CERITA DEWASA DENDAM
Hatiku terasa hancur ,setelah dihianati oleh orang yg aku sayangi. Orang yg selama ini menjadi pasangan hidupku. Tp tekadku sdh bulat, aku harus membalas semua perbuatannya padaku. Di hadapanku telah berdiri seorang lelaki yg sama-sama mengalami penghianatan cinta oleh pasangannya.
Namaku Karina, suami ku bernama Mas Joni, bertahun-tahun aku mengarungi mahligai rumah tangga yg bahagia. Sampai akhirnya kebahagiaanku itu musnah setelah dihancurkan oleh suamiku sendiri yg berselingkuh dgn tetangga sebelah rumah. Ya, Mas Joni suamiku kedapatan tidur dgn Tante Sri .kami pun bertengkar hebat, akan tetapi aku masih menahan rasa ingin bercerai karena selalu terbayang wajah Bayu anakku
Tetapi satu tekadku yg bulat yaitu pembalasan dendam. Aku ingin membalaskan dendam dgn cara yg sama suamiku lakukan terhadapku. Dan caranya yaitu tidur dgn Oom Budi suami dari Tante Sri. Dan aku ingin melakukannya dgn sepengetahuan suamiku sendiri. Aku ingin dia pun ikut merasakan apa yg kurasakan pada saat dia tidur dgn orang lain.
Dan hari yg kutunggu pun tiba. Setelah sebelumnya aku merencanakan hal ini dgn Oom Budi. Kami sepakat untuk melakukannya di hotel. Dan berniat akan merekam segala perbuatan kami dan memberikan rakaman itu kepada pasangan kami masing-masing. Dan memang Oom Budi kali ini sdh kembali menjadi pria yg normal setelah menjalani terapi sekian lamanya.
Di hadapanku ,Oom Budi menyiapkan segala kebutuhan untuk merekam kegiatan bercinta kami. Dipasangnya DVDcam di atas Tripod. Tak hanya 1 DVDcam, tetapi 3 buah dia pasang. Sehingga mendapatkan 3 sudut pandang kamera yg berbeda. Kami juga tak lupa menyewa kamar hotel di bilangan utara Jakarta.
Sebuah penginapan khusus yg dikelilingi oleh cermin, sehingga sensasi yg didapatkan akan berbeda.
Tak lama kemudian ,kulihat Oom Budi telah selesai dgn kamera nya.
“Dik Karin, sekarang bagaimana? Mau mandi dulu?” tanya Oom Budi kepadaku. Aku pun menjawab,
“Oom saja duluan mandi, nanti saya belakangan…”. Oom Budi pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dan tak lama kudengar suara air mengalir dari shower kamar mandi.
Tiba-tiba muncul perasaan enggan melakukan hal ini. Terbersit kembali wajah Bayu anakku. Dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Akan tetapi ketika muncul bayangan wajah Mas Joni di pikiranku, kembali hatiku diselimuti amarah dan dendam. Dan pada akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ku, aku pun bertekad tetap akan melakukannya.
Kudengar suara shower telah berhenti dan kemudian munculah Oom Budi yg hanya memakai handuk yg dililitkan di pinggangnya. Aku pun beranjak menuju kamar mandi. Ku basahi tubuhku dgn siraman air hangat. Kugosok pelan setiap inci dari tubuhku. Dan kubersihkan nonokku dgn sabun sehingga tercium aroma harum dari nonokku. Setelah kurasa bersih, aku pun melilitkan handuk di badanku. Dan aku pun keluar dari kamar mandi.
Kulihat di ranjang Oom Budi telah berbaring di bawah selimut. Dan kulihat dia tersenyum kepadaku. Aku pun berjalan mendekatinya. Kemudian kulepaskan handukku. Dan terpampanglah keindahan dan kemolekan tubuhku di hadapan Oom Budi. Dan tanpa basa basi Oom Budi pun membuka selimutnya sehingga tubuh telanjangnya tampak jelas di mataku. Ku lihat ternyata penis Oom Budi jauh lebih besar dari Mas Joni. Dalam keadaan tertidur pun kulihat penisnya sdh besar ukurannya. Hal ini membuatku sedikit ngeri, tetapi sekaligus penasaran dgn ukuran penis yg besar itu.
