Cocolan Ayam Kampus

Seorang temanku, namanya Garry , dia menghubungiku di handphone. Dia lagi berada di hotel Menteng di Jalan Gondangdia lama bersama dua orang ceweknya. Memang dia pernah janji padgue mau mengenalkan pacarnya yang namanya Anita itu padgue, dan sekarang dia memintgue datang untuk bertemu dengan mereka malam ini di sana.

 Dalam perjalanan ke sana gue teringat dengan seorang cewek yang namanya Anita juga. Lengkapnya Anita Monica. Sudah setahun ini kami tidak pernah bertemu lagi, tapi masih sering menghubungi via telepon, terakhir kali gue menghubungi dia waktu ulang tahunnya tanggal 23 September, dan kukirimi dia kado ulangtahun.

Dia adalah orang yang pernah begitu kusayangi. Dalam hatiku berharap semoga dia menjadi isteriku. Wajahnya mirip artis Dina Lorenza, tinggi 172 cm, kulitnya sawo matang. Pokoknya semua tentang dia ini oke punya lah. Ibunya orang Jawa, sedangkan bapaknya dari Sulawesi selatan. Dia sendiri sejak lahir sampai besar menetap di Jakarta bersama orangtuanya. Dulunya kami bekerja di satu perusahaan, Anita ini accountingnya kami di kantor, sedangkan gue bekerja diatas kapal. Setiap pulang dari Jepang, sering kubawa oleh-oleh untuk dia. Tetapi salah satu point yang sulit mempersatukan kami adalah soal agama.

Terakhir yang kutahu tentang Anita ini dia batal menikah dengan cowoknya yang namanya Adhi itu. Handphone-ku berbunyi lagi, rupanya dari Garry, mereka menyuruhku masuk ke dalam kamar 310, disitu Garry bersama dua orang ceweknya. gue disuruh langsung saja masuk ke kamar nanti begitu tiba di sana. gue tiba di sana pukul sembilan tiga puluh malam dan terus naik ke atas ke kamar 310. Seorang cewek membuka pintu buatku dan cewek itu hanya bercelana dalam dan BH saja, dan gue langsung masuk.

Rupanya Garry sedang main dengan salah seorang ceweknya itu, keduanya sama-sama telanjang dan lagi seru-serunya berduel. Terdengar suaranya si cewek ini mendesah dan mengerang kenikmatan, sementara Garry mencium wajahnya dan lehernya. gue berpaling pada cewek yang satu lagi ini yang memandangku dengan senyuman manis.

“Oom Errol ya..?” tegurnya sambil duduk di atas tempat tidur yang berada di sebelahnya. gue hanya mengangguk dan membalas senyumnya. Bodynya boleh juga nih cewek, hanya sedikit kurus dan imut-imut.

“Namanya siapa sich..?” tanygue.

“Namgue Putri, Oom buka aja bajunya.

” Lalu gue pun berdiri dan membuka bajuku, dan kemudian menghampirinya di atas ranjang dan menyentuh punggungnya, sementara Putri ini terus saja menonton ke sebelah. Si cewek yang lagi ‘dimakan’ Garry rupanya mencapai puncak orgasmenya sambil menggoyang pinggulnya liar sekali, menjerit dan mendesah, dan kemudian Garry pun keluar.

Asyik juga sekali-sekali menonton orang bersenggama seperti ini. Sementara keduanya masih tergeletak lemas dan nafas tersengal-sengal, si Putri ini berpaling kepadgue dan gue pun mengerti maksudnya, dan kami pun mulai bercumbu, saling meraba dan berciuman penuh nafsu. Kini berbalik Ricky dan ceweknya itu yang menonton gue dan Putri main.

Secara kebetulan gue balik berpaling kepada Ricky dan ceweknya itu, dan betapa kagetnya gue melihat siapa cewek yang bersama Ricky itu. Masih sempat kulihat buah dadanya dan puting susunya sebelum cepat-cepat dia menarik selimut menutupi badannya. gue langsung jadi ‘down’ dan bangun berdiri, dan menegur Ricky sambil memandang si cewek itu yang masih terbaring. Dia pun nampaknya begitu kaget, untung saja Ricky tidak melihat perubahan pada air wajahnya.

“Hi Ricky.., sorry gue langsung main tancap nich.

” katgue, Ricky hanya tertawa saja padgue.

“Gimana Roll, oke punya?” tanya Ricky sambil melirik Putri yang masih terbaring di ranjang.

