Cerita Pemerkosaan Karina Yang Dilakukan Ayah Tirinya

 Karina adalah seorang gadis muda jelita, usianya baru 17 tahun yang tinggal bersama ibu dan ayah tirinya. Ayah kandungnya telah meninggal dunia 8 tahun yang lalu. Rupanya ayah tirinya yang baru berusia 35 tahun itu bernama Faud, telah lama menaruh rasa penasaran untuk mencicipi perawan anak tirinya yang masih ranum itu.

Sang ayah tiri meneguk air liur setiap menyaksikan pinggang, pinggul dan pantat Karina yang indah dan seksi, apalagi bila Karina sedang berjongkok mengepel lantai dengan pakaian seadanya, wah, melotot matanya. Timbullah hasratnya untuk menyaksikan tubuh sang anak tiri yang indah polos tanpa pakaian.

Faud mendapat akal, suatu hari ketika Karina dan ibunya sedang keluar rumah,Faud bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanya terbuat dari papan. Suatu hari ketika Karina hendak pergi mandi Faud bersiap menunggu sambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya, Karina memasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk melilit ditubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Karina melepaskan handuknya.

Faud menelan liurnya menyaksikan pemandangan indah yang terpampang di depan matanya, pemandangan indah yang berasal dari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat, ramping dan mulus itu membuat gairah Faud bergejolak, apalagi sepasang payudara yang begitu mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Faud melirik kearah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias disekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat. Semua itu membuat dada Faud bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaran ingin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Faud tahu Karina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

Pada malam berikutnya, Faud dengan sabar menunggu. Begitu Karina memasuki kamar mandi, Faud membarenginya dengan memasuki kamar Karina. Faud menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Karina masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu, Faud muncul dari balik lemari, Karina terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Faud meletakkan telunjuk ke mulutnya, isyarat agar Karina jangan berteriak, Karina mundur beberapa langkah dengan ketakutan. Faud maju dan tiba-tiba menyergapnya Karina siap menjerit, tetapi Faud dengan cepat menutup mulutnya.

“Jangan menjerit!”, Faud mengancam. Karina semakin ketakutan,badannya gemetar.

Faud memeluk gadis yang masih murni itu, menciumi bibirnya bertubi-tubi. Karina terengah-engah. “Jangan takut, nanti kuberi uang”, kata Faud dengan nafas menggebu-gebu. Bibir Karina terus diciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulut terbuka.  www.filmbokepjepang.net  Tanpa sadar, rontaan Karina mulai melemah, bahkan kedua lengannya memanggut bahu Faud. Sekilas terbayang adegan di buku porno yang pernah dilihatnya.

Alangkah gembiranya Faud ketika Karina mulai membalas ciuman-ciumanya dengan tak kalah gencarnya.

“Pak, Pak jangan…!”, Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Karina tidak mengadakan perlawanan ketika gaunnya di lepas.

Dalam sekejap, Karina hanya mengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Faud mencopoti bajunya sendiri. Karina menghambur ke tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut, Karina menghadap tembok, menunggu dengan dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dan keinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yang menang. Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Karina dipeluk dari belakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Faud mengganjal dan menggesek-gesek di belahan pantatnya, Karina menggigil.

Dengan bernafsu Faud menciumi kuduk Karina, gadis itu menggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Faud membalikkan tubuh Karina hingga telentang, gadis itu meronta hendak melepaskan diri, Faud menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buah dada Karina. Dada yang ranum dan sehat, yang selama beberapa hari ini mengisi khayalan Faud.

Kembali rontaan-rontaan Karina melemah, dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya yang diciumi Faud dengan berganti-gantian. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar,Faud membuka mulutnya dan melahap putingnya yang merah jambu. Karina menjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan.

“Pak,mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

Akhirnya Karina tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati dan dihisap oleh Faud. Aroma harum yang terpancar dari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsangan birahi Faud semakin naik. Kedua bukit indah Karina semakin mengeras dan membesar, puting yang belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indah menawan, Faud terus mengulum dan mengulumnya terus.

“Pak, Saya.., takuut”, Suara Karina mendesah lembut.

“Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dengan napas memburu.

“Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

“aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.

Karina mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Faud mulai bermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Faud menekan-nekan bukit indah itu.

“Kue apemmu hebat sekali”, bisik Faud sambil berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Faud menguak belahan kue apem itu.

Karina yang semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya,bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Faud yang romantis mendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelaki yang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Karina dan berdenyut-denyut. Sebenarnya Karina ingin sekali menggenggam batang kemaluan yang besarnya luar biasa itu.

