Cerita Sex Kubuat Mb Lani Orgasme
Bangun bangun sudah menunjukan pukul setengah empat, udara yang dingin dan awan yang mendung aku menata kursi dan berdiri sambil melihat dari celah sedikit di tembok pembatasku, Ms Teguh dan Mb Lani sedang asyik bertiduran, Ms Teguh yang menggunakan singlet sedangkan Mb Lani hanya memakai BH dan celana dalamnya.
Mereka berdua adalah pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahannya seminggu yang lalu, dan pastinya hawa hawa untuk menikmati di atas ranjang panas, Ms Teguh memeluk Mb Lani sambil berbisik apa aku juga kurang paham, gaya gemes kedua pasangan tersebut memunculkan tawa kecil kepada Mb Lina kadang pula tangan ms Teguh memegang toket mb Lina.
Tak lama berselang tangan mb Lina dituntunnya untuk menyentuh kontolnya yang sudah tegangn dan keras, Ms Teguh membuka celana dalamnya dan terlihat kontol ms Teguh yang sudah berdiri, tangan mb Lina disuruh untuk memegang dan mengocok kontol tapi bebrapa saat mb Lina menghentikan gerakan tersebut.
‘dalam hatiku” haduh kok dilanjut lagi nih, rasa kecewaku muncul saat asyk mengintip, rupanya ms Teguh langsung berdiri dari ranjang dan mencopot pakaiannya sudah telanjang tubuh ms Teguh langsung memeluk mb Lina yang sudah siap untuk dimainkan. Hal itu membuat aku juga nafsuku muncul, melihat pasangan tersebut.
Tubuh mb Lani memang mulus dan putih, aku lihat kontol ms Teguh rupanya kecil kalau dibanding punyaku lebih besar punyaku, mb lani juga mencopot celana dalam dan BHnya aku lihat ms Teguh langsung memasukkan kontolnya secara perlahan di memek mb Lina yang masih jarang jarang oleh bulu tipisnya.
Tubuh ms Teguh sambil memeluk dan menciumi leher mb Lina, wajah mb Lina sangat menikmati, dari mata yang sayup sayup terpejam dan desahannya, Itu dikerjakan cukup lama. filmbokepjepang.net Saya sedikit keheranan mengapa Ms Teguh tak lakukan genjotan, tak mendorong-dorong pinggulnya? Ms Teguh cuma diam memeluk Mba Lani. “Waaah….. ini tentu lantaran Ms Teguh tidak tahan bermain lama, tidak seperti aku” kataku dalam hati, tertawa, terasa unggul dari Ms Teguh.
Disinilah saya mulai lihat ada kesempatanku untuk ikut lakukan “tumpang sari” pada Mba Lani. Ditambah lagi, peristiwa itu cuma berjalan begitu singkat, sekitaran 5 menit. Walau kulihat Mba Lani tetaplah dapat meraih orgasmenya, namun cepat juga Ms Teguh menyusulnya.
Saya menangkap kekecewaan di muka Mba Lani, walau Mba Lani berupaya tersenyum sesudah “permainan” itu, namun saya meyakini ia tak senang dengan permainan Ms Teguh. Momen “observasi awal” hari tempo hari itu membuatku mengambil rangkuman, ada peluang saya menyetubuhi Mba Lani serta rasakan nikmat badannya, bila butuh saya akan menanam saham di badan Mba Lani! Tersebut tekadku, saya mulai me-nyusun taktik.
Ms Teguh itu belum bekerja, ada peluang bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mba Lani. Terlebih saya miliki kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Toni Siang ini aku menjumpai Toni di kantornya,
“Hai Bud, apa kabar ?” tanya Toni sambil menjabat tanganku.
“Baik“ jawabku sambil tersenyum.
“Silahkan duduk” Setelah aku duduk di kursi kantornya yang empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,
“Ton, aku butuh bantuanmu”
“Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?” “Aku butuh pekerjaan” “Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ?”
