CERITA MESUM DENGAN KAKAK IPAR YANG JARANG KETEMU

Kali ini dimulai ketika saya dan istri saya tidak menikah, istri saya adalah rumah anak pertama empat bersaudara yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Barat. Apakah Ayu saudara kedua istri saya yang memiliki ereksi terlarangku, tapi sekali ketika saya sama sekali tidak tertarik melihat Ayu, aku hanya berasumsi Ayu sebagai saudara bungsu saja, sampai berkali-kali saya selalu mencoba kemampuan saya untuk membuat membantu penderitaannya saat ia berada di Jakarta untuk sekolah,

Namun Ayu kini telah berubah menjadi seorang gadis yang cukup baik itu hari semuanya dimulai, Dilla (ketika kita tidak menikah) memberi saya pekerjaan untuk membeli komputer dukungan peralatan untuk kantor (tempat kerja Dilla mempercayakan urusan nya IT kepada saya ) karena saya pikir itu akan bagasi banyak yang akan saya bawa penyelesaian belanja maka saya mengajak Ayu membantu menciptakan, dengan upah saja. Saya sepanjang hari dan Ayu mengelilingi kompleks perbelanjaan satu komputer keliru yang di Jakarta untuk menghasilkan saya mulai menonton, saya menyadari Ayu memiliki tubuh yang relatif indah, meskipun ukuran payudaranya tidak terlalu besar tapi ukuran bisa dibilang relatif ass menggairahkan.

Sementara membawa bahan makanan, saya melihat sudah malam dan saya memutuskan untuk membuat jalan segera kembali, dengan tubuh lelah dan kelelahan kami berdua naik kendaraan umum ke stasiun Senen buat kemudian kami terus naik kereta dan untungnya kita tidak jatuh di belakang kereta api seperti aku takut sebelumnya, di kereta saya menemukan bahwa tidak mengecewakan penuh pertama area duduk yang masih kosong, saya katakan Ayu membuat saya duduk dan berdiri sementara barang-barang kami aku memakai Ramp.

Perjalanan panjang yang kami ambil untuk memproduksi saya pikir dari pandangan baru nakal, Ayu yang terlihat lelah bersandar tubuhnya ke kereta kursi sandaran yang mengakibatkan kemejanya longgar sebagai hasilnya menghasilkan ku bisa melihat dan menikmati payudara lembut dari atas, usang aku menikmati keindahan payudara yang menghasilkan murni ayam mengeras, ingin rasa memegang dan meremas payudara Ayu, tapi aku terkaget ketika sisi saya meninggalkan kursinya dan berdiri. Saya mengatakan kepada Ayu bergeser dan aku duduk di sampingnya,

“Ayu yah mengantuk?” Aku bertanya Ayu,
“Sebuah neraka kecil mas, lemes tubuh benar-benar Ayu” maka jawaban saya
“Ya Anda sudah sandaran di bahu sini aja mas” tanpa menjawab Ayu pribadi bersandar di bahu saya, itu benar-benar membuat saya lebih terangsang karena selain bisa melihat payudaranya aku tetap bisa merasakan kenyalnya payudara Ayu yang menempel dilenganku yang selama hampir dua jam menikmati.

Sesampainya di stasiun saya pribadi disebut Dilla memberitahukan kedatangan kami, namun karena pekerjaan yang Dilla sangat menguras ketika ia mampu untuk menjemput kami dan memberitahu kami untuk menyimpan bahan makanan di rumah sendirian. Melihat Ayu habis saya memutuskan untuk naik becak. Setibanya di rumah aku punya asap sebari sisanya tapi Ayu set eksklusif untuk mandi,

“Jangan dipakai usang” aku memohon pada Ayu,
“Ya …” kata Ayu, sambil merokok membayangkan bentuk tubuh Ayu aku menikmatinya sambil perlahan-lahan membelai penisku, tapi saya terkejut kedua beruntung untuk adik bungsu Ayu, Danti dan Agus.

Mereka bermaksud untuk meminjam telepon saya untuk menelepon ayahnya yang tahu di mana, setelah mereka memutuskan untuk menggunakan telepon Danti mengatakan jika mereka wajib mengikuti ayah dan ibunya di rumah sakit karena ada teman ayahnya yang mengalami kecelakaan, ” mas saya kedua Agus ingin sumur pertama, jika Anda ingin makan di dapur ada makanan tuh “istilah Danti,

“Ok deh aja mas Danti ntar makan” kataku, mereka segera berpamitan dan berangkat.

