatas 40 tahun seperti pak Irawan bisa mempunyai istri yang semuda Siska. Disaat Siska mau pulang, aku bersapaan lagi dengannya di lobby kantor. Akupun mulai mengajaknya ngobrol disitu. Ternyata Siska masih berumur 26 tahun, hanya setahun lebih muda dariku. Tidak heran obrolan kami bisa cepat nyambung walaupun awalnya hanya sekedar basa-basi.
Aku mulai memperhatikannya. Tampangnya cukup manis menurutku Rambutnya hitam panjang bergelombang, matanya cukup besar untuk seorang wanita keturunan Chinese. Dia tidak tinggi, mungkin sedikit dibawah 160cm. Badannya tidak terlalu spesial tetapi lumayan ramping sehingga terlihat bagus. Siska mulai tersenyum malu dan mukanya memerah disaat dia sadar kalau aku sedang memperhatikannya.
Setelah ngobrol sedikit lagi, dia pun pamit untuk pulang.
“Hmmm… Seandainya bisa kurasakan kehangatan badan Siska.” pikirku disaat melihatnya jalan keluar dari gedung kantor.
Kamipun bertemu lagi di sebuah acara pesta peluncuran produk baru dikantorku. Siska datang mendampingi pak Irawan. Dia terlihat sangat cantik dengan gaun malamnya yang anggun bewarna hitam. Pundaknya yang mulus dan putih bersih terlihat jelas karena dia memakai gaun bermodelkan kemben. Kami bertiga saling bersapa dan sempat mengobrol sebentar. Aku mulai mencuri pandangan kepada Siska yang terlihat cantik itu malam ini. Dia hanya tersenyum dan menunduk disaat mata kami bertemu. Tidak lama, pak Irawan meminta ijin untuk pergi ke toilet.
“Sendirian aja pak Roger?” tanya Siska.
“Iya nih,” jawabku sambil terus memandangi tubuhnya yang berada didepanku.
“Makanya, cari istri dong Pak… Biar ada yang nemenin,” katanya sambil tersenyum manis.
“Belum ada yang mau nih,” jawabku.
“Ahh… Bapak bisa saja. Pasti banyak banget cewek yang mau sama pak Roger.. Kalau belum married saya juga mau lho.” jawabnya menggoda.
Memang sepertinya Siska ini punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia memandangku.
“Oh… Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married.” kataku mulai memancing sambil menatap wajahnya yang cantik.
“Ah.. Pak Roger bisa aja..” jawabnya sambil tersipu malu.
“Bener lho mau aku buktiin?” godaku.
“Janganlah pak… Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat” jawabnya perlahan sambil tersenyum.
“Kalau nggak ketahuan gimana. Nggak apa kan?” rayuku lagi.
Santi tampak makin tersipu malu.
Aku merasakan seperi mendapat lampu hijau. Mungkin keinginanku untuk merasakan tubuh istri karyawanku ini akan bisa benar terjadi. Dari cara bicaranya aku punya dugaan bahwa pak Irawan ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur. Mungkin karena usia pak Irawan yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Kasihan sekali pikirku.
Tak lama pak Irawan pun datang dari kejauhan.
“Wah.. Pak Irawan, punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.
Siska tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-laki tulen seperti aku ini.
“Iya pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya.
Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan keplayboyanku di kantor.
“Ok saya tinggal dulu ya pak Irawan…” aku pun berpamitan dengan mereka.
Aku pergi mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Aku berpapasan dengan sekretarisku Rina dan tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga anggun. Walaupun ia tampak menjaga perilakunya, dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda. Sungguh kasihan sekali tunangannya itu, dia tidak tahu betapa liar dan nakalnya Rina yang sering aku nikmati tubuhnya dikantor. Baca ceritanya disini.
Cerita sex terbaru lainya dan foto foto hot masturbasi >>> www.orisex.com
Ketika aku mencari Siska dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum. Pak Irawan tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak bisa membahagiakan istrinya.
Siska kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun menghampirinya.
“Siska.. Kita terusin ngobrolnya diluar yuk,” ajakku berbisik padanya.
“Nanti kalau dicari suamiku gimana pak?” jawabnya ragu.
“Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet.” kataku mencari alasan.
“Aku tunggu diluar ya,” Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang.
Tak lama Siska pun keluar ruangan pesta untuk menyusulku. Aku tuntun tangannya dan pergi keruangan kantorku dilantai atas. Kutarik Siska kedalam ruanganku dan kututup pintunya. Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Siskapun membalas bergairah. Tangankupun bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang tubuhnya. Kuturunkan gaunnya sebagian kebawah sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Siska yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya mencuat keluar.
