Ida diperkosa 2 Satpam Sekaligus

Cerita sex di bawah ini menceritakan kisah tragis pegawai bank yang mana dia di perkosa di anal untuk memuaskan hasrat sex para satpam, sebut saja namanya Ida dia berusia 24 tahun masih muda setelah lulus dari perkuliahan dia langsung masuk dan dia bekerja baru saja kira kira 6 bulanan, Ida bukan asli orang sini melainkan pendatang dia ngekost dengan salah satu temannya juga sesame pegawai bank tapi beda cabang namanya Mandala.
Ida mempunyai tubuh yang kencang, wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan lipstik warna terang. Tentu saja sebagai seorang teller di bank penampilannya harus selalu dijaga. dia selalu tampil manis dan harum.

Suatu sore Ida kaget melihat kantornya sudah gelap. Berarti pintu sudah dikunci oleh Pak Anwar dan Huda, satpam mereka. Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang, mungkin mereka mengira dia sudah pulang.

Ida melangkah menuju pintu depan untuk menggedor pintu, karena biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Ida merasa kasihan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini.

“Mau kemana Ida?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.

Ida terkejut, ada Anwar dan Huda. Mereka menyeringai.

“Eh Pak, kok sudah dikunci? aku mau pulang nih..”, Ida menyapa mereka berdua yang mendekatinya.

“Ida, kami bakal diberhentikan besok..”, Anwar berkata.

“Iya Pak, Saya juga nggak bisa apa apa..”, Ida menjawab.

Di luar hujan mulai turun.

“Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Huda yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.

“I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..”, Ida menjawab.

Tiba-tiba dia merasa gugup dan cemas. Anwar mencekal lengan Ida. Sebelum Ida tersadar, kedua tangannya sudah dicekal ke belakang oleh mereka.

“Aah! Jangan Pak!”.

Huda menarik blus warna ungu milik Ida. Gadis itu kaget dan tersentidak saat kancing blusnya berhamburan.

“Sekarang aja Ida. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”.

Anwar menyeringai melihat Huda merobek kaos dalam katun Ida yang berwarna putih berenda. Ida berusaha meronta. Namun tidak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.

“Jangann! Lepaskann!”, Ida berusaha meronta.

Hujan turun dengan derasnya. Huda sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Ida. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Ida. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya saat ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tidak tahan lagi. Ida menendang Huda dengan keras.

“Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Huda hanya menyeringai.

Ida diseret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.

“Aahh! Jangan Pak! Jangann!”, Ida mulai menangis saat dia ditelungkupkan di atas meja itu.

Sementara kedua tangannya terus dicekal Anwar, Huda sekarang lebih leluasa menurunkan rok ungu Ida. Sepatunya terlepas.

Diperlakukan seperti itu, Ida juga mulai merasa terangsang. dia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya karena celananya sudah terlepas jatuh. Ida lemas, hal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan rok ungu Ida.

Ida mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Ida yang kencang mulai ditepuk oleh Anwar bertubi-tubi, “Plak! Plak!”. Tubuh Ida memang kencang menggairahkan, toketnya besar dan kencang..

Dalam keadaan menungging di meja seperti ini dia tampak sangat menggairahkan. Huda menjambak rambut Ida sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya aduhai dengan lipstik merah menyala, matanya basah, air mata mengalir di pipinya.

“Sret!”, Ida tersentidak saat celana dalamnya sudah ditarik robek. Menyusul branya ditarik dengan kasar. Ida benar-benar merasa terhina. dia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara kontol Anwar yang besar dan keras mulai melesak di memeknya.

“Ouuhh! Adduhh..!”, Ida merintih.

Seperti anjing, Anwar mulai menyodok nyodok Ida dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Ida hanya mampu menangis tidak berdaya.

Tiba-tiba Huda mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan kontolnya yang keras panjang, dia memaksa Ida membuka mulutnya. Ida memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Huda memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka.

Anwar mendesak dari belakang, Huda menyodok dari depan. Bibir Ida yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Huda yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Anwar mencabut kemaluannya dan menarik Ida.

“Ampuunn.., hentikan Pak..”, Ida menangis tersengal-sengal.

Anwar duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Huda, Ida dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.

“Slebb!”, kemaluan Anwar kembali masuk ke memek Ida yang sudah basah.

Ida menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Anwar kembali memeluk Ida sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk memek gadis itu.

Ida masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Anwar saat dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Huda mulai memaksa menyodominya.

“Nghhmm..! Nghh! Jahannaamm..!”, Ida berusaha meronta, tetapi tidak berdaya.

Anwar terus melumat mulutnya. Sementara Huda memperkosa anusnya. Ida lemas tidak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Toketnya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang, juga rintihannya.

Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Ida ditelentangkan dengan tergesa kemudian Anwar menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Ida gelagapan saat Anwar mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Ida dipegang erat dan..
“Crroot! Crrot!”, cairan pejuh Anwar muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi.

Ida merasa akan muntah, tetapi Anwar terus menekan hidung Ida hingga dia terpaksa menelan cairan kental itu. Anwar terus memainkan batang kemaluannya di mulut Ida hingga bersih. Ida tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya.

Mendadak Huda ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Ida. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Ida terlalu lemah untuk berontak. dia pasrah hingga kembali cairan pejuh mengisi mulutnya, masuk ke tenggorokannya. Ida menangis sesenggukan. Huda memakai celana dalam Ida untuk membersihkan sisa pejuhnya.

“Wah.. bener-bener kenangan indah. Yuk..”, ujar Anwar sambil membuka pintu belakang.

Tidak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk.

“Ayo, sekarang giliran kalian!”, Ida kaget melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.

Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, dia sudah pamit dengan teman sekamarnya Mandala, bahwa dia tidak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tidak akan ada yang mencarinya.

Ida ditarik ke tengah lobby bank itu. dia dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Ida dapat melihat batang kemaluan mereka yang sudah mengeras.

“Ayo Ida, kulum punyaku!”, Ida yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.

Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya.

“Aaakhh.., mmhh.., mhh..”, Ida menangis tidak berdaya.

Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.

“Akkghh! Isep teruss..!, Ayoo”.

Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang saat cairan pejuhnya muncrat mengisi mulut Ida. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya.

Ida dipaksa menelan pejuh semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Ida bergiliran.

Tubuh Ida yang sintal itu basah berbanjir peluh dan pejuh. Stockingnya sudah penuh noda-noda pejuh kering. Akhirnya Ida ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Ida dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran pejuh mereka muncrat di seluruh wajah Ida.

Saat sudah selesai Ida telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan pejuh, keringat, dan air matanya sendiri. Ida pingsan. Tetapi para satpam itu ternyata belum puas.

“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu.

“Iya, aku masih belum puas..”.

Akhirnya muncul ide mereka yang lain. Tubuh telanjang Ida diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Ida yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam.

Hujan sudah berhenti tetetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Ida disumpal dengan celana dalamnya. Saat malam semakin larut baru Ida tersadar. dia tersentidak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tidak berdaya. dia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang.

Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka kaget saat masuk.

“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.

Ida berusaha meronta saat mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tetapi dia tidak berdaya. Ada 6 orang yang datang. Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Ida mulai dijadikan bulan-bulanan. Ida hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan.

Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Ida bermandi pejuh. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga dia kembali tersadar.

“Ini kan teller di bank depan?”

Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Ida dengan berbagai posisi. Ida yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan memeknya yang sudah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang kontol.

Saat seseorang sedang sibuk menyodominya, Ida tidak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan pejuh mereka ke seluruh tubuh Ida sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja sesudah mereka puas.

Related posts