BPOM Tarik Peredaran 13 Suplemen Makanan Mengandung DNA Babi
Setelah ramai kasus ditemukannya dua produk suplemen makanan positif mengandung Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) babi, Viostin DS dan Enzyplex, kini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sejumlah produk serupa.
BPOM menemukan setidaknya ada 13 suplemen makanan yang diduga terindikasi mengandung DNA babi di dalamnya.
1. BPOM tarik peredaran 13 suplemen di pasaran
Kasubdit Pengawasan Produk Tembakau BPOM Moriana Hutabarat mengatakan telah mencabut 13 produk suplemen makanan tersebut, sebelum nanti diuji kembali kebenaran terkait adanya unsur DNA babi di dalam produk suplemen tersebut.
“Sudah tidak beredar, sudah ditarik dari peredaran. Kita harus konfirmasi dulu sebelum disetujui untuk beredar lagi, tapi yang 13 itu di recall dulu,” kata Moriana di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/3).
2. Masih menunggu pengujian laboratorium
Sampai saat ini BPOM belum merilis nama-nama ke-13 suplemen makanan tersebut, yang terindikasi mengandung DNA babi. BPOM masih perlu menguji laboratorium terkait kebenaran kandungannya.
“Daftarnya? Segeralah, biasanya dari humasnya akan segera menyampaikan,” ujar Moriana.
3. DNA manusia dengan hewan hampir mirip
Moriana mengaku setiap bahan baku obat-obatan memang dibutuhkan suatu unsur dari hewan sebagai penggantinya. Karena beberapa DNA hewan mirip dengan manusia.
“Bisa saja mengandung hewan tapi belum tentu babi, tapi kan untuk lebih aman di recall dulu,” kata dia.
4. Obat-obatan tidak harus menggunakan sertifikasi halal
Menurut Moriana obat-obatan belum diharuskan memenuhi kewajiban untuk membuat sertifikasi halal, karena tidak terdapat di undang-undang tentang kehalalan.
“Dari undang-undang halal, obat belum yang termasuk diwajibkan untuk sertifikat halal. Negara Islam di dunia belum mewajibkan halal untuk obat,” kata dia.
5. Aspek kesehatan jadi pertimbangannya
Pemerintah melalui BPOM berpikir bahwa ada aspek-aspek yang jauh lebih penting dipikirkan terkait kesehatan tersebut.
“Karena kita berpikir kepentingan kesehatan itu masih lebih penting daripada hanya karena dia tidak halal. Vaksin-vaksin itu kan rata-rata harus dengan hewan, anak-anak itu kalau tidak divaksinasi penyakit lebih berbahaya akan bisa mematikan,” ujar Moriana.
BPOM mengimbau kepada seluruh produsen obat-obatan yang menggunakan unsur babi sebagai bahan bakunya, agar mencantumkan komposisi pada label produk di dalamnya, berupa keterangan terkait bahan baku babi.