Cerita Sex Dapat Perawan Si Desy

Kuliah pertama hari ini dosennya killer banget, namanya Pak Hendy. Ia benar-benar takut sama Pak Hendy. Namanya saja sudah Hendy, bagaimana senjatanya. Finally, mereka harus bolos kuliah. Itu lebih baik, daripada mereka harus dihukum menyalin tugas statistik tujuh kali.

“Ya udah deh, aku mandi dulu. Kau juga Des, nanti masuk angin” kata anis sambil segera masuk ke kamarnya dengan lemas.

Desy benar-benar merasa bersalah. Seharusnya ia tak terlalu lama memilih-milih bra tadi, tapi Desy memang paling senang pilih-pilih underwear. Bisa dikategorikan bahwa Desy seorang kolektor underwear. Akibatnya mereka harus mengejar waktu menembus hujan yang cukup deras, tapi nyatanya tetap harus terlambat.

Untuk menebus kesalahannya itu Desy memasakkan mie goreng untuk anis. anis gemar banget sama mie goreng, dan itu merupakan senjatanya untuk meminta maaf kepada anis. Desy tak peduli kedinginan. Tanpa harus mandi dulu, ia sudah menggorengkan mie untuk anis.

Lalu Desy segera membawa mie goreng “made in” dirinya ke kamar anis. anis kaget ketika Desy tiba-tiba masuk ke kamarnya begitu saja. Pasalnya anis belum selesai memakai bajunya. Ia masih bertelanjang dada. Untung bagian paling sensitifnya sudah ‘diamankan’ sebelum Desy masuk tadi. Desy juga tak kalah kagetnya. Ia sampai terbengong-bengong memandangi pemandangan indah yang terhampar di depan matanya. Kedua bukit kembar anis membusung di depannya. Sekal membulat sedikit berlebihan untuk tubuhnya yang agak kurus.

Kedua bola mata Desy yang bening nanar memandangi kedua daging kecil coklat kemerah-merahan yang bertengger di kedua ujung bukit kembar itu. Darah Desy bagai disiram air hujan, dingin menggigil. Ia terbayang beberapa adegan blue film yang pernah ditontonnya. Hujan semakin deras di luar. Petir mengelegar memekakkan telinga. Desy tersentak mendengarnya.

“Ah, maaf Yu. Aku tak sengaja. Ini mie goreng untukmu. Makanlah selagi hangat,” kata Desy sedikit gugup.

Diletakkannya sepiring mie goreng itu di meja rias. Desy segera berbalik hendak pergi tapi urung karena anis memanggilnya.

“Desy, aku masuk angin. Kamu mau kerokin kan aku?” pinta anis.

Mulanya Desy ingin menolak. Dia takut birahinya muncul dan salah tempat karena anis dan Desy  sejenis. Tapi melihat wajah memelas anis, perasaan bersalah Desy kembali muncul. Bagaimanapun juga Desy yang menyebabkan anis jadi masuk angin. Akhirnya Desy pun bersedia menuruti permintaan anis.

“Sebentar aku ambilkan balsemnya,” ujar Desy segera keluar kamar anis.

Tapi ternyata anis menyusul Desy. anis berfikir di kamar Desy juga tidak apa-apa, sama saja. Maka dengan hanya mengenakan CD-nya anis masuk ke kamar Desy. Tentu saja anis tidak perlu khawatir karena mereka hanya berdua di rumah itu saat ini.

“Disini saja, Desy.” kata anis membuat Desy terkejut tak menyangka anis akan menyusul ke kamarnya.

anis menelungkupkan badannya diatas ranjang. Kemudian Desy duduk di tepi ranjang untuk mulai mengerokin kulit punggung anis. Tapi niat itu urung dengan tiba-tiba. Jemari Desy menyentuh kulit punggung anis sekilas. Kulit punggung anis halus sekali. Punggung anis yang agak kecoklat-coklatan nampak belang di bagian yang biasa tertutup tali bra. Tanpa sadar Desy menyentuhkan jari telunjuknya menyusuri bagian punggung anis yang belang itu.

Dari punggung atas teruuss menyamping. anis yang merasa kegelian membalikkan badan. Pada saat itulah tanpa sengaja jari telunjuk Desy menyentuh tetek kiri anis.

“Kenapa, Desy?” tanya anis sedikit mengatupkan mata menahan rasa merinding di tubuhnya.
“Kulitmu halus sekali.”ujar Desy dengan nafas tersendat.

Mata Desy kembali tertuju pada bukit kembar yang terpampang di depannya.“Milikmu besar sekali.” lanjut Desy.