“Excellent..!” jawabku sambil berdiri di depannya tanpa sadar bahwa gue lagi telanjang bulat dan tegang.

“Roll, kenalkan ini cewekku yang kubilang si Anita itu,” ucap Ricky sambil tangannya berbalik memegang kepalanya Anita. Segera gue menghampirinya dan mengulurkan tanganku yang disambut oleh cewek itu.

Kami berjabat tangan, terasa dingin sekali tangannya, dan dia menengok ke tempat lain, sementara gue menatapnya tajam. Untunglah Ricky tidak sadar akan perubahan diantara gue dengan cewek ini. Lalu si Anita ini bangun sambil melingkari tubuhnya dengan handuk, kemudian berjalan ke kamar mandi diiringi oleh tatapan matgue, melihat betis kakinya yang panjang indah itu yang dulu selalu kukagumi. Tidak sadar gue menarik nafas, terus Garry mempersilakan gue dan Putri kembali melanjutkan permainan yang tertunda itu.

Kami kemudian melguekan foreplay sebelum acara yang utama itu. Kulihat sekilas ke sebelah, Anita sudah balik dari kamar mandi dan memperhatikan gue dan Putri yang sedang bertempur dengan seru, Putri mengimbangiku tanpa terlalu berisik seperti Anita tadi. Putri mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kusodok lubang vaginanya dengan penuh semangat. Maklumlah, dua bulan di laut tidak pernah menyentuh wanita sama sekali.

Sampai akhirnya kami berdua pun sama-sama keluar, aduuh.. nikmatnyaa… Kuciumi buah dada yang penuh keringat itu dan bibir-bibirnya yang tipis itu, kulitnya benar-benar bersih mulus dan akhirnya kami terbaring membisu sambil terus berpelukan mesrah dan tertidur.
Waktu itu sudah jam dua belas tengah malam. Ketika gue terbangun, rupanya Putri tidak tidur, dia malah asyik memandangiku. Kulihat ke sebelah, Garry dan Anita masih terlelap, hanya selimutnya sudah tersingkap. Garry tidur sambil memeluk Anita dan keduanya masih telanjang bulat.

Paha Anita yang mulus sexy itu membuatku jadi terangsang kembali dan terus saja memandangnya dari jauh.

“Dia cantik ya..?” lalu Putri berbisik padgue, gue hanya mengangguk kepala.

“Cantik, sexy.. tapi milik banyak orang..” tambah Putri lagi.

“Dia temanmu kan..?”

“Kita satu fgueltas dulu, dan sama-sama wisuda, setahu gua dia dulunya nggak suka main sama laki, tapi dia melayani tante-tante senang yang suka nyari mangsa di kampus.”

“Maksud kamu Anita itu lesbian..?”

“Yah gitu lah, tapi dia juga pacaran waktu itu, terakhir dulu gua dengar dia lama main ama orang cina dari Hongkong.”

“Bisa jadi dia pernah lesbong, soalnya liat tuh puting susunya udah besar dan panjang lagi, kayak ibu-ibu yang pernah menyusui.” katgue.

“Pak Garry ini cuman salah satu dari koleksinya, dia juga suka main ama orang bule dari Italy, terus dia juga ada main sama Pak XXX (orang penting).”

“Putri kok tau semuanya..?”

“Soalnya gua sering jalan bareng dia, kalo dia dapat order sering dia bagi-bagi ama gua, orangnya paling baik juga sosial ama temen.” sambung Putri lagi. Sementara Putri tidak tahu kalau gue dan Anita juga sudah lama kenal.

Tiba-tiba Anita menggerakkan badannya membuat bagian perutnya yang tadinya terselimut kini terbuka, gerakannya itu membangunkan Garry yang melihat buah dadanya begitu menantang langsung mulutnya beraksi, dari buah dada Anita turun terus ke bawah membuka lebar pahanya Anita dan menjilati bibir vaginanya. gue langsung bangun dan menghampiri ranjang keduanya dan memperhatikan dari dekat Garry menjilati bibir kemaluan Anita dan menguakkannya.

Nampak lubang kemaluan Anita yang memerah terbuka cukup besar. Sementara bulu kemaluannya kelihatan seperti dicukur bersih, licin seperti vagina seorang bayi.

Melihatku memperhatikannya dengan serius, Garry lalu bertanya. “Kamu suka Roll..? Kita tukaran aja sekarang, gue ama Putri.” Lalu Garry bangun dan pindah ke ranjang sebelah, dan gue segera menggantikan tempat Garry tadi, tapi betapa terkoyaknya hatiku saat itu.

