Cinta Berbalut Birahi | Sang Pakar
Diciumnya
gadis yang dicintainya itu dengan kasih sayang, Devi kelihatan tampak
puas setelah dia menggapai bintang-bintang lazuardi di langit
kenikmatan.
“Ok Dev, sekarang gantian kau yang merangsangku”, Sony meraih tangan devi, diapun duduk di Sofa.
“Dev,
Kamu pintar berkaroake kan?, Nah sekarang penisku kamu buat karaoke
Dev, jilatilah dan kulumlah”, pinta Sony pada Devi yang masih terlihat
merem melek. Sony langsung melepaskan celana dalamnya sendiri dan
tampaklah penis yang besar dan panjang bagaikan pisang raja sehingga
membuat Devi sedikit ragu untuk mendekat.
“Jangan takut Dev, tidak
apa-apa, Ini milikmu, kau berhak memiliki dan menikmati penisku Dev”,
kata Sony sambil menarik kedua tangan Devi dan dilekatkan pada penis
yang kekar itu
Devi pun mulai terbiasa dan dia langsung
menjilati kepala penis dengan antusias dan penuh birahi, membuat Sony
merem melek keenakan.
“Terus Dev…, teruuus…, ooohh…, uuuhh nikmat”.
Dikulumnya
Kepala penis itu dan disedotnya dengan mulut Devi yang membuat tenaga
Sony seakan-akan luluh lantak, diapun mengerang dan menggelinjang
menahan birahi yang sangat dahsyat. Devi yang sudah mulai mengikuti
irama seks Sony melancarkan serangan, dia menjilati scrotum Sony,
rambut kemaluan yang lebat tak luput dari tangan terampil Devi membuat
Sony kelabakan dan ngos-ngosan.
Setelah beberapa lama Devi
mengaduk-aduk dan membelai dengan sentuhan nafsu yang ganas penis Sony,
tubuh Sony pun bergetar hebat, dia merasakan aliran aneh menyusup di
sekujur tubuhnya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki, tubuh Sony
berguncang dengan keras membuat sofa tempat dia duduk mengeluarkan
bunyi nyaring.
“Dev…, oooghh…, ughh…, Dev…, kau…, kau”.
“Crooot…, crooot…, crot”, sperma Sony menyembur ke dalam mulut Devi membuat gadis bertubuh putih mulus itu tersedak.
“Wah
sperma mu banyak banget Son, membuat aku tersedak nih, tapi rasanya Oke
punya lho, hmm aumm”, kata Devi sambil menjilati sisa sperma yang
masing ada dikepala penis, disedotnya batang penis Sony hingga cairan
spermanya keluar semua dan Devi pun segera menelannya.
“Kau hebat
Dev, kau cantik”, rayu Sony di atas sofa dengan lirih sembari tangannya
membelai lembut rambut gadis yang telah membuatnya orgasme.
“Kau masih kuat Dev?”.
“Tentu Son, kau belum memberiku kenikmatan sejati, penismu belum melaksanakan tugasnya”.
“Ohh Devi, kau benar-benar pengertian sayang”.
Sony pun kembali memeluk Devi dan menjilati telinga kanannya hingga membuat Devi menggigit puncak Sony karena kegelian.
“Aduh…, aduh sakit nih”.
“Habis…, kau nakal”.
Sembari
duduk kedua remaja yang telah terbuai nikmatnya seks itu melakukan
percumbuan tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat, khayalan seks
yang selama ini hanya di angan-angan saja mulai dipraktekkan, membuat
permainan seks mereka sangat profesional, gerakan erotis, cara
merangsang pasangan, erangan-erangan yang memabukkan mereka mainkan.
Teknik-teknik yang didapat dari nonton blue film, foto erotis di
internet, juga buku-buku porno, seks education membuat mereka mahir
walau pertama kali mereka melakukan aktivitas seks sebenarnya.
