Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

 

 on Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

 Kanker serviks diketahui sebagai salah satu kanker yang sering menyerang wanita. Salah satu kasus terkenal yakni saat aktris Yulia Rahmawati alias Julia Perez meninggal dunia akibat kanker serviks pada pertengahan tahun 2017 silam. Oleh sebab itulah vaksin HPV sangat penting untuk diberikan.

Menurut dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter, kanker serviks berkaitan dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi virus jenis ini dapat menyebabkan perubahan struktur gen yang menyebabkan pertumbuhan abnormal dari jaringan serviks..

“Sayangnya, jaringan yang tumbuh adalah jaringan abnormal yang rapuh. Jaringan rapuh ini mudah berdarah dan menyebabkan pendarahan dari vagina,” ujarnya.

Lebih lanjut, dijelaskan oleh dr. Alvin bahwa walaupun infeksi HPV dapat ditularkan melalui kegiatan non-seksual, sebagian besar transmisi virus umumnya terjadi melalui kontak seksual. Terdapat banyak jenis tipe HPV, meski yang paling erat dihubungkan dengan kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18.

Tanda umum dari kanker serviks adalah adanya pendarahan usai berhubungan seks. Selain itu, ada sejumlah gejala lain seperti keputihan yang berlangsung dalam jangka waktu lama.Beberapa di antaranya, gangguan buang air kecil seperti rasa nyeri serta buang air kecil berdarah jika kanker sudah menyebar ke saluran kencing. Selain itu ada pula  gangguan buang air besar bila kanker sudah menyebar ke saluran pencernaan.

Salah satu solusi tepat untuk menangani kanker serviks adalah pemberian vaksinasi HPV sejak dini. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus saat usia seseorang telah memasuki masa-masa aktif secara seksual.

Vaksin HPV untuk kanker serviks

Vaksin HPV adalah vaksin inaktif yang telah dilemahkan. Ia melindungi tubuh dari empat tipe virus HPV yang mampu menyebabkan sejumlah penyakit, salah satunya kanker serviks.

Menurut dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, vaksin HPV dianjurkan bagi mereka yang akan menikah, pernah berhubungan seks, hingga akan melakukan kontak seksual secara aktif. Vaksin ini juga dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi terkena infeksi HPV karena hal berikut:

  • Pertama kali berhubungan seks pada usia sangat muda
  • Partner seksual yang berganti-ganti
  • Memiliki partner seksual yang suka berganti-ganti pasangan

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksin HPV rutin bagi pria atau wanita mulai dari usia 12 tahun. Vaksin sebaiknya diberikan sebelum seseorang memulai kontak seksual. Karena bila seseorang sudah terinfeksi virus HPV, vaksin menjadi kurang efektif dan bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.

Apakah Anda ingin diberi vaksin meski telah berhubungan seksual secara aktif? Tidak masalah. Bahkan jika sudah pernah terpapar satu tipe virus HPV, pemberian vaksin akan melindungi Anda dari tipe virus HPV lainnya. Sebab vaksin ini akan melindungi tubuh dari tipe virus HPV yang Anda belum pernah terpapar.

Cegah sedini mungkin

Sudah dipastikan bahwa infeksi HPV menular melalui kontak seksual, baik oral, vaginal, atau anal. Dengan demikian, untuk melindungi Anda dari virus HPV, gunakanlah alat pengaman saat berhubungan seksual.

Selain vaksin HPV, Anda dapat melakukan pap smear secara rutin. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendeteksi kanker serviks sedini mungkin, terlebih jika Anda kerap melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.

Yang perlu Anda ketahui, jangan anggap sepele sejumlah kondisi. Waspadalah jika Anda merasakan linu pada panggul, nyeri saat hubungan seks, pendarahan setelah hubungan seks atau perdarahan antar siklus haid atau setelah menopause. Segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV sejak usia muda. Jika Anda merasakan sejumlah gejala yang mengarah pada penyakit ini, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Related posts