Cerita Sex : Pesona perawat yang binal
Cerita Sex – Nama nya Kiki biasa di panggil. Waktu itu saya yang sakit perut tak karuan rasanya udah 5 hari aku nahan sakit prut yan aku derita ini. Kok sepertinya gak kayak sakit biasa nya, aku jadi kuatir tentang perut ku ini semacam kena maag ato asam lambung naik ya. Karena sakit yang tak karuan buat nahan, lalu aku periksa ke dokter untuk chek up.
Kemudian aku berkunjung di Rumah Sakit swasta yang jarak nya lumayan deket dengan rumah ku. Saat waktu antri dan mendaftar di administrasi, aku melihat perawat yang berwjah cantik dengan wajah yang bersinar bagaikan lampu sorot. Kenapa aku bisa tau namanya , karena ada nama yang terpampang di sebelah dada nya.
Perawat yang bernama Kiki sangat anggun untuk penampilannya dengan memakai seragam perawat berwarna putih dengan topi mungil yang menempel sebagai hiasan rambut nya.
Saat aku liat kulitnya begitu putih bersih dengan tubuh yang ideal dan PAS Mantaab di berbagai sudut. Waktu menunggu , ketimbang jenuh nunggu antrian aku liatin aja suster Kiki yang manis nan imut.
Dan kemudian waktu antrian giliranku , aku pun di panggil Dokter untuk masuk ke ruang Chek Up untuk di periksanya. Beranjaklah aku dari bangku tunggu dan masuk.
Dokter yang memeriksa aku sudah tua, aku pun mendengar dia bicara agak kurang jelas karena suara nya pelan, apa memang aku yang budeg ya , ah. . . .tapi tak apa dan tak jadi masalah.
Karena yang ada di pikiranku saat ini membayangkan perawat cantik yang bernama Kiki tadi. Gimana ya , aku bisa ngajak utnuk kenalan?
Selama aku di periksa sama dokter, hanya itu yang ada di pikranku. Setelah 20 menit aku dii periksa, lalu aku di berikan resep dan aku segera keluar. Tapi sebelum aku pulang aku memanfaatkan kesempatan sedikit.
Dan aku seketika samperin saja di meja Kiki dengan pura-pura Tanya doank.
“oiya. . .Mbak, aku mau Tanya mbak..?”
“Kalo mau nebus obat resep Dokter dimana ya Mbak. . .?”
Suster Kiki yang terlihat sibuk menulis sesuatu di buku besarnya, seketika kaget akan kedatanganku saat bertanya.
“Apa Mas. . .Ada yang bisa saya bantu, , ,?”ucap suster Kiki .
“Iya Mbak , mau tanya untuk menebus obat dari Dokter dimana ya mbak. . .?”ucap saya.
“ Oh. . .Mas keluar lewat pintu samping itu “ sambil menunjuk kan arah.
“ Terus Mas belok kanan aja, disitu dah kelihatan kok Mas. . apoteknya ”jawab Kiki.
“Oh. . .iya Mbak , paham”.
Terus dengan memutar otak , apa yang aku tanyakan lagi untuk bincang dengan suster Kiki itu .
“Eh, kalo rumah mbak arahnya kemana ya mbak. . .”?ucapku
Kiki yang menanggapi dengan wajah yang nyengir dan senyum nya bener bener mebuat hatiku terpana dengan keimutannya dia.
Sampai –sampai hatiku dag dig dug deeer. .. di buatnya.
“Rumah saya jauh Mas. . .gimana ya jelasinnya. . .??” jawab kiki si perawat.
“Lalu kalau jauh , Mbak kalo berangkat kerja dan pulang kerja gimana donk..?”
“Ada yang jemput juga “??tanyaku.
Dengan senyumana manisnya , Kiki menjawab :
“Biasanya sih kalo berangkat dan pulang kerja Cuma naik angkutsn umum”.
“oh, , ,gitu ya mbak Kiki”
“ Lha terus kalu pulang sampai jam berapa?
”kalu pulang saya anter gimana Mbak . . ?”Tanyaku.
Haduh aku nanya nya terlampau kejauhan sampe sampe gak sadar aku bertanya.Tapi kalau pun suster Kiki gak mau yasudahlah tak apa apa. Karena besok juga gak ketemu lagi , jadi aku gak terlalu malu deh di depannya.
“Nanti kalu Kiki bikin repot Mas ,gimana coba??
Mas kan sedang sakit??”ucapnya.
“Hehe. . ni sudah sehat kok..Mbak”.
“Tadi ketika melihat Mbak , pertama kali udah sehattan seikit kok. . ?”jawabku.