Kembali
Sony berpagutan dengan Devi, dilumatnya bibir merah merekah milik Devi,
lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi, menggigit dengan lembut
lidah Devi membuat gadis seksi itu semakin terbakar birahinya. Tangan
nakal Sony meremas dengan kuat buah dada yang mengeras dan menantang
milik Devi, kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan namun rasa
nikmat mengalahkan rasa sakit itu, leher Devi pun tak luput mendapat
gigitan lembut Sony, Devi pun menggelinjang keenakan. Gadis yang sintal
itupun tidak mau hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony, tangan
kanan Devi mengocok penis Sony, membuat batang penis Sony menjadi
sangat keras seperti batangan logam sedang tangan kirinya menjambak
rambut Sony sehingga membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu
kelojotan dibuatnya.
“Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan dalam vagina sucimu”, bisik Sony di telinga Devi.
“Masukkan saja Son, aku telah siap”, jawab Devi dengan terpejam, dia sudah terbang ke surga dunia.
“Kau tak menyesal Dev kehilangan keperawananmu?”, tanya Sony ragu.
“Tidak Son, semua telah telanjur, aku sudah merasakan betapa nikmatnys seks yang membuat diriku seperti terbang di awang-awang”.
“Devi kau sungguh nekat”.
“Demi kau Son, Demi kita, Demi cinta kita!”, jawab Devi.
“Aku mencintaimu Dev, kita kan bersama selamanya”.
“Ahh
ugggh…, uuhh…, agh…, uhh…, aahh”, Devi mengerang dan tubuhnya
berguncang saat Sony mempermainkan klitorisnya dengan jari telunjuk,
digetarkannya klitoris Devi lebih keras lagi. Sony ingin agar vagina
gadis yang telah menyerahkan jiwa dan raganya itu menjadi lebih basah
sehingga dengan mudah penis yang berukuran “bangkok” miliknya bisa
menembus benteng kesucian devi.
Usaha remaja itu agaknya
menemukan hasil, cairan vagina Devi tumpah meluber membasahi lantai dan
jari telunjuknya, kemudian dia meremas vagina itu dengan sedikit keras
sehingga membuat Devi mengeluarkan lenguhan kenikmatan. Ditekuknya kaki
Devi dan dibukanya paha mulusnya sehingga tampak vagina yang menganga,
lubang vagina Devi bertambah besar seakan memanggil-manggil untuk
segera dimasuki. photomemek.com Sony yang melihat hal itu semakin bernafsu untuk
segera menuntaskan permainan, dipegangnya penis yang menjadi
kebanggaannya selama ini dan dilekatkannya di mulut vagina Devi, Sony
menarik nafas dan matanya terpejam, diapun mulai mempersiapkan diri
untuk menjebol keperawanan Devi dan mengakhiri masa perjakanya, dia
tidak peduli apa kata orang nanti, yang dia rasakan kini adalah
kenikmatan dan kenikmatan yang amat sangat yang tidak bisa dia
lukiskan. Dengan pelan dan pasti penis Sony mulai menusuk daging merah
ranum milik Devi yang telah menanti untuk dikunjungi.
“Aduh
sakit Son…, sakit!”, rintih Devi kesakitan saat kepal penis Sony
mulai masuk ke liang vagina Devi. Sony tampak terkejut mendengar
rintihan Devi, dia tidak menduga walau telah banyak cairan vagina Devi
yang keluar, Devi masih merasakan kesakitan. Sony pun cepat tanggap
kepala penis yang sudah masuk dibiarkan bertahan dalam vagina, tubuhnya
direbahkan menindih tubuh Devi dengan siku dijadikan penyangga agar
gadis yang dicintainya itu tidak tersiksa.
“Tenang Dev, tidak
apa-apa kok!, sakitnya hanya sebentar setelah itu kenikmatan dahsyat
yang akan kamu rasakan”, bisik Sony sambil menjilati daun telinganya
membuat Devi mengerang halus.
Sony mulai memutar-mutar pantatnya sembari tangan kananya meremas payudara Devi.
“Uuuhh…,
ahh…, ughh…, ohh, nikmat sekali Son, teruuss…, terusss…, ahh”,
desis Devi yang kembali merasakan kenikmatan, kedua tangannyapun segera
memeluk tubuh kekasihnya yang telah memberi kenikmatan dunia itu.
