Cerita Dewasa – Pengalaman sama Kakek
Cerita Dewasa – Pengalaman Sex Sama Kakek
Cerita Dewasa – Setelah ayah dan emak bercerai, aku tingal bersama kakek di kampung. Kakekku seorang petani emiliki beberapa ekor kerbau dan kebun yang luas. Tingal aku dan nenek berada di rumah. Emakku yang sudah janda berama abang dan kakakku tetap tinggal di kota.
Pengalaman beberapa tahun lalu tak mungkin hilang dari ingatanku sebagai seorang perempuan. Sepulang sekolah, aku langsung ke kebun.cerita dewasa plus seks kakek
Di sana aku akan makan bersama kakek da nenek. Setelah makan, biasanya aku tingal di gubuk dan bermain sendiri. Nenek yang selalu berada di ladang. Sementara kakek, lebih banyak mengurus kolam ikan dekat gubuk kami yang asri dan bersih. Kalau sudah sore, kakek selalu minta tubuhnya dipijak-pijak, setelah kakek tengkurap.
Pinggang, terutama betis dan pahanya. Biasanya selesai di pijak, kakek suka tertidur pulas. Jika dia terbangun, kami pergi ke pancuran untuk mandi dan pulangnya kakek selalu membawa dua jeregen air yang dipikulnya. Setelah kami tiba di gubuk, baru nenek mandi. Aku begitu manja kepada mereka, terutama kepda kakekku, mungkin, karean aku membutuhkan figur ayah.
Saat kakek tertidur pulas, dari balik kain sarungnya yang tesingkap aku melihat ada sesuatu, hitam dan panjangnya hampir sejengkal. Mulanya aku melihat saja. Lama-lama aku ingin memegangnya. Kuraba benda itu. Lama-kelamaan benda itu seperti mengeras dan seperti terbangun. Setelah kubuka sarung nenek, aku melihat ternyata benda itu adalah titit-nya. Sama seperti titit Maman, temanku sekolah waktu kelas 3 SD. Aku sering melihat titit itu ketika kami masih kelas 3 SD.
Tapi setelah kelas enam sekarang, aku tak pernah mandi di sungai lagi dengan mereka, karean aku sudah pindah ke kampung. Tapi titi kakekku, lebih besar dari mereka dan ada bulu-bulunya. Makn lama, aku semakin asyik memegangi titit kakek, sampai akhirnya terbangun.”Rupanya kamu, nduk,” katanya kepdaku. Lalu katakanya; tak pikir tadi nenekmu,” katanya lagi.
Aku semakin enak memegang-megang titit kakek.Walau aku sudah berumur 13 tahun, aku belum mengerti sepenuhnya soal titit ketika itu. Tubuhku memang besar dan tinggi seperti ayahku. Dalam usia itu, aku belum pernah melihat titit sebesar itu. Aku terus mempermainkannya. Sampai kakek merengkuhku dan memelukku dan meraba-raba pahaku.
Kemudian dimasukkannya tengannya ke dadaku dan mengelus-elus pentil tetekku perlahan-lahan. Kakek pun memasukkan jarinya ke dalam celana dalamku dan mengelus-elus memekku yang ketika itu belum berbulu. Lalu kakek mencium tanganya dan meminta aku cebok dengan air dan dia minta aku membersihkan memekku pakai soap. Aku turun ke bawah gukuk dan mencuci memekku.
Kemudian aku naik lagi ke gubuk. Dan tiduran di sisi kakek. Aku tahu kakekku sangat sayang kepadaku. Dia adlah ayah emakku. Di kejauhan nenek masih asyik ngobrol sembari menguliti jagung untuk dijemur. Kakek membuka rok-ku dan mengangkangkan kedua kakiku.”Diam saja ya. Kamu pasti ketagihan,” katanya. Dia dekatkannya wajahnya ke memekku lalu menjilati memekku yang sudah mulai tembem berkembang.
Biasanya, setia mau tidur, aku selalu mengelus-elus sendiri memekku. Aku merasa nikmat. Kini kakekku bukan hanya mengelus-elusnya, tapi justru menjilatinya. Lidahnya turun naik di belahan memekku dan memasukkan lidahnya ke dalam memekku. Dia juga memegang titinya dan melancapnya. Sunguh aku ke enakan.
Tak lama, kakek menghentikan jilatannya dan menutup kembali rok-ku. Di lantai gubuk aku melihat ada cairan kental putih, seperti lem kanji. filmbokepjepang.com Kakek membersihkannya dengan daun kering.”Sudah ya, besok lagi,” katanya. Aku mengiyakan. Sesunguhnya aku masih ingin memekku dijilati oleh kakek. Tapi kakek mengatakan besok lagi, aku diam saja.Tiba waktunya kami menyiram pelet untuk ikan-ikan dalam kolam. Ikan mas dan ikan nila merah mengelepar-gelepar berebutan pelet yang kami tebar.
“Sebentar lagi kita panen. Nanti kakek belikan kamu baju baru dan sepatu,” katanya kepadku. AKu senang bukan main. Aku lebih senang lagi, ketika kakek berjanji akan membelikan aku sepeda mini. Aku akan naik sepeda ke sekolah, tak lagi jalan kaki sejauh 1,5 Km.Sejak itu, hampir setiap sore aku sepulang sekolah dan habis makan siang dan nenek kembali ke ladang mengurusi buruh tani di ujung kolam, aku cepat-cepat mencuci memekku dan memberishkannya dengan soap.
Kakek sudah tahu apa maksudku. Aku memang sudah ketaguhan minta dijilati kakek, karena aku merasa nikmat. Biasanya, kakek akan pura pura tertidur dan mengganti celana pendeknya dengan kain sarungnya. Setelah aku rebah, kakek menyingkap rok-ku dan mulai menjilati lagi memekku. Itu sudah terjadi belasan kali. Tapi kali ini tidak. Kakek duduk dan mengangkangkan kedua kakiku. Kedau kakiku diletakkannya di atas kedua pahanya yang juga terkangkang.
Memekku dieluis-elus bukan dengan tangannya seperti biasa, tapi dengan kepala tititnya. Aku merasa enak juga, kepala titit itu mengelus-elus klitorisku. Terasa lubang pipisku penuh oleh kepala titit kakek. Ketika kakek menekan titinya ke dalam memekku, aku merasa sakit sekali dan aku mengaduh. Lalu kakek menghentikan tusukannya dan kembali menjilati memekku. Ketika aku merasa enak dijilati, kembali kakek duduk seperti tadi mengangkangkan kedua kakiku dan diletakannya kedua kakikua di atas pahanya yang sudah mengangkang.
Kembali kepala titinya di tusukkannya kedalam lubang pipisku. Kembali aku mengaduh sakit.”Sabar ya,” katanya. Tapi aku tak mau. Kakek kembali mencabut titinya dan kembali menjilati memekku, sampai aku merasa benar-benar enak.Kesokan harinya, hal itu terjadi lagi. Setelah puas menjilati memekku dan aku merasakan enak sekali dan menjepitkan kedua kakiku di kepalanya, dia duduk dan menggesek-gesekkan kepala tititnya ke lubang memekku, lalu menekannya. Kali ini, tusukannya disentakkan hingga aku merasakan sakit luas biasa, sampai aku menangis.
Lalu kakek mencabut tititnya dari memekku. Kemudian menjlatiny alagi, sampai aku puas.Ada dua hari, kami tidak melakukannya, karea memekku masih sakit dan sedikit berdarah. Setelah hampir seminggu, aku mencuci memekku dan membersihkannya dengan soap. Ketkika itu nenek sedang berbelanja ke kota untuk membeli keperluan kami, seperti sabun, minyak, dan keperluan lainnya.
Kakek tersenyum dan mendatangiku. Setelah aku rebah, kakek menyingkap rok-ku dan menjilatinya. Setelah aku merasakan aku mengeluarkan sesuatu dari memekku, aku merasakan kenikmatan luar biasa. AKu kira aku pipis, kemudian aku baru tahun yang keluar dari memekku adalah lendir kenikmatan. Kakek kembali duduk dan membuat seperti semula.
Dia masukkan kepala tititnya ke dalam lubang memekku. entah mengapa aku tidak protes. AKu diam saja, karena aku merasakan nikmat luar biasa, tidak seperti biasanya. Lalu kakek mencucukkan tititnya ke dalam memekku dan aku kesakitan, tapi tidak sesakit waktu beberapa hari lalu. Aku merasa di dalam memekku sangat penuh ada yang mengisi.
“Sabar ya nduk, sebenar lagi gak sakit,” katanya. Aku diam. Benar, tak lama, rasa sakit terasa berkurang.”Masih sakit?” tany kakek.”Masih dikit,” kataku. Kakek perlahan menekan lagi titinya. Aku merasa, dalam memekku sudah sangat penuh. Kakek menariknya perlahan-lahan dan aku kegelian dan nimmat. Lalu kakek memasukkannya lagi perlahan. Aku juga merasa geli. Saat ditarik lagi, aku juga merasakan nimmat sudah. Lalu kakek menarik dan mencucuk tititnya dan aku keenakan.
Sampai kakek mempercepat cucukan dan tarikannya. Dan aku merasakan indah serta enak sekali. AKu merasa ada yang hangat di dalam memekku dan aku merasa terbang di awang-awang.Itulah awalnya aku bersetubuh dengan kakekku sendiri. Sejak itu, kami selau melakukannya dalam kesempatan yang ada. Setelah aku haid, kakek setiap kali kami bersetubuh dia sudah memakai kondom. Biar lebih enak katanya. Aku pun menurut.,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,