“Oh..nggak ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain” “Hm memangnya untuk siapa ?” “Untuk temanku, Ms Teguh, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya”
“Aneh…tapi jika itu maumu, ya tidak apa-apa” “Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali”
“Oke, baik kalau gitu” “Tapi…nanti jadwal wawancaranya aku yang tentuin” “Terserah kamu” Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jum’at dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.
Toni menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang. Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mba Lani itu. Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Ms Teguh di tempat cuci, tampak Ms Teguh sedang menyuci bajunya.
“Ms…….saya ingin bicara sebentar” kataku mulai membuka percakapan. Ms Teguh pun menoleh dan menghentikan pekerjaannya.
“Ada apa Bud ?” “Begini…….saya dengar Ms Teguh mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang” jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.
Lama Ms Teguh kulihat terdiam, merenung, lalu “Hmmm….saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?!”
“Ya Ms” kataku dengan senyuman. Dalam hatiku, aku berpikir “Habislah sudah kesempatanku !”
Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela.
Tampak Ms Teguh berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu “Wah..sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja” Ms Teguh tiba-tiba permisi.
“Eee….nggak..nggak kok Ms, saya sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Ms Teguh pergi. “Gangguin tidur kamu nggak ?”
“Ndak…ndak kok, msuk aja” kataku mempersilahkan. Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,
“Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ?” Ms Teguh bertanya.
“Ooo…itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya DHL, nggak jauh kok” “Syaratnya gimana ?”
“Saya kurang tau juga tuh, Ms Teguh pergi saja ke sana. temui teman saya, Toni, katakan Ms butuh pekerjaan, tahunya dari Budi”
“Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja” Ms Teguh sepertinya keberatan.
Enggak….nggak… koq, perusahaannya besar, Ms ke sana juga belum tentu diterima, Ms tetap melalui tes dulu” kataku meyakinkan Ms Teguh. “Hmmm…baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ?”
“Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja” kataku menyarankan. Ms Teguh hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.
Hari ini selasa sesuai prediksiku Ms Teguh pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang. Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu, “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam.
“Wa’alaikumussalam” terdengar jawaban Ms Teguh dari dalam kamarnya. Lama baru pintu dibuka, dan Ms Teguh mempersilahkanku untuk msuk. filmbokepjepang.net Kulihat di dalam kamarnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan memakai jilbab putih, tersenyum padaku. Mba Lani tampak cantik sekali.
“Bagaimana Ms, tadi ?” tanyaku “Oh…nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara”
“Alhamdulillah, tak do’ain supaya berhasil”
Terima kasih” Setelah berbasa basi cukup lama, akupun permisi.
“Eehh…nanti dulu, kamu kan belum minum” Ms Teguh berusaha mencegahku. “Ayo Lani buatkan air minumnya dong” perintah Ms Teguh menyuruh istrinya, Mba Lani. Aku menolak dengan halus, “Ah nggak usah Ms, saya sebentar aja koq, aku msih ada urusan”
“Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya” Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mba Lani tidak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke kamarku, riang karena sebentar lagi “adikku” akan bersarang dan menemukan pasangannya.
Hari ini rabu, Ms Teguh sudah berangkat dan meninggalkan Mba Lani sendirian di kamarnya. Rencana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Vcd pornoku, memilih salah satunya yang aku anggap paling bagus, Vcd porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.
Kemudian sambil membawa bungkusan Vcd itu, aku menuju ke kamar tetanggaku, mengetuk pintu, “Assalamu’alaikum” aku memberi salam. Lama baru terdengar jawaban, “Wa’alaikumussalam” jawaban Mba Lani dari dalam kamar itu.
Pintunya pun terbuka, kulihat Mba Lani melongokkan kepalanya yang berjilbab itu dari celah pintu,
“Ada apa ya ?” tanyanya. “Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Vcd itu.
“Oh, baiklah” kata Mba Lani sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu. “Eee…tunggu dulu Mba, ini isinya Vcd, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Ms Teguh” kataku mengarang alasan.
Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mba Lani mempersilahkanku untuk msuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer. Di dalam kamar, aku menghidupkan komputer dan mengoperasikan program Vcd playernya, lalu kumsukkan Vcd-ku itu dan kujalankan.
Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus. “Mba pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mba Lani yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.
“Film apa sih ?” tanya Mba Lani kepadaku. “Pokoknya bagus” jawabku sambil kemudian memberikan petunjuk bagi Mba Lani, bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.
Mba Lani hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum msuk ke bagian “intinya”. Pintu kamar tetanggaku itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilakukan Mba Lani.
Setelah di kamarku. melalui ventilasi kulihat Mba Lani menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cems aku menantikan reaksinya.
Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mba Lani msih tetap menonton. Aku senang berarti Mba Lani menyukainya. Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari aku harapkan, tangan Mba Lani pelan msuk ke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.
“Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh”suara Mba Lani mendesah–desah , tampaknya merasakan kenikmatan. Aku kaget, “Wah….hebat dia msturbasi” kataku dalam hati. filmbokepjepang.net Ingin aku msuk ke kamar Mba Lani, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku.
Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan kontolku. Film di komputer itu terus berjalan hingga telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mba Lani kulihat sudah empat kali orgasme, luar biasa.
Dan ketika filmnya berakhir, Mba Lani ternyata msih meneruskan msturbasinya hingga menggenapi orgasmenya menjadi lima kali. “Akkkhhhhhhh………” Mba Lani terpekik pelan menandai orgasmenya.
Sesaat setelah orgasme Mba Lani yang kelima akupun ejakulasi. “Oooorghhhh………” suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku. Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Ms Teguh dan bisa memuaskan Mba Lani nantinya karena bisa orgasme dan ejakulasi bersamaan. Kemudian Mba Lani sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Vcdnya dan mematikan komputer. Setelah siang hari, Ms Teguh baru pulang.
Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkembangan di kamar tetanggaku itu, takut kalau Mba Lani ngomong macam macam soal Vcd itu, bisa berabe aku. Tetapi lama kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku mengintip lewat ventilasi, apa yang terjadi di sebelah. Begitu aku mulai mengintip, aku kaget karena kulihat Mba Lani dalam keadaan hampir bugil, hanya memakai celana dalam dihimpit oleh Ms Teguh, mereka bersetubuh,
Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mba Lani kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai orgasme. Bahkan aku melihat Mba Lani seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika toketnya direms. “Ah…Ms Teguh nggak pandai merangsang sih”, pikirku.
Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, membuat Mba Lani tidak bisa lagi mencapai orgasme dengan Ms Teguh. Prediksiku, Mba Lani akan sangat tergantung pada Vcd itu untuk kepuasan orgasmenya, sedangkan cara menghidupkan Vcd itu hanya aku yang tahu, disinilah kesempatanku.
Pagi itu setelah aku mandi aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mba Lani yang sedang sendirian. Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan, “Assalamu’alaikum” aku mem-beri salam. “Wa’alaikumussalam” suara lembut Mba Lani menyahut dari dalam kamar.
Mba Lani pun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali. cerita hot ngentot 2017
“Oh ya, saya lupa memberitahukan cara menghidupkan Vcd kemarin” kataku sambil tersenyum. Tiba-tiba raut muka Mba Lani menjadi sangat serius,
“Kamu kurang ajar ya, msa’ ngasiin Vcd porno gituan ke Mba” kata Mba Lani sedikit keras. Aku kaget “ternyata ia marah”, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,
“Oh ma’af Mba, Vcdnya yang hadiah itu, isinya film soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, ma’af kalau tertukar, yah saya ambil saja lagi” Mba Lani msuk ke dalam kamarnya, ia tampak kecewa, aku senang berarti ia takut kehilangan Vcd itu.
Lalu akupun msuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka. Mba Lani kaget, melihatku mengikuti langkahnya, “Eeeh…kamu kok ikut msuk juga ?!” Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,
Alaa….Mba jangan munafiklah, toh Mba juga menyukai Vcd porno itu, saya lihat Mba sampai msturbasi segala” “Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tidak saya akan berteriak” bentak Mba Lani. “Mba jangan marah dulu, coba Mba pikirkan lagi, sejak menonton Vcd itu,
Mba tidak bisa lagi orgasme dengan Ms Teguh khan” kataku sambil merebut Vcd itu dan mematahkannya. Mba Lani terkejut,
“Kamu…..” Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya, “Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mba Lani, saya jamin Mba Lani bisa orgasme bila main dengan saya” “Kurang ajar ! Keluar kamu !”
“Eeee….tidak segampang itu, ayolah Mba Lani jangan marah, pi-kirkan dulu, saya satu-satunya kesempatan, bila Mba Lani tidak memakai saya, seumur-umur Mba Lani nggak akan pernah mencapai orgasme lagi” aku mulai menghasutnya. Mba Lani terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku, tapi…
“Tidak ! Kata Mba tidaaak ! Sekarang keluar kamu !” Aku gemetar, tapi tetap berusaha, “Mba sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mba, saya satu-satunya kesempatan Mba, kalau Mba tidak mengambil kesempatan ini, Mba akan rugi !” kataku sedikit tegas.
Lama kulihat Mba Lani terdiam, bahkan dia kini terduduk lems di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah…“Yah, sudahlah, jika Mba tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mba !” kataku sambil beranjak pergi.
Tetapi kulihat Mba Lani hanya diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mba Lani, kulihat ia menangis.
“Mba….jangan menangis, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mba” kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku. Lalu pelan-pelan kupegang pundak Mba Lani dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang.
Ternyata Mba Lani hanya menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya. Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia tampaknya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memsukkan tanganku ke dalam celananya.
Tanganku msuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah “lubang” birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubang itu berkali-kali. “Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh” desahan Mba Lani mengiringi setiap tusukan jemariku. Aku ingin membuatnya terangsang dan mencapai orgasme.
Lalu dengan cepat kutarik celana panjang dan kolornya sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mba Lani dengan merata. Akupun mengincar kelentit Mba Lani yang tersembul ke luar dari bagian atas pepeknya. Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,
“Elmm…..mmmm…….emmmm” dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali, “Akhh….ooohhhh……aaahhhhh” suara Mba Lani mendesah kuat tanda terangsang. Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk pepek Mba Lani dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yang berwarna merah jambu itu. Perlahan kubimbing Mba Lani mencapai puncaknya, hingga akhirnya…“Aaaaaaakkkhhhhhh……” pekikan pelan Mba Lani mengiringi orgasmenya.
Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan memek Mba Lani yang orgasme. Aku mencium memek itu, tercium bau khas cairan memek wanita yang orgasme. Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mba Lani mencapai orgasmenya. Tetapi aku tidak berhenti sampai di situ saja.
Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat. “Ahhh….ahhhh….yaah…..yaahh” suara Mba Lani mulai meracau. Sementara tangan kiriku beroperasi di memek Mba Lani, tangan kananku mulai meremas blus Mba Lani, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah toket Mba Lani yang indah membukit.
Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas toket Mba Lani bergantian, sementara desahan Mba Lani terdengar halus di telingaku, “Akhh….teruuss…..teruuusss” Sementara tangan kiriku tetap beraksi di memek Mba Lani, dan memek itu semakin becek,
“Crrtt…..crrtt……slrrpp” Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mba Lani yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mba Lani sedikit kaget,
“Ohhh….oomlmmm…elmmmm” Mba Lani tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yang menari-nari. Aku memang berusaha membimbing Mba Lani agar orgasme untuk kedua kalinya. Agar di saat orgasmenya itu aku bisa memsukkan kontolku, mempenetrasi memeknya.
Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran kontolku lebih besar dari punya Ms Teguh yang biasa msuk. Sambil mencium dan merangsang pepek Mba Lani, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melemparkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus-elus kontolku yang terasa mulai mengeras. Lama akhirnya Mba Lani mencapai orgasmenya yang kedua kali,
“Ooorrggghhhhh….” Mba Lani mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan kontolku pelan-pelan ke dalam memeknya. “Aaaaaahhhhh…” filmbokepjepang.net suara Mba Lani terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum. Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mba Lani dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kontolku pelan-pelan lama kelamaan menjadi semakin cepat.
Bunyi becekpun mulai terdengar, “Sllrrttt…cccrrttt….ccrrplpp” suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku. “Akhhh….yaaahh…terus…” suara desahan Mba Lani keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya kusandarkan di pundakku, pinggul Mba Lani sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku berulang-ulang.
Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mba Lani yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu. “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
“Ohhh……ohhhh……..hhhh” Suara desahanku dan Mba Lani terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah. Setelah lama, aku mengubah posisi Mba Lani, badannya kutarik sehingga kini dia ada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara kontolku dan memeknya msih menyatu. Tanganku memegang pinggul Mba Lani, membantunya badannya untuk naik turun.
Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yang bersenggLanit dan tergoyang-goyang akibat gerakan kami berdua. Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua toket itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian. Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama “Oooohhhhhhh…..” lenguhan panjang Mba Lani menandai orgasmenya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.
Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mba Lani dan Mba Lani juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh indahnya. Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mba Lani ternyata menangis !
“Kenapa Mba Lani ? saya menyakiti Mba ya ?!” tanyaku lembut penuh sesal. Msih terisak, Mba Lani menjawab, “Ah…..nggak, kamu justru telah membuat Mba bahagia” Kami berdua tersenyum, kemudian pelan aku baringkan Mba Lani.
Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali. Sambil meremas kedua pLani-daranya, aku membolak-balikkan badan Mba Lani ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian, “Ahhh…..ahhh….aaahhh”
“Ohhh……ohhhhChhhh” hingga akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan kontolku seperti berada di ujung, siap untuk meledak. Aku ingin melakukannya bersama dengan Mba Lani. Untuk itu aku memeluk Mba Lani, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mba Lani kembali terangsang, bahkan terlalu cepat.
Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mba Lani, “Tahan……tahan………Mba, kita lakukan bersama-sama ya” “Ohhh…ohhh….ohhhh…..aku sudah tak tahan lagi” desah Mba Lani, kulihat matanya terpejam kuat menahan orgasmenya.
“Pelan…..pelan saja Mba, kita lakukan serentak” kataku membisik sambil kupelankan tusukan kontolku. Akhirnya yang kuinginkan terjadi, urat-urat syarafku menegang, kontolku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat. “Akhhh….ooohhh….ohhh” suara Mba Lani mendesah.
Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan kontolku. “Lepaskan…..lepaskan……Mba, sekarang !” suaraku mengiringi desahan Mba Lani, Mba Lani menuruti “saranku”, diapun akhirnya melepaskan orgasmenya,
“Aaaakkhhhhh…………” “Ooorggghhhhh………” suara berat menandakan ejakulasiku, mengiringi orgasme Mba Lani. Erat kupeluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan. Setelah “permainan” itu, dalam keadaan bugil aku tiduran terlentang di samping Mba Lani yang juga telanjang. Mba Lani memelukku dan mencium pipiku berkali-kali seraya membisikkan sesuatu ke telingaku,
“Terima kasih Bud” Mba Lani kulihat senang dan memeluk tubuhku erat, tertidur di atas dadaku. Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Aku sedih dan menyesal melakukan ini dengan Mba Lani, aku takut ia tidak akan pernah lagi mencapai orgasme selain dengan diriku, ini berarti aku menyengsarakan Mba Lani.
Sambil merenung, aku kecup rambut hitam sebahunya itu dan kubelai serta kuusap pelan. Siang itu aku tidur nyenyak, bagiku pengalaman barusan sangat berkesan. Sejujurnya aku ingin melakukannya lagi, tapi aku takut menyusahkan Mba Lani nantinya karena membuat dia tergantung padaku dan ternyata aku mulai mencintainya.