Cerita Dewasa | Detik-detik Memanasnya Artis Ranjang Rp 80 Juta

 

Cerita Dewasa | Detik-detik Memanasnya Artis Ranjang Rp 80 Juta

Siang itu aku berada di kantor sedang membaca suratsurat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA, untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.

Hello.. mucikari.. Apa kabar sapaku.

Hi.. Pak Rian.. Kok udah lama nih nggak kontak mucikari

Iya habis sibuk sih jawabku sambil terus menandatangani suratsurat di mejaku.

Ini Pak Rian.. Ada barang bagus nih.. terdengar suara mucikari di seberang sana.

mucikari ini memang kadangkadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh dari pada memberikan uang di bawah meja.

Bagusnya gimana Dit? tanyaku penasaran.

Masih anakanak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, benerbener gadis virgin Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya.

Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarangjarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini. Cantik nggak? tanyaku

Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh.. rayu Mami mucikari ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Vanessa, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.

Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk mucikari, dia mau melakukan hal ini.

Minta berapa Dit? tanyaku

Murah kok Pak.. cuma lima juta Wah.. Pikirku.

Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran mucikari.

Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti. Lia.. Ke sini sebentar kutelpon sekretarisku yang sexy itu.

Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. Ada apa Pak Rian? tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih. Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang mucikariwarkan mucikari.

Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.

Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya kataku.

Baik Pak jawabnya. Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Rian..? Lia berkata genit sambil menatapku menggoda

Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih kataku purapura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Vanessa, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.

Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak katanya masih mengharap.

Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya jawabku sambil mengemasi laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi.

Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon mucikari untuk memberitahukan lokasiku.

Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyikasyiknya melihat berita perang di Irak tibatiba HPku berbunyi.

Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon. pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller IDnya.

Halo. Pak Rian.. Ini Santi kata suara di seberang sana.

Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.

Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?

Nggak Pak Rian.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu.

Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?

Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih jawabku mengelak.

Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian lanjutku.

Habis Santi udah kangen banget Pak.. rengeknya.

Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok hiburku. OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak katanya menyudahi pembicaraan.

Cerita Sex Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan lakilaki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.

Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak mucikari bersama seorang gadis belia, Vanessa.

Maaf Pak Rian. Tadi Vanessa baru pulang dari latihan akting di tempatnya alasan mucikari. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.

OK nggak apa.. Ayo masuk kataku sambil memperhatikan Vanessa.

Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh.

Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. Vanessa.. Ini Oom Rian kata mucikari memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, Vanessa.. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Vanessa duduk disamping sedangkan mucikari berhadapan denganku.

Kurengkuh pundak Vanessa dengan tangan kiriku, sambil kueluselus sayang. Gimana Pak.. OK khan mucikari bertanya OK.. Kamu jemput lagi aja nanti jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Vanessa yang mulus itu gemas.

Setelah itu mucikari pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya. Kamu lapar nggak Vanessa? Kita pesan makanan dulu yuk saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar.

Apalagi ternyata gadis yang dibawa mucikari ini cantik sekali. Pesan apa? tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.

Nasi goreng aja Oom Minumnya? Minta susu boleh Oom? jawabnya. Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Vanessa. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.

Channelnya Vanessa ganti ya Oom katanya sambil mengambil remote.

Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus jawabku sambil mengagumi keindahan Vanessa. Setelah dia duduk, kueluselus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.

Vanessa kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anakanak, pikirku.

Kamu sudah punya pacar? tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.

Belum Oom.. Kenapa? tanyaku lagi Vanessa khan masih kecil.. katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.

Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kueluselus pahanya. Vanessa nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar.

Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini.

Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tibatiba bel kamarku berbunyi. Room Service terdengar suara di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Vanessa untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Vanessa ketika aku beranjak pergi.

Ada pesanan lagi Pak? tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. Nggak jawabku Mungkin buat anaknya? tanyanya lagi Mungkin nanti menyusul kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.

Cerita Sex Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Vanessa adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Vanessa menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.

Mau buah Vanessa? kataku sambil mengambil buahbuahan dari minibar. Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah katanya. Hm.. Benarbenar manis ini anak, pikirku.

Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.

Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buahbuahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.

Ayo sayang kita mulai ya.. kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.

Kok diam saja sih!! Bentakku. Oom.. Vanessa nggak pernah Oom.. Belum ngerti jawabnya lirih ketakutan. Ya sudah sini kamu.. kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada.

Vanessa mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. Ayo sini duduk Oom pangku kataku. Vanessapun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.

Mata Vanessa tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremasremas buah dadanya yang masih tertutup BH itu.

Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.

Oom.. Jangan Oom.. Vanessa malu katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerangerang nikmat disetubuhi dari belakang. Nggak usah malu sayang jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.

Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.

Pelanpelan Oom.. Sakit desahnya ketika tanganku mengusapusap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.

Kamu cantik sekali Vanessa.. Ohh yeah.. kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengeluselus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.

Kuturunkan Vanessa dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremasremas rambutnya.

Emmhh.. Emmhh.. hanya itu yang terdengar dari mulut Vanessa. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Vanessa dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak.

Tetapi lagilagi dia hanya diam saja. Memang dasar anakanak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.

Ayo.. Berlutut!! kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Vanessa berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.

Ayo isap!! perintahku pada Vanessa yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.

Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom katanya mengibaiba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.

Ayo!! bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu. Tampak Vanessa sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.

Aahh.. Yes.. Make Daddy happy.. desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengeluselus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Vanessa mulai menghisapi kemaluanku.

Ayo jilati batangnya.. Sayang kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Vanessapun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.

Ayo isap lagi instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Vanessapun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya.

Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.

Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom Vanessa memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya Oom belum puas. Ayo lagi!! bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.

Vanessapun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang lakilaki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.

Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.

Buka mulutmu!! perintahku pada Vanessa sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocokkocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.

Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Vanessa.. erangku saat orgasme.

Ayo telan!! perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya.

Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.

Sekembalinya aku dari toilet, tampak Vanessa sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kueluselus pundak dan tangannya.

Omm.. Vanessa pengin pulang Oom.. Vanessa capek.. katanya. Yach kamu istirahat dulu aja sayang jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu.

Kuusapusap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi.

Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku.

Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Vanessa berada. Vanessa tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. Aku ingin menikmati memekmu sayang kataku sambil menyibakkan rok mininya.

Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.

Jangan Oom.. Tolong Oom kata Vanessa ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menarinari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.

Uhh.. Ampun Oom.. erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilinpilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.

Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis.. kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.

Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Vanessa tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.

Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.

Lalu kubuka rok mininya, sehingga Vanessapun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusapusap klitorisnya.

Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Vanessa masih perawan Oom. rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya Memangnya Bu mucikari bilang apa? tanyaku Katanya Vanessa nggak akan diperawani.

Cuma dipegang dan diciumi aja jawabnya terisak.

Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh mucikari.

Ya sudah.. Kataku. Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi perintahku.

Akupun lalu tidur telentang dan Vanessapun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Vanessapun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku.

Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengeluselus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.

Ya terus.. Sayang erangku menahan nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarikk tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas pantatnya.

Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigitgigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.

Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun.. rengek Vanessa ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.

Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya.

Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya Ahh.. Sakiitt.. jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.

Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.

Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Vanessa. racauku Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun.. Vanessa merintih kesakitan sambil menangis.

Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah.. aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Vanessa yang sangat sempit itu. Tampak air mata Vanessa meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.

Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya doggy style. Sudah tak terdengar lagi rengekan Vanessa, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.

Ahh.. Sakit Oom ampun.. rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.

Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesekgesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesekgesekkan juga ke seluruh wajahnya.

Ahh.. Memang enak perawan kamu Vanessa.. erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Vanessa.

Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Vanessa masih terbaring di ranjang sambil menangis terisakisak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.

Kuminum sisa birku, dan kutelepon mucikari untuk menjemput Vanessa. Tak lama, mucikari pun datang. Gimana Pak Rian? tanyanya tersenyum.

Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget kataku tertawa kecil. Syukurlah Pak Rian puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak katanya lagi.

Percaya deh sama mucikari. Tuh anaknya masih di kamar mucikari pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagilagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Vanessa menangis di kamar sedangkan mucikari berusaha menghiburnya.

Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.

Saya permisi dulu Pak Rian pamit mucikari.

Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda. jawabku sambil mengedipkan mataku.

Beres Pak jawabnya sambil menggandeng Vanessa keluar. Ini tasnya ketinggalan kataku sambil menyerahkan tas Vanessa yang berisi buahbuahan untuk adiknya itu.

Kuperhatikan mata Vanessa masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku.

Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Vanessa tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku…

Related posts