Cerita sex , Masturbasi Lewat Telepon
– Karena gerah dan panas sekali aku yang langsung menuju kekamarku langsung mencopot semua pakaian yang aku kenakan dari baju dan BHku ku copot dan aku taruh di samping ranjangku tanpa menggunakan BH terlihat susuku dan putingku yang berwarna merah muda sangat cantik sekali melihat tubuhku yang seksi ini aku juga mulai mencopot celana jeansku dan kupelorotkan hingga celana dalamku yang berwarna pink menutupi celah memekku.
Kulihat dari kiri kekanan bodyku sangat ramping, dengan bulu bulu yang sedikit keluar dari segitiga yang aku pakai, aku mulai memegang megang gundukan memekku dan mulai aku turunkan celana dalam sehingga kini tak ada pakaian yang menutupi tubuhku sekarang aku telanjang di dalam kamar, aku berdiri dan ingin memakai celana pendek yang kemarin baru aku beli.
Memang celan ini khusus untuk tidur jadi enak kalau di pakai walau tak menggunakan celana dalam, setelah aku pakai aku menyalakan leptop sambil tiduran di ranjang, biasanya aku juga kalau tidur berselimut saja dan tak menggunakan pakaian apapun,
Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum pernah mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya dan kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku,
Sedangkan bagi yang sudah pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberikan reply.
Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa perlu membukanya terlebih dahulu. Aku malas membukanya karena membuang-buang waktu dan biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku.
Setelah selesai membuka dan membalas semua email yang masuk, kuputus akses dengan internet, namun komputerku tetap kunyalakan karena rencananya nanti selesai mandi aku akan mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak lagi email yang masuk.
Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, karena memang bagi pembaca yang sudah memenuhi persyaratanku, nomor handphonenya segera kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Adam (nama samaran).
“Yaa..! Halloo..!”, sapaku setelah menekan tombol Yes.
“Hallo..! Hai Okta..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?”, sahut Adam dari seberang.
“Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah siap-siap mau berendam”, belum selesai aku berkata, Adam langsung memotong pembicaraanku..
“Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu berendam sambil tetap ngobrol denganku”, pinta Adam.
“Baiklah”, jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.
Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Adam menggunakan hands free.
“Okta! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi, sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah telanjang nich!”, Adam mencoba menjelaskan keadaannya saat itu padaku.
“Emangnya aku pikirin, lagian ngapain kamu ikutan telanjang di sana?”, ujarku.
“Okta! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please! Sekarang kontolku sudah selesai kubasahi dan kuoles dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan”, pinta Adam lagi dengan memelas.
Mendengar penuturan Adam tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah mulai meremas-remas toketku. Karena aku memakai hands free, maka aku tetap masih bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa beraktifitas.
Kuceritakan pada Adam kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua toketku yang juga sudah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran yang mengalir keluar dari Liang senggamaku, pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat.
Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas toketku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah memekku sambil mengangkat kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar hingga memudahkan tangan kananku mengelus bagian luar memekku yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus.
Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir memekku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Adam dari seberang sana..
“Ooo.. Oocch! Oktaa..! Aku orgasme nich!”, suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Adam sudah berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi semakin terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam Liang memekku yang sudah semakin berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku.
Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir ke atas kepalaku. Pertama agak sulit masuk, namun lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan, bibir memekku pun semakin merekah sehingga memudahkan jari-jariku masuk menembus Liang memekku.
Kumainkan jari-jariku di dalam memek, kuputar-putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding bagian dalam memekku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang pernah masuk dan bersarang dalam Liang memekku, bahkan lebih hidup rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku.
Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam memekku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan tersembul di dalam memekku, nikmat sekali rasanya.
Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam Liang memekku, photomemek.com kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir memekku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus melenguh.
“Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!”, badanku berguncang keras sehingga air dalam bathtub banyak yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.
Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Adam menanyakanku..
“Gimana Okta, enak enggak?”, Setan.., umpatku dalam hati, masa masih ditanya enak atau enggak?
“Okta..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput dan kita check in terus melakukan hal yang sesungguhnya yuk”, ajak Adam.
Aku menolak dengan halus ajakan Adam. Setelah berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Adam pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by phone denganku sambil beronani.
Terus terang saja walau sudah agak sering kontak dengan Adam dan kami juga sudah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan badan dengannya. Tingginya sekitar 165 centimeter, lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan beranak tiga.
Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti aku bisa melakukannya dengan siapa saja.
Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin menikmatinya, maka aku juga harus memilih pasangan yang benar-benar bisa menaikkan gairahku. Sudah berkali-kali Adam mengajakku make love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu macam alasan,
Namun aku tetap tidak mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin dia akan langsung merasa malu dan tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Adam, aku mohon maaf dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini dan dapat mengerti.,,,,,,,,,,