Bocah SMA diculik 3 Preman
Pagi tadi, aku terpaksa naik taksi ke sekolah, soalnya mobilku ngadat gak mau jalan. Gak biasanya mobilku rewel kayak gitu. Tapi ya udahlah pikirku, daripada telat, mendingan pake taksi. Tadinya sih tuh taksi jalan seperti biasa, tapi ditengah jalan, tuh taksi tiba-tiba salah belok dan malah ngambil jalan yang berlawanan arah sama sekolah aku. Akupun lalu menepuk bahu si supir, kulihat ID- nya si supir diatas dashboard, namanya Panji, kelihatannya usianya belum terlalu tua, mungkin baru awal 30-an, jadi aku memanggilnya mas. “Mas, salah jalan nih, kalo mau ke sekolah aku, mestinya tadi belok ke kanan, bukan ke kiri” kataku “Iya dek, tapi jalan tadi masuk kategori three in one, jadi gak bisa masuk” katanya “Ah masa? Aku tiap hari lewat situ, kayaknya bukan ah” kataku tak percaya. “Ya baru semalem diresmikannya dek” katanya tanpa mengalihkan pandangan. Dalam hati aku merasa ada yang salah, aku sudah sering mendengar tentang penculikan dan perampokan yang dilakukan oleh para supir taksi gadungan, mungkin taksi ini salah satunya. “Kalo gitu berenti di sini aja mas” kataku. “Tunggu bentar dek, saya berhentinya di depan dikit” katanya. Dan benar saja, tak lama kemudian laju taksi itupun melambat, hingga akhirnya berhenti total di pinggir jalan yang tidak aku kenal. Debar jantungku agak menurun, tampaknya aku salah sangka. Akupun mengeluarkan dompetku, dan hendak membayar ongkos taksi, tapi tiba-tiba, pintu taksi tersebut terbuka, dan seorang pria masuk dan duduk disebelahku. Pria itu bertubuh tinggi besar, berkulit hitam dan memakai kaos tanpa lengan. Dilengannya yang tak tertutup itu, tampak dipenuhi oleh berbagai macam tato yang menyeramkan. Wajahnyapun tak kalah menyeramkan, dipenuhi bekas luka dan codet, seperti korban perang saja. Aku benar-benar merasa takut melihatnya. “Ehh..misi mas…saya mau keluar dulu” kataku berusaha setenang mungkin. Tapi ia malah mengeluarkan pisau dan menempelkannya ke perutku. “Gak usah buru-buru dek, mendingan kita jalan-jalan sebentar, jalan Ji!” ujarnya memerintah si supir. Oh my god, mereka berdua saling mengenal, mereka pasti menjebakku. Meskipun ketakutan setengah mati, aku berusaha berbicara. “Ehh…mas..ini kalo mau uang atau HP silahkan ambil, tapi biarkan saya turun, please” ibaku. filmbokepjepang.sex Tapi ia tidak menjawab. “Mas…please..” ibaku lagi “Berisik! Banyak bacot lu yah! Mau gue beri nih?!” ancamnya sambil makin menekankan pisaunya keperutku. Akupun terpaksa diam, tubuhku gemetaran menahan rasa takut. Aku mengamati jalan untuk melihat kemana mereka membawaku. Tak lama kemudian taksi berhenti didepan sebuah gerbang tua yang sudah berkarat. Panji si supir taksi membunyikan klakson, dan gerbang itupun terbuka. Seorang pria tinggi kurus berselempangkan kain sarung membuka pintu gerbang tersebut. Wajah si pria kurus tersebut benar-benar seperti orang yang belum makan berminggu-minggu, seperti tengkorak saja. Taksi itu kemudian berjalan melewati gerbang tersebut dan memasuki tempat, yang sepertinya merupakan bekas sebuah pabrik atau mungkin komplek gudang tua yang amat luas. Di depan sebuah bangunan yang agak kecil, taksi itupun berhenti. Si Codet segera membuka pintu dan menarikku keluar. Aku berusaha meronta melepaskan diri, namun apa artinya tenaga seorang bocah sekolah menengah atas yang baru beranjak usia sepertiku, dibandingkan tenaganya. Akupun diseret memasuki bangunan tersebut, di dalamnya nyaris tidak terdapat apa-apa, diruangan yang luas tesebut, hanya terdapat sebuah kasur matras