Oom Budi pun bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati DVDCam dan mulai merekam. Dan Oom Budi pun mendekatiku hingga dia berdiri tepat di belakangku. Tangannya mendekapku dgn lembut, mengelus bahuku, kemudian turun ke arah lenganku hingga sampai ke telapak tanganku. Den dgn lembut membimbing tanganku sampai akhrinya kurasakan tanganku menyentuh batang kejantanannya yg masih tertidur.
Dgn perlahan aku pun mengelus-elus penis Oom Budi yg menempel tepat di belahan pantatku.
“mmmpppphhhh….aaaaaaahhhhh….diiikk…” Oom Budi pun mendesah dgn lembut.
Tak lama kemudian kurasakan penisnya mulai mengeras hingga akhirnya berdiri dgn tegak. Aku pun membalikan badanku, dan astaga ternyata benar apa yg kubayangkan. Penis Oom Budi berdiri tegak dan besarnya membuat aku tercekat dan tak bisa berbicara. Penis nya mungkin sekitar 18 centi dan berdiameter 4 cm. Itu perkiraanku. Aku masih berpikir apakah penis itu bisa masuk kedalam nonokku atau bahkan malah merobeknya.
Ketika aku masih tertegun melihat penis Oom Budi yg besar itu, tiba-tiba Oom Budi menekan tubuhku sehingga aku pun berlutut dan wajahku tepat berada di depan penisnya. Kemudian Oom Budi sedikit menekan kepalaku hingga wajahku menempel di penisnya. Aku pun mengerti keinginannya, dan tanpa disuruh lagi aku pun membuka mulutku dan perlahan memasukan penisnya ke dalam mulutku. Dan ternyata memang sesak sekali terasa dalam mulut ku. Dan aku pun mulai memaju mundurka kepalaku sambil sesekali kujilat kepala penisnya. Mulai dari atas hingga ke pangkal pahanya. Sesekali kukulum biji Oom Budi dan tampak jelas wajah Oom Budi yg memerah menahan nikmat.
Tak lama kemudian Oom Budi menarik tubuhku dan menidurkan ku di atas ranjang. Kemudian dgn kedua tangan kekarnya di bukalah kedua pahaku sehingga nonokku terpampang denga jelas di depan wajahnya. Oom Budi pun berlutut, kemudian kulihat tangan kirinya mengusap-usap nonoku dgn lembut.
“Ooouuhhh….mmmmppphhhh……oooouuuccchhh….”. tanpa sadar aku pun mendesah merasakan kenikmatan yg tiada tara. Belum sempat aku menarik nafas lagi, tiba-tiba kurasakan lidah Oom Budi menyeruak kedalam nonokku. Menyapu bagian bibir nonoku hingga dinding dalam nonokku.
Dan tanpa sadar aku pun menjambak rambut Oom Budi karena kenikmatan yg kurasakan bertambah dgn sapuan lidahnya.
“Aaaaaahhhh….mmmffppppphhh…Oooommmmhh….” eranganku keluar begitu saja dari mulutku. T
itik-titik syaraf dalam tubuhku serasa dibangunkan dan disengat oleh aliran kenikmatan yg tiada tara. Belum lagi ditambah dgn jari tengah Oom Budi kurasakan masuk kedalam nonoku dan mengobok-obok isinya. Sedangkan lidahnya berpindah menyapu klitorisku. Otomatis saja tubuhku mengejang kuat menahan geli dan nikmat pada saat yg bersamaan.
“Ooommmhh…. sssuuddahhh….. saaayyyaaa… gaakk.. taaahhhaannn……Aaaaahhhhhh…..!!!” aku pun berteriak dgn keras dan menjambak rambut Oom Budi dgn lebih kuat lagi.
