Gadis Binal Tetanggaku
Aku seorang pria yang sudah menginjak usia 25 tahun dan saat ini aku menjalin hubungan dengan seorang wanita yang seumuran denganku dan juga satu kantor Elina namanya. Kami bekerja di perusahaan yang sama meskipun beda ruangan, hampir dua tahu aku berhubungan dengannya. Tapi kami masih betah pacaran dan aku tidak pernah mendengar Elina menuntut untuk segera aku nikahi.
Padahal kami sering melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot, mungkin karena sama-sama pengertian juga. Jadi kamipun jarang sekali ribut, aku lihat Elina begitu percaya padaku tidak pernah seklaipun dia cemburu ketika melihatku dengan teman wanita lainnya. Seperti halnya saat dia mendapati aku sedang makan siang dengan teman wanita tanpa mengajaknya.
Elina juga sudah mengenal keluargaku bahkan dia begitu dekat dengan mamaku. Karena dia sering main ke rumah dan mamaku juga sudah merestui hubungan kami, tapi akhirnya akupun menghianati Elina kekasihku. Semua ini terjadi ketika ada tetangga baru yang menempati rumah sebelah rumahku, mereka dari luar kota karena rumah kami bersebelahan akhirnya kami menjadi kenal baik.
Yang membuat aku menjadi lebih dekat lagi dengan anak gadisnya yang bernama Iska, saat itu aku sedang berdiri di balkon kamarku. Aku tidak menduga kalau akan melihat pemandangan dari kamar Iska dengan begitu jelasnya, aku lihat dia sedang memakai handuk dan berganti pakaian di depan meja riasnya dengan santainya dia masih berdiri dengan keadaan tubuh telanjang bulat.
Sebagai laki-laki melihat pemandangan gratis seperti itu akupun tidak membuang kesempatan itu. Dan hal itu tidak terjadi sekali namun berkali-kali, aku sering melihat Iska telanjang bulat hilir mudik di dalam kamarnya dengan jendela terbuka, hingga nampak begitu jelas dari kamarku. Karena dia juga setiap kali aku melakukan adegan cerita ngentot dengan Elina aku membayangkan wajahnya.
Hingga pada suatu hari aku di suruh mama untuk mengantar kue buatan mama pada tante Vivi yang tidak lain mama dari Iska. Begitu aku lihat pintu terbuka akupun terkejut karena bukan tante Vivi yang membuka pintu, melainkan Iska dengan sedikit gugup aku berikan kue itu padanya lalu akupun hendak pulang tapi Iska menghentikan langkahku “Mas Doni.. masuk dulu aah.. ” Akupun masuk ke rumahnya.
Tapi aku tidak melihat orang di dalam sana “Pada kemana Is..kok sepi..” Kataku namun bukan menjawabku dengan serius dia malah bercanda “kan.. enak mas.. sepi.. sepi..” Aku tidak melihatnya namun dia kembali berkata “Ayo mas.. duduk di dalam aja yuk..” Belum sempat aku nanya kemana dia sudah menarik tanganku dan betapa terkejutnya aku ketika dia masuk ke dalam kamarnya.
Aku sedikit terbengong namun Iska dengan manjanya berkata padaku “Kenapa masih gugup mas Don.. bukannya mas Doni tiap hari liat kamar ini..” Aku kaget dan mataku melihat ke arah Iska dia tersenyum penuh godaan padaku, ketika dia mendekat kamipun langsung berciuman meskipun aku masih belum percaya melakukan hal ini dengan Iska gadis binal yang baru saja pindah ini.
Iska benar-benar binal karena dia tidak basa basi, dengan cekatan dia lepas pakaianku dan diapun melepas pakaiannya “Maass.. Donii… ayooo.. maaaas…. aaagggghh… ” Desahnya sambil terus melumat bibirku dan kontolkupun menegang sedikit demi sedikit, sampai akhirnya sangat besar ketika tangan Iska menarik-nariknya dengan lembut bahkan dia serasa mengocok kontolku itu.
Sampai akhirnya dengan bantuannya akupun dapat memasukkan kontolku, setelah
dengan santainya Iska terlentang di atas kasur empuknya “OOouuggghh… oooouuuggghh.. mas… Doniii… aaaagggghh.. teruuuuuussss… maaaas…. aaaaggggghhhh… aaaaaggggghhh…. aaaaagggghhhh… aaagggghhh..” Katanya begitu menggoda karena itu aku semakin bergairah saja menggerakkan tubuhku.
Dengan turun naik di atas tubuhnya layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, kamipun terus bergumul “OOouuuggggghhh… aaaagggghh… aaaaggggggghhh.. aaaaagggghh… aaaagggghhhh… aaaaaggghhh.. ” Desah Iska sambil ikut bergerak di bawah tubuhku rupanya dia begitu mahir melakukan adegan cerita ngentot ini, Elina saja kalah dengan permainan seksnya.
Akupun tidak kuat menahan gerakan yang dilakukan oleh Iska padaku, dengan erangan panjang akupun mencoba melampiaskan kenikmatan yang aku rasakan “Oooouugggghh… oooouuuggggghh… aaaaagggghhhhh.. Iskaaaa… aaagggghh.. kamuuu.. aaaaggghhh.. teruuus…. sayaaang… aaaggggghhh…” Dia tersenyum ketika mendengar hal itu dari mulutku dan terus bergoyang di bawah tubuhku.
Akupun mempercepat gerakanku bahkan sampai-sampai aku tarik kaki Iska dan aku taruk di kedua bahuku, dengan keras kembali aku bergerak “OOouuggggghhh… aaaagggghh.. maaas… Doniiiii… aaaggghh.. niiikmaaaat… maaas…. aaaaggggghhh… aaaagggghhh.. aaaaaggggghh… aaaaaagggghh… aaaaggghhh..” Iska bergelinjangan seperti cacing kepanasan bahkan deru nafasnya begitu memburu.
Sampai akhirnya aku rasa kontolku akan segera menyemburkan larvanya dan “Aaaagggghhh… aaaaaggghh.. Is… aaaggghh.. mas… sudaaaah.. nggak.. taaahaaan… aaaaggghh… aaaaggghhh.. aaaagggghh.. aaaaggghhh..” Iska sepertinya mengerti layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot, dia peluk tubuhku dan mengapit tubuhku dengan kedua kakinya.
Memek Iska terasa menyedot kontolku yang sudah mulai melemas di dalamnya, dan akupun terkulai lemas di atas tubuhnya. Tapi ketika aku sadar berada di dalam kamar Iska segera aku bangun “Mau kemana mas..?” Kata iska dengan tatapan kecewa, aku menciumnya dan berkata “Mas takut nanti ada yang datang.. ayo kita duduk di depan..” Iska tersenyum diapun bangkit.
Lalu membersihkan tubuhnya setelah itu dia kembali merapikan pakaiannya, dan menuruti perkataanku duduk di teras depan rumahnya. Dan benar saja begitu aku duduk dengan Iska tidak lama kemudian mamanya datang, begitu melihatku mama Iska tersenyum “Doni.. tumben ke sini..” Iska yang menjawab “Itu ma.. mas Doni bawain kue dari tante katanya..” Kamipun mengobrol di teras itu cukup lama.