CERITA DEWASA – JANDA YANG KESEPIAN BUTUH KENIKMATAN
CERITA DEWASA – JANDA YANG KESEPIAN BUTUH KENIKMATAN – Aku Tono umurku 24 tahun, aku seorang Kepala keluarga aku mempuyai seorang istri yang cantik dan Sexy banyak sekali tetanggku yang tergila-gila dengan istriku tapi dia sedang kerja keluar negri mengurusih proyekku, sedangkan aku sedang mengurusih Pembangunan Terbesar ku di Semarang
Singkat cerita aku bertemu dengan Intan Seorang Janda 1 anak yang ditinggal oleh suaminya karena suaminya selingkuh
Aku bertemu dengannya karena dia barusan pindah saja kedaerah komplekku jadi aku terkesima melihatnya dari bawah hingga keatas sungguh mulus wanita ini
aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya langsung dan ingin mendekatinya mana tau dapat ^^ heheh
“Selamat Siang Mbak? Baru pindahan kemari yah?”
“Iyah Mas, Kenapa yah mas?”
“Ohh tidak apa kok mbak, pantesan kayak jarang aja ngelihat mbak gelis disini.” Candaku memecahkan suasana
“Ah mas bisa aja, Ohyah mas mau mampir kerumah? itung itung silaturami aja.” Tawarnya
“Ehm gimana yah ? Ntar suami kamu marah lagi?”
“Aku sudah tidak punya suami mas, Dia udah pergi ninggalin aku sama anakku”
“Ohh begitu, yasuudah ntar malam aku kerumah kamu main main”
“Janjii yah mas? Aku tunggu yah byee~!”
Lalu aku pulang tidur ketika sudah jam 7 aku bergegas mandi dan bersiap siap dengan pakaian Rapi dan janganlupa Wangi^^hehe
Ketika aku sudah sampai didepan rumah Intan Kuketok pintunya
*Tok Tok Tok Permisii*
“Kamu sudah datang yah, Selamat datang ke rumahku. Silakan masuk mas”, katanya.
Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.
“Silahkan diminum, Mas”, katanya
“Sudah tidak usah Mbak, Aku juga sebentar lagi pergi”
“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.
Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.
Ketika akhirnya ia muncul, Intan membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna abuabu dipadu celana berenda berwarna merah.
Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.
Ia lalu mencium pipiku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tanganku mulai meraba tubuhnya. Aku mendapatkan Buah dadanya yang besar dan pentil sudah mengeras
Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Intan Mendesah “Aaahh” Membuah tubuhku panas
Kontolku sudah mengacung keluar dari celanaku Tangan lembut Intan memegang batangku yang besar dan dikocokan lembut seperti masih terkejut dengan ukuran yang tidak standart itu
“Lumayan.. Besarnya”, kata Intan sambil mengelus lembut kemaluanku.
“Kita pindah kekamar aja yuk?”, katanya sambil menarik tanganku
Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.
“Kok Diam? Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.
Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu.
Buah dadanya juga mengeras diiringi. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.
“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.
Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu.
Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.
“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.
Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku.
Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.
Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.
Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima gesekan gesekan kontolku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak.
mulutnya dibungkam. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.
“Cepatt Tonn, Aku udah nggak tahan nih” jeritnya.
Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESSSSHH!
Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memeknya miliknya.
Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.
Dinding-dinding lubang kemaluannya menyedot batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya.
Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.
“Ohhh Ohhhh Ehmmm ..”, erangnya, “Lebih keras sayang, Lebihh dalammm sayang sodoknya. Lebih keras.. Oooaah!”
Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya. kurasahkan spermaku akan meledak didalam mekinya.
“Aku mau keluarr Tann”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
“Kita Bareng..ann yahh, Aku mau Kamu ngeluarinnya didalamm sayang” Pintahnya memelas
Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. kuhentakkan pantatku dan kontolku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.
“Aaahh Aahhh Ohhh sayangg enakk Aaahh” Jeritannya
Sekitar sepuluh menit kami diam. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.
“Tonoo kamu benar benar hebat sekali sampai aku nggak tahan”, katanya,”
“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”
“Bolehh dong, serah kamu aja deh”, balasku cepat.
“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.
Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Ia lalu mengajakku mandi. Terus menerus kami melakukannya kapanpun kami mau. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu.,,,,,,,,,,,,,,,,