Karena saya menghabiskan rokokku terlintas pikiran gila yang mendorong saya untuk pintu kamar mandi, untuk amannya saya menggunakan sedikit menjauh dan berteriak pada saya mengatakan,

“Ayu sudah apa Keith?” Maka jawaban Ayu
“Mas belum, Ayu sakit perut ya”, seperti lotere mendapat pikiran sukacita lurus saya dan segera saya pergi ke pintu kamar mandi.
“Keren …” kataku hati ketika saya menemukan celah kecil antara pegangan pintu, tapi pemandangan naas yang saya lihat telah membuat relatif lemah, karena saya melihat Ayu jongkok untuk buang air besar, tapi aku mencoba untuk membuat teguh , dan tidak lama setelah itu aku mendengar celoteh tanda air mati Ayu telah selesai buang air besar.

Secepat kilat aku pergi ke pintu kamar mandi dan kuintip.

“Ya itu adalah kekuatan” Saya katakan ke jantung ketika ia melihat tubuh indah Ayu yang tidak dibungkus apapun, payudaranya relatif lancip (untuk usia 2 dua puluh tahun seharusnya tidak tajam lagi), vagina ditutupi dengan bulu-bulu halus membentuk biarahi ku melonjak, aku meraih kontol ku ku dan gosok.

Ah sukacita Jika bisa saya nikmati tanpa harus sembunyi-sembunyi. Rumah lagi saya menerima sebuah kemalangan, bergetar telepon saya, melihat Dilla menelepon saya dan meminta saya untuk menjemputnya membuat, menggunakan agak jauh saya mengangkat telepon saya,

“Ok cara saya sekarang,” kataku sambil menutup telepon.

“Ayu, mas jalan untuk sementara waktu, Anda ingin memilih kakak tertua” bukan Kersa Aku bilang Ayu
“Ya mas, tapi tidak lama -bekas … bukan seseorang karena ya mas, Ayu takut sendirian”,
“Hanya sedikit waktu pula ya”. Tiba di rumah setelah memetik Dilla hujan lebat, hujan dalam pikiran saya berpikir nasib buruk ini atau keberuntungan? Dengan beberapa ragu-ragu aku berkata kepada keinginan Dilla untuk tinggal sendirian dan tiba-tiba Dilla mengatakan
“Ya sudah nginep aja, hujan terus besok lagian aku bos juga merasakan alat dipasang besok” dengan sedikit akting aku berkata,
“Kau tahu mengapa besok? Daripada harus memasangkan malam ini?” Jawabannya Dilla pulang
“Besok aja, khan hari ini malam minggu, emang Anda tidak ingin malam mingguan sama aku?” Dan saya menjawab
“Ya sayang … jadi menulis rewel, emang Anda di mana Anda akan sih? Pokoknya juga hujan benar-benar” jawab Dilla
“Tidak perlu pergi ke mana pun, apakah saya membeli DVD film temenin aku menulis sampai aku tidur” “Bos saya sayang siap” kataku sambil tersenyum dan membuat Dilla tertawa.

telepon saya bergetar kembali, aku melihat mulut ayahku menelepon Dilla

“Hello Ayah …” jawabku
“Fan, besok ada program Anda tidak? Jika ada acara tolongin ayah bisbol tidak bisa?”
“Silahkan apa ya yah?” Jawabku antusias menggunakan
“Bencana kecil nginep Anda tulis, sehingga besok pagi-pagi kita mengambil jalan mobil”
“Ok, ya sudah baik aku bisa” jawabku
“Ya sudah ayah masih imbalan rumah sakit tampaknya pagi deh, Anda jagain yah tinggal”
“Ok ayah”, setelah percakapan dan menjelaskan Dilla bertanya sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

jam dinding pukul tujuh menjelaskan, Dilla menagih janji yang dibuat dengan DVD nonotn nya, kutemani Dilla menonton DVD dan Ayu juga berpartisipasi dan menonton DVD.  www.filmbokepjepang.net  Sambil menonton tarik tubuh saya ayu waktu untuk melihat siapa yang hanya mengenakan daster putih tipis tanpa bra (terlihat ketika cahaya menembus dasternya TV), duduk di belakang saya yang berada di Dilla dan Ayu menguntungkan saya.

