Bella Yang Ganas
– Sebenarnya aku ini tdk pernah terpikir untuk bisa ngentot dgn wanita berjilbab… tetapi apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur dan bubur itu sudah di makan oleh aku…. begini ceritanya
Namaku Ferry.. usia 28 tahun , tinggi 168 badanku tegap, rambutku lurus dan ukuran penisku biasa saja normal orang Indonesialah… panjangnya sekitar 16 cm dan diameternya aku gak pernah mengukurnya…
Aku tinggal di rumah kost-kostan istilahnya rumah berdempet-dempetan neh… ada tetanggaku yang bernama Ibu Bella, berjilbab umurnya sekitar 30 tahun, sudah mempunyai 2 orang anak… yg paling besar masih duduk di bangku kelas 5 SD otomatis yg paling kecil umur 1,8 bulan, sementara suaminya berkerja sebagai karyawan biasa di sebuah perusahan.
Setiap hari Ibu Yulia ini wanita yg mengenakan jilbab panjang lebar sampai ke lengannya bisa dibilang aku melihatnya terlalu sempurna untuk ukuran seorang wanita yang sudah berumah tangga dan pastinya aku sangatlah segan dan menghormatnya.
Suatu saat suaminya sudah berangkat ke kantor untuk kerja dan aku sendiri masih di rumah rencananya agak siangan baru aku ke kantor.
“Iwan…” ibu Yulia memanggil dari sebelah karena aku masih malas-malasan hari ini jadi aku tidur-tiduran saja di tempat tidurku…
”Iwan… Iwan… Ibu minta tolong bisa..??” ujar Ibu Yulia dari luar,
aku sebenarnya sudah mendengar tetapi rasanya badanku lagi malas bangun karena mungkin aku yg di panggil tdk segera keluar, maka ibu Bella dengan hati-hati membuka pintu rumahku dan masuk pelan-pelan mencari aku, seketika itu juga aku pura-pura tutup mataku dia mencari-cari aku dan akhirnya dia melihat aku tidur di kamar.
“Wouwgh….” ujarnya spontan dia kaget karena kebiasaanku jika aku tidur tidak pernah pakai baju dan cuma celana dalam saja, pagi itu penisku sebenarnya lagi tegang biasa penyakit di pagi hari.
Seketika itu dia langsung balik melangkah dan menjauh dari kamarku aku coba mengintip dengan sebelah mataku.
“Ooh dia sudah pergi“ ucapku dalam hati tapi kira-kira tak lama kemudian dia balik lagi dan mengendap-endap mengintip kamarku sambil tersenyum penuh arti cukup lama dia perhatikan aku dan setelah itu ibu Bella langsung balik ke rumahnya.
Besok pagi setelah semuanya sudah tidak ada di rumah. Ibu Bella, tinggal anaknya yg paling kecil dah tidur, aku sayup-sayup aku dengar di samping rumahku yang ada di belakang, sepertinya ada yang mencuci pakaian aku intip di belakang.
Ohh ibu Yulia sedang mencuci pakaian, Tapi dia cuma memakai daster terusan panjang dan jilbab karena dasternya yang panjang, maka dasternya basah sampai ke paha ketika aku sedang intip ibu Bella langsung berdiri dan mengangkat dasternya seakan akan melepaskan celana dalamnya dan langsung dicuci sekalian otomatis saat itu aku melihat ooooohhh vaginanya yg merah dan pahanya yang putih di tumbuhi bulu-bulu halus, aku langsung berputar otak-otakku kepingin rasanya mencicipi vagina yang indah milik ibu Bella yang berjilbab ini.
“Maaf ibu Bella, kemarin ibu ada perlu dengan saya“ tanyaku mengagetkan ibu Bella dan seakan-akan dia langsung merapikan dasternya yg tersingkap sampai ke paha.
“Iya nih mas Ferry.. Ibu kemarin mo minta tolong pasangin lampu di kamar mandi “ ucapnya.