“Kamu sudah pernah ML (make love) ya?”
“Siapa bilang? Ini keturunan.”, jawab anis sambil sedikit mengangkat bukit kirinya ke atas, bagaikan menantang setiap tangan untuk memegangnya.

Birahi Desy yang mulai terbakar dan imbas dari kehujanan tadi membuat Desy menggigil. Kemudian dilepaskannya kaosnya yang sudah agak kering. www.filmbokepjepang.net  Tersembulah dua bukit kembar Desy yang masih terbalut kain bra. Dua bukit yang sebenarnya agak kecil itu terlihat lebih besar dari ukuran sebenarnya karena menegang menahan birahi Desy yang mulai meluap. Entah mengapa anis menjadi senang ketika Desy melepas kaosnya.

“Milikmu juga besar Desy.” kata anis.

Desy memandangi kedua bukit yang masih tertutup kain itu“Coba aku buka ya” pinta anis.

anis menempelkan tubuhnya ke tubuh Desy untuk membuka pengait bra di punggung Desy sehingga Desy mudah untuk melepaskannya. Mata anis berbinar-binar memandangi dua bukit kembar ukuran 32 milik Desy itu. Walau sedikit lebih kecil dari miliknya, tapi milik Desy itu nampak lebih ranum. Tentu saja itu karena birahi Desy yang mulai bergolak. Tiba-tiba Desy melepaskan klok yang dipakainya. Sesekali gerakannya tersendat. Kini mereka berdua sama. Hanya memakai CD tanpa penutup lain.

“Yuu.. aku rasanya mau..” suara Desy mendesah“Mau apa?” tanya anis dengan tatapan menggoda.“Aku tak bisa menahannya Yu..” suara Desy makin mendesah.

Tahulah kini anis apa yang diinginkan Desy. Ia segera menarik tuduh Desy merebah. Kemudian dirabanya dada Desy perlahan dan lembut. Diresapinya kehalusan kulit Desy senti demi senti. Disentil-sentilnya puting tetek Desy setiap kali jemari anis menyentuhnya. Dada anis bergemuruh, nafasnya naik turun. Sedang Desy tersengal-sengal menikmati setiap sentuhan anis.

“Yu.. ooh.. dinginn..”“Desy.. kamu menggairahkan banget.. aku.. juga mau..” anis mulai gelap mata.

Kini ditindihnya tubuh Desy. Bibir anis menyentuh bibir Desy. Dilumatnya bibir bawah Desy dengan rakus, dihisap dan digigit-gigit kecil. Dipermainkannya lidah Desy dengan lidahnya hingga membuat Desy berkerjap-kerjap. Bukit kembar mereka saling menghimpit.

Keduanya nampak seperti kembar siam saja, saling menempel dan melumat. Desy menggesek-gesekkan kemaluannya pada kemaluan anis berirama. Sedangkan kedua tangannya telah meremas-remas kedua bokong anis yang semok dan sekal. Nafas keduanya semakin memburu menikmati apa yang belum pernah sekalipun mereka rasakan.

“Ahgh.. Yu.. enak.. teruus aahh” rintih Desy di sela-sela cumbuan anis.

Bibir anis turun menjilati leher Desy yang jenjang dan memberikan gigitan-gigitan kecil sehingga nampak noda merah di beberapa tempat di leher Desy. Gejolak birahi Desy yang telah bergolak bagai tak bisa dibendung menyambar-nyambar bagai kilat di sore itu. Dibalikkannya tubuh anis sekuat tenaga. Kini posisi mereka berbalik. Desy yang berbadan lebih besar menghimpit tubuh anis.

Tanpa banyak pikir diremasnya bukit kembar anis bergantian. Makin lama semakin keras. anis meringis menahan sakit. Lalu Desy memasukkan puting merah kecoklat-coklatan itu ke dalam mulutnya. Di dalam mulutnya Desy meniup dan menghisap daging kecil itu. Dijilatinya beberapa bagian yang bisa digapai oleh lidahnya. Kemudian digigit-gigitnya gemas daging yang sudah sangat keras itu.

“Achh..” teriak anis kesakitan.

anis membenamkan kepala Desy ke dadanya yang semakin dibusungkan. anis benar-benar melayang. Manakala jemari Desy mulai meraba-raba isi dibalik CD-nya. CD itu telah basah bermandikan lendir yang berasal dari lubang vagina anis. Desy meraba-rabanya. Tangannya kini telah menelusuri setiap lekuk bukit belah yang berumput basah itu. Disentilnya sesekali ketika cemarinya menyentuh daging kecil yang tersembul di antara belahannya.

