Cerita Sex Cewek kantor Plus-Plus

Perkenalkan namaku Agung, umurku 28 tahun dan aku bekerja disebuah perusahaan besar dikotaku. Kali ini aku akan menceritakan kisah sex-ku bersama seorang wanita yang umurnya diatasku saat aku dirtugaskan oleh kantor dijogja. Sungguh kisah sex ini sangat membekas diotakku dan aku gak bisa melupakannya, hingga sekarang kutuliskan cerita nyataku ini.

Waktu itu aku dapat tugas dari kantorku untuk ke Jogja bertemu dengan kepala cabang disana untuk suatu pekerjaan yang memakan waktu seminggu. Dihari terakhir setelah pekerjaanku selesai, aku dengan wakil kepala cabang yang bernama bu Mita menghadap kepala cabang untuk melaporkan status pekerjaan. Setelah berbasa-basi dan laporan selesai maka aku pamit balik kehotel untuk istirahat.

Saat aku keluar dari ruang kepala cabang, aku mampir dulu keruangan bu Mita. Sampai diruangan bu Mita, aku langsung duduk disofa yang ada diruangannya.

 

“Mau minum kopi dulu gak Gung???” tanya bu Mita

“Wah…boleh juga tuh bu!” jawabku

“Kamu gak buru-buru mau balik kehotel kan Gung???” tanya bu Mita sambil order kopi keoffice boy

“Gak kok bu, lagian besok keretanya berangkat siang kok” jawabku sambil menghisap rokok

Gak beberapa lama, dua cangkir kopi yang dipesan oleh bu Mita diantar oleh OB, tapi office girl sebab dia perempuan tuh. Ketika kuperhatikan ternyata itu perempuan cukup oke juga wajah maupun bodinya. Tahu aku melihati terus itu perempuan tanpa berkedip bu Mita nyeletuk,

“Hoooi… Gung… lu tuh kalau ngeliat jidat licin jangan melotot gitu donk…!” Saking malunya, mukaku sampai terasa panas

“Ah… Ibu.. gak kok…!” sahutku sekenanya

“Emang kamu belum berkeluarga Gung?” tanya bu Mita sambil dia mengambil rokokku yang ada dimeja

“Belum bu, aku masih single nih!” jawabku sambil menyalakan korekku buat rokok bu Mita

“Kalau ibu tawarin kamu cewek yang tadi buat nemeni kamu malem ini mau gak Gung?” tanya bu Mita yang membuatku kaget

“Haah… apa.. Bu…?” aku yang lagi nyeruput kopi dicangkir sedikit tersedak, untung gak tumpah

“Aduh… gak usah kaget gitu Gung, ibu ngerti kalau masalah itu siih, sudah deh… nanti ibu urus bereees…ok???”

“Waah… gimana yah bu… eeehhmm…!” aku masih belum bisa berbicara

“Ya… udah kamu tunggu disini yah… sebentar… jangan kemana-mana! eh… kamu dikamar berapa Gung..?” tanya bu Mita sambil berdiri

“Aku dikamar 220 bu!” sahutku sambil tersenyum

Gak berapa lama bu Mita kembali bersama perempuan itu dan berkata,

“Agung ini kenalin…!” Kusambut tangan perempuan itu sambil menyebut namaku

“Agung…” lalu wanita tersebut membalas,

“Aku Nila mas…!” jawabnya sambil menunduk

Nila ternyata sudah ganti pakaian dengan mengenakan kaos putih ketat dan celana Jeans.

“Cakep juga nih cewek, bu Mita tau aja selera orang” kataku dalam hati

“Yaudah Gung, kalau gitu nanti aku anter kehotel sekalian deh” kata bu Mita sambil membereskan mejanya dan mengambil kunci mobilnya

Akhirnya kita bertiga beriringan keluar dari kantor sekitar pukul 8 malam menuju kehotel tempatku menginap. Selama perjalanan kehotel Nila lebih banyak diam sambil tersenyum mendengarkan obrolanku dengan bu Mita. Sampainya dihotel aku dan Nila turun dari mobil dan aku langsung menghampiri bu Mita dan berbisik.

“Enggak ikut mampir bu?”