Kiki yang tak menjawab dengan sibuk sambil mencatat sesuatu di buku besar itu dan kemudian berkata,
“Kalau saya mau gimana Mas??bisa??”
“Nanti Kiki pulang kisaran jam 4 sore Mas”.jawab Kiki.
Kemudian aku di berikan nomor telepon , yang kiki sedang menulisnya di secarik kertas.
“Mas, ni nomor Kiki nanti bisa hubungi Kiki ya Mas apa Sms. Mas istirahat dulu saja”.
Waduh . . bener bener keberuntungan berpihak kepadaku.
Aku pikir aku segera pulang ke rumah saja karena dengan ucapan ucapan gombal ku yang aku lucutkan ke suster Kiki. Kemudian sebelum aku pulang dan berpisah, aku segera mencoba menjabat tangan ke Kiki.
“ Aku Feri ” sambil berjabat tangan.
“Kiki Mas”
Iya aku pun dah tau kalo nama kamu Kiki di dalam hatiku. Pesona Perawat Binal | Saat itu aku udah parkirin mobil aku di Rumah sakit buat nunggu Kiki.
Dari jauh aku liat Kiki jalan keluar dari gedung rumah sakit masih dengan baju putihnya, dengan di tambah jaket coklatnya dan tas slempang kecil yang disangkutkan di bahunya.
Kiki melemparkan senyum manisnya begitu melihat aku yang berdiri disamping mobil aku.
“Maaf Mas. . menunggu lama ya, Mas?
Maaf ya Mas, Kiki membuat menunggu…” ujar Kiki sopan.
“gak kok , hanya sebentar saja .”
“hehehe.. . . ..” Jawab aku sambil membukakan pintu untuk masuk Kiki.
Segera Kiki masuk kedalam.
“ Kamu Mau langsung pulang. . . . ? “
“Atau mau kemana dulu pinginnya. … .?”
“Emmm. . . terserah Mas Feri aja.”
“Kiki gak buru-buru kok.” Jawabnya pelan.
“Kalau kita makan dulu, gimana?” Tanya aku.
Kiki hanya mengangguk. Segera aku nyalakan mobil dan berangkat mencari makan. Sesampainya restoran, banyak sekali hal yang kita bicarakan. Mulai dari soal pekerjaan, sampai kehidupan pribadi.
Dari obrolan tersebut, aku dapati ternyata Kiki ini sudah putus dengan pacarnya dua bulan yang lalu dan mantan pacarnya tersebut kini sudah menikah dengan wanita lain. Aku tak nyangka, wanita secantik Kiki ini bisa ditinggal demi wanita lain.
Dasar bodoh lelaki itu. Hari semakin gelap, yang ternyata juga mendung. Kami berdua memutuskan untuk pulang sebelum hari hujan.
Kiki menjelaskan arah dan jalan ke rumahnya yang ternyata aku cukup paham dengan daerah tersebut. Aku segera memacu mobil aku melewati jalan pintas yang aku paham supaya biar sampai tujuan. tiba tiba hujan turun begitu deras dan lebat.
Aku berpacu melambat saja dan mencari jalan jalan karena tidak terlihat akibat terpaan hujan angin.Beberapa ratus meter sebelum sampai mobi tak bisa masuk , karena rumah Kiki yagn masuk gang dan mobil tak bisa masuk.
Dan kebetulan sekali di dalam mobil gak ada payung yang tersedia .
Akhirnya aku terobos saja dengan jalan kaki untuk masuk ke gang kecil untuk mengantar Kiki. Dan baju aku dan suster Kiki pun basah kuyup.
“HaDuh. . . . Mas Feri. Terima kasih banyak ya sudah mau antar aku sampai depan rumah dan kehujanan”.
“Maaf sudah merepotkan Mas feri.” Kata Kiki begitu sudah sampai di depan rumahnya.
Rumahnya tidak terlalu besar, terlihat asri dengan banyak tanaman di bagian teras juga cat berwarna hijau yang menambah kesan adem.
“Gak masalah kok. Aku yang minta maaf karena lupa bawa payung, kamu jadi kehujanan…” Kata aku sambil meringis kedinginan.
“Mas, masuk dulu yuk.
Aku buatin teh hangat dan pinjamkan baju buat mas. Jangan dipaksa pulang, nanti malah tambah sakit.”
“Gak usah ah Ki, gak enak ah sama orang rumah…” Jawab aku.
“ Dak papa Mas. Lagi pula aku tinggal sendiri.”
“Yuh, mas. Masuk aja Mas” Kata Kiki sambil membukakan pintu rumahnya.