Putaran
pantatnya membuat penis Sony seperti mengaduk-aduk vagina Devi. Vagina
Devi seakan-akan menyedot dan memijat penis kekar Sony membuat keduanya
terbang ke surga loka. Kedua tangan Devi ikut pula meremas-remas pantat
Sony hingga lelaki itu mendesis-desis mengeluarkan energi birahinya
yang mau meledak.
“Dev…, oh…, uuuhh”, gerakan batang penis Sony
semakin cepat, kali ini sudah tidak berputar namun naik turun mencoba
menerobos masuk vagina Devi.
“Krek!”, “Kreeek!”, “Blesss!”.
Robek
sudah selaput dara Devi ditembus penis Sony, rasa sakit tidak lagi
dirasakan Devi, yang ada kini cuma rasa nikmat yang luar biasa yang
tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Gerakan naik turun
pantat Sony diimbangi naik turunnya pantat Devi, keduanya semakin
kompak untuk memburu kenikmatan surga dunia.
“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”.
“Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”.
“Sooon…, uuhh…, sssoonn…, ahh”.
“Deeevv…, auhh…, ohh…, Deviii kau”.
Untuk
menambah daya nikmat, Sony menaikkan kedua kaki Devi di atas pinggulnya
sehingga jepitan Vagina terhadap penisnya semakin kuat. Tangan Sony
meremas payudara montok Devi dan mulutnya memagut dan melumat habis
bibir Devi membuat tubuh Devi memakin menegang.
“Sooon…, ooohh…,
aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…,
uh…, uhh”, tubuh Devi menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya
bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun
dengan cepat dan tangannya menjambak rambut Sony. Kemudian memeluk
tubuh Sony dengan erat. Devi telah mengalami orgasme.
“Dev…,
ohh dev…, aku jugg…, juga mau keluar…, ahh…, aahh…, ahh…,
uhh”, gerakan pantat Sony semakin cepat, batang penisnya terlihat
keluar masuk di liang vagina, denyutan vagina yang memijatnya membuat
dia keenakan.
“Crooot…, crooot…, crott”, sperma Sony keluar
dengan cepat dan dia tidak sempat mencabut penis dari vagina Devi
sehingga sperma itu tumpah di dalam lubang vagina. Rasa panas di ujung
kemaluan mereka rasakan, keduanya saling berpelukan erat dan kedua mata
mereka tampak terpejam seakan menghayati tetesan nikmat yang baru saja
mereka peroleh.
“Kau cantik Dev!, Kau hebat!, aku puas Dev”, kata
Sony kepada Devi yang masih terpejam, dilumatnya bibir gadis yang telah
rela dia perawani itu dengan kasih sayang.
“Plop”, Suara yang mengiringi keluarnya penis Sony dari lubang vagina Devi.
Kedua
remaja yang telah bercinta itu tampak telentang dengan nafas masih
terdengar ngos-ngosan, tubuh mereka bugil tanpa sehelai benang pun.
Penis Sony masih terlihat menegang, menjulang seakan belum puas dengan
tugas pertamanya. Sedang Devi telentang dengan peluh yang bercucuran,
dari lubang vaginanya tampak bercak darah yang keluar. Ya…, darah
perawan Devi yang telah pecah di siang itu dan Devi pun telah
merelakannya demi kekasih tercinta. Sperma Sonypun tampak meleleh
keluar dari dari lubang vagina Devi dan membasahi lantai.
Sony
dan Devi masih membiarkan tubuh mereka bugil dan menghayati serta
merasakan kenikmatan yang luar biasa dan baru mereka dapati. Apakah
mereka akan melanjutkan ke babak kedua dan apakah pengalaman pertama
ini membuat mereka menjadi ketagihan, ketagihan dan ketagihan untuk
terus bercinta dan berhubungan seks dengan lebih dahsyat lagi. Entah
hanya mereka yang tahu.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
TAMAT