Cerita Sex Nafsu Terlarang

Nama saya Bram, usia saya kini 29 tahun. Istri saya (yg saya nikahi 3 tahun yg lalu) bernama Dena. Kami bertemu saat kuliah, dia lebih muda dua tahun dari saya. Manis menurut saya dengan tinggi 160 cm. Saya sangat mencintai istri saya karena sangat pengertian.filmbokepjepang.com
Kami sudah mempunyai anak (laki-laki) berumur 1,5 tahun, lucunya anak saya ini, saya bisa tahan bermain dengannya sampai berjam-jam. Itulah sebabnya saya sering berkata kepada teman-teman saya bahwa kebahagiaan abadi adalah jika kamu pulang dari kantor kemudian bermain bersama anakmu.
Namanya Jason, sengaja saya namakan demikian karena saya sangat suka dengan point guard Phoenix Sun yaitu Jason Kidd. Untungnya dia juga sudah mulai suka memantul-mantulkan bola ke tanah, sebuah dasar permainan basket.
Saya bekerja disebuah perusahaan multinasional yg bermarkas di Jerman. Penghasilan saya lumayan, lebih dari cukup malah, sehingga saya bisa tinggal di perumahan elite di pinggir kota Jakarta. Namun saya lebih suka hidup sederhana, mobilpun hanya punya satu.
Saya punya sobat kental yg bernama Bram. Persahabatan saya dengan Bram sudah terbina sejak kami masih sama-sama TK. Usianya sama dengan saya, kami hanya berbeda satu bulan (saya lebih tua). Perkenalan saya dengan Bram terjadi karena kami saling berebut kue ulang tahun yg dibawa oleh teman kami. Saat itu, seperti layaknya anak kecil kami bertengkar yg kemudian berkembang menjadi perkelahian ala anak kecil.
Bram sempat terjengkang saat itu, demikian juga saya yg terjatuh karena kaki saya ditendangnya setelah ia terjatuh kena pukulan saya. Dilerai oleh guru, kamipun akhirnya berkenalan. Hukuman yg diberikan Ibu Yanti adalah selama satu bulan selama di sekolah, kami harus bersama terus. Ternyata hukuman seperti ini sangat efektif karena sejak saat itu pula kami selalu bersama. (Hukuman dari Ibu Yanti ini sepertinya bisa dicontoh oleh guru-guru lain…..).
Kebersamaan kami tdk hanya di TK. Ketika masuk SD, kami ingin sekali untuk tetap bersama. Kebetulan niat kami ini menjadi kenyataan. Kami masuk ke sebuah SD swasta yg terkenal amat disiplin. Seingat saya, kami hanya sekali terpisah selama SD, SMP dan SMA, yaitu kelas empat SD. Sisanya kami selalu sekelas. Hingga SMA kami selalu mempunyai prestasi di sekolah yg hampir sama. Jika Bram dapat ranking tiga maka saya dipastikan akan berada di peringkat dua atau empat. Terhitung saya unggul lima kali dan Bram tujuh kali.filmbokepjepang.com
Kedekatan saya dengan Bram juga mengimbas ke kedua orangtua kami. Saya sudah seperti anak sendiri di depan orangtuanya demikian pula sebaliknya. Ketika kecil, kami sering bergantian menginap. Ini memang memudahkan kedua orangtua kami untuk mengontrol kami. Kalau saya menginap di rumah Bram , maka ibunya segera menelepon ibu saya dan mengatakan bahwa saya menginap dirumahnya. Hal serupa juga terjadi pada Bram .
Satu-satunya yg berbeda pada kami hanya sifat. Saya orang yg mudah sekali bergaul. Setiap ada pertemuan, hampir dapat dipastikan saya menjadi centre of attention karena kemampuan saya untuk berbicara. Bram sebetulnya bukannya tdk baik berkomunikasi, ia hanya lebih pendiam, itu pula yg membuatnya tampak lebih berwibawa dibanding saya.