Sementara itu Faud menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluan yang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukit itu.

“Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Karina membeliak-beliak dan pahanya pun membuka.

Faud menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibir vagina Karina yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secara naluriah Karina menggenggam batang penis Faud, ia merasa jengah, keduanya saling berpandangan, Karina malu sekali dan akan menarik kembali tangannya tetapi dicegah oleh Faud, sambil tersenyum, lelaki yang cukup ganteng itu berkata,

“Tidak apa-apa, Karina! Genggam lahsayang, berbuatlah sesuka hatimu!”.

Dan dengan dada berdegup Karina tetap menggenggam batang penis yang keras itu. Faud merem-melek menikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya. Sementara itu tangan Faud mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Karina, gadis itu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basah dan licin, ujung jari Faud menyentuh-nyentuh clitoris Karina. Karina menggelinjang-gelinjang.

“Bagaimana Mar?”, tanya Faud.

“Enaakh…, Paak!”, Jawab Karina.

Faud semakin gencar menggempur vagina Karina dengan jari tangannya. Lalu Faud menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Karina.Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagian dalamnya yang kemerahan dan licin. Faud menguakkan bibir-bibir kemaluan itu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibir kemaluan Karina, Faud tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnya clitoris Karina dengan penuh nafsu. Karina menjerit kecil.

“Kenapa Karina? Sakit?”, tanya Faud di sela kesibukannya.

Mariana menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Dengan bernafsu Faud menjilati vagina Karina dan lidahnya menerobos menjilati bagian dalam dari kemaluan Karina, melilit dan membelai clitorisnya.Karina semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Faud, tiba-tiba dirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut serta seluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakan sesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yang paling dalam.

“aakh…, uuggh…, Paakk..”, Karina mendesah seiring menyemburnya air mani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Faud tetap menjilati kemaluan Karina bahkan Faud menghisap cairan yang licin dan kental yang menyembur dari kemaluan Karina yang masih suci itu, dan menelannya.

“Sungguh nikmat air manimu Kar”, bisik Faud mesra di telinga Karina.

Sementara Karina memandang memelas ke arah Faud, dan Faud mengerti apa yang diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Karina.Batang kemaluan Faud sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang.Sedangkan bukit kemaluan Karina sudah berdenyut-denyut ingin sekali dimasuki penis Faud yang besar. Maka Faud pun mengatur posisinya di atas tubuh Karina. Mata Karina terpejam, menantikan saat-saat mendebarkan itu. Batang penis Faud mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuh clitoris Karina. Karina memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinya bertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Faud mulai mencapai mulut lubang kemaluan Karina yang masih liat dan sempit. Dan Faud pun menekan pantatnya. Karina menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat.Tubuhnya menggigil.

“Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Karina merintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya.

Sedangkan Faud tidak menghiraukannya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannya dengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannya berulang kali. Sementara Karina mulai merasakan kenikmatan yang tiada duanya yang pernah dirasakannya.

“Goyangkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayang!”, bisik Faud sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

“Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Karina dengan mendesah.

Kini Karina menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannya kenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketika batang penis Faud mengaduk-aduk lubang vaginanya.

“Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Karina. Faud semakin gencar menyodok-nyodok vagina Karina, semakin cepat pula goyangan pinggul Karina mengimbanginya hingga, “Ouuuughh…, sa.., saya…,mmaau…, keluar.., Paak..”.

“Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh..”.

Faud mulai mengejang, dia pun hampir mencapai klimaksmya.

“aaGhh…”, jerit Karina sambil menekan pantat Faud dengan kedua kakinya ketika ia mencapai puncak kenikmatannya.

 Bersamaan dengan tekanan kaki Karina, Faud menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan

“Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”.

Mengalirlah air mani Faud membasahi lubang kemaluan Karina yang sudah dibanjiri oleh air mani Karina. Mereka pun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanya terkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa dengan posisi tubuh Faud masih menindih Karina dan batang penisnya masih menancap dalam lubang kemaluan Karina.

Keduanya saling berangkulan dengan erat menikmati puncak permainan mereka yang sungguh hebat. Karina berdiri mengeluarkan penis ayah tirinya yang besar itu dari lubang vaginanya lalu berpakaian dan kembali lunglai hingga terlelap. Semuanya sunyi dan tenang. Tak ada lagi erangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan,tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka nanti. www.filmbokepjepang

Related posts