Benar-benar tidak pernah kukira akan mengalami pertemuan kembali yang begini dengan Anita. gue berbaring sambil mendekap tubuhnya pelan-pelan, seolah tguet jangan sampai dia terbangun. Mulutku melahap buah dadanya, menghisap puting susunya yang besar dan panjang itu, tanganku pelan turun ke bawah mengusap selangkangannya, terus memegang vaginanya sambil mencium pipinya, mengulum bibir-bibirnya.

Anita mendesah dan menguap sambil menggerakkan badannya, tapi tidak bangun. gue pun terus melanjutkan aksiku. Ketika dia berbalik tertelungkup, segera kupegang pantatnya dan menguakkannya. Nampaklah lubang duburnya yang sudah terbuka itu, merah kehitam-hitaman, kira-kira berdiameter satu senti. Tapi betapa hatiku begitu penuh kasih padanya, pelan-pelan lidahku menjulur ke lubang pantatnya itu dan kujilati pelan-pelan.

Tiba-tiba Anita menggerakkan pantatnya, rupanya terasa olehnya sesuatu yang nikmat di pantatnya. gue terus saja menjilatinya, lalu dia merintih dan menarik napas panjang dan mendesah.

“Aduuhh.. enak Garry, terus Sayang.. lidahnya terus mainkan.., duuh.. enaakk..!

” desahnya pelansambil semakin kuat menggoyangkan pantatnya, sementara rudalku sudah tegang sekali.

“Garry.., jellynya.. jellynya dulu.. baru masukin yaa..!” gue tidak tahu dimana jellynya, lalu kuludahi saja banyak-banyak sampai lubang duburnya itu penuh dengan ludahku dan kuarahkan rudalku ke arah sasarannya, dan mulai menyentak masuk pelan-pelan.

“Aaacchh..!” dia mendesah. Sekali hentak langsung masuk tanpa halangan, kudorong terus rudalku, tangan kananku melingkari lehernya. Dia menarik napas panjang sambil mendesah tertahan, sementara rudalku sudah semuanya masuk tertanam dalam liang pelepasannya yang cengkeramannya sudah tidak terasa lagi.

Tangan kiriku memainkan klitorisnya, sambil mencium pipinya kemudian melumat bibirnya. Berarti Anita ini sudah biasa disodomi orang, hanya lubangnya belum terbuka terlalu besar. gue mulai menarik keluar kembali dan memasukkan lagi, dan mulai melguekan gerakan piston pelan-pelan pada awalnya, sebab tguet nanti Anitanya kesakitan kalau gue langsung main hajar dengan kasar. gue tahu bila dalam keadaan normal seperti biasa, tidak akan pernah gue dapat menyentuh tubuhnya ini.

Selagi gue mengulum lidahnya itu, Anita membuka matanya, terbangun dan kaget melihat siapa yang lagi menyetubuhinya. Anita mau bergerak bereaksi tapi kudekap dia kuat-kuat hingga Anita tidak mungkin dapat bergerak lagi, dan gue mulai menghentak dengan kekuatan penuh pada lubang duburnya yang memang sudah dol itu.

Batang rudalku masuk semua tertancap di dalam lubang duburnya dan masuk keluar dengan bebasnya menghajar lubang dubur Anita dengan tembakan-tembakan gencar beruntun sambil mendekapnya kuat-kuat dari belakang meremas payudaranya dengan gemasnya dan mengigit tengkuknya yang sudah basah oleh keringatnya itu. Secara reflex Anita mengoyang pinggulnya begitu merasakan batang kemaluanku masuk, dan mendesah mengerang dengan suara tertahan. Keringat deras bercucuran di pagi yang dingin itu.

Seperti kuda yang sedang balapan seru, dia merintih lirih diantara desahan napasnya itu dan mengerang. Anita semakin menggoyang pantatnya seperti kesetanan oleh nikmat yang abnormal itu. Sepuluh menit berlalu, lubang duburnya Anita rasanya sangat licin sekali, seperti main di vagina saja. Dan Anita meracau mendesah dan menjerit histeris, wajahnya penuh keringat yang meleleh. Kubalikkan tubuhnya, kini Anita sudah tidak melawan lagi, dia hanya tergeletak diam pasrah ketika kualasi bantal di bawah pantatnya.

