Cerita Sex Teman Kerja

– Sebut saja namaku Ririn, seorang perempuan yang ketika ini berusia 27 tahun dan sudah bersuami. Menurut tidak sedikit teman, aku ialah seorang wanita yang lumayan cantik dengan kulit putih bersih. Walaupun demikian, postur tubuhku sebetulnya terhitung ramping dan kecil. Tinggi badanku melulu 154 cm. Tetapi meskipun bertubuh ramping, pantatku lumayan bulat dan berisi. Sedangkan buah dadaku yang melulu berukuran 34 pun nampak padat dan serasi dengan format tubuhku.

Aku bekerja sebagai karyawati staf accounting pada suatu  yang lumayan populer di kotaku. Sehingga aku mengenal tidak sedikit relasi dari semua pekerja perusahaan beda yang memasok barang ke Agen  tempatku bekerja. Dari sinilah cerita yang bakal kupaparkan ini terjadi. Cerita Sex Teman Kerja

Bersamaan dengan tersebut di toko tempatku bekerja, aku semakin akrab dengan seorang karyawan perusahaan penyaluran yang biasa datang memasok barang. Sebutlah namanya Mas Roni. Ia seorang pria berbadan tinggi besar dan lumayan atletis, tingginya lebih dari 180 cm. Sedang umur sekitar 35 tahun. Sungguh aku tidak pernah memiliki pikiran atau perasaan tertarik padanya.

Pada tadinya hubunganku, biasa- biasa saja. Keakrabanku sekedar hubungan kerja. Namun begitulah, Mas Roni yang berstatus duda tersebut selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia adalahpria yang simpatik. Ia paling pandai memungut hati orang lain. Begitu perhatiannya pada diriku, Mas Roni seringkali menyerahkan hadiah padaku. Misalnya pada ketika lebaran dan tahun baru, Mas Roni memberiku bonus yang lumayan besar.

Hingga sebuah ketika, sewaktu aku sedang menghitung finansial bulanan perusahaan, tiba-tiba Mas Roni hadir di depan meja kerjaku. Cerita Sex Teman Kerja

“Aduh sibuknya, hingga nggak lihat terdapat orang datang, ” sapa Mas Roni klise.
“Eh, sorry Mas, ini baru ngitung finansial akhir bulan, ” jawabku.
“Jangan terlampau serius, nanti nggak kelihatan cakepnya lho.. !” Mas Roni masih bergurau.
“Ah, Mas Roni dapat aja,” aku membalas pendek seraya tetap berkonsentrasi ke pekerjaanku.
“Ri, aku inginkan ngasih hadiah tahun baru, Ririn inginkan terima nggak ?” tanyanya tiba-tiba.
“Siapa sih yang nggak inginkan dikasih hadiah. Mau dong, asal kriterianya hadiahnya yang tidak sedikit lho, ” jawabku bergurau.
“Aku pun punya kriteria lho Ri. Hadiah tersebut akan kuberikan bila Ririn inginkan memejamkan mata. Mau nggak ?” tanyanya lagi.
“Serius nih? Oke bila cuman tersebut syaratnya aku mau, ” kataku seraya menejamkan mata.
“Awas tidak boleh buka mata hingga aku memberi aba-aba.. !” kata Mas Roni lagi.

Sambil terpejam, aku penasaran hadiah apa yang bakal diberikannya. Tetapi, ya ampun, pada ketika mataku terpejam, tiba-tiba aku menikmati ada benda yang empuk menyentuh bibirku. Tidak melulu menyentuh, benda tersebut juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Mas Roni tengah menciumku. Cerita Sex Teman Kerja Tetapi anehnya, setelah tersebut aku tidak berjuang menghindar. Untuk sejumlah lama, Mas Roni masih melumat bibirku.