“Aaahhh…Agung pakai basa-basi, udah sana nanti keburu dingin. Ok Gung??? sampai ketemu lagi yah…bye..!” Setelah berkata begitu bu Mita langsung tancap gas

Tinggallah aku dan Nila didepan lobby hotel.

“Ayo Nil, kita kekamar aja!” ajakku

“Iya mas!” jawab Nila sambil tersenyum

Sambil jalan kekamar, kuperhatikan wanita ini wajahnya cukup manis, kulitnya kuning langsat, rambut lurus sebahu, pinggulnya besar dan dadanya cukurp besar sekitar 36B dan kelihatannya masih cukup kencang. Sampai didalam kamar, kutawarkan Nila minum,

“Mau minum apa Nil????” tanyaku

“Ya.. apa aja lah mas…! Gak usah repot-repot” jawabnya

Akhirnya kubuka kulkas minibar dan kuambil 2 kaleng soft drink dan kukasihkan satu ke Nila. Nila duduk disofa sebelahku sambil mulai minum dan aku segera buka sepatuku dan ganti dengan sandal kamar.

“Sudah lama kenal bu Mita????” tanyaku

“Lumayan mas, soalnya aku kost dirumahnya” jawab Nila lagi

“Ooohhh…gitu yaaaa…!” pantesan bu Mita bisa tau kalau nih wanita bisa dipakai

“Aduh…Badanku capek sekali Nil, kamu bisa mijet gak??? tolongin aku mau yaaaa?” sembari berkata begitu, aku langsung rebahankan tubuhku ditempat tidur dan melepaskan semua baju dan celana hingga tinggal CD aja.

Kulihat Nila udah beranjak dari sofa dan menghampiriku sambil berkata,

“Gak begitu pinter sih mas namun kucoba yaaa!”

Setelah berkata, Nila ikut naik keranjang dan mulai memijat tubuhku. Mulanya aku dipijat sambil tengkurap dan otomatis begitu tangan Nila mulai memijat tubuhku, k0ntolku langsung mengeras, ternyata aku sudah birahi nih, pikirku dalam hati. Lumayan juga pijatan Nila, dan gak berapa lama kubalik badan dan Nila tepat diatasku mulai memijat bagian pundakku. Tanganku mulai beraksi, pertama kuelus-elus pahanya yang masih pakai celana jeans dan perlahan namun pasti kumulai membuka celananya dan kulihat Nila diam aja.

Ketika celana jeans-nya udah kucopot, kulihat wah mulusss sekali, bikin aku semakin nafsu aja. Nila masih mengenakan celana dalam warna merah muda dan pakaian atasnya masih komplit. Tanganku bergerilya lagi namun kali ini pindah kebagian dadanya, kuelus-elus toketnya yang masih mengenakan BH dengan lembut seakan takut pecah. Akibat elusan tanganku, Nila kelihatannya juga horny dan pijatan tangannya udah gak karuan berubah menjadi remasan.

Berhubung aku udah horny berat, langsung saja kurebahkan Nila diranjang.

“Nil… kubuka semua baju kamu yaaaa???”

Tanpa menunggu jawaban Nila lagi langsung aja kubuka kaos, BH dan celana dalamnya beruntun hingga Nila sekarang sudah bugil. Wuuuiiih…body nih cewek oke punya, toketnya ternyata benar-benar masih kenceng, asyik gilaaak.

“Masss…bajunya belum dibuka, buka donk..!” kata Nila sambil berusaha melepaskan bajuku

Kudiamkan aja Nila yang kini gantian melepas baju dan celanaku. Sesudah aku bugil, burungku yang dari tadi emang udah tegang langsung “ngejeplak” dengan perkasanya.

“Isepin burungku donk Nil!” pintaku

Tanpa banyak omong, Nila langsung menghisap burungku dan dijilat-jilat sampai kurasakan nikmat yang sangat uuiiihh. Dengan telaten Nila menghisap batang k0ntol dan kepala k0ntolku sampai k0ntolku banjir air liurnya, tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan k0ntolku maju mundur didalam mulutnya. Ternyata Nila sungguh lihai permainan mulutnya hingga kurasakan k0ntolku udah mau mengeluarkan laharnya.