Tidak terlalu besar memang, kira-kira ukuran 32B, namun masih terlihat kencang. Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah mengeras dengan lidahku.
“Oh.. Pak Roger…” desah Siska sambil menggeliat.
“Enak Siska?”
“Enak pak… Terus pak…” desahnya lirih.
Tangankupun mengangkat rok gaunnya dan meraba pahanya yang mulus, sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya.
Siska pun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.. Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya yang lentik halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya.
Memang kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.
“Ohh… Besar sekali Pak Roger. Siska suka…” katanya manja sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.
“Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.
“Mungkin cuma separuhnya pak Roger… Oh, Siska suka..” katanya tak melanjutkan lagi jawabannya karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.
“Enak pak?” tanyanya sambil melirik nakal kepadaku.
Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.
“Enak sayang.. Ayo isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat.
Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali melihat pemandangan itu. Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung menghisap kemaluanku. Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Siska mengulumnya kembali.
“Hm… Kontol bapak enak banget.. Siska suka kontol yang besar begini” desahnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya.
“Iya mas.. Ada apa?” jawabnya.
“Lho Mas udah pikun ya.. Kan Siska tadi usah bilang, Siska mau ke toilet sakit perut. Gimana sih.” Siska berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu.
Sementara tangan Siska yang satu tetap meraba dan mengocok kemaluan boss suaminya ini.
“Iya mas.. Mungkin salah makan nih, sebentar lagi mas.. Sabar ya..” Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Siska untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphone.
“Iya mas.. Siska juga cinta sama mas..” katanya sambil menutup telponnya.
Dia menatapku dari bawah
“Pak Roger, sepertinya Siska gak bisa berlama-lama… Biar kali ini, bapak aja yang Siska puasin yah. Tapi lain kali giliran pak Roger lho…” Tanpa sempat aku menjawab, dia langsung kembali mengulum kontolku yang keras ini.
Tanpa basa-basi, langsung aku pegang kepala Siska dan kupercepat gerakannya maju mundur.
Setelah 5 menit aku gunakan mulut Siska ini, akhirnya akupun menymburkan spermaku didalam mulutnya. Siska terus berdiri setelah dia menelan semua spermaku dan membersihkan mulutnya.
“Kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?” tanyaku.
“Siska sering lihat di VCD aja pak. Kalau sama suami sih jarang Siska mau begitu. Habis nggak nafsu sih lihatnya” Wah.. Kasihan juga pak Irawan pikirku geli.
Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh istrinya yang manis itu.
“Kapan kita bisa melakukan lagi pak” kata Siska mengharap ketika kami keluar ruangan kantorku.
“Bagaimana kalau besok, kira-kira jam makan siang?” kataku.
“Wah, ide bagus tuh pak Roger. Janji ya?” jawabnya sambil tertawa gembira.
Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Siska aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa menit kemudian.
Tak lama Siska datang bersama pak Irawan suaminya.
“Pak Roger, kami mau pamit dahulu. Ini Siska nggak enak badan katanya.” kata pak Irawan.
“Oh ya pak Irawan, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho.” Siska tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah pak Irawan menunjukkan rasa curiga.
Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan shock berat bila tahu kontolu baru saja dihisap istrinya yang masih muda itu.
Keesokan harinya sebelum jam makan siang, aku menelpon Siska. Kamipun berjanjian bertemu di salah satu hotel dekat kantorku. Disaat aku berjalan menuju keluar dari kantor, aku melewati ruangan pak Irawan dan melihatnya sedang sibuk bekerja. Aku tersenyum sendiri memikirkan bahwa aku akan bertemu dan menikmati tubuh istrinya yang muda dan cantik itu.
Sesampainya di hotel, aku langsung naik keatas menuju ke kamar yang sudah dibooking oleh Siska. Aku ketuk pintu kamar dan Siska memanggilku dari dalam untuk masuk. Pintu tidak dikunci katanya. Setelah aku masuk aku bisa melihat Siska sedang berdiri menungguku. Terlihatlah Siska hanya memakai lingerie berenda-renda yang sangat seksi bewarna putih. Aku bisa melihat badannya yang langsing dan kulitnya putih mulus. Dia berjalan perlahan kearahku dan memeluk badanku.
Siska mencium bibirku dan berkata,
“Pak Roger, Siska kangen berat nih sama bapak… Semalaman Siska nggak bisa tidur, cuma bisa mikirin kontol pak Roger yang gede ini.” Katanya sambil merogoh kemaluanku dari luar celana.