Ya, aku mendapatkan orgasme pertamaku. Dan rasanya bagaikan diterbangkan ke atas langit ke tujuh dan dijatuhkan ke dalam kolam kenikmatan yg tiada tara. Dan bukannya berhenti akan tetapi jari dan lidah Oom Budi ternyata bertambah kencang menstimulasi nonokku.
”Oommm…. suudaahh… ssuuddaaahh…Aaaaaccccchhhh….mmmppphhhh….Ooooou uhhh!!!!” teriakku dgn keras.
Kemudian Oom Budi pun tersenyum dan berdiri di antara kedua pahaku yg masih terbuka dgn lebar. Tangan kanannya menggenggam penis besarnya itu, kemudian dia mulai menggosok-gosokannya di bibir nonokku. Sesekali penisnya dipukul-pukulkan ke nonokku. Tak lama kemudian dgn perlahan penisnya pun ditekan. Terasa sekali pada saat kepala jamurnya yg besar itu menyeruak masuk ke dalam nonokku.
“Hhhmmmmppphhh…. aaaaaaaaaaahhh….!!!” hanya erangan kenikmatan yg keluar dari mulutku. Akan tetapi pada saat penisnya mulai masuk terus kedalam nonokku terasa agak perih, mungkin penisnya memang terlalu besar untuk ukuran nonokku.
“Aaacchhh…… aaaaaaaakkkiittt…. ooommm…. ppeelllaannnn…..sssshhhhh….”.Jeritku pelan.
Oom Budi hanya tersenyum, kemudian perlahan mencabut kembali penisnya sampai hanya tersisa kepala penisnya saja. Dan kembali menekan penisnyan lagi hingga masuk sekitar sepertiga nya. Terus menerus dgn hati-hati Oom Budi melakukannya, hingga akhirnya rasa perih dan sakit itu hilang dan berganti rasa nikmat yg kurasakan sekarang.
“Ooouuhhhh…. aaaaahhh…… ooommm… eennnaaakkkkhhh….ssshhhhhh… aaahhhhh…!!!” erangan ku semakin keras dan liar keluar dari mulutku.
Mendengar erangan ku yg berubah dari erangan menahan sakit menjadi erangan menahan kenikmatan, tanpa menunggu lama Oom Budi tiba-tiba menekan penisnya kuat-kuat sehingga habislah seluruh penisnya masuk kedalam nonokku.
“Aaaaaahhhhhh…….!!!!!” jeritku menahan sakit, nikmat dan kaget sekaligus pada saat yg bersamaan. “Oom….saakiittt…. jaangann llaanggssuungg ggittuuu…hhhmmmppphhh…!!” kataku pada Oom Budi.
Oom Budi tersenyum dan berkata ,
”Sorry dik, habis nonok kamu enak banget…. sempit banget, padahal kan dah punya anak…..”. Aku pun berpura-pura cemberut dan marah ,
”Tp kan sakit Oom, punya Oom kegedean….”. Oom Budi berkata ,
”Ya deh…sorry ya… tar Oom kasih hadiah buat gantiin sakitnya….”. dan begitu selesai berbicara Oom Budi pun melumat bibirku.
Lidahnya bermain liar di dalam mulutku. Sesekali menghisap dan menggigit kecil bibir dan lidah ku. Aku pun tak tinggal diam, ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya dan membalas ciumannya dgn lebih liar lagi.
Sementara itu penis Oom Budi yg telah masuk seluruhnya masih terbenam di dalam nonokku. Hingga lama-lama rasa perih dan sakit itu hilang kembali. Aku pun menurunkan tanganku dari leher Oom Budi. Dan memegang pinggangnya dan memberikan isyarat supaya Oom Budi kembali menggerakan penisnya. Oom Budi pun mulai menarik penisnya keluar dgn perlahan dan menekannya kembali. Terus menerus , terkadang menggoyangkan penisnya ke kiri dan kanan.
“Ooouuuhhh…. ooomm… eennnaaakkkkhhh… sshhhhh..!!!’. eranganku sambil kembali mengimbangi permainan lidah Oom Budi.