“Kalau gitu sekarang aja bu soalnya sebentar lagi saya mau kerja“ sambil mataku melihat dasternya membayangkan apa yang didalamnya.
“Oh iya, lewat sini saja…” ucapnya karena memang tipe rumah kost yang aku tempati di belakangnya hanya di palang kayu dan seng otomatis kegiatan tetangga-tetangga kelihatan di belakang.
Aku langsung membuka kayu dan sengnya dan masuk ke dalam dan ibu Bella membawaku ke depan, aku mengikuti di belakang.
“Ooohhh seandainya aku bisa merasakan vagina dan pantat ini sekarang” gumamku dalam hati.
“Ini lampunya dan kursinya… hati-hati yah jangan sampe ribut soalnya anakku lagi tidur” ucap Ibu Bella.
Aku langsung memasang dan ibu Bella melanjutkan mencucinya, setelah selesai aku langsung bilang
“Ibu sudah selesai“ ucapku kemudian ibu Bella langsung berdiri, saat itu dia terpeleset ke arahku seketika itu aku menangkapnya.
Uups… oh tanganku mengenai payudaranya yang montok dan tanganku satu lagi mengenai, pantatnya yg tanpa celana dalam dan hanya ditutupi daster saja.
”Maaf Dik Ferry… agak licin lantainya” ucapnya tersipu-sipu.
“Ferry tunggu yah ibu bikinin teh“ ucapnya lagi.
Dia ke dapur dan dari belakang aku pun mengikutinya secara pelan-pelan, saat teh lagi di putar di dalam gelas langsung aku memeluknya dari belakang.
“Ferry… apa-apaan neh…” sentak Ibu bella.
“Maaf bu saya melihat ibu sangatlah cantik dan seksi..” ucapku.
“Jangan Fer… aku sudah punya suami..” tapi tetap ibu Bella tidak melepaskan pegangan tanganku yang mampir di pinggangnya dan dadanya…
“Ferry… jangaann..” langsung aku menciumi dari belakang menyingkap jilbabnya.
“Ssluurrp… oh.. betapa putihnya leher ibu bella” ucapku dalam hati.
“Oowgh… Ferryy… hmmm…” ibu Bella menggeliat langsung dia membalik badannya menghadapku.
“Ferry… aku sudah bers…” saat dia ingin mengucapin sesuatu langsung aku cium bibirnya.
“Mmmmprh…” tak lama dia langsung meresponku dan langsung memeluk leherku.
“Mmmmmhprpp….” bunyi mulutnya dan aku beradu aku singkapi jilbabnya sedikit saja sambil tanganku mencoba menggeraygi payudaranya.
Aku melihat dasternya memakai 2 kancing saja diatas dadanya… aku membukanya dan tersembullah payudaranya yang putih mulusss… slurp… kujilat dan kuisap pentilnya….
“Ferry…. ooouuhhh…. ufhhh….” lirihnya.
“Sslurrpp…. slurp.. ketika aku menjilati payudaranya… sepertinya masih ada sedikit air susunya… hmmmm… tambah nikmatnya.. slurp.. slurp…
Sambil menjilat dan menyedot susunya aku tetap tidak membuka jilbab maupun dasternya tapi tanganku tetap menarik dasternya keatas…karena dari tadi dia tidak pakai celana dalam maka dengan mudah itilnya ku usap-usap dengan tanganku.
“Ohhh… oh… sssshhhh…” gumam ibu Bella.
Kepalaku kudekatkan ke vaginanya dan kakinya kurenggangkan.
Ssluruupp…. pelan-pelan kujilati itil dan vaginanya…
“Ooh Ferryy… eennnakkh… oghu… mmmpphhff…” teriaknya pelan kulihat kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri.
Pelan-pelan sambil lidahku bermain di vaginanya, kubuka celana pendekku dan terpampanglah penisku yang telah tegang. tetapi ibu bella masih tidak menyadari akan hal itu. Pelan-pelan kuangkat dasternya, namun tidak sampai terbuka semuanya, cuma sampai di perutnya saja dan mulutku mulai beradu dengan bibirnya yang ranum.