Aku pun memutuskan untuk mampir sebentar sambil menunggu hujan reda. Kiki memepersilahkan aku untuk duduk di ruang tamunya yang kecil namun bersih dan tertata rapih.
“Duduk dulu ya Mas, sebentar saya ambilkan handuk ya Mas Feri…” Kata Kiki sambil berlalu ke dalam.
Aku lantas duduk sambil melihat lihat, ada beberapa foto waktu Kiki wisuda. Terlihat cantik sekali dengan kebaya dan toga. Juga ada beberapa foto yang sepertinya adalah orang tua Kiki disamping foto wisudanya.
“Ini mas, handuknya…”
Kiki mengagetkan aku dengan memberikan handuk berwarna putih tebal untuk aku keringakan badan.
“ Oiya Ini ada kaos oblong yang agak longgar , gak terlalu bagus, tapi sepertinya muat buat mas…”
“Iya, terima kasih ya”.
“Oiya, panggil Feri saja lah. Jangan mas. . mas mlulu. Kayaknya umur kita gak jauh beda. Hehehe.”
Kata aku sambil mengambil kaos dari tangan suster Kiki.
“Hehehe oke deh Feri “ ucapnya.
Aku kemudian menuju ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah selesai, aku hendak kembali ke ruang tamu.
Saat melewati salah satu ruangan, aku lihat pintu yang tidak tertutup rapat. Dengan bermaksut pingin nutup pintu tersebut meski aku tidak tahu itu kamar atau ruangan siapa.
Wooow. . .kaget aku begitu mellihat ternyata didalamnya Kiki sedang berganti baju. Kiki yang tampak cantik meski tubuhnya terbalut seragam kerja, terlihat makin cantik tanpa busana.
Rambut hitam tergurai sepunggung membuatnya tampak lebih anggun. Tubuhnya yang putih sintal, pantatnya yang kencang dan tetek yang begitu menantang, membuat aku benar-benar langsung berpikiran mesum.
Aku jadi tak nyaman karena batang yang makin mengeras. Khawatir Kiki tau aku ngintip, segera aku balik ke ruang tamu. Aku lalu duduk di sofa yang dimana aku duduk di tempat asal tadi. Aku mencoba untuk tenang dan tak salah sikap karena barusan aku liat pesona yang dasyat. Kiki kembali dari kamar.
Mengenakan pakaian sedikt longgar dengan celana pendek yang berwarna putih dan handuk yang berada di kepalanya sambil membawa gelas berisi teh hangat.
“Ini Feri buruan diminum dulu mumpung masih hangat…” Kata Kiki menyuguhkan minum, sambil duduk disamping aku.
“Iya, makasih ya Kiki…” Jawab aku tersipu malu.
Aku ambil gelas dan minum teh sedikit. Coba-coba cari bahan pembicaraan meski yang aku bayangin cuma Kiki yang lagi aku perkosa dengan nikmatnya.
“Hmm, eh,,,Feri tadi ngintipin aku ya?” Tanya Kiki.
“BUJUUG. . .!!
ketahuan spertinya deh. . .?
“mampus aku.”
ucap dalam hati Tak tau apa yang harus aku jawab dan katakana dengan pertanyaan dari Kiki. Aku binggung harus menjawaba apa. .?
“Ah. . ? Enggak kok, emang kamu tadi dimana?”
“Di kamar, sudah deh. ., Kiki tahu kok. Tadi aku lihat bayangan kamu dari meja rias aku. Kamu sedang ngintipin aku kan?”
Selidik Kiki dengan nada sedikit lebih tinggi. Aku tertunduk malu, bingung dan gak tau mesti ngomong apa.
“Oh iya maaf sebelumnya ya Kiki . tadi aku lewat sengaja mau nutupin pintu kamar itu. Eh , malah keblabasan ngintipin. .”
dengan muka tertunduk. dengan gugup Aku tak berani melirik wajah Kiki, sampe tau tau dia ngegeser duduknya biar makin deket sama aku.
“Hmm, , ,Terus, cuma nginitip doank?
Gak mau yang lain nih?” Bisik Kiki .
Kontan aliran darah aku langsung kenceng ke seluruh badan. Yang tadinya kerasa dingin, mendadak langsung panas. Seketika tanpa basa basi aku lumat bibir mungil Kiki.
Tangan kanan aku narik kepalanya supaya ciuman kita semakin kuat dan dekat. Nafas Kiki langsung begitu berat gak beraturan. Kiki lalu narik handuk yang ada di kepalanya dan melemparnya di samping sofa.
Ciuman aku turunin ke leher Kiki. Langsung aja Kiki mengangkat kepalanya ke atas, seakan minta aku buat nikmatin lehernya tanpa ada yang terlewatkan.
Baju yang longgar, membuat aku semakin leluasa untuk memasukan tangan dan ngeremes teteknya yang udah dari tadi aku tunggu-tunggu.
“Mhhhhhh. .. .aaaah. . . ., uhhhh Feri, pelan-pelan…” Desah Kiki.
Pesona Perawat Binal | Desahan Kiki justru membuat aku semakin liar terangsang dan pengen nikmatin badannya tanpa ampun. Aku angkat bajunya, dan buka BH dengan sekali tarik.
Sekarang dua tetek bulat menantang yang tadi aku liatin dari jauh doang, udah siap buat aku nikmatin sampe puas.
Gak pake nunggu lama, aku hisap pentilnya sambil aku remes yang sebelahnya. Desahan Kiki semakin jadi. Tanpa disadarin, satu tangannya narik rambut aku cukup keras.
“Uuuhhhh, Feriiiii. Enak. . ….” Erang Kiki.
Puas meremas teteknya, tangan aku berusaha untuk ngebuka celana Kiki. Dan tanpa perlu banyak usaha, karena Kiki juga terlihat udah nafsu membara, suster cantik yang aku liat tadi siang di meja resepsionis, sekarang udah telanjang bulet tanpa sehelai benang pun di depan aku, minta buat aku puasin.
Tangan aku dengan lembut mengusap rambut halus yang ada di antara selangkangan Kiki. Keliatannya cukup dirawat dengan baik. Kerasa udah makin basah dari dalem tempiknya Kiki.
Aku selipin tangan aku diantara bibir tempiknya, nyari kitil-kitil biar Kiki makin mengerang dan kejang karena nikmat seks yang mungkin udah lama dia gak rasain lagi.
Beberapa menit aku asik ngorek tempik Kiki dengan jari aku, Kiki narik rambut aku makin kenceng.
“ Ouuuuhhhh. . . Arrrghh, Feri, aku keluar “ “Aargggghhh aku keluarrrr….” jerit Kiki kecil.
“Criiit. . . . .Criiit. . .Criiit. . .”
Terasa ada cairan hangat dari dalam lobang kenikmatan Kiki. Sekarang Kiki keliatan capek dan sedikit ngos -ngossan.
Tubuhnya yang berkeringat, biarpun diluar hujan deras, tapi ruang tamu ini terasa makin panas. Kiki yang memejamkan mata sambil mencoba mengatur nafas kemudian ngeliat ke arah aku.
“Kamu kok pinter banget sih, Feri?”
“Baru pake jari aja aku udah capek. Gimana lagi kalau pakai itu” Kata Kiki sambil tangannya meraih pusaka aku yang masih ada di dalem celana.
Pesona Perawat Binal | Dengan binal, dia segera membuka kancing dan reseleting celana aku. Dikeluarkan batang pusaka aku dari dalam sarungnya.
Dengan tangan yang masih ngeremes kontol aku, lidah Kiki langsung dijulurin ke ujung kontol aku. Begitu cepet sampai kontol aku masuk semuanya ke dalam mulut Kiki.
Dengan pelan namun penuh gairah, da naik turunin kepalanya supaya kontol aku yang ada di dalam mulutnya ngerasain nikmat tiada tara.
Bener bener permainan yang dasyaaat mempesona dari suster yang aku kira judes ini. Saat aku masih asik nikmatin sepongan dahsyat Kiki, dia ngeluarin kontol aku dari mulutnya.
Tangannya masih ngeremes pelan kontol aku, tapi dia bangun dan mencoba buat duduk di atas aku.
“Kamu ada kondom gak, Feri?” Bisik Kiki sambil mengeluskan kontol aku ke bibir tempiknya.
Tanpa ngejawab, aku langsung ambil di tas kondom berwarna item yang aku simpen buat jaga-jaga. Karena sesuai dengan kepribadian aku. Keliatan muka Kiki seneng banget begitu aku ngeluarin kondom.
Diambil kondom dari tangan aku sambil mencium bibir aku. Sejurus kemudian dirobek bungkus kondomnya dan dipasangkan di kontol aku dengan mulut nya. Setelah kepasang, Kiki makin siap buat masukin kontol aku ke tempiknya.
Aku cuma duduk sambil ngeliat apa yang dia lakuin ke kontol aku dan gimana muka dia setiap kali kontol aku nyentuh tempiknya. Mata yang merem melek, dan desahan pelan pas kontol aku masuk sedikit demi sedikit ke dalam tempik Kiki.
Tempiknya basah banget, tapi terasa sempit, mungkin karena udah lama gak ada kontol yang bersarang. Kontol aku udah masuk semuanya ke dalem tempiknya Kiki.
Kedua tangan dia ngelingker di leher aku, dan tangan aku megangin pinggul Kiki sambil bantu badannya naek turun di atas pangkuan aku.
“Aaahhh, Feriiii, aaahhhhh yess. . .ouhh. . .. ..”
“Aaarrgghhh….”
Cuma itu yang keluar dari mulut Kiki yang keliatan menikmati banget kontol aku di dalem tempiknya. Aku coba buat lebih fokus untuk sambil ngeremes dan ngisepin pentil dari tetek Kiki yang dari tadi berayun naik turun.
Pentilnya masuk ke dalam mulut aku, otomatis kocokan Kiki hanya dari panggulnya, badannya dibiarkan diem supaya aku bisa puas nikmatin toketnya saat dia lagi asik nikmatin kontol aku.
Hampir dua puluh menit aku diposisi begitu, aku inisiatif buat ganti posisi. Aku arahkan Kiki buat gantian duduk dan buka lebar kakinya. Ku letakkan kedua kakinya di pundakku, dan tangan aku yang udah siap ngeremes duabakpao putih cantik di dada Kiki.
Kontol aku masukin lagi pelan-pelan ke dalem tempiknya Kiki sambil tangan pelan-pelan mulai remes tetek Kiki. Kali ini desahan Kiki makin keras dan makin berisik tak karuan gak jelas.
“Arrggghh, Feriii, . . “
“Masukin terus Fer. .”
“ Aku milik . .”
“Aahhh kamu feri. . “
“Sayaaang, , ,”
“Aarrrgggghhh. . ..” Teriak Kiki begitu lepas.
Aku pun genjot makin cepet, sesekali aku kasih ciuman ke bibir Kiki biar makin romantis namun tetep penuh gairah.
“Feriii, .. “
“Aku keluar ferii.. . “
“ Arrggggggh………”
“ Kamu kuat banget sih…..” kata Kiki dengan suara yg tak karuan.
“Tahan sayang,. . .”
“Aku juga mau keluar….” Balas aku, sambil mempercepat lagi tembakanku.
“Arrrggh sayang,, “
“Aarrggghhh.. “
“teruss aargggghh terussss….”
Aku merasakan himpitan yang sangat kuat dari kontol aku, udah gak bisa ditahan karena remasan kenceng dari tempiknya Kiki bikin kontol aku makin gak kuat buat berlama-lama dan,
“Jroooot. . .Croooottt. .. . .Creettt. . .Cruuuuuut. . . “
“Aarggggggggggghhh aku keluarr arrrgghhh…” Jerit Kiki berbarengan dengan muncratnya pejuh dari kontol aku.
Pesona Perawat Binal | Aku pun sedikit demi sedikit memelankan tempuran kontol aku, sampe aku keluarin kontol dari dalem tempiknya Kiki. Setelah aku mau berdiri seketika Kiki megangin kontol aku dan dilepasnya kondom yang ke pasang dan di masukannya lagi kontol aku ke dalam mulutnya. Kali ini aku ngerasa geli tak karuan, tapi juga enak disaat yang bersamaan.
Rupanya Kiki dengan sisa birahi yang ada membersihkan kontol aku dari sisa sperma yang ada. Matanya yang melirik sesekali berusaha menangkap ekspresi muka aku saat nyepong abis kontol aku sampe bersih dari pejuh yang keluar.
“Enak banget deh punya kamu Fer. . ”
“Kuat banget lagi…” kata Kiki sambil terus mengocok kontol aku.
“Kamu juga kuat juga, Ki…” Balas aku sambil menundukan badan dan mencium bibir mungilnya.
“Nanti aku mau lagi ya….” Kata Kiki manja sambil meremas kontol aku.
Setelah itu, kami melanjutkan mandi berdua dan mengulangi kegiatan yang sama di kamar mandi dan di kamar tidur Kiki sampai tengah malam menjelang.
Kiki memaksa aku untuk nginep di rumahnya yang ternyata memang hanya dirumah sendiri sampai beberapa minggu ke depan karena orang tuanya yang berkunjung ke rumah kerabat di luar kota. Semenjak kejadian itu, aku dan Kiki resmi pacaran.
Kiki yang terlihat lugu ternyata pecinta seks sama halnya kayak aku.
Aku beruntung banget bisa dapet pacar seperti Kiki.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,