Tangan kiri Oom Budi pun tak tinggal diam, dan mulai meremas –remas susuku dan terkadang memelintir putingku, sehingga kurasakan nikmat nya bertambah.
“Diiikk…. me… meeemmeekkk… mmuuuhhh… eennaakkk… bbaanngeett… oooohhhh…!!” Oom Budi mengerang dan kulihat kepalanya mendongak ke belakang menandakan dia merasakan nikmat yg luar biasa.
Aku pun menggoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Oom Budi. Gerakan pinggangku membuat Oom Budi terlihat menahan rasa nikmat. Dan kurasakan genjotannya semakin cepat dan semakin kuat. Akan tetapi aku tdk lagi merasakan sakit atau perih. Entah mungkin nonokku sdh beradaptasi dgn ukuran penisnya yg besar itu. Sesekali kugerakan otot nonokku sehingga menjepit penisnya. Dan memang Oom Budi tampak sangat menyukai permainan nonokku.
Tak lama kemudian Oom Budi mencabut penisnya dan menarik tubuhku. Dia pun membaringkan tubuhnya di kasur. Aku pun mengerti kalau dia ingin agar aku menaiki penisnya. Maka tanpa basa –basi, kugenggam penisnya dan kubimbing tepat di bibir nonokku. Kugesek-gesekan sebentar penisnya di beber nonokku. Dan aku pun mulai menurunkan tubuhku sehingga perlahan penisnya tampak masuk sedikit demi sedikit. Kurasakan penisnya yg besar itu menggesek dinding dalam nonokku sehingga tanpa sadar akupun mengerang karena merasakan nikmatnya disaat penis Oom Budi masuk.
“Ooooohhhhh…. ssshhhhhhh…. Ooommmm…..!!” erangku.
Dan ketika penisnya telah masuk dua pertiganya kuangkat kembali tubuhku. Dan terus berulang –ulang hingga tanpa terasa genjotan dan goyanganku pun semakin cepat. Tangan Oom Budi pun tak tinggal diam. Kedua tangannya meremas – remas susuku dgn kuat. Sakit dan enak kurasan bersamaan disaat Oom Budi meremas susuku. Kadang sesekali kedua tangannya memegang pinggangku dan membantu menaik turunkan tubuhku di atas penisnya.
“Diiikkkk…. tteeerruuussshhhh…. aaahhhhh…. hhhmmmppp…”. erang Oom Budi. Eranganku pun tak kalah hebat. “Aaaaaaahhhhh….. sssshhhhh….. hhhmmmppphhh…. aaahhhhh…… ooouuuhhhhhh….!!!”.
Keringat kami pun membasahi seluruh tubuh kami berdua. Dan memang tak lama dari itu aku merasakan kalau aku akan segera mencapai orgasme. Dan kupercepat goyanganku hingga akhirnya aku pun mencapai orgasme.
“Aaaaahhhhh…… sssshhhhhh…… oooommmm…. ssayyyyyaaa… kkkee…llluuuaaarrrrhhhh…. aaaaaahhhhhhh…!!!!!” jeritku dgn kuat bersamaan dgn orgasme ku yg kedua.
Kutekan sekuat-kuatnya pantatku hingga penis besar Oom Budi pun hilang ditelan nonokku.dan kurasakan tubuhku bergetar hebat dan seluruh bulu di tubuhku merinding menahan nikmat yg tiada duanya. Dan tak lama kemudian aku pun ambruk di atas tubuh Oom Budi.
Tanpa menunggu lama, Oom Budi membalikan tubuhku tanpa mencabut penisnya dari nonokku. Kemudian kaki kananku diangkat tinggi dan diletakan di dadanya. Sedangkan kaki kiriku diletakan di antara kedua kakinya. Oom Budi mulai menggenjot penisnya keluar masuk dari nonokku. Dan tangan kirinya meremas susuku sedang tangan kanannya memegang kakiku yg bersandar di dadanya. Sesekali Oom Budi menjilat dan mengulum jemari kakiku. Geli ,nikmat kurasakan bersamaan dgn genjotan dan hisapan Oom Budi.
“Aaahhhh…. Oooommm…. ooouuhhhh….ooouuuuhhhh…..sssshhhhh….!!!!!”. erangku dgn kencang terdengar memenuhi ruangan kamar hotel yg mulai kurasakan suhunya memanas.
Cukup lama Oom Budi menggenjotku dgn posisi seperti itu. Akan teapi tdk kulihat tanda-tanda Oom Budi akan mencapai puncaknya. Mungkin ini akibat dari terapi kelamin yg dijalani Oom Budi selama ini. Pikiran ku pun buyar karena tiba – tiba Oom Budi membalikan tubuhku dan menarik pantatku sehingga posisiku kini menungging. Dan tanpa menunggu lama Oom Budi kembali menusuk nonokku dgn penisnya. Akan tetapi kali ini kurasakan penisnya lebih menyesakan nonokku. Dan ku buka kedua kaki ku lebih lebar supaya tdk terlalu sesak. Akan tetapi ditahan oleh Oom Budi.
“Jangan Dik… lebih enak begini….”. kata Oom Budi sembari mulai menggenjot penisnya.
Akupun mengikuti keinginan Oom Budi, walau kurasakan sesaknya nonokku hingga terasa sampai ke ulu hati. akan tetapi aku tdk merasakan sakit sama sekali, bahkan bisa dibilang jauh lebih nikmat dari posisi sebelumnya. Dan memang dgn posisi seperti ini aku pun mulai merasakan akan mencapai orgasme kembali.
“oooommmm….. yyyaannnggg… kennnceeennggg….aaaahhhhh… ooouuuhhhh….. saaayyyaaahhh… mmmaauuu… kkkeellluuaaarrr…. sssshhhh…!!!” jeritku sembari menggenggam sprei dgn kuat.
Dan memang akhirnya aku pun mencapai orgasme ku kembali.
“Aaaaahhhhh……… saaayyyaaa… kkeellluuaaarrrr…. oooouuuuhhhhhh….. !!!!”. Kurasakan tubuhku bergetar dgn hebat. Dan orgasme yg kurasakan kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya. Sehingga aku pun menggigil kenikmatan dan seluruh syaraf tubuhku seperti tersengat arus listrik kenikmatan.
Tubuhku terasa lemas dan lunglai, tetapi disaat yg sama kurasakan pula kenikmatan yg sangat luar biasa. Bisa dibilang melebihi kenikmatan yg kudapatkan dari mas Joni. Belum lagi aku bernafas dgn tenang, Oom Budi menggenjotku kembali dgn kuat dan cepat.
“Aaaaahhhh….. Oooommm…. uuudddahhhh…. uuudaaahhh…ddduuullluuuu….. aaaaaahhhhh…….!!!!”. jeritku merasakan sodokan kuat dari penis besar Oom Budi.
Akan tetapi Oom Budi seperti tdk mempedulikan teriakanku. Dia terus menggenjot dan menggenjot dgn kuat. Susuku pun tak luput dari remasan kuat tangannya.
Rasa letih yg kurasakan bertambah kuat kuarasakan. Akan tetapi ada kenikmatan pula yg kurasakan dari sodokan penis Oom Budi. Dan genjotan Oom Budi kurasakan semakin kuat dan semakin kuat lagi. Dan Oom Budi pun mengerang dgn hebat ,
”Diiikkkk…. aaaahhhhh…. mmaauuuu…. kkkeellluuuaarrr…..sssshhhhh…. aaahhhh….!!!”. aku pun kembali merasakan desakan orgasme kembali datang.
“Yyaaaahhhh…. tteeerrruuuussshhh…. ooommmm…. aaahhhh…. ssaayyyyaaa… jjuugggaaa… mmaauuu… lllaaagiiiihhh…. ooouuuuuhhhh…..aaaaahhhhhh….!!!” jeritku dgn kuat.
Tak lama berselang Oom Budi menjerit dan menekan penisnya sekuat tenaganya sehingga tubuhku terhenyak.
“Aaaaaaahhhhhhhhh……….. ccreeeeettt….cccrrreeeeettttt….cccrreeeeetttt…. !!”. aku pun menjerit dgn kuat saaat orgasme ku kembali datang bersamaan dgn hentakan penis Oom Budi di dalam nonokku.
“Ooooooooommmmmm….. aaaaahhhhhhhh……!!!!”. dan kurasakan semprotan air mani Oom Budi di dalam nonokku begitu kuat dan banyak.
Tubuhku langsung ambruk tak berdaya, kurasakan seluruh tubuhku seperti tak bertulang lagi. Lemas dan tak bertenaga. Tetapi nikmat yg sungguh tak terkira kurasakan pada saat yg bersamaan.
Oom Budi pun bangkit dgn sedikit lunglai, tubuhnya yg kekar tampak basah kuyup oleh keringatnya. Oom Budi mendekati ku dan mengarahkan penisnya yg masih sedikit berdiri ke arah mulutku. Meski sedikit enggan ,entah kenapa aku membuka mulutku dan membiarkan penisnya masuk kedalam mulutku. Oom Budi pun menggenjot perlahan penisnya di dalam mulutku. Lidah ku pun menyapu penisnya dan menghisapnya, membersihkan sisa –sisa air mani yg masih sesekali menetes dari lobang penisnya. Setelah kurasa bersih, aku pun mengeluarkan penisnya dari mulutku.
Kulihat Oom Budi tersenyum puas dan dia pun mengecup kening ku seraya berkata ,
”Hebat kamu Dik….nonok kamu memang ga ada duanya…”. aku pun membalas senyumannnya dan berkata ,
”Ya Oom, punya Oom juga hebat….saya sampai ga punya tenaga lagi untuk bangun…”. Kulihat Oom Budi berjalan menuju DVDcam dan mematikannya.
Dan tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari pintu hotel. Oom Budi mengambil handuk dan melilitkannya ke pinggangnya kemudian berjalan menuju pintu. Dan ternyata pegawai hotel yg mengetuk pintu bermaksud memberitahukan bahwa jam sewa kamar telah habis. Kulihat Oom Budi kembali berjalan mendekatiku.
“Dik, pakai bajunya, kita keluar….nanti kalau mau kita janjian lagi saja ya..”.kata Oom Budi sembari memberikan pakaianku.
Aku pun segera berpakaian walau badan masih terasa lemas. Dan selesai berpakaian kami pun bergegas meninggalkan hotel. Dalam hatiku masih ada rasa tak percaya kalau aku mempunyai keberanian untuk membalaskan dendamku terhadap Mas Joni dan Tante Sri. Tp ada sebagian rasa bersalah muncul apabila wajah Bayu muncul dipikiranku.
“Sdhlah Dik, yg penting kamu sdh bisa balas perbuatan suamimu dan istriku…disamping itu kita juga sdh terpuaskan…betul tdk..” kata Oom Budi memecah keheningan dalam mobil.
Tangan kiri Oom Budi mengelus pahaku dan sesekali naik ke atas rok ku. Aku pun tersenyum dan berkata ,
” Ya Oom, saya sdh merasa dendam saya terbalaskan…….tp….”. Oom Budi kembali berkata ,
” tp kenapa Dik…? masih kurang yg tadi? Hehehe…”. Canda Oom Budi.
“Ah, Oom Budi bisa saja….tp kalau memang mau kita atur saja waktunya ,Oom….” balasku.
Jujur, aku merasa mendapatkan kepuasan yg tdk aku dapatkan dari Mas Joni. Dan mobil kami pun melaju dan meninggalkan kenangan yg tdk akan kulupakan. Maafkan Mama mu Bayu, kesucian keluarga kita telah ternoda, semua gara-gara Papamu.,,,,,,,,,,,,,,,,,