Setelah film selesai Dilla tanpa berbicara secara eksklusif untuk tongkang ke kamar tidur sehingga tetap Ayu, entah bagaimana meskipun tubuh saya lelah tapi aku tidak bisa tidur, saya melihat jam menunjukkan pukul dua dini hari, apakah iblis asal di mana saya langsung berpikir membuat tampilan ruang Ayu terletak di belakang, kaki perlahan kulangkahkan keluar ruang tamu, dan kemudian aku melihat pintu kamar Ayu cahaya relatif terbuka dan terlihat yang masih terbakar, saya pikir Ayu masih terjaga tetapi setelah saya melihat ternyata Ayu tertidur . Kuberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan.

Aku melihat Ayu tidur menyamping ke arah pintu menggunakan bagian bawah daster sedikit terangkat membuat celana dalamnya sedikit terlihat. Jantungku berdegup begitu keras ketika saya mencoba untuk mendekatinya dan meningkatkan waktu Ayu berubah menjadi posisi terlentang. Aku mencoba menenangkan diri dan aku pergi misi saya.

Aku mendekati penyelesaian tombol daster dibuka terakhir Sempai (Ayu menggunakan daster yang menggunakan kacing tapi tidak ke bawah, hanya 1/2 dari daster yang mampu membuka) sampai payudara terlihat jelas, Allah ternyata memacu bentuk twin begitu menarik, meskipun tidak terlalu besar, saya bermain putingnya perlahan sehingga Ayu tidak terbangun, sementara aku gosok menempatkan Ayu, saya bermain namun kontol ku, awalnya hanya ku menggesek-gesek dengan tangan tapi ketinggalan jaman dari waktu ke waktu saya terbuka retseleting ku dan ku keluarkan senjata pujian saya dibedakan cukup ukuran besar, sementara memaikna puting saya penisku aduk.

Tidak puas hanya melihat payudara Ayu, saya mencoba untuk membuat sedikit ngeintip bagian bawah, menggunakan sedikit gugup ku angkat bagian bawah daster sebagai hasilnya mengungkapkan semua dan aku melihat gundukan tertutup celana empuk rona merah muda dengan contoh-contoh yang membuat rambut kemaluan Ayu menyempit sebagai ditarik keluar. Menggunakan perlahan mengangkat pinggang celana saya Ayu dan menurunkan secara bertahap,

“Wah benar-benar lembut perawan vagina”
“Seperti mimpi akhirnya bisa melihat langsung vagina Ayu”, pelan tapi sempurna ku lebih rendah Ayu pakaian sambil sesekali melihat wajahnya, karena aku takut ia terbangun.

Upaya untuk membuat yang akan terjadi, celana Ayu telah turun sampai sebatas lutut, dengan rasa relatif khawatir saya menempatkan wajahku ke vagina, ciuman vagina dan aku membuka itilnya terlihat,

“Pus Virgin harum” kuberkata pada hati sementara juga diserahkan pada tingkahku, saya menjulurkan lidah saya untuk clit menjilat,
“Ough …” terdengar keluar secara lisan asal Ayu dan membuat saya sangat takut, tapi setelah saya melihat lagi ternyata dia hanya mengigau.

Lalu aku melanjutkan aksiku tetapi menggunakan lebih ekstrim, saya mengubah posisi saya berada di atas Ayu, menggunakan 1/2 kuarahkan jongkok menuju penisku vagina ayu, tanpa berniat untuk istirahat membuat saya goyang penisku dengan dua jari dan tangan kiri terbuka sangat vagina saya , saya aduk penisku sampai puncak dan Crot … … Crot Crot … kutumpahkan sperma pada vagina Ayu, puas rasanya malam ini dan tampaknya bisa tidur nyenyak, karena ia membersihkan sperma di vagina ayu saya melihat jam dan sudah di 3.

“Mas … Mas Mas … bangun ….” Apakah kurang jelas aku mendengar wanita itu membangunkan saya dan ternyata setelah saya melihat ternyata Ayu, menggunakan relatif panik saya bangun dan meminta saya
“Ayu banguinin Kok, di mana Dilla kak?”
“Kak Dilla benar-benar meninggalkan awal di pagi hari, katanya ada acara di pusat-pusat kerja di Jakarta,” katanya,
“Jauhkan orang lain di mana” kataku berharap Ayu tidak menyadari apa yang saya lakukan tadi malam
“Ayah, ibu, Danti dan Agus juga sudah berangkat ke anting-anting, karena teman-temannya sudah mati”
“Ough, terus eksis pesen tidak? Asal aya atau dari kak Dilla?” Lalu Ayu menjawab sambil berjalan menuju pintu kamar “ada, katanya mas pasang alat minggu depan aja, terus ayah kata mas disuruh menunggu ayah kembali” jawabku “oh begitu baik, oke”.

Jujur aku relatif memalukan bila dilihat Ayu, takut dia tahu apa yang saya lakukan malam itu, sampai akhirnya hari belum berkencan sore dan ayah tetap, menelepon saya dan saya akan memberitahu Anda jika saya harus kembali ke Jakarta, karena besok aku harus bekerja. Seminggu berlalu dan bayangan Ayu selalu terjebak dalam pikiran saya, kadang-kadang saya menggunakan imajenasiku untuk masturbasi.

Seperti yang dijanjikan saya untuk Dilla setiap hari Jumat sore aku berangkat dari Jakarta ke kota untuk menghabiskan waktu saya dengan dia, saya digunakan ketika saatnya untuk menikmati keindahan tubuh membuat sesekali Ayu yang secara bertahap memburuk sampai akhirnya ada sesuatu berdasarkan sangat saya gila. www.filmbokepjepang.net   Malam itu situasi sesuai dengan harapan saya, Dilla lembur, ayah, ibu, Danti sedang menghadiri peningkatan tahunan di sabuk Karate Agus. Ayu seperti biasa tidak menyukai jalan-jalan yang memakan waktu hingga dua hari. Tindakan Kuawali ku dengan membeli soda (bukan memperlakukan karena saya hanya kredit tanpa) dan martabak.

Minuman dibeli sebelumnya kucampur dengan minuman beralkohol, kucampur saat Ayu berada di dapur. Setelah beberapa usang menikmati minuman yang kucampur Ayu merasa relatif pusing dan mulai berbicara konyol, saya pikir itu telah menjadi kesempatan, dengan kondisi bahwa Ayu mulai lemah untuk lebih dekat dengan kuraba-touch payudara (karena saya mengambil minum jadi saya juga agak setengah sadar), ada resistensi mulai dari Ayu, namun oposisi tidak sepadan dengan energi dari mulut besar saya, bibirnya kukulum kuremas meremas payudaranya.

“Mas lakukan mas, kemudian tertangkap kak Dilla” katanya,
“Ayu kalo gk kak ngmong khan Dilla tidak mengerti” kataku sementara aku pergi di bibir mengisap
“Hhmphhh … maaaaassss jangaaaannnnnn … .Aaaaahhhhh ough” itu terucap dari bibir Ayu menhisap saat saya mulai meletakkan payudaranya dan tangan saya mulai tergelincir ke dalam celana pendek yang, saya merasa agak lembab dan basah di celana dalamnya .
“Maaaaaasssss aaaahhhhhh … .Jangaaaaaannnnnn” semakin menggeliat tanganku ketika memasuki celana dalamnya, aku merasa cairan mulain vagina terasa, ketuk-ketuk clit saya sementara masih mengisap payudaranya.

perlawanan Ayu mulai berkurang ketika jari-jari saya mulai menggosok klitorisnya dengan cepat, menggosok pantatnya bergoyang ke pulau-menggosok jari-jari saya dan ketentuan mulutnya sekarang hanya

“Ough maaaaaasssss ah uh ah ah oh ah”. Perlahan perlawanan Ayu mulain menghilang dan saat itulah aku menjemputnya Ayu kekamar sambil bibir kukulum, sesampainya dikamar kurebahkan di atas area ?? tempat tidur, melepas seluruh bajunnya, dan ketika aku ingin melepaskan celana dia berkata
“Mas jangan donk, aku masih perawan … aku takut” jawabku
“Jangan takut tidak benar-benar sakit” dengan relatif jawaban kekuatan.

Akhirnya Ayu terlentang tanpa busana namun, hanya tangan menutupin vagina dan lengan kirinya menutupi payudaranya, sementara aku menikmati keindahan tubuh saya membuka semua pakaian saya dan saya melihat paras Ayu agak kemerah-merahan ketika melihat penisku yang tegak.