“Ehh.. nikmat sekali Desy.. teruss lakukan teruss.. ehh” anis mengerang kenikmatan.Desy tak banyak bicara.

Ia hanya mendengus-dengus memburu sambil terus mengulum puting susu anis. Ditekannya vagina anis dengan telapak tangannya. Tersembur cairan kental dari lubang vagina anis yang kini menempel di tangannya. Desy menghentikan kulumannya. Dilihatnya telapak tangannya yang basah oleh cairan dari lubang vagina anis itu. Dijilatnya cairan itu. Tak berasa.

“Kenapa berhenti, Desy?” kata anis kesal.
“Ikuti petunjukku anis,” pinta Desy.Desy segera melepas CDnya.

Kini ia dalam keadaan telanjang bulat. Tak selembar kainpun membalut tubuhnya. Dilemparkannya CD yang telah basah itu entah kemana. Kemudian dilepasnya pula CD milik anis. anis membantu dengan meregangkan selangkangannya. Kini mereka telah sama-sama polos seperti bayi. Desy kini berganti posisi tidur. Tubuhnya masih tetap menindih tubuh anis. Tapi mukanya kini sudah berada di atas selakang anis. Dan wajah anispun sudah berada di bawah selakang Desy. Desy memulainya dengan menciumi vagina anis.

Kemudian lidahnya mulai bermain-main di rerumputan yang telah basah itu. anis bagai diperintah mengikuti semua yang dilakukan Desy. Disapunya semua bagian vagina Desy yang ditumbuhi bulu-bulu yang agak jarang. Dijilat-jilatnya klitoris Desy lalu dihisapnya agak kuat. Desy mendesis-desis kegelian. Lalu dilakukannya hal serupa pada vagina anis membuat anis bergelinjangan. Ditekan-tekannya kembali vagina anis dengan telapak tanggannya.

Suur.. cairan kental itu kembali keluar. Dijilatinya dinding vagina anis sehingga membuat anis semakin terlena. Tiba-tiba Desy melihat lubang berwarna coklat kemerah- merahan yang agak terkatup. Dijilat-jilatnya lubang itu, anis bergelinjangan. Desy terus menjilatinya sambil mengingat-ingat salah satu blue film yang pernah ditontonnya. Mungkin lubang inilah yang dimaksud. Lubang yang selalu disodok oleh penis kalau ingin mendapatkan kepuasan tertinggi. Mata Desy berbinar-binar.

Ia berguling ke samping, lalu membisikkan sesuatu ke telinga anis.

“Aku akan membawamu terbang, Yuu..” anis mengangguk pasrah.

Yang terpenting baginya adalah menikmati permainan Desy selanjutnya. Desy meraih sebatang wortel dari rak di bawah meja. Kemudian ditekuknya siku kaki anis dengan posisi agak mengangkang sehingga kepala Desy mudah mencumbu kembali bagian terpeka anis itu. Dengan perlahan ditusukkannya ujung wortel itu ke dalam lubang kemaluan anis. anis merintih-rintih kesakitan. Vaginanya terasa panas dan nyeri. Tapi Desy terus mendorongnya ke dalam.

“Aaahh..” anis menjerit badannya terduduk seketika.

Matanya liar memandangi benda apakah gerangan yang telah membuatnya merasa kesakitan. Darah segar menyembur, keperawanan anis telah amblas. Desy menarik keluar batang wortel itu, tapi belum sampai keluar sepenuhnya, sudah dimasukkan kembali. Mata Desy mengerjap-ngerjap. Sedang anis memandangi batang wortel yang keluar-masuk lubang keperawanannya dengan nafas menghentak-hentak. Ada rasa nikmat di antara rasa nyeri di lubang kewanitaannya.

Kemudian direbutnya batang wortel itu dari tangan Desy. Dimasukkannya ujung wortel itu lebih dalam dengan tangganya sediri. Matanya terpejam menikmati kenikmatan yang luar biasa. Desy yang merasa kelelahan tergeletak bersimbah keringat. Hatinya bergemuruh mengenang yang barusan terjadi. Ada apa dengannya? Apakah dia sudah menjadi seorang lesbi? Ah, tidak! Ia masih normal! Hati Desy berontak. Ia segera berlari keluar kamar sebelum anis kembali memburunya dengan batang wortel yang masih bersimbah darah keperawanan anis.END www.filmbokepjepang.net

Related posts