Dia mengusap-usap pelan kontolku yang mulai mengeras.
“Siska mau punya bapak yang gede ini… Suamiku gak ada apa-apanya dibandingkan pak Roger.” Kemudian Siska mulai membuka pakaianku.
Dari jas, dasi dan kemejaku, sampai dia menurunkan celana kerja dan celana dalamku. Kemaluanku mencuat keluar dihadapannya.
Siska mulai mengocok batangku dengan tangannya sambil dia mengulum bibir dan lidahku. Aku sambut ciumannya sambil mulai membuka BH putihnya. Aku mainkan dadanya itu sehingga membuat Siska mulai mendesah. Siska pun mulai turun dan berlutut dihadapanku. Mulutnya kembali bekerja menghisap kemaluanku yang sudah keras. Dikocoknya batangku, kepala kontolku dijilati dan dikulum dengan lidah dan mulut Siska. Dengan aktif dia mainkan terus mulutnya dikemaluanku.
Aku sudah tidak tahan ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri, dan akupun tiduran di atas ranjang. Tanpa perlu disuruh lagi Siska menaiki tubuhku dan menyibak celana dalamnya sehingga vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah. Siska kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit itu.
“Oh my godddd…” jeritnya tertahan. Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik turunkan sehingga kemaluanku keluar masuk menjelajahi liang nikmat istri muda pak Irawan ini.
Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang saat Siska bergerak naik turun di atas tubuhku. Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap dengan gemas.
“Ohh pak Roger.. Bapak memang jantan…” desahnya
“Ayopak.. Puasin Siska pak..” Siska berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas kemaluanku.
Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang tak didapatkan dari suaminya. Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada tepian ranjang.
Aku berdiri dibelakangnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.
“Kamu suka Sska?” kataku sambil menarik rambutnya ke belakang.
“Suka pak, Siska sukaaaa…”.
“Suamimu memang nggak bisa ya”
“Dia lemah pak… Nggak kayak pak Roger… Enak pak.. Ohh”.
“Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sambil mencium wajahnya yang mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.
“Siska lebih suka dientotin pak Roger.. Pak Roger jantan, suamiku lemah.. Ohh.. God..” jawabnya.
“Kamu suka kontol besar ya?” tanyaku lagi
“Iya pak.. Oh.. Terus pak.. Punya suamiku kecil pak.. Oh yeah.. Pak Rogert besar. Ohh yeah oh… Suamiku jelek, pak Roger ganteng. Enaaakkk…” Aku tersenyum mendengar perkataan istri karyawanku ini yang sudah seperti pelacur.
Siska mulai meracau kenikmatan.
“Oh.. Pak.. Siska hampir sampai pak… Ayo pak terusin pak…” jeritnya.
“Tentu sayang… Aku bukan suamimu yang lemah itu.” jawabku sambil terus mengenjot dia semakin kencang dari belakang.
Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
“Ahh… Siska sampaipak…” Siska melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya.
Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut-denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh Siska hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya. Kemudian Siskapun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.
“Terimakasih pak Roger… Siska puas sekali” katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tissue.
Tidak lama, kami berduapun membersihkan badan bersama di kamar mandi. Sebenarnya aku masih ingin menggarap Siska lagi, namun masih banyak pekerjaan menumpuk dikantor, sehingga aku harus kembali secepatnya. Sebelum kami berdua berpisah, Siska bertanya manja,
“Kapan lagi yah pak kita bisa begini lagi?” Aku berpikir sebentar,
“Gimana kalau minggu depan suamimu aku suruh keluar kota? Kebetulan sedang ada proyek disana yang dia bisa kerjakan.” Siska pun tersenyum girang
“Wah benar ya?” Dia menatapku dari dekat
“Siska sekarang sudah menjadi milik bapak. Kapan aja pak Roger mau pakai Siska, Siska siap. Siska udah ketagihan sama punya pak Roger, punya suamiku yang kecil itu gak mungkin bisa puasin Siska lagi…”
Aku pun tersenyum bangga mendengar itu. Istri direktur keuangan perusahaanku sendiri ini sekarang sudah menjadi budak seksku. Setelah aku kirim suaminya untuk dinas keluar kota, hampir setiap hari aku datang kerumahnya untuk menagih pelayanan dari Siska. Bahkan aku mulai sering menginap disana dan tidur diranjang Siska dan pak Irawan. Tentu saja pak Irawan pun semakin sering mendapat tugas keluar kota dariku. Dan istrinya semakin rajin melayaniku dengan tubuhnya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest