Cewek SPG Ini Diperkosa 3 Berandalan

 

Cerita dewasa ini berjudul Cewek SPG Ini Diperkosa 3 Berandalan. Tentu saja ini cuma cerita dewasa karangan yang dibuat untuk memuaskan fantasi saja. Jadi silahkan baca cerita dewasa pemerkosaan ini tapi jangan ditiru ya teman-teman.

Malam semakin larut saat Mei sedang menunggu angkutan umum sepulang kerjanya. Telah lebih seminggu Mei bekerja di sebuah pasar swalayan sebagai seorang SPG, dimana karyawan dan karyawatinya pulang kerja jam sepuluh malam. Mei berwajah cantik dengan bentuk muka oval, mata yang indah, hidung mancung, dan bibir yang menawan.

Rambutnya yang ikal tergerai menambah kecantikannya. Siapapun yang melihat wajah Mei pasti akan kagum. Apalagi ditunjang oleh tubuhnya yang tinggi semampai dan proporsional. Lehernya yang jenjang indah, pinggangnya yang ramping, dadanya yang padat berisi, serta kakinya yang mulus menambah daya pikatnya. Apalagi dengan gerak-geriknya yang anggun, pastilah suka hati seseorang yang melihatnya.

Tidak jauh dari tempat Mei menunggu, tiga orang lelaki bersembunyi mengamat-amati. Mereka adalah Johan, Wijaya, dan Steven. Sudah tiga hari mereka melakukan pengamatan terhadap Mei. Mereka bertiga memang berniat tidak baik terhadap gadis itu. Maka pada hari keempat tersebut mereka telah mengenal daerah tersebut, dan mengetahui bahwa tempat Mei menunggu tersebut adalah tempat yang paling cocok untuk menyergap dan menculik Mei.

Saat yang dinanti tiba. Sewaktu keadaan benar-benar sepi dan tidak terdapat orang lain, mereka bertiga langsung mendekati serta mengepung Mei. Johan yang menjadi pimpinan mereka mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya dan cepat menodongkannya ke arah peruh Mei. Tentu saja Mei ketakutan dibuatnya. Apalagi diiringi oleh Wijaya dan Steven yang menyeringai buas sambil memegangi tangan Mei. Dibawah ancaman, Mei terpaksa menuruti kemauan ketiga lelaki tersebut untuk menculiknya dan membawanya ke mobil mereka.

Di dalam mobil, mereka mengikat kaki dan tangan Mei serta menyumpal mulutnya dengan plester. Mata Mei ditutup dengan saputangan hitam. Setelah itu mereka membawa Mei ke luar kota dan ke sebuah rumah kosong yang menjadi sarang ketiga lelaki tersebut. Mei mereka ikat dengan posisi kedua tangan di belakang.

Setelah itu Steven melepaskan ikatan pada kaki Mei. Steven juga membuka plester pada mulut dan saputangan yang menutup mata Mei. Wijaya menyalakan sebuah lampu baterai yang menerangi tempat itu dengan cukup terang, karena lampu baterai itu bercahaya putih terang. Mata Mei silau dibuatnya akibat perubahan mendadak dari gelap menjadi terang. Johan langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan mulai menyobek baju seragam yang dikenakan Mei. photomemek.com Mei hanya meratap meminta belas kasihan, tetapi Joe membentaknya serta terus menyobek baju dan rok Mei. Akhirnya Mei hanya tinggal mengenakan bra dan celana dalam.

Tubuhnya yang putih menggiurkan terlihat jelas. Ketiga lelaki tersebut menatap tidak berkedip dengan buasnya. Apalagi melihat payudara Mei yang membayang di balik bra-nya.

“Gilee.. putih banget..!” Wijaya berdecak. “Teteknya besar, Coy..!”

“Kita pesta malam ini.” Steven menimpali dengan seringainya.

“Ampun Bang.. jangan perkosa saya Bang.. ampun Baang..,” Mei meratap sambil terisak-isak ketakutan.

“Heh..! Lo perempuan jangan banyak cing-cong!” Johan kembali membentak.

Lalu ia dengan kasar merenggut bra yang dikenakan Mei, sehingga tali bra tersebut putus, sedangkan kedua payudara Mei membusai dan berguncang-guncang akibat lepasnya bra tersebut secara paksa. Payudara Mei yang indah terekspos dengan jelas.

“Kenceng banget nih tetek! Bikin makin napsu aja. Gue enggak sabar ngeliat gimana muka ini perempuan kalo itu tetek gue potong pake ini.” kata Wijaya sambil mengeluarkan sebuah pisau dapur yang besar dan mengkilat.

Mei hampir saja tidak percaya bahwa yang dibicarakan oleh Wijaya adalah payudara miliknya. Sementara Steven dan Joe hanya tertawa kejam.

“Jangan Bang.. saya mohon Bang..!” Mei hanya dapat menangis.

Johan menamparnya dengan keras. “Jangan nangis lo perempuan. Ikut aja apa yang gue kerjain! Kalo lo berani macem-macem, gue cincang lo pake pisau ini!”

Mei terdiam, walaupun masih terisak-isak. Hatinya ciut bukan main. Sementara Johan sudah merobek celana dalamnya sehingga Mei benar-benar telanjang bulat.

Lalu Johan memberi komando, “Stev, lo mulai duluan..!”

Steven langsung menyerbu. Kedua payudara Mei dia remas dengan ganas dan dengan sekuat tenaganya. Mei berteriak kesakitan dibuatnya. Tapi tamparan dari Johan membuat Mei langsung bungkam, dan akhirnya Mei hanya merintih-rintih menahan sakit dan derita pada payudaranya.

“Ah! Lembut banget nih tetek. Tetek perawan emang hebat!” Steven terkekeh.

Lalu ia melumat payudara Mei dengan menggunakan mulutnya. Puting susu Mei digigit dan ditarik dengan giginya, sehingga Mei megap-megap menahan kesakitan. Wijaya yang sudah tidak tahan langsung membuka celananya. Batang kejantanannya yang sudah tegang diarahkan ke mulut Mei. Mei merasa jijik.

“Ayo isep kontol gue! Kalo macem-macem nanti gue bakar tetek lo!” bentak Wijaya.

Tentu saja Mei tidak punya pilihan lain kecuali menerima penis Wijaya yang berbau amis itu di dalam mulutnya.

Karena Mei tidak berpengalaman, tentu saja Wijaya marah. Dia menjambak rambut Mei dan membentak, “Isep, goblok! Pake lidah lo!”

Mei terpekik, dan karena demikian takutnya, langsung menuruti perintah Wijaya.

“Nah.. gitu.. enak.. teruus..!” Wijaya mengerang keenakan.

Mei terus menyedot dan menghisap betang kemaluan Wijaya dengan perasaan jijik dan muak. Sementara Steven sedang meremas payudara Mei dari belakang dengan kasar. Bahkan sesekali ditariknya payudara Mei dengan kuat, sehingga Mei tersedak dan kelojotan menahan sakit, mengira bahwa payudaranya hendak dicopot oleh Steven.

Setelah puas, Steven menyuruh Mei mengambil posisi menungging dengan tetap mengemut batang penis Wijaya. Steven membuka celananya dan dengan kasar didobraknya vagina Mei dengan kejantanannya. Mei menjerit sesaat, merasakan perih pada vaginanya. Darah keperawanan mengalir dari lubang vagina Mei. Steven dengan kasar menggoyang batang penisnya di dalam vagina Mei.

“Ah.. enak banget memek perawan. Legit dan sempit.”

Wijaya melepaskan batang penisnya dari mulut Mei, dan menyusup di bawah Mei tepat di bawah kedua payudara Mei yang bergelantungan dan bergoyang-goyang. Lalu Wijaya melahap payudara Mei dengan mulutnya, sementara tangannya beroperasi pada payudara lainnya.

Johan yang sudah sangat bernafsu langsung membuka celananya dan memerintahkan Mei menghisap penisnya. Jadilah Mei saran pemuas nafsu ketiga lelaki tersebut. Payudaranya diperas, dicubit, diremas, digigit, dan dipermainkan dengan kasar oleh ketiganya. Sementara bergantian Johan, Wijaya, dan Steven menjebol lubang vagina dan anusnya. Tanpa belas kasihan mereka menampar, memukul, bahkan menohok vagina Mei dengan sebuah besi batangan seukuran pergelangan tangan orang dewasa, membuat Mei hampir pingsan tidak sadarkan diri. Namun setiap kali kesadaran Mei memudar, Johan langsung menyadarkannya dengan tamparan ke wajah, renggutan pada payudara, dan jambakan pada rambut, sehingga Mei benar-benar merasakan siksaan yang luar biasa pada sekujur tubuhnya terutama alat-alat seksualnya. Vagina Mei menerima semburan sperma dari Wijaya dan Steven.

Terakhir kali, dengan sadisnya Johan menyetubuhi Mei tanpa ampun dan tidak kenal belas kasihan. Penisnya yang besar dan keras bagaikan batang kayu menerobos vagina Mei. Mei yang sudah letih dan lelah merasakan siksaan berbaring telentang dengan paha mengangkang, sedangkan kedua tangannya masih terikat ke belakang. Sambil menyetubuhi Mei, Johan menarik-narik kedua puting susu Mei yang sudah membengkak akibat siksaan. Sesekali tangannya menampar payudara Mei, membuat payudara tersebut memerah. Mei meregang-regang diperlakukan seperti itu.

Beberapa menit kemudian, Johan mencapai puncak kepuasannya, menyemburkan spermanya ke dalam vagina Mei sehingga vagina tersebut benar-benar menerima benih dari ketiga lelaki tersebut. Mei hanya menangis lemah dan membayangkan bahwa dia pasti akan hamil karena masa itu adalah masa subur baginya.

Setelah puas, ketiga pria pemerkosa itu kemudian meninggalkan Mei begitu saja. Seolah tanpa dosa, mereka tertawa terbahak-bahak. Sementara Mei hanya bisa terkulai lemas.,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

Cerita diatas hanya rekaan belaka alias fiksi ya sodara-sodara. Jangan ditiru ntar ditangkep pak pulisi. Jadikan cerita dewasa di atas sebagai hiburan semata, gak lebih.

Related posts