Dia mengangkat kedua kakinya yang direntangkan dan memasukkan lagi rudalku ke dalam lubang duburnya yang sudah terkuak itu. Seluruh batang rudalku basah oleh cairan kuning yang berbuih, itu kotorannya Anita yang separuhnya keluar meleleh dari lubang duburnya itu. Bagi orang yang tidak biasa dengan anal sex ini pasti akan merasa jijik.

Kini wajah kami berhadapan, kupegang kepalanya supaya dia tidak dapat berpaling ke kiri ke kanan. Dan kulumat-lumat bibir-bibirnya, sepasang gunung buahdadanya terguncang-guncang dengan hebatnya, lehernya dan dadanya basah oleh keringatnya yang bercampur baur dengan keringatku. Dan inilah yang namanya kenikmatan surga. Pipi-pipinya telah memerah saga oleh kepanasan. gue semakin keras lagi menggenjot ketika mengetahui kalau Anita mau mencapai puncak klimaksnya. Seluruh tubuhnya lalu jadi mengejang, dan suaranya tertahan di ujung hidungnya, Anita ini benar-benar histeris pikirku.

Mungkin juga dia ini sex maniac. Anita mulai bergerak lagi dengan napas yang masih tersengal-sengal sambil mendesah.

“Terus ung.. teeeruus.. gue mau keluar lagi..!” desahnya. Benar saja, Anita kembali menjerit histeris seperti kuntilanak, seluruh tubuhnya kembali mengejang sambil wajahnya menyeringai seperti orang menahan sakit yang luar biasa. photomemek.com Butiran keringatnya jatuh sebesar biji jagung membasahi wajahnya, peluh kami sudah bercampuran. Kupeluk erat-erat tubuhnya yang licin mengkilap oleh keringat itu sambil menggigit-gigit pelan daun telinganya agar dia tambah terangsang lagi.

Akhirnya dia jatuh lemas terkulai tidak berdaya seperti orang mati saja. Tinggal gue yang masih terus berpacu sendiri menuju garis finish. Kubalikkan lagi tubuh Anita tengkurap dan mengangkat pantatnya, tapi tubuhnya jatuh kembali tertelungkup saja, entah apa dia sangat kehabisan tenaga atau memang dia tidak mau main doggy style. Kuganjal lagi bantal di bawah perutnya dan mulai menhajarnya lagi, menindihnya dari atas punggungnya yang basah itu.

Tapi keringatnya tetap berbau harum. Napasnya memburu dengan cepatnya seperti seorang pelari.

“Aduh.. aduuh.. gue mau beol.. nich.. cepeet dikeluarin.. nggak tahan nich..! Ituku udah mo keluar nich..!” desahnya. Dadanya bergerak turun naik dengan cepatnya. Tapi gue tidak perduli, soalnya lagi keenakan, kutanamkan kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya, dan menyemprotkan spermgue begitu banyaknya ke dalam lubang analnya itu.

“Aduh.. aduuh.., gue mau beol.. nich.. cepeet nggak tahan nich.., udah mo keluar nich..!” desahnya.

“Aaacchhh.. aach..!” Anita menjerit lagi. Ada dua menit baru kucabut batang kemaluanku. Dan apa yang terjadi, benar saja kotorannya Anita ikut keluar bersama rudalku, dan menghambur padgue. Terasa hangat kotorannya yang mencret itu.

Hal itu juga berhamburan pada seprei tempat tidur. Praktis kami berenang di atas kotoran tinjanya yang keluarnya banyak sekali itu. Sementara gue lagi menikmati orgasmeku, kudengar suaranya Anita seperti orang yang sedang sekarat, dan napasnya mendengus.

Anehnya gue sama sekali tidak merasa jijik, walaupun gue dengan sudah belepotan oleh tinjanya. Kami tetap saja berbaring diam sambil terus berpelukan. Napasnya masih tersengal-sengal. Dadanya bergerak naik turun seperti orang yang benar-benar kecapaian. Kucium pipinya yang basah oleh keringatnya, dan menjilati keringat di lehernya yang putih mulus itu. Batinku terasa puas sekali dapat mencicipi tubuh indah ini, walaupun dia ini hanya seorang pelacur saja.

Anita pun tetap berbaring diam tidak bergerak walaupun semua bagian bawah tubuhnya sudah berlumuran oleh tinjanya. Dia sepertinya sudah seperti pasrah saja atas semua yang sedang terjadi pada dirinya. Bola matanya menatap kosong ke dinding kamar. gue membalikkan kepalanya agar menatapku, terus kuhisap bibirnya pelan dan mencium di jidatnya.