Aku berbaring di sampingnya, tangan kirinya Kurai Aku menunjuk penisku, pertama Ayu relatif takut, tapi setelah saya dipaksa akhirnya dia mau, sementara payudara kukulum puting merasa penisku ditarik ke arah depan dan membarui Ayu akan posisi miring, dengan menggunakan posisi Ayu mulai mengosok- menggosok kontol kepala ku yg besar untuk menggali vagina, perlahan-lahan kurebahkan tubuh Ayu dan posisi saya sekarang berada di atas Ayu, membuka kakinya dan mulut kuliha vagina mulai fisura dan basah mendapatkan saya terasngsang, tanpa pemanansan dan berhubungan dengan lisan melanjutkan lagi dengan mengarahkan kontol saya untuk arah liang vagina,

“Mas jangan dimasukun, Ayu takut mendapatkan mas hamil” kata Ayu
“Tidak apa-apa, jangan takut” kataku pelan, sebelum Ayu kepala berkata-kata penisku sudah berada di depan lubang,

ketika mencoba untuk mendorong ayu tubuh saya mengatakan

“Mas jangan … aaaahhhhh” kepala penisku sudah masuk dan membiarkan vagina sehingga digunakan untuk mendapatkan kepala penisku di vagina cukup besar.

“Mas mas … aduh sakit aaaahhh” dengan sedikit meracu Ayu berkata,
“Tidak apa-apa enak Namun demikian nanti saja” kataku, perlahan tapi saya mutlak goyang untuk masuk ke keseluruhan dan waktu mulai mendapatkan licin eksklusif menekan, akhirnya memasukkan seluruh penis
“Maaaaaasssss sakitttttt Aaaaahhhhh” kata-katanya tidak kuhiraukan, aku yang dimiliki sementara sambil menikmati sempitnya memek perawan, pelan-pelan kugoyang dan lama -kelamaan Ayu mulai bergoyang dengan irama ku, merasa senang Ayu mulai meleguh kenikmatan,
“Mas oh, ah sedikit agak kenceng mas” dan saya menjawab
“Ya sayang …” setelah agak lama genjot tubuh saya Ayu terlihat agak tegang dan ia mengatakan
“Aku tidak tahan … maaasssss aaaaaaaaahhhhhh” Ayu menandai klimaks dan mulai menikmati, ditarik keluar dan saya mengirim Ayu membuat terbalik dan menungging, Ayu pun mengikuti.

Ku menyodok kontol ku asal belakang dan Ayu juga tidak bisa merasakan sakit lagi, sementara kugoyang saya melihat ada darah di seprei dan vagina disekita, saya goyang sampai akhirnya saya mengirim Ayu membuat kembali ke posisi semula, saya mencampur dan kocok relatif keras dan Ayu mulai meracu tidak diketahui, pompa saya dengan angin kencang dan akhirnya Crot … Crot … Crot … kutumpahkan semua spermaku di vagina, saya pribadi runtuh samping Ayu dan aku melihat Ayu menutupi wajahnya dan mendengar menangis, dengan sedikit persuasi dan pelukan kutenangkan ayu, dan Ayu berjanji tidak akan mengatakan apa-apa.

Melihat jam telah dijelaskan pada pukul enam saya memutuskan untuk mandi dan aku membawa Ayu, tapi di kamar mandi nafsu saya naik, di bawah semprotan air mancur Ayu saya memberitahu Anda jongkok dan saya minta dia untuk menghisap kontol saya, dengan sedikit kebingungan Ayu memasukkan kontol saya ke dalam mulutnya, suara erotis yang keluar dari mulutnya dan setetes sperma yang keluar asal vagina menghasilkan saya lebih bersemangat, aku mengambilnya dan saya membawa Ayu, kumasukan kontol saya ke dalam vagina dalam keadaan berdiri, saya kocok menggunakan keras, saya akan mengubah posisi doggy style, saya merasakan himpitan dinding vagina Ayu Ayu telah mengeras dan tubuh menegang, kembali Ayu akhirnya orgasme, orgasme dialami sebagai Ayu penisku mulai menegang dan siap kesenangan mensekresikan, saya memutuskan untuk membuat kembali mengeluarkan di Crot … … Crot Crot …

“Ah ya” aku berteriak, puas setelah kami telah menyelesaikan mandi dan segera berpaiakian karena sementara lagi Dilla akan kembali.

Sejak itu saya dan Ayu semakin menjadi gay sampai saya menikah menggunakan Dilla dan Ayu memiliki pacar kita masih sering tanpa sepengetahuan mitra kami. www.filmbokepjepang.net

Related posts