yang cukup besar, sebuah lemari, meja kecil, sebuah sofa tua yang sudah bolong- bolong, dan sebuah radio tua yang tergeletak disudut ruangan. Tampaknya bangunan ini merupakan rumah jaga dari komplek gudang atau pabrik ini. Dengan kasar, si Codet mendorongku ke tengah ruangan, pintu terbuka, dan Panji si supir taksi memasuki ruangan bersama dengan orang yang membukakan pintu gerbang tadi. “Bang, tolong bang, lepasin saya, ini dompet ama HP saya, silahkan buat abang-abang, saya janji gak akan bilang sama siapa-siapa” kataku sambil mulai menitikkan air mata. “Gile Ji, cakep banget mangsa kita kali ini. Bisa banget lu nyarinya” kata si kurus tak menghiraukan kata- kataku. “La iyalah, Panji, makanya hari ini gue yang dapat giliran pertama oke?” jawab Panji sambil tertawa- tawa. “Iya deh, silahkan garap duluan pantatnya. Wokeeyy bosss… Pastilah Pantatnya gue yang garap duluan, abis pantatnya bohay banget, gak tahan gue ngeliatnya” timpal si kurus. tukangbokep99.com Wajahku langsung pucat pasi mendengar obrolan mereka. Ternyata mereka berniat memperkosa aku. “Bang, tolong jangan perkosa saya bang, saya kan sama-sama laki-laki seperti abang, dan pasti tidak ada rasanya” aku langsung menyesal mengatakan itu, karena kulihat mereka justru makin bernafsu mendengar bahwa aku masih anak sekolah. “Ah yang bener! Masa ada Bocah laki-laki nan cantik kalahin perempuan macam lu ga doyan laki-laki ? Waah.. Masih perawan dong pantatnya gak pernah disodok ? mesti gue coba nih..he..he..he” kata Panji sambil mulai menghampiri dan berusaha memelukku. Akupun meronta-ronta, melawan sekuat tenaga sambil menjerit-jerit. Tiba-tiba si Codet yang saat itu sedang duduk diatas sofa berkata. “Woy, diem lu, gak usah banyak bacot atau coba- coba ngelawan, mau gue potong-potong ampe jadi kornet lu!” ancamnya Aku langsung terdiam, tubuhku kaku, firasatku mengatakan bahwa ini bukan hanya ancaman kosong belaka. Panji menggunakan kesempatan ini untuk menciumiku dan meremas-remas Tete ku yang masih tertutup seragam sekolah. Sementara si kurus menghampiriku dari belakang, tangannya menyingkap rambutku yang gondrong dan mulai menciumi tengkukku yang ditumbuhi oleh rambut- rambut halus. Sementara satu tangannya mengelus dan meremas-remas pantatku. Panji masih asyik melumat bibirku, dan lidahnya mulai bergerak-gerak mencari jalan masuk kedalam mulutku. Hingga akhirnya ia berhasil, dan lidahnya menelusuri sudut mulutku dan memijati lidahku. Cukup lihai juga ia dalam berciuman, meskipun bau mulutnya sangat menggangguku. Dalam hati aku sudah pasrah, bila harus diperkosa, daripada nanti disiksa, atau bahkan dibunuh. “Bang, saya akan menuruti kemauan abang, tapi jangan sakitin saya bang” kataku lagi ditengah serangan gencar mereka. “Ya elah, mana mungkin kita tega nyakitin bocah swcantik lu, dan hampir seperti wanita, kita justru mau nyenengin lu” kekeh si kurus. Tapi si Codet yang paling aku takuti justru tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil memainkan pisau ditangannya. Tiba-tiba aku kaget karena merasakan seperti tersengat listrik. Tangan Panji yang hitam besar dan kasar itu rupanya telah menyelusup ke retsleting celana ku, dan mulai meremas-remas Tititku yang masih dilindungi celana dalam. Sementara tangan si kurus membuka dua kancing atas seragamku, dan menyelusup ke dalam Singlet ku untuk memilin punting susuku. Menerima rangsangan seperti itu, aku merasakan lututku melemah. Apalagi ketika jari-jari Panji menyelusup masuk ke balik celana dalamku dan meremas serta berusaha mengeluarkan