“Aaahh… Sssshh… Aduh.. Nilll…aku gak tahaannn nihh… Aaahh…”

“Croooottt… Croooottt… Crooooottt…” muncratlah spermaku didalam mulutnya banyak sekali dan semua langsung ditelan oleh Nila tanpa merasa jijik sama sekali.

Sesudah itu Nila bergegas ketoilet untuk kumur-kumur dan aku masih telentang diranjang. Sekembalinya dari toilet, Nila rebahan disampingku dan toketnya yang indah itu menantangku untuk dihisap. Tanpa menunggu lagi langsung saja kusergap toketnya dan mulai bermain dengan putting susunya yang kecil dan berwarna merah muda.

“Aaaahh… Oouuuhh… Ssssshh… Maaaas.. Aguuung… Aaaaahh” Nila bergumam saat kugigit pelan putting susunya

Tanganku mulai merambah kebagian memeknya dan ternyata baru kusadari kalau memeknya gak ada jembutnya dan jariku langsung mengenai klitorisnya.

“Wah… jembutnya kok gak ada Nil…?” tanyaku disela-sela hisapan ketoketnya

“Ooohh.. aku cukur mas… Ssshh… biar tambah lebat numbuhnya… Aaaaahh” jawab Nila sambil sesekali mengerang keenakan

Jariku mulai masuk kebagian dalam memeknya yang hangat dan mulai basah, jariku seakan menari-nari didalam memeknya.

“Waaw… Oouuuhh… Aaahh… Mas udah donk gak tahan nih… cepetan… Ssshh..” Nila menjerit dan pinggulnya bergoyang kekiri dan kekanan gak karuan

Sesudah itu langsung kuambil posisi untuk memasukkan k0ntolku kedalam memeknya yang udah banjir. Ternyata Nila udah gak sabaran dan dia langsung mengarahkan k0ntolku kedalam lubang memeknya.

“Blesssppp… Uuuaahh… Aaaahh… Oooohh…” aku mulai menggerakkan k0ntolku maju mundur dengan perlahan

“Ohh… Aahh… Eeehhmm… Niillll… nikmat… banget Nil… Uuuuhhgg” sambil berkata begitu kuremas toketnya yang makin kenceng

“Iya… Mas… Aku juga nikmat… Niiiiih… Ooouuuhh… Mas… aku diatas ya…” Nila merengek manja padaku
Kuturuti maunya dan langsung kucabut k0ntolku dan gantian aku dibawah sedangkan Nila diatasku. Nila langsung mengangkangi k0ntolku dan cepat-cepat menekan memeknya kebawah, “Bleeepppp… slebbb… sleebbb… blesss… ahh… aahh… Masss.. ooohh”, Nila menjerit kecil sambil menggerakkan memeknya dan kepalanya bergoyang kekiri dan kekanan. Sambil bergoyang aku mulai meremas lagi toketnya dan bermain dengan putting susunya yang membuatku gemas setengah mati.

“Aaduhh… Ooohh… Masss… Aku gak tahaannn… Aaahh”, Nila menjerit lagi dan kurasakan memeknya menyemburkan cairan hangat dan menambah nikmat rasanya buatku

Ternyata aku juga merasakan hal yang sama dan langsung kupompa dengan cepat k0ntolku supaya dapat mengeluarkan pejuhku didalam memek Nila.

“Tahan Nill… Aku juga mau keluar nihh… Aaahh… Aahh…” dan gak berapa lama kemudian muncratlah pejuhku untuk kedua kalinya dan kali ini keluar didalam memek Nila.

“Croot… Croooottt… Ooouhh… Nillaaa… Aaaaagggghh”, kupeluk Nila kencang-kencang sambil menikmati sisa-sisa pejuhku yang masih keluar

Akhirnya aku dan Nila tertidur sambil berpelukan dan keesokan paginya kita berdua bangun dan mandi berdua sambil bermain satu ronde lagi dengan menggunakan dogy style. Sebelum berangkat kestasiun kereta api. Aku titip pesan buat bu Mita lewat Nila untuk mengucapkan rasa terimakasihku.

Related posts