“Mmmmppghh… Ferry… aku…” ucap ibu Bella.
Kuhisap dalam-dalam lidahnya.
“Sslurp… caup… oh ibu sungguh indah bibirmu, vaginamu dan semuanya.” lirihku.
Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya kubawa dia ke atas meja makannya dan kusandarkan ibu Bella di pinggiran meja tanganku kumainkan kembali ke itil dan sekitaran vaginanya.
“mmmpphhhh… ufh… oh… Ferr rryy….ibu ssuuudah nggak tahaaannnnn…lirih Ibu Bella.
Pelan-pelan kupegang penisku… kuarahkan ke vaginanya yang sudah basah dan licin….dan bleeesssssssssshh….
“mmmpphhhhh… ufghhh…. Ferryy….” teriak Ibu Bella.
Ssleepep… slepp…. kontolku kudiamkan sebentar…. Ibu Bella spontan melihat ke wajahku dan langsung ia menunduk lagi, kududukkan di atas meja makan dan kuangkat kakinya. Mulailah aku memompanya.. slep… slep.. slep… blssss….
“Ooh vaginanya ibu sangat nikkmmat….”
“Ferrry… kontolmu juga sangat besar” ternyata ibu Bella sudah tidak memikirkan lagi norma-norma, yang ada cumalah nafsu birahinya yang harus dituntaskan.
Berulang-ulang kupompa vaginanya degan penisku.
“Ooohh.. akhh… Ferry….” kubalikkan lagi badannya dan tangannya memegang pinggiran meja.
Kutusuk vaginanya dari belakang bleesssssssss…
“Ohhhhh….” teriak Ibu Bella, kuhujam sekeras-kerasnya kontolku tanganku remas-remas payudaranya.
Aku liat dari belakang sangat bagus gaya ibu Bella nungging ini, tanpa melepas daster dan jilbabnya kutusuk terus … sleeeepp…. sleeps….
Sampai kurang lebih setengah jam ibu Bella bilang
“Ferry…. ibu sudah nggak tahan…..”
“Sabar bu bentar lagi saya juga……” ucapku.
“Oh… ohhhh… mmmppphhhh… Feerry… ibu mau keluarrrr… achhhh……”
Semakin kencang dan terasa vaginanya menjepit kontolku dan oohhhhh… ku rasakan ada semacam cairan panas yg menyirami penisku di dalam vaginanya…. semakin kupercepat gerakan menusukku…
Slep…. slurp… bleeppp….
“Oohhhhh Ibu aku juga dah mau sampai neh…..”
“Cepat Feerry… ibu bantu…. ouho…. oohhhhh….”
Ibu Bella menggoyangnya lagi dan akhirnya
“Ibu…. aku mau keluararrrrr…..”
“Sama-sama ya Ferr…. ibu juga sudah mau keluar lagi…” teriaknya…
“Ohhh… mmmmppphhhh….. ahhhhh..”
Aku dan ibu Bella sama–sama keluar… dan sejenak kulihat di vaginanya terlihat becek dan banjir…
Setelah hening sejenak… ku cabut kontolku dan kupakai celana pendek setelah itu ibu Bella juga merapikan daster dan jilbabnya… langsung aku meminta maaf kepadanya…
“Bu.. mohon maaf .. Ferry khilaf.” ucapku.
“Tidak apa-apa kok Fer… ibu juga yang salah… yang menggoda Ferry“ ucapnya.
Aku langsung pamitan kembali ke rumahku sebelah dan mandi siap-siap kerja… setelah mandi kulihat ibu Bella sedang menjemur pakaian tapi jelas di dalam daster ibu Bella tidak memakai celana dalam karena terlihat tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi.
Sebelum aku pergi kusempatkan pamitan ke ibu Bella dan dia tersenyum tidak tau apakah ada artinya atau tdk…
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,