Tititku dari dalam sarungnya. Jari-jari itu seperti ular yang memasuki sarangnya, menggesek-gesek pelan Tititku dari balik celana dalam minim dan ketat yang aku kenakan, hingga akhirnya Tititku berhasil dikeluarkan dari celana dalam dan seperti sudah ada sedikit precume yang menempel di ujung kepala Tititku yang baru disunat ini. Kurus yang tampaknya sudah tidak sabar, membuka seragam sekolah singlet ku, dan melemparkannya kesudut ruangan, hingga aku akhirnya berdiri bertelanjang dada. Dengan gemas ia meremas-remas Teteku, dan memutar-mutar puting ku yang berwarna coklat kemerahan. “Baring dek” kata Panji sambil menunjuk kearah matras yang terhampar di lantai.aku ragu. Tapi aku tidak ada pilihan lain . Akupun menurut dan berbaring diatas matras yang berbau tak sedap itu. Begitu aku berbaring, Panji langsung menarik celana seragam ku beserta celana dalamku. artikelbokep.com diapun lalu membuka lebar-lebar kedua kakiku dan menatap pangkal pahaku. Diapun kemudian bersiul pelan. “Wuiih bagus banget pantatnya, belahannya masih rapet banget, wangi pula pantatnya, jembutnya dikit dan alus lagi! Pantat Ideal nih” katanya sambil kemudian mengelus- elus mengocok-ngocok lubang pantat ku dengan satu jari, dan kemudian ditambah tiga jari, empat jari. “Dek, isep dek” Kata si kurus yang telah telanjang bulat dan berjongkok disamping kepalaku. Ia menyodorkan Tititnya yang panjang tapi juga kurus seperti pemiliknya. Aku kembali shock, karena aku pada dasarnya masih menyukai perempuan dan saat melihat Tititnya ini rasanya muak ingin muntah bila membayangkan aku harus memasukan Tititnya itu ke dalam mulutku. Namun aku takut akan apa yang akan mereka lakukan padaku jika aku tidak menuruti perintahnya. Jadi akupun terpaksa meraih Titit tersebut.”Tunggu”, tiba-tiba kurus berkata, “masa main isep gitu aja, minta ijin dulu dong Dek !”. Aku hanya bisa terisak karena sedang dilecehkan olehnya tanpa bisa melawan sama sekali. “Bo, bo, boleh saya emut punya abang?” kataku ditengah isak tangis. “Yah, silakan deh”, jawab si kurus Penis panjangnya mungkin sekitar 18 cm, sementara kepala penis itu sendiri berwarna keunguan dan berdenyut-denyut layaknya mahluk hidup. Kurus pun tertawa melihat wajahku memucat melihat penisnya. “Lho, Dek, katanya mau diisep, kok cuman diliatin doang”, kata kurus tidak sabar. Tidak tahu bagaimana memulainya, karena aku belum pernah melakukannya aku pun memajukan wajah dan menempelkan bibirku yang mungil ke kepala Titit tadi, dan mulai menciuminya. Sementara Panji sambil memegang kedua pahaku dan merentangkannya lebar-lebar, dan membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku. Mulut dan lidahnya menjilat- jilat penuh nafsu di sekitar lubang pantat yang yang masih rapat. Aku hanya bisa memejamkan mata menahan rasa aneh yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Bahwa aku mengisep Titit, seperti aku mengisep alat kelamin ku saja pikirku dalam hati, namun naluriku yang lain berkata lain aku seperti menikmatinya. Ooohh…,knapa ini…? Kok nikmat …, ooohh!”, aku menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai- sampai tubuhku bergerak menggelinjang- gelinjang kegelian. Akupun terpaksa menggigit bibir untuk menahan erangan yang memaksa keluar dari mulutku. Aku telah diliputi nafsu birahi, aku sungguh tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh pemerkosaku itu dengan gampang, namun perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhku itu sungguh tak tertahankan. Tangan panji kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua punting teteku dengan sangat bernafsu. Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan panji ini, aku benar-benar sangat kewalahan, bahkan secara tidak sadar, aku mengangkat pantatku lebih tinggi dan menutup kedua kaki ku untuk menjepit kepala Panji untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangku, aku bahkan sempat lupa kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya sedang memperkosaku. “lho kok cuman diciumin doang, jilat, isep dong!” kata Kurus yang rupanya kurang puas dengan pelayananku. Aku terus menciumi selama beberapa saat, kemudian mengeluarkan lidahku untuk menjilati batang Titit Si Kurus. Sambil menelan ludah, aku membuka mulut lebar- lebar dan memasukan kepala Titit itu ke dalam mulutku, sedangkan lidahku terus menjilati. Nafas si Kurus sekarang semakin berat dan terengah-engah, sementara aku terus menjilati kepala tititnya, sesaat aku merasakan sesuatu yang asin di ujung penisnya, tetapi aku berusaha melupakannya, dan sambil menutup mata erat-erat, bibirku menempel disekeliling Titit si Kurus. putri77.org 10 menit lamanya aku melayani Titit si Kurus, sesekali aku menggelinjang antara geli dan nikmat karena jilatan Panji, belum lagi ketika dua jarinya menyelusup masuk menembus lobang pantatku. Kedua jari itu lalu bergerak keluar masuk, dan kadang ia mendiamkannya, sepertinya menikmati lobang pantatku yang masih amat sempit. Panji pun terkadang memasukkan lidahnya kedalam nya dan menggerakkanya dengan liar, merasakan benda basah dan hangat itu bergerak-gerak dalam pantatku, sungguh memberikan sensasi yang luar biasa. Kurus sekarang semakin keras mengerang, aku ketakutan mendengar erangannya kukira aku telah berbuat salah dan menyakitinya. Tapi Kurus tiba-tiba memegang rambutku dan mendorong kepalaku hingga hidungku bersentuhan dengan bagian bawah pusarnya. Kurus pun menyemprotkan sperma masuk ke dalam mulutku. Aku belum pernah merasakan sperma sebelumnya, mulanya aku hendak memuntahkan cairan tersebut, namun entah mengapa, aku justru malah menelan semua cairan kental asin yang memenuhi mulutku itu. “aararaagghh!”, erang Kurus, “Telen semua!”. Lalu pegangan Kurus pun perlahan mengendor dan aliran sperma yang keluar melambat dan akhirnya berhenti. Selama beberapa saat aku masih mengulum Titit si kurus, takut akan berbuat salah jika mengeluarkan Titit si kurus. Tapi ia akhirnya menarik keluar Tititnya dari mulutku. Aku pun berusaha menelan sisa- sisa sperma yang masih menempel di lidah dan langit-langit mulutku untuk segera menghilangkan bau menyengat yang memenuhi mulutku, Tiba-tiba Panji langsung menindihku. Tangan kanannya menggenggam batang Tititnya dan kepala Tititnya yang membulat itu digesek- gesekkannya pada bibir pantat ku, akan tetapi masih sangat sempit untuk dimasuki Titit. Pelahan-lahan kepala Titit Panji menerobos masuk membelah lobang pantatku. suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhku. Dengan kasar Panji tiba- tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan, sedangkan batang Tititnya perlahan amblas ke dalam lobangku.
Aku langsung menjerit kesakitan ketika kepala penis itu mulai menerobos semakin dalam. Aku tiba-tiba menyadari sesuatu. Dia tidak pakai kondom, astaga pantas sakit banget dan aku juga takut akan terkena HIV! “Aduuhh, Sakiitt! Sakit !, aku hanya bisa merintih. Tapi Panji terus bergerak makin cepat dan keras, makin lama makin dalam penisnya masuk ke dalam lobangku. 5, 10, 15, hingga 20 cm penisnya masuk! “Ehhhgh…gilaaa!”, jeritku.”Ampuunn! Ampuunn!”. Namun jeritanku rupanya hanya menambah semangat Panji. Ia makin keras menghentak-hentak, hingga pinggul dan pantatku terbanting- banting di lantai. Titit itu bergerak keluar dan masuk pantatku yang masih sempit. Rasanya bagian bawah diriku seperti tersobek-sobek, sampai rasanya terlalu sakit dan lelah untuk bisa berteriak. Tubuhku bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan Titit Panji, gigiku bergemeletuk dan kepalaku menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. tukangbokep99.com Aku mencoba memaksa kelopak mataku yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah seram lelaki yang sedang memperkosaku. Namun lama-kelamaan, aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Panji menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding lobang pantatku, mulai memberikan sensasi kenikmatan yang hampir tak tertahankan. Setiap kali Panji menarik Tititnya keluar, Aku merasa plong di lobangku, dan ketika Panji menekan masuk Tititnya ke dalam lubangku, maka terasa semakin nikmat batang Titit itu, menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badanku menggeliat dan terlonjak, sulit rasanya menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata- kata. Lalu tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhku, sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, membuat dirinya meledak dalam kenikmatan. Dan aku pun juga ikut mengalami orgasme tanpa perlu dikocok Tititku karena saking nikmatnya ! “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. kedua kaki kurenggangkan serta menjepit dengan kencang batang Tititnya Panji, aku menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandaku, aku memuncratkan pedjuh ku untuk pertama kalinya. seluruh tubuhku rasanya lemas seakan- akan seluruh tulangnya copot berantakan. Sementara pahaku terkangkang lebar-lebar dengan pantat menungging ke atas dimana Titit Panji masih tetap menggenjot ku dengan dashyatnya. Lelaki tersebut terus menyetubuhiku dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus meremas-remas kedua puntingku yang indah secara bergantian. Aku dapat merasakan putingku sudah sangat mengeras, runcing dan kaku, sementara batang penis yang hitam dan besar milik Panji keluar masuk dengan sangat cepat dan kasar. Setelah bergumul sekitar limabelas menit, akhirnya Panji menghentakan penisnya dengan keras disertai lenguhan panjang. Aku merasakan semprotan hangat di lobang pantatku,. Hujaman Panji makin lemah, diapun lalu menarik lepas Tititnya dan terlihatlah spermanya keluar dari pantatku bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam lobang pantatku. Panji menghirup nafas dalam- dalam dan menghembuskannya lagi. Wajahnya menunjukkan kepuasan setelah hasrat liarnya terpenuhi. “Hebat…pantat lu bener- bener top, bikin ketagihan deh !” komentarnya. “Udah Ji? Kalo gitu giliran gue nih” kata si Codet yang rupanya sudah telanjang bulat, berjalan menghampiriku. “Silahkan Bos, sempit banget deh bos, gak bakalan kecewa” Panji mempersilahkan si Codet untuk menikmati tubuhku. Aku berusaha untuk tidak menanggapi komentar tersebut. Lagipula aku masih terlampau lelah. Si Codet lalu memposisikan tubuhnya diantara kedua kakiku, kelihatannya ukuran Tititnya sama dengan Panji, jadi mungkin tidak terlalu masalah denganku. Si Codet mengusap-usap dulu pantatku yang sudah basah itu dengan ujung kemaluannya hingga aku kegelian dan terangsang kembali dan dengan dibantu oleh jari-jarinya yang juga bermain didalam lobang ku serta hingga akhirnya kini siap untuk dimasuki.