Tampak senyum di wajahnya, dia seperti senang dengan sikapku ini. Dia menatapku dengan wajah sayu dan letih.

“I love you Anita..” ucapku tanpa sadar. Dia hanya mendengus, menggerakan hidungnya yang mancung itu sambil bola matanya yang hitam bening itu menatapku tajam. Kucium lagi pipinya.

“Anita.., dari dulu gue tetap cinta kamu..” bisikku di telinganya.

“Walaupun harus hidup dengan berlumuran tinja seperti ini..?” jawabnya seperti menyindirku.

“Kita mesti keluar dari kubangan tinja ini Anita..,” katgue,

“Kita bersihkan tubuh kita dan kita memulai hidup kita yang baru.

” Dia tidak menjawab, malah mendorongku ke samping dan dia melompat bangun bergegas menuju kamar mandi diiringi suara ketawa dari Garry dan Lani.

Sisa-sisa kotoran di bokong pantatnya itu mengalir turun di paha dan betis kakinya dan ruangan itu telah dipenuhi oleh bau kotoran yang keluar dari dalam perutnya Anita ini. gue pun berlari ke kamar mandi dan membantu Anita membersihkan badannya dengan air dan bantu dia menyirami tubuhnya dan menyabuni seluruh tubuhnya sampai ke selangkang dan kemaluannya terus sampai pada lubang pantatnya semua kusabuni dan kubilas sampai benar-benar bersih. Barulah kemudian gue mandi. Anita nampaknya senang dengan perlgueanku yang mengistimewakan dirinya itu, dan dia pun membantuku mengelap badanku dengan handuk.

Kemudian kami kembali ke kamar, gue menarik keluar seprei yang telah penuh dengan kotoran itu, membungkusnya dan melemparnya ke kamar mandi. Anita duduk di kursi mengawasiku bekerja sambil senyum-senyum malu. gue menatap tubuhnya yang tinggi atletis ini dengan penuh rasa pesona dan syukur. Namun sama sekali tidak kusanga bahwa nanti dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi isteriku. Dan sedikitpun gue tidak menyesal memperisteri Anita, sekalipun dia itu hanyalah seorang bekas wanita nakal, bekas ayam kampus. Kami kembali lagi ke atas tempat tidur dan berusaha untuk tidur, padahal hari sudah pagi.

Kami tidur berpelukan. Dia menyembunyikan kepalanya di dalam dadgue yang sedang bergemuruh dengan hebatnya itu, dan kami terlelap dalam tidur. gue hanya dapat tertidur beberapa saat saja, kemudian sudah terbangun lagi, di sampingku Anita masih tertidur lelap, mungkin sebab saking capeknya dia ini. Pelan gue bangun untuk duduk sambil memperhatikan dia dalam ketidurannya, di bibirnya tersungging senyum, sepertinya dia merasa bahagia dalam hidup ini. Rambutnya yang lebat hitam panjang itu tergerai di atas bantal.

Pelan kusingkap kakinya hingga terbuka lebar, dan tanganku mengusap pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Benar-benar merangsangku paha mulus yang bersih ini. Menguakkan bibir vaginanya yang telah ke biru-biruan itu pertanda bahwa dia telah banyak sekali melguekan persetubuhan. Dan kulihat lubang vaginanya yang telah terbuka menganga seperti lubang terowongan turun ke dalam rahimnya.

Lalu kujulurkan lidahku untuk membuka vaginanya itu dengan penuh perasaan. Kujilati juga klitorisnya, membuatnya jadi tergerak mungkin oleh rasa enak di klitorisnya itu. Tapi hanya sampai disitu saja. gue tidak tega untuk membangunkannya dari kelelapan tidurnya yang manis itu. Siangnya kami checked out dari Hotmen itu.

Dalam mobil gue dan Anita duduk di belakang. Dia tidak pernah berbicara sampai kami tiba di depan rumahnya Putri di Tebet timur, keduanya turun di sini, padahal Anita rumahnya di jalan Kalibata utara. Setelah berlalu dari situ, gue bertanya kepada Garry kenapa tidak membayar keduanya. Garry bilang biasanya uangnya itu di transfer ke rekening keduanya masing-masing.

Dan esoknya hari Senin gue mentransfer uang ke rekening Anita sebesar lima ratus ribu rupiah. Kenangan manis yang tidak terlupakan bagiku,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts