Cerita Sex Vira Mulai Mendesah

 

– Dia tipe cewek yang imut kulitnya putih , bersih dan mulus, sedangkan aku orangnya biasa saja aku sendiri saat ini kuliah di kedokteran UI, cewek yang aku taksir ini namanya Vira kita sama sama satu jurusan, suatu ketika saat Vira minta tolong untuk menjemput saat pulang kuliah, dan disaat itu aku bisa maen kerumahnya.Dia langsung mengajakku untuk masuk kedalam rumahnya katanya rumahnya kosong, aku pun tidak menolak ajakannya, dan aku langsung duduk di sofa tempat ruang tamunya, dia berkata bentar ya kau ganti pakain dulu, kamu duduk disini aja”.
Nggak lama dia datang dengan baju kaos dan rok pendek sambilmembawa dua minuman dan duduk disamping aku. Buset, aku bisamencium harum tubuhnya dengan jelas. Dan terus terangtiba-tiba aku terangsang dan mulai membayangkan keindahan tubuh Vira bila tanpa busana. Nggak sadar, aku lama menataptubuh segarnya dan membuat Vira bingung.

“Kenapa sih Ben?” tanyanya.

Aku cepat-cepat sadar dari lamunan erotis aku.

“Nggak…, lo keliatan laen dari biasanya.”

“Lain apanya Ben..?” sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kakisatunya.

Buset.. itu paha putih banget. Birahi aku pun tambah terangkat.

Pikiran erotis aku mulai bergelora lagi, menghayalkan seandainya

aku bisa meraba-raba kemulusan pahanya.”Heh..!”katanya sambil tertawa dan menepuk bahu aku, lalu”Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!” Aku cuma bisa nyengir aja.

“San, panas ya disini?” sambil aku mengambil saputangandi kantong celana.

“Iya yah, lo udah mulai keringetan begini.”Tiba-tiba aja dia ngelap keringet di dahi aku pake tisunya.Dalam keadaan berdekatan kayak gini, aku punya inisiatif untukmemeluk dan menciumnya.
Dan bener deh,…kejadian deh…

Vira sudah berada dalam pelukan aku, dan bibirnya sudah dalamlumatan bibir aku. Dia sama sekali tidak berontak dan mulaimemejamkan matanya menikmati percumbuan ini. Tangannyaperlahan berganti posisi menjadi memeluk leher aku. Tangan akuyang tadinya memegang pinggulnya, turun perlahan ke pangkalpahanya dan akhirnya…

Aku berhasil meraba merasakan betapa mulus dan lembutnya paha Vira.

Aku meraba naik turun sambil sedikit meremasnya. Rasanya rada bangga juga aku mulai bisa menyentuh bagian tubuhnya yang rada sensitif.

Sedang bibir kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih terpejam. Lama-lama aku merasa kurang afdol kalau hanya merababagian pahanya saja.Tangan aku mulai naik lagi. Sekarang aku kepingin bangetmenikmati buah dadanya yang padat. Pikiran aku udah melayang jauh.

Pelan tapi pasti aku mengangkat baju kaosnya untuk aku buka.

Dia nggak nolak, dan setelah aku buka bajunya, kelihatanlah buahdadanya yang masih terbungkus rapi oleh BHnya.

Aku lumat lagi bibirnya sebentar sambil aku bawa tangan aku ke belakangtubuhnya. Memeluk, dan akhirnya aku mencari kancing pengaitBHnya untuk aku lepas. Nggak lama terlepaslah BH pembungkusbuah dadanya

Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya yang putih padat dengan puting kecoklatan diatasnya. Buu..ssee..tt..benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indahdengan pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat.

Aku bertambah gregetan melihat indahnya buah dada berukuran 34B yang terawat rapi selama ini.Akhirnya aku mulai meraba dan meremas-remas salah satu buahdadanya dan kembali aku lumat bibir mungilnya. Terdengar nafasVira mulai tidak teratur.

Kadang Vira menghembuskan nafasdari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang sedangmendesah.

Vira makin membiarkan aku menikmati tubuhnya.Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.Saat aku rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut aku siap melumatputing susunya, Vira menolak aku sambil mengatakan,

“Ben, jangan disini aah, dikamar aku aja!” ajaknya dan kemudian bangun,mengambil baju kaos dan BHnya di lantai dan berjalan menujukamar tidurnya. Aku ngikutin dari belakang sambil membuka bajuaku sendiri dan melepas kancing celana aku.

Begitu pintu ditutup dan dikunci, aku langsung meluk Virayang sudah topless dan kembali melumat bibir mungilnya danmelanjutkan meraba-raba tubuhnya sambil bersandar di tembokkamarnya. Lama-lama cumbuan aku mulai beralih ke lehernya yangjenjang dan menggelitik belakang telinganya.

Vira mulai mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi. Sakinggemesnya aku sama tubuh Vira, nggak lama tangan aku turun danmulai meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitumontoknya. Vira mulai mengerang geli.

Terlebih ketika akulebih menurunkan cumbuan aku ke daerah dadanya, dan menujupuncak bukit kembar yang menggelantung di dada Vira.Dalam posisi agak jongkok dan tangan aku memegang pinggulnya,aku mulai menggerogoti puting susu Vira satu persatu yangmembuat Vira kadang menggelinjang geli, dan sesekali melenguhgeli.

Aku jilat, gigit, emut dan aku isap puting susu Vira,hingga Vira mulai lemas. Tangannya yang bertumpu pada dindingkamar mulai mengendor.Perlahan tangan aku meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulainaik menuju pangkal pahanya.

Dan aku mengaitkan beberapa jariaku di celana dalamnya dan.. srreet!!! Lepas sudah celanadalam Vira. Aku raba pantatnya, begitu mulus dan kenyal,sekenyal buah dadanya. Dan saat rabaan aku yang berikutnyahampir mencapai daerah selangkangannya…, tiba-tiba,

“Ben, di tempat tidur aja yuk..! Aku capek berdiri nih.”

Sebelum membalikkan badannya, Vira memelorotkan rok mininya dihadapan aku dan tersenyum manis memandang ke arah aku.

Alamak, senyum itu… Bikin aku kepingin cepat-cepat menggumulinya.

Apalagi Vira tersenyum dalam keadaan bugil alias tanpa busana.

Buu..ssset khayalan aku benar-benar jadi kenyataan cing..!Vira mendekat ke aku sebentar dan tangannya dengan lincahmelepas celana panjang dan celana dalam aku hingga kini bukanhanya dia saja yang bugil di kamarnya. Batang kemaluan akuyang tegang mengeras menandakan bahwa aku sudah siap tempurkapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.

Lalu Vira mengambil tangan aku, menggandeng dan menarik akuke ranjangnya. Sesampainya di pinggir ranjang, Vira berbalikdan mengisyaratkan agar aku tetap berdiri dan kemudian Viraduduk di sisi ranjangnya.

Oh buu..ssseet, Vira mengulum batang kemaluan aku dengan rakusnya.

Gila mak, lalu dia dengan ganasnya pula menggigit halus, menjilat dan mengisap batang kemaluan aku tanpa ada jeda sedikit pun.

Kepalanya maju mundur mengisapi kemaluan aku hingga terlihat jelas betapa kempot pipinya.

Aku berusaha mati-matian menahan ejakulasi aku agaraku bisa mengimbangi permainannya. Kadang aku meringis nikmatsaat Vira mengeluarkan beberapa jurus pamungkasnya dalammenyepong. Gila bener… uenakya kagak ketulungan cing..!!Ada mungkin 15 menit Vira mengisapi batang kemaluan aku, laludia melepas mulutnya dari batang kamaluan aku dan merebahkantubuhnya telentang diatas ranjang.

Aku ngerti banget maksudini cewek. Dia minta gantian aku yang aktif. Segera aku tindihtubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya, danaku mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi, kemudianaku turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerahselangkangannya.

Vira mengerti maksud aku. Dia segeramembuka, mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar membiarkanaku membenamkan muka aku di sekitar bibir vaginanya. Keduatangan aku lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibirvaginanya yang sudah memerah dan basah itu.

Oh… buusset, rupanya sewaktu dia mandi sudah bersihkan dan disabuni dengan baik sehingga bau vaginanya harum. Ditambah menurutpengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina.

Tanpa ba bi bu lagi, lidah aku julurkan untuk menjilati bibirvaginanya dan buah kelentit yang tegang menonjol.Gila mak, Vira menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat.Desahannya mulai seru. Matanya terpejam merasakan geli dannikmatnya tarian lidah aku di liang sanggamanya.

Kadang pulaVira melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmatigelitik lidah aku. Terlebih ketika aku julurkan lidah akulebih dalam masuk ke laing vaginanya sambil menggeser-geser kekelentitnya. Dan bibir aku melumat bibir vaginanya sepertiorang sedang berciuman.

Vaginanya mulai berdenyut hebat,hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya..”Ben.. ohh.. Ben.. udahh.. maaasuukin Ben..!!”

Vira mulai memohon kepada aku untuk segera mengentotinya. Aku bangun dari daerah selangkangannya dan mulai mengatur posisi diatastubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan akukedalam lorong vaginanya perlahan.

Dan akhirnya aku genjotvagina Vira yang masih perawan itu secara perlahan danjantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat aku tambahpenasaran dan ketagihan.Akhirnya aku sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahanaku tarik lagi.

Pelan, dan lama kelamaan aku percepat gerakantersebut. Kemudian posisi demi posisi aku coba bareng Vira.Aku sudah nggak sadar berada dimana. Yang aku tahu semuanyasangat indah. Rasanya aku seperti melayang terbang tinggibersama Vira.

Yang aku tahu, terakhir kali tubuh aku dantubuh Vira mengejang hebat. Keringat membasahi tubuh aku dantubuhnya. Nafas kami sudah saling memburu. Aku ngerasa adasesuatu yang memuncrat banyak banget dari batang kemaluan akusewaktu barang aku masih di dalam kehangatan liang sanggamaVira. Habis itu aku nggak tahu apa lagi.

Sebelum aku tertidur aku sempet ngelihat jam. Alamak..! duasetengah jam. Waktu aku sadar besoknya, Vira masih tertidurpulas disamping aku, masih tanpa busana dengan tubuh masih seindah sebelum aku bersenggama dengannya.

Sambilmemandanginya, dalam hati aku, aku berkata, “Akhirnya aku bisajuga ngelampiasin nafsu yang aku pendam selama ini.

Thank’s banget “San…, kalo nggak ada lo, aku kagak tau dehkemana aku bawa nafsu aku ini…” Aku kecup keningnya, laluaku segera berpakaian dan siap cabut dari rumah Vira setelahaku lihat jam di mejanya, mengingatkan aku bahwa sebentar lagikeluarganya bakal datang.

Aku kagak mau konyol kepergok lagibugil berduaan bareng dia. Apalagi masih ada noda darahperawan di sprei tempat tidurnya. Aku bangunin dia dan berkatabahwa lain kali sebaiknya kita main di villa aku, di Bogor,aja dengan alasan lebih aman dan bebas.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts