Cerita Sex Istri Ganjar Dinikmati Oleh Sahabatnya

Istri dari Ganjar sudah pasrah apa yang akan di perbuat oleh suaminya, dia sudah merelakan tubuh istrinya untuk di nikmati sahabatnya sendiri, Komang namanya dia adalah sahabat sejak SD sampai sekarang , KOmang berkesempatan menikmati tubuh Tika karena si Ganjar tak bisa melunasi hutang hutang yang sudah di janjikan pada tanggalnya, memang sulit untuk di percaya tapi ini kisah real.

Ganjar tak dapat mengembalikan sejumlah uang yang dipinjamnya dari Komang, uang itu dalam jumlah besar. Mereka bersahabat sejak SD. Hampir saja masalah itu berakhir di Kepolisian, karena saat itu Tika lewat dengan mengenakan kaus tipis hingga BH-nya jelas terlihat.

Akhirya Komang mengajukan penyelesaian yaitu dengan menginap semalam bersama Tika. Setelah diberitahu, Tika pun mentaati dan dapat mengerti kesulitan suaminya, meskipun dengan sedikit marah.

Tidak lama kemudian Komang muncul dengan mengenakan piyama milik Ganjar. Dia segera duduk di sebelah Tika. Tika segera berdiri di hadapan Komang dan dengan mata terpejam dia membuka dasternya.

“Komang nikmatilah sebagai pengganti hutang suamiku” dasternya meluncur turun dan jatuh di lantai.
Toketnya yang kencang menantang masih tersembunyi di balik BH Triumph 36B warna merah. Juga kerimbunan memeknya yang masih tersembunyi.

“Mbak tak seperti itu. Saya janji akan memuaskan Mbak pada Ganjar. Mbak menurut saja ya?” Komang masih terduduk di hadapan Tika, namun dari balik piyama itu terlihat jelas bahwa dia telah ereksi.

“Buka mata Mbak..”

Tika membuka matanya dan tertegu melihat benda yang menyembul di piyamanya.

“Beruntung Ganjar punya istri seseksi Mbak.” Komang kemudian berdiri, berjalan mengelilingi Tika. Dari belakang, dibelainya rambut Tika yang hitam dan panjang itu.

Tangannya juga melepaskan kaitan BH Tika. Sekarang toket montok itu benar-benar bebas. Komang kemudian melepaskan piyamanya di belakang Tika.

“Komang, saya akan melayani kamu, tetapi janjimu harus kau tepati.” Tika berkata lirih saat merasakan dengusan nafas Komang di lehernya.

“Tentu, tentu. Sekarang balik badanmu”, perintah Komang. Dia kemudian mengambil kursi untuk duduk.
Tika perlahan membalikkan badannya. Toketnya yang indah bergoyang mengikuti badannya.

“Hmm. Sini.. berlutut”, Komang mengisyaratkan agar Tika berlutut di antara kakinya.

“Tapi, tapi…”

“Tetapi apa? belum pernah ngisep kontol Ganjar, sini!” bentak Komang. Tika kemudian berlutut seperti keinginan Komang.

Tanpa pikir panjang, rambut Tika dia jambak dan kepalanya dia dorongkan ke kontolnya “Isaap…! ”
Tika ingin muntah saat kontol yang besar itu masuk ke mulutnya, apalagi saat Komang menggoyang maju mundur.

“Ahh.. Ahh… isaapppp isaappp”, sambil terus menekan-nekankan kepala Tika ke kontolnya.

Dalam hati Tika sebenarnya kagum akan ukuran kontol Komang, hanya saja dia tak terbiasa akan posisi ini. Menit demi menit berlalu dengan erangan dan desahan Komang. Bahkan Tika sempat merasakan sedikit cairan hangat muncrat dari kontolnya.

Rasanya manis. “Apa ini semen?” pikirnya dalam hati. “Sudahh… berdiri, pegangan pada pinggiran dipan.. Cepat..!” Komang semakin beringas saja saat melihat Tika pasrah.

“Buka kaki lebar-lebar, agak membungkuk!”

Kemudian dia berdiri di belakang Tika. Dengan sekali sentak CD tipis Tika dia sobek.

“Aduhh”, teriak Tika lirih. Tangan Komang kemudian menggerayangi tubuh Tika. Mulai dari meremas-remas toketnya hingga istri Ganjar itu merintih-rintih hingga jemarinya mengubek-ubek memeknya.

“Ahh “hanya itu yang dapat diucapkan Tika saat jemari Komang mempermainkan klit-nya.

“Auuhh… uuhh…” tanpa sadar Tika menggoyangkan pinggulnya agar jemari Komang tetap di daerah klit-nya.

“Ahh.. rupanya si pasrah mulai menikmati ya?” guman Komang. “Bagus.. bagus”Sekarang tangan Komang yang satu memegangi pinggang Tika sementara satunya memegangi kontolnya untuk dimasukkan ke lubang memek Tika.

“aahh”, Tika berteriak keras saat dengan kasar kontol Komang dihunjamkan ke liang memeknya. “Komang.. sakitt!”

Tangan Komang kemudian memegangi tangan Tika, ditariknya tangan istri temannya itu ke belakang hingga tubuh Tika melengkung.

“Rasakan… hhgg.. gghh gghh..” Komang terus menghunjam-hunjamkan senjatanya ke memek yang semakin licin itu.

“Oohh ohh.. Komang…” Tika merintih-rintih. Entah dia merasakan sakit atau kah kenikmatan luar biasa yang dia rasakan. Toketnya berayun-ayun dengan bebasnya.

“Ugghh sempit banget.. ayo Tika nikmati saja” Komang tersenyum saat merasakan perlawanan Tika semakin melemah. Tubuhnya tak lagi tegang melainkan semakin relax, itu terasa lewat otot-otot Tika di tangannya.

“oohh ohh”,

“Ayo katakan, katakan” Komang makin keras menghunjamkan kontolnya.

“hh puaskan saya Komang oohh..” Tika tak dapat mengingkari perasaannya.

“Baguss nih rasakan..” Seketika itu ditariknya tangan Tika lebih keras, dan

“Komang…” Tenaga Tika bagai terbetot keluar, saat dia merasakan mani Komang menyemprot membanjiri memeknya, sebegitu derasnya hingga sebagian menetes ke lantai kamar yang menjadi saksi bisu mereka.

“Ohh.. Tika, seandainya kamu jadi istriku..” Komang kemudian mendekap tubuh Tika yang telah basah oleh keringat.

“Gila, kenapa kontolnya belum mengecil.” Guman Tika dalam hatinya. Dia merasakan kontolnya tetap pada ukuran sebenarnya di dalam memeknya yang telah becek.

“Komang.. kok masih keras sih..” guman Tika pada Komang yang terengah-engah di belakangnya.

“Iya.. biasa..”

“Mau 1 ronde lagi..?” kali ini Tika yang agresif.

“Boleh.” Komang melepaskan dekapannya. “Komang.. tiduran deh di lantai itu” Komang menurut saja, dia merebahkan dirinya di lantai dingin yang berceceran maninya. Kontolnya tegak bagai tiang bendera.

“Aku naikin ya..” Tika kemudian mengangkangi kontol Komang dan bless masuklah kontol itu hingga pangkalnya.

“Ahh..”

Setelah kontol itu berada di dalam, Tika kemudian memutar-mutarkan pantatnya. Kontol itu pun bergesek dengan dinding memek dan klit milik Tika.

“Ayoo Komang mainin.” Tika memberi tanda ke Komang untuk bermain-main dengan toketnya. Komang kemudian mengangkat badannya sedikit untuk mengulum dan menjilati susu Tika yang kenyal. Saat lidahnya menyentuh puting susunya Tika pun kontan berteriak lirih. Puting itu selalu menjadi bagian tersensitifnya.

Apalagi saat Komang menghisap-hisapnya bagai seorang bayi gede. Tika pun tambah semangat menggarap kontol Komang. Tubuh mereka telah basah oleh peluh dan cairan mani. Rambut Tika pun telah acak-acakan. Semakin malam permainan mereka semakin panas, hingga akhirnya Komang keluar untuk kedua kalinya di liang memek istri temannya itu.

Malam itu mereka berdua benar-benar menikmati permainan mereka, Tika bahkan telah melepaskan kepasrahannya, berganti dengan gairah untuk bercinta denngan Komang.

Related posts