“Mas, seharusnya ini nggak boleh terjadi, ” kataku dengan nada tergetar menyangga malu dan sungkan yang menggumpal di hatiku.
“Maaf Ri, barangkali aku terlampau nekat. Seharusnya aku sadar anda sudah menjadi kepunyaan orang lain. Tetapi berikut kenyataannya, aku paling sayang padamu Ri,” ujarnya dengan lirih seraya meninggalkanku.

Seketika tersebut aku merasa paling menyesal. Aku merasa sudah menghianati suamiku. Tetapi uniknya peristiwa semacam tersebut masih terulang hingga sejumlah kali. Beberapa kali peluang Mas Roni berangjangsana ke tokoku, ia tidak jarang kali memberiku ‘hadiah’ laksana itu. Tentu, tersebut dilakukannya andai kawan-kawanku tidak terdapat yang melihat. Cerita Sex Teman Kerja

Hingga pada sebuah saat, Mas Roni mengajakku jalan-jalan. Awalnya aku tidak jarang kali menolaknya. Aku khawatir bila kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuhan yang sebenarnya. Tetapi sebab ia tidak jarang kali mendesakku, kesudahannya aku juga menerima ajakkannya. Tetapi aku mengemukakan syarat, supaya salah seorang sahabat kerjaku pun diajaknya. Dengan menyuruh kawan, aku bercita-cita Mas Roni tidak bakal berani mengerjakan perbuatan yang tidak-tidak.

Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Mas Roni kesudahannya jadi berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya, hari tersebut aku terdapat lemburan sampai sore hari. Di samping aku dan Mas Roni, ikut pun kawan kerjaku, Vani dan pacarnya. Oh ya, berempat kami mengemudikan mobil inventaris perusahaan Mas Roni. Berempat kami jalan-jalan ke sebuah lokawisata pegunungan yang lumayan jauh dari kotaku. Cerita Sex Teman Kerja

Setelah lebih dari satu jam kami berputar-putar di dekat lokasi wisata, Mas Roni dan pacar Vani menyuruh istirahat di suatu losmen. Vani dan pacarnya mencarter satu kamar, dan kedua orang tersebut langsung hilang di balik pintu tertutup. Maklum dua-duanya baru dimabuk cinta. Aku dengan suamiku masa-masa pacaran dulu pun begitu, jadi aku maklum saja. Mas Roni pun menyewa satu kamar di sebelahnya. Aku sebenarnya pun berniat mencarter kamar sendiri namun Mas Roni melarangku.

“Ngapain boros-boros, bila sekedar tidur satu kamar saja. Tuh, bed- nya terdapat dua, ” ujarnya.

Akhirnya aku mengalah. Aku numpang di kamar yang dicarter Mas Roni. Kami membual tertawa cekikikan merundingkan Vani dan pacarnya di kamar sebelah. Apalagi, Vani dan pacarnya laksana sengaja mendesah- desah sampai kedengaran di telinga kami. Sejujurnya aku deg-degan pun mendengar desahan Vani yang serupa dengan suara orang megap-megap itu. Entah mengapa dadaku semakin berdegup kencang saat aku mendengar desahan Vani dan menginginkan apa yang sedang mereka kerjakan di kamar sebelah. Cerita Sex Teman Kerja

Untuk sejumlah saat, aku dan Mas Roni diam terpaku. Tiba-tiba Mas Roni unik tanganku sampai aku terduduk di pangkuan Mas Roni yang ketika sedang duduk di ambang tempat tidur.  filmbokepjepang.com Tanpa berbicara apa-apa dia langsung menghirup bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku pun membiarkan saat bibir dan kumis Mas Roni menempel ke bibirku hingga sejumlah saat. Dadaku semakin berdegup kencang saat kurasakan bibir Mas Roni melumat mulutku. Lidah Mas Roni menelusup ke celah bibirku dan menggelitik nyaris semua rongga mulutku.

“Mass, tidak boleh Mas, ini nggak layak kita lakukan.. !” kataku terbata-bata.
“Kenapa nggak pantas, toh aku sama dengan suamimu, yakni sama-sama mencintaimu, ” ujar Mas Roni yang terdengar laksana desahan.

Harus kuakui, Mas Roni paling pandai menyalakan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya di leherku telah menciptakan diriku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun aku belum pernah menikmati rangsangan sehebat ini. Mas Roni sendiri nampaknya pun mulai terangsang. Aku dapat menikmati napasnya mulai terengah- engah. Cerita Sex Teman Kerja

Sementara aku sendiri semakin tidak powerful untuk menyangga erangan. Maka aku juga mendesis guna menahan kesenangan yang mulai menghanguskan kesadaranku. Setelah tersebut tiba-tiba tangan Mas Roni yang kekar tersebut membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih tersebut terbuka di depan Mas Roni. Secara refleks aku masih berjuang berontak.

“Cukup, Mas tidak boleh sampai ke situ. Aku takut,” kataku seraya meronta dari pelukannya.
“Takut dengan siapa Ri, toh nggak terdapat yang tahu. Percayalah denganku,” jawab Mas Roni dengan napas yang semakin memburu.

Aku berjuang menutupi dengan mendekapkan lengan di dadaku, namun dengan cepat tangan Mas Roni memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah tersebut Mas Roni mengusungku dan merebahkannya di lokasi tidur. Tanpa melemparkan waktu, bibir Mas Roni melumat di antara buah dadaku, sementara di antara tangannya pun langsung meremas- remas buah dadaku yang lainnya. Cerita Sex Teman Kerja

“Ri, da.. dadamu putih dan in.. estetis sekali. A.. aku kian nggak ta.. tahan.., sayang..”.

Kemudian tanpa kuduga, dengan cepat Mas Roni mencungkil celana dan celana dalamku dalam satu tarikan. Lagi-lagi aku berjuang melawan, namun dengan tubuh besar dan tenaga powerful yang dipunyai Mas Roni, dengan gampang ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan berkulit putih ini benar-benar telanjang total di hadapan Mas Roni.

“Mas, guna yang satu ini tidak boleh Mas, aku tidak hendak merusak keutuhan perkawinanku.. !” pintaku sambil mendekam di atas lokasi tidur, untuk mengayomi buah dada dan vaginaku yang sekarang tanpa penutup. photomemek.com
“Ri.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.., aku telah terlanjur terbakar.., aku nggak powerful lagi, sayang. Please, aku.. mohon”.

Tiba-tiba saja Mas Roni beranjak dan dengan cepat melepas seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya. Kini ia sama denganku telanjang bulat-bulat. Ya ampun, aku tidak bisa percaya, sekarang aku telanjang dalam satu kamar dengan pria yang bukan suamiku, ohh. Cerita Sex Teman Kerja

Kini tubuh telanjang Mas Roni mendekapku. Darahku laksana terkesiap saat merasakan dada bidang Mas Roni menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, saat dada yang kekar tersebut merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan pria lain di samping suamiku. Ia masih terus menciumi sekujur tubuhku, sedangkan tangannya pun tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin ngaceng.

Ia selanjutnya menelusupkan kepalanya di selangkanganku, kemudian bibir dan lidahnya tanpa henti melumat berakhir vaginaku. Aku tergetar hebat mendapat rangsangan ini. Tidak powerful lagi menahan kesenangan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Mas Roni yang masih megap-megap di selangkanganku. Kini aku benar- benar sudah tenggelam dalam birahi.

Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur di tubuhku dan tubuh Mas Roni. Dalam posisi tersebut tiba-tiba kurasakan terdapat benda yang kenyal mengganjal di atas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa saat kusadari benda yang mengganjal itu ialah batang kemaluan Mas Roni. Tiba-tiba kurasakan batang zakar tersebut mengganjal tepat di bibir lubang kemaluanku. Rupanya Mas Roni nekat berjuang memasukkan batang penisnya ke vaginaku. Tentu saja aku tersentak.

“Mas.. Jangan dimasukkan..! Jangan dimasukkan.. !” kataku seraya tersengal-sengal menyangga nikmat.
“Oke.. bila nggak boleh dimasukkan, kugesek-gesekkan di bibirnya saja, yah.. ?” jawab Mas Roni pun terengah-engah.
“Ayoohh.., ngoommoong Saayaang, giimaanna raasaanyaa.. ?” kata Mas Roni tersengal-sengal.
“Oohh.., teerruss.. Maass.. teeruuss..!” ujarku sama-sama tersengal.

Entah bagaimana mula mulanya, tiba- mendarat kurasakan batang kemaluan yang besar tersebut telah amblas seluruh ke vaginaku. Bless.., perlahan tapi tentu batang penis yang besar tersebut melesak ke dalam lubang kemaluanku. Vaginaku terasa sarat sesak oleh batang penis Mas Roni yang sangat- paling besar itu. Cerita Sex Teman Kerja

“Lohh..? Mass..! Dimaassuukiin seemmua yah.. ?” tanyaku.
“Taangguung, Saayang. Aku nggak tahhann.. !” ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

Sementara sebab tubuhnya yang berat, batang penis Mas Roni semakin tertekan ke dalam vaginaku dan melesak sampai ke dasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku. Tanpa sadar aku juga mengimbangi genjotan Mas Roni dengan menggoyangkan pantatku. Kini tubuh rampingku laksana timbul-tenggelam di atas kasur busa ditindih oleh tubuh besar Mas Roni.

Semakin lama, genjotan Mas Roni semakin cepat dan keras, sampai-sampai badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.., clep.., clep.., clep.., begitulah bunyi batang zakar Mas Roni yang terus memompa selangkanganku.

“Teerruss Maass..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt.. !” erangku berulang-ulang.
“Mmaass.. aakkuu.. haampiirr.. oorrgaassmmee.. !” desahku saat aku nyaris menggapai puncak kenikmatan.
“Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. Saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaass.. !” desah Mas Roni.
“Oohh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Maass.. !” jawabku.

Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Mas Roni, sementara tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan ke atas supaya batang kemaluan Mas Roni bisa menancap sedalam-dalamnya. Setelah kesenangan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya. Mas Roni pun menghentikan genjotannya.

“ Aku belum keluar, Sayang. Tahan sebentar, ya..! Aku terusin dulu, ” ujarnya lembut sambil menghirup pipiku.

Sementara mulutnya tidak henti- hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti tersebut tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kesenangan merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa Mas Roni. “” Maka aku balik menjawab ciuman Mas Roni, sedangkan pantatku pulang kuputar-putar mengimbangi penis Mas Roni yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang kemaluanku.

“Kaamuu ingiin.. lagii.. Rii..?” tanya Mas Roni.
“Eehh..” melulu itu jawabku.
“Rii.., akuu.. maauu.. keluuarr Sayang..!” erangnya tidak tertahankan.
“Crot.. croot.. croot..! Sperma Mas Roni terasa paling deras muncrat di lubang vaginaku.

Mas Roni memajukan pantatnya sekuat tenaga, sampai-sampai batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam mungkin di lubang kemaluanku. Aku menikmati lubang vaginaku terasa hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari penis Mas Roni. Gila, sperma Mas Roni spektakuler banyaknya, sampai-sampai seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan sebab saking banyaknya, sperma Mas Roni belepotan sampai ke bibir vagina dan pahaku. 

Berangsur-angsur gelora kenikmatan tersebut mulai menurun. Untuk sejumlah saat Mas Roni masih menindihku, keringat kami juga masih bercucuran. Setelah tersebut ia berguling di sampingku. Aku temenung menatap langit-langit kamar. Begitupun dengan Mas Roni. Ada sesal yang mengendap dalam hatiku. Kenapa aku mesti menodai kesetiaan terhadap perkawinanku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts