Cerita Sex Perawan Anal

Nama saya Dani, saya masih duduk di semester 7 jurusan  di Universitas  Indonesia. Sebagai di antara syarat kelulusan dan penulisan skripsi, kami diwajibkan untuk menjadi guru  (GJO) di sekolah-sekolah atau SMA-SMA di sekitaran Jawa Barat. Saya kebagian untuk melatih di suatu SMA  di Bandung. Nah, SMA swasta seringkali terkenal sebab muridnya yang bengal-bengal dan susah diajar, wah dasar nasib.

Hari senin sesudah mengurus surat ini tersebut dari kampus, saya langsung ditugaskan oleh Kepala Sekolah SMA itu untuk langsung melatih matematika guna murid ruang belajar XI. Saya kebagian 4 sesi di ruang belajar pagi dan 2 sesi di ruang belajar siang. Pertama kali melatih di kelas, saya berbicara dalam hati “Astaga, ini sekolah apaan? Gua ngomong ga terdapat yang ngedengerin. Mana cewek-ceweknya pake rok pendek semua!”

Keesokan harinya saya pulang ke sekolah dengan perasaan galau dan cemas. Jangan-jangan saya salah pilih karir menjadi guru, saya tidak berbakat mengajar. Anak-anak tidak terdapat yang memperhatikan waktu saya sedang bicara. Tapi ternyata terdapat satu urusan yang membangunkan semangat saya. Di sesi ruang belajar siang terdapat murid wanita yang mempunyai nama Irma.

Kulitnya sawo matang, rambut sepunggung, tingginya kira-kira 158 cm. Mukanya tidak terlampau cantik, namun manis banget bila lagi senyum. Dan yang lebih penting, sepertinya dia satu-satunya siswa yang kelihatan hendak sekali kalau saya lagi mengajar. Dalam pikiran saya sempat terbersit hal yang tidak-tidak, tetapi pikiran tersebut saya buang jauh-jauh.

“Aku seorang guru. Aku akan mengawal integritas almamater dan profesiku” kata saya dalam hati.

Tapi semakin hari kemolekan tubuh Irma justeru semakin menggoda saya. Seringkali saya mengintip paha mulusnya dan terkadang tampak CDnya yang berwarna putih. Apalagi saya tahu dia pun suka pada saya. Karena tiap saya masuk kelas, teman-temannya tentu menggodanya.

Sampai sebuah hari saya menyelenggarakan ulangan kesatu guna anak-anak ruang belajar XI. Lalu urusan yang paling mengejutkan juga terjadi. Waktu saya memeriksa eksemplar jawaban Irma, ada artikel “Pak Dani ini nomer hp saya: 0819”.

Perasaan saya campur aduk ketika itu. “Telfon tidak boleh yah” kata saya dalam hati. Kalau saya telfon, dengan kata lain saya telah menjatuhkan martabat profesi saya sebagai guru. Kalau saya tidak telfon, saya bakal menyesal sebab tugas saya sebagai guru PKL melulu tinggal 2 minggu lagi. Akhirnya saya memberanikan diri guna menelfon Irma malam tersebut juga.

Anehnya, masa-masa saya telfon, seakan-akan antara saya dan Irma sudah laksana teman lama, tidak terdapat batasan antara guru-murid. Yah, mungkin sebab waktu tersebut juga usia saya masih 22 tahun, sementara Irma masih 17 tahun, jadi tidak terlampau jauh. Akhirnya kami janjian guna jalan bersama hari sabtu setelah dia selesai ruang belajar olah raga.

Hari sabtu yang ditunggu-tunggu kesudahannya datang juga. Kami sengaja janjian bertemu di mall. Waktu bertemu, dia masih mengenakan kaos olahraga SMA yang longgar dan rok SMA. Sehingga bila menunduk, tampak jelas payudaranya yang montok. Darah saya langsung mendidih menyaksikan Irma. Langsung saya keluarkan jurus-jurus penakluk,

“Irma, anda ke lokasi kak Dani aja yuk, nonton VCD atau apalah. Soalnya kalau disaksikan orang ngga enak”.

Awalnya Irma menampik karena tadinya dia inginkan mengajak santap dan nonton. Tapi sebab saya paksa, lama-lama dia inginkan juga. Saya girang separuh mati. “Yes..berarti dia dapat dipake” batinku.

Sesampainya di lokasi kost saya, tadinya kami hanya nonton VCD seraya ngobrol-ngobrol. Lama kelamaan, topik percakapan kami mulai menuju masalah pacar, sex dan lain-lain.

Karena terbawa suasana, entah siapa yang mengawali duluan, tiba-tiba kami telah berciuman. Bibir saya dan bibir Irma berpagutan saling mengulum sarat nafsu. Wangi mulutnya paling khas. Lalu dia mulai menjilat-jilat telinga dan leher saya.

“Buset, kayaknya udah berpengalaman ni orang” batinku. Karena nafsu telah di ubun-ubun, saya mulai menyisipkan tangan saya kedalam kaos olahraga Irma dan saya remas-remas payudaranya. filmbokepjepang.com Nafas Irma semakin mengejar sewaktu kulepas kaos dan BHnya. Meskipun kulitnya sawo matang, putingnya berwarna coklat terang. Ukurannya tidak terlampau besar, barangkali 34B. Tapi paling padat.

Irma menjawab dan mulai membuka kemeja saya. Tangannya masuk kedalam celana saya dan mulai meremas-remas penis saya. Lidahnya menjilat-jilat putting saya dan tangannya tidak berhenti meremas-remas penis saya. Tidak hingga 5 menit, kami berdua telah telanjang bulat. Tanpa disuruh, Irma telah langsung menciumi penis saya.

Yang paling membuatku kagum, dia meludahi semua penis saya hingga benar-benar basah, mengocoknya, dan baru mulai menghisap dengan mulutnya dengan gerakan naik-turun. “Edaaan” kata saya dalam hati. Pasti dia tidak jarang main beginian. Saking enaknya, baru 3 menit dihisap saya telah tidak tahan hendak keluar. Tiba-tiba sperma saya muncrat di ujung mulut Irma.

“Yah, Kak Dani, ko udah keluar?” katanya.
“Tenang aja, aku masih dapat kok” kata saya.

Sekarang gantian saya yang menjilati vaginanya. Dia menggelinjang keasyikan waktu saya menghisap-hisap klitorisnya. Perlahan-lahan, penis saya naik kembali sebab wangi vaginanya tersebut enak banget. Tapi urusan yang mengejutkan lantas terjadi. Waktu saya inginkan menusuk vaginanya dengan jari tengah saya, dia menolak. Ternyata dia masih perawan! Saya masih duduk keheranan.

“Hah, anda masih perawan?” kata saya.
“Iya kak” timpanya.

Lalu dia bilang “kita petting aja yah.. enak pun kok”.

Ini empiris baru guna saya. Ternyata enak juga. Jadi posisi sayau duduk, penis dilipat keatas dan dia duduk diatas saya seraya menggesek-gesekan vaginanya ke penis saya. Setengah jam berlalu, dia sudah terbit berkali-kali, namun penis saya justeru lecet.

“Irma…kalo gini terus punya kak Dani sakit, anda udahan dulu aja yah”.

Melihat raut muka kecewa saya, Irma tampak merasa bersalah.

“Duh maaf yah kak Dani. Aku udah janji inginkan ngasih perawanku ke suamiku nanti. Tapi bila ka Dani mau, masukin aja ke belakang”.

Tanpa pikir panjang, sebab sudah tanggung saya juga menyetujuinya. Saya mulai mengoleskan hand & body lotion dari kepala hingga ujung penis saya, dan tidak tak sempat anus Irma saya tusuk-tusuk dengan jari tengah saya.

Setelah Irma telah merasa nyaman, dengan gaya doggy style saya juga mulai memasukkan penis saya kedalam anusnya dengan paling perlahan. Untunglah barang saya tidak terlampau besar, yah sangat 12 cm.

Ternyata sulit pun karena dia terkadang merasa kesakitan sampai-sampai harus mulai dari mula lagi. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya semua penis saya masuk kedalam anus Irma. Ternyata sensasinya luar biasa, anusnya paling sempit dan rasanya laksana disedot-sedot vacuum cleaner.

Saya juga mulai menggerakan pantat saya maju-mundur. Saya menyodomi Irma seraya tangan saya meremas-remas payudaranya dan mulut saya menciumi leher belakangnya. Irma juga ternyata merasakan sensasi yang luar biasa, sebab lenguhannya tersiar semakin keras.

Kemudian kami berganti posisi. Saya duduk disofa dan Irma jongkok membelakangi saya. Ini pemandangan yang luar biasa sebab pantatnya yang estetis tampak semakin besar. Anus Irma menggenjot penis saya dengan gerakan jongkok naik-turun. Saya pun mempercepat genjotan saya dan tak lama lantas sperma saya muncrat dan berhamburan di dalam anus Irma.

Semenjak hari itu, saya dan Irma sejumlah kali mengerjakan anal sex sampai lantas tugas saya sebagai guru PKL di sekolahnya berakhir. Saya pernah melakukannya di WC guru, pun sehabis ruang belajar olah raga. Saya pun pernah melakukannya di WC suatu mall di Bandung.

Saya kehilangan kontak dengan Irma sejak saya ditugaskan di suatu SMA di Jakarta, sampai kemudian saya menikah dengan teman sesama guru.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts