Cerita Bokep Terbaru Sebelum Berangkat Kuliah Ngentot Dulu

Malamini ternyata Ada pertandingan bigmatch bola dimana jagoku maen

(chelsea), dimana saya nobar bareng sama temen-temen di suatu cafe,

pertandingan dimulai pukul 01.30 wib, sambil menunggu permainan dimulai

saya memesan kopi agar tidak mengantuk, terlintas ada pikiran ternyata

besok saya ada kuliah pukul 07.30 wib. Dimana mata kuliahnya yang

mengajar Pak Noel. Filmbokepjepang.com

pagi aku bangun, ternyata sudah menunjukan pukul 08.00, ohhh

Shitt…!!kemudian aku langsung bergegas menuju kekampus dengan honda

beatku, kalau saja saya tidak nekat menonton pertandingan bola tim

jagoku, sampai larut malam aku tidak akan terlambat,

Pak

Noel yang berusia sekitar 40 tahunan mempunyai karakter keras dan

disiplin dalam urusan waktu (mungkin karena dia pernah menjadi anggota

pramuka), terlambat dari 5 menit saja pintu sudah terkunci, apalagi

sekarang saya sudah terlambat 30 menit, untuk titip absen saja kayanya

sulit karena Pak Noel sering mengecek dengan daftar hadir dengan

mahasiswanya yang berangkat,

darί lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada dί gedung kulίah,

namun tίdak berartί kesulίtanku terhentί sampaί dίsίnί. Ruanganku

berada dί lantaί 6, sedangkan pίntu lίft yang sedarί tadί kutunggu tak

kunjung terbuka.

Mendadak, darί belakang terdengar suara merdu

menyapaku. “Haί Tama..!” Akupun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah

adίk angkatanku yang bernama Dwί. “Haί juga” jawabku sambίl lalu karena

masίh dalam keadaan panίk. “Kerah baju kamu terlίpat tuh” kata Dwί.

Sadar, aku lalu membenarkan posίsί kerah kemeja putίhku serta tak lupa

mengecek kerapίhan celana jeansku. “Udah, udah rapί kok. Hmm, pastί kamu

buru – buru ya?” kata Dwί lagί. “ίya nίh, bίasa Pak Noel” jawabku. Filmbokepjepang.com

“Mmh” Dwί hanya menggumam.

Setelah

pίntu lίft terbuka akupun masuk ke dalam lίft. Ternyata Dwί juga

melakukan hal yang sama. Dίdalam lίft suasananya sunyί hanya ada kamί

berdua, mataku ίseng memandangί tubuh Dwί. Ternyata harί ίtu ίa tampίl

sangat cantίk. Tubuh putίh mulusnya setίnggί 167 cm ίtu dίbalut baju

kaos Guccί pίnk yang ketat, memperlίhatkan branya yang berwarna hίtam

menerawang darί balίk bajunya. Sepertίnya ukuran payudaranya cukup

besar, mungkίn 34D. ίa juga mengenakan celana blue jeans Prada yang

cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu teruraί dengan ίndahnya. Wangί

parfum yang kutebak merupakan merk Kenzo ίntense memenuhί udara dalam

lίft, sekalίgus sepertί beradu dengan parfum Boss ίn Motίon mίlίkku. Hmm

pίkίrku, pantas saja Dwί sangat dίίncar oleh seluruh cowo dί jurusanku,

karena selaίn ίa masίh sίngle tubuhnya juga sangat proporsίonal. Lebίh

darίpada ίtu prestasί akademίknya juga cukup cemerlang. Namun jujur

dίrίku hanya menganggap Dwί sebagaί teman belaka. Mungkίn hal ίtu

dίkarenakan aku baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang

baίk, sehίngga aku masίh trauma untuk mencarί pacar baru.

Tίba

– tίba pίntu lίft membuka dί lantaί 4. Dwί turun sambίl menyunggίngkan

senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pίntu lίft yang

sedang menutup aku sempat melίhat Dwί masuk ke sebuah ruang studίo dί

lantaί 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedίa bagί sίapa saja

mahasίwa yang ίngίn menggunakannya, AC dίdalamnya dίngίn dan pada jam

pagί sepertί ίnί bίasanya keadaannya kosong. Aku juga serίng tίdur

dίdalam ruangan ίtu sehabίs makan sίang, abίsnya sofa dίsana empuk dan

enak sίh. Hehehe

Setelah

itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku

berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya

berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang

berbunyi “kuliah Pak Noel ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami

ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen”

 
Sialan,

kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas,

karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin

melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Dwi.

Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun

bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dwi masih ada disana.
 

Sesampainya

di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Dwi masih ada didalam atau

tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun

membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dwi yang

sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku,

tersenyum dan bertanya “Hai Tama, ngga jadi kuliah?” “Kuliahnya diundur”

jawabku singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan

laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar

4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dwi, dan suara AC yang

bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin

berduaan aja dengan Dwi. Maklum, namanya juga cowo, huehehe…

 
Penasaran,

aku segera mendekati Dwi. “Hi Dwi, lagi ngapain sendirian disini?” “Oh,

ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga

bisa konsentrasi.” “Eh, kebetulan ada Tama, udah pernah ngambil kuliah

ini kan?” Tanya Dwi sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku

mengangguk singkat. “Bisa ajarin Dwi ngga caranya, Dwi dari tadi gak

ketemu cara ngerjainnya nih?” pinta Dwi. Akupun segera mengambil tempat

duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut.

Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu

mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama

berselang tugasnya pun telah selesai.

 
“Wah,

selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Tama,

udah ngerepotin kamu.” Kata Dwi ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya

dan mengemasnya. “Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini”

kataku sekedar iseng menggoda. Dwi pun malu bercampur gemas mendengar

perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha

menggelitiki pinggangku. 

 
Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari

olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan

secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta

pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja

tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku.

Spontan, adik kecilku pun bangun. “Iih, Tama kok itunya tegang sih?”

kata Dwi sambil membenarkan posisi tangannya. “Sori ya” kataku lirih.

Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling

bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku.

 Filmbokepjepang.com

Melihat

mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink,

serta matanya yang bulat indah membuatku benar – benar menyadari

kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah

siapa yang memulai, tiba – tiba kami sudah saling berciuman mulut.

Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun

dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku

ingin menyetubuhinya.

 
Seolah

mengetahui keinginanku, Dwi pun merubah posisi duduknya sehingga ia

duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah vaginanya yang

masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada

didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang

untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali

sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali

sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang.

“mmhh.. mmmhh..” hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang

saling beradu.

 
Puas

berciuman, akupun mengangkat tubuh Dwi sampai ia berdiri dan menekankan

tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan

lehernya, sambil meremas – remas gundukan payudaranya yang terasa padat,

hangat, serta memenuhi tanganku. “Aaah, Tama…” Erangannya yang manja

makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Dwi pun

sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan

payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu

terlihat sedikit menegang. “Tama…” katanya sambil menekan kepalaku

kearah payudaranya. Akupun tidak menyia – nyiakan kesempatan baik itu. 
 

Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya.

Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan

payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin

menelannya, dan itu membuat badan Dwi menggelinjang. “Aaahh… SShhh…” aku

mendongak keatas dan melihat Dwi sedang menutup matanya sambil bibirnya

mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi

sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin

bernafsu akan “pekerjaanku” di dadanya.

 
Puas

menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata

ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah

selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya

yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan

gundukan vaginanya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun

mendekatkan hidungku ke arah vaginanya, tercium wangi khas yang sangat

harum. Ternyata Dwi sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya

itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Dwi.

 
Akupun

mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dwi

memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg – degan

karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan

mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh

dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu – ragu akupun menjilati

celana dalamnya yang basah tersebut. “Mmhhh… Ooggghh…” Dwi mengerang

menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dwi gurih, sedikit

asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata

cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.

 
“Buka

aja celana dalamku” kata Dwi. Mendengar restu tersebut akupun

menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dwi benar – benar bugil,

sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar – benar pemandangan yang

indah. Vaginanya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink

kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali

dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang

kelaparan, akupun segera melahap vaginanya, menjilati bibir vaginanya

sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya.

Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu

Dwi terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak

menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. 
 

“Emmh, please don’t stop” kata

Dwi dengan mata terpejam. “OOuucchh…” Rintih Dwi di telingaku sambil

matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari

tubuhnya.”Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya vagina Dwi yang

makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan

menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus

mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati vaginanya

secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan

kepalaku. Tak lama kemudian, “Uuuhhh.. Dwi mau ke… lu… ar…” seiring

erangannya vaginanya pun tiba – tiba membanjiri mulutku mengeluarkan

cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih

dan hangat. Akupun tidak menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya

sampai habis. 
 

“Slruuppp…” suaranya terdengar nyaring di ruangan

tersebut. Nafas Dwi terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya

sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri.

Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah

akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan

cintanya sendiri.

 
“Mmhh,

Tama… makasih ya kamu udah bikin Dwi keluar.” “kamu malah belum buka

baju sama sekali, curang” kata Dwi. “Gantian sini.” Setelah berkata lalu

Dwi mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok

serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat

batang penisku yang berukuran cukup “wah.” Panjangnya sekitar 16 cm

dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah

tersentuh oleh jemari Dwi yang lentik. “Tama, punya kamu gede banget…”

setelah berkata maka Dwi langsung mengulum kepala penisku. 

 
Rasanya

sungguh nikmat sekali. “mmh Dwi kamu nikmat banget…” kataku. Iapun

menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya

lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang

sexy mengulum buah zakarku. “aah… uuhh… ” hanya itu yang dapat

kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan

penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong

kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir

3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil

membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia

seperti menelan penisku sebanyak 5 – 6 kali.
 

Puas

dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya

membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. “Tama sayang, aku masukin

ya..” kata Dwi bergairah. Lalu iapun menduduki penisku, mulanya hanya

masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam

liang vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta,

rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik – turunkan

vaginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang.

“Pak.. pak… pak.. sruut.. srutt..” bunyi paha kami yang saling beradu

ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah

sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar

mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi

memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.
 

“Dwi,

ganti posisi dong” kataku. Lalu Dwi berdiri dan segera kuposisikan

dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi

ini terlihat liang vaginanya yang memerah tampak semakin menggairahkan.

Akupun segera memasukkan penisku dari belakang. “aahh, pelan – pelan

sayang” kata Dwi. Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya

berguncang – guncang dengan indahnya.

“Aaahhkk…Tama…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh” suara Dwi yang mengerang terus,

ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak

berdaya menahan pertahanan penisku. “Ooohh…yeahh ! fu*k me like

that…uuhh…i’m your bitch now !” erang Dwi liar.

“Aduhh..

aahh.. gila Dwi.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek. “Oohh..

terus Tama.. kocok terus” Dwi terus mendesah dan meremas-remas dadanya

sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. “Yak.. dikit

lagi.. aahh.. Tama.. udah mau” Dwi mempercepat iramanya karena merasa

sudah hampir klimaks. “Dwi.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh” geramku

dengan mempercepat gerakan.

“Enak

nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya

kebelakang untuk menatap mataku. “Gila.. enak banget Dwi.. terusin

sayang, yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah

payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke

bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.
 

“uuhh..

sshh.. Dwi, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana?” tanyaku. “uuhhh..

mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan” kata Dwi. Makin

lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat.. “Masukin yang dalem

dooo…ngg…”, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai

pada beberapa saat kemudian. “aahh… Tama.. kita keluarin sekarang…” Dwi

berkata sambil tiba – tiba cekikan vaginanya pada penisku terasa sangat

kuat dan nikmat. Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu

membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali

ke dalam liang vaginanya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat

bersamaan akupun memeluk Dwi dengan eratnya dari belakang.

 
Setelah

beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya

akupun mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Aku menyodorkan

penisku ke wajah Dwi dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma

yang masih berceceran di batang penisku. Aku menyandarkan tubuhku pada

dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia

tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama

semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin

tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi

pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku,

apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena

gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan

kiri dan kanannya.

 
“Dwi..

mau keluar nih..” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi

kenikmatan hisapan Dwi. “Bentar, tahan dulu Tama..”jawabnya sambil

melepaskan kocokannya. “Loh kok ngga dilanjutin?” tanyaku. Tanpa

menjawab pertanyaanku, Dwi mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa

sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua

payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku

yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan

napas. Filmbokepjepang.com
 

Sebelum

aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang

terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua

tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang

licin, Dwi pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri. “Gila Dwi,

kamu ternyata liar banget..” Dwi hanya menjawab dengan sebuah senyuman

nakal.
 

Kali

ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut

merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya

tadi. “Enak nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.

“Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang

kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia

langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. “Ahh.. ohh..” desahnya

pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya

yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

 
Tak

lama kemudian, “aah… Dwi aku mau keluar lagi…” setelah berkata begitu

akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang

langsung ditelan habis oleh Dwi. Iapun lalu menciumku sehingga aku

merasakan spermaku sendiri.

 Top: Cerita Sex ABG Hilang Keperawananku Hanya Karena Hujan

Setelah

selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima

kasih kepadanya, lalu akupun pulang kekostan setelah mengantarkan Dwi ke

kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat

puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya

kapan – kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. 

 
Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah

Dago. Soal kuliahnya Pak Noel, aku sudah cuek karena hari itu aku

mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dwi.

Related posts