Hobi kamipun sama yaitu main sepakbola dan basket. Jika main sepakbola, Bram biasa menempati posisi wingback kanan, sedang saya gelandang bertahan. Karena wibawanyalah, Bram selalu menjadi kapten saat bermain sepakbola. Di basket, posisi yg sering di tempatinya adalah posisi small forward. Saya sendiri biasa diposisi shooting guard.
Kami memang ditakdirkan untuk bersahabat. Selain hobi dan tetek bengek lain yg sama, kami sama-sama bungsu dari empat bersaudara. Jumlah kakak perempuan dan laki-laki pun sama, hanya berbeda urutan. Keluarga Bram , laki-laki-perempuan -perempuan- laki-laki sedang saya, perempuan-laki- laki-perempuan- laki-laki.
Tinggi kami berdua tdk berbeda jauh yaitu sekitar 180 cm, hanya saja Bram lebih tinggi dari saya sekitar satu cm. Penampilan fisik kami, kalau boleh saya sedikit sombong, sangat OK. Banyak teman-teman wanita kami yg tertarik kepada kami.
Ketika kuliah (tempatnya juga sama di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, jurusan manajemen), kami tetap satu kost. Tapi karena namanya juga kost-kostan, kami tdk bisa memilih untuk bersebelahan kamar. Bram mendapat kamar di lantai dua sedang saya dilantai satu.
Prestasi kami saat kuliah juga hampir mirip dengan prestasi kami di TK-SD-SMP-SMA, hanya saja kali ini karena kuliah kami tdk mungkin sekelas terus. IP kami yg selalu mirip, kisarannya sekitar 2,7-2,8. Yg ajaib, saat sebelum sidang sarjana, IPK kami sama persis yaitu 2,76. Karena malam sebelum sidang (kami sidang berbarengan) saya sibuk menjadi mentor bagi Bram , akhirnya saat sidang sesungguhnya saya hanya mendapat nilai B dan Bram justru A. Akan tetapi, hal ini bukanlah masalah bagi saya.
Dua tahun terakhir sebelum lulus, Bram tertarik dengan gadis sekampus kami yg berada di angkatan dua tahun lebih muda. Nama gadis tersebut Nissa . Rupanya sangat cantik, berhidung mancung, berkulit putih mulus, berdarah bule sedikit (ayahnya indo-belanda) . Tingginya sekitar 175 cm dengan berat badan yg sangat proporsional. Yg kurang proporsional menurut saya hanyalah dadanya yg sedikit kebesaran. Singkat kata Nissa sangat seksi. Jujur saja, saya sempat suka dengannya.
Awal-awal pendekatan, Bram selalu mengajak saya bila apel ke rumah Nissa . Alasannya singkat saja
“Loe khan pinter ngomong…”. Karena saat itu saya juga belum punya pacar, kami sering sekali jalan bertiga.
Tak heran jika Nissa kemudian dekat juga dengan saya. Kedekatan saya dengan Nissa bahkan sudah melebihi kedekatannya dengan Bram . Ini saya anggap sudah sangat berbahaya, jadi akhirnya saya memutuskan untuk tdk lagi menemani Bram .
Pendekatan Bram untuk mencairkan hati Nissa berlangsung cukup lama, kurang lebih 1,5 tahun. Malah akhirnya saya yg lebih dahulu mendapat pacar, yaitu Dena yg saya dekati selama kurang lebih enam bulan. Dan tak lama (kurang lebih satu bulan) setelah saya dan Dena resmi pacaran, merekapun menyusul resmi berpacaran. Bahagianya hati kami saat itu.
Nissa juga yg mempunyai usul agar kami mengontrak rumah bersama (maksudnya saya dan Bram ). Dan usulan ini kami anggap sangat bagus dan enam bulan sebelum lulus, kami pindah kerumah kontrakan kecil berkamar dua. Nissa dan Dena sering datang dan mengurusi segala kebutuhan kami, dari mulai makan hingga keperluan kami sehari-hari. Saat itu kami merasa sebagai dua cowoq paling beruntung di dunia.filmbokepjepang.com
Kebiasaan kami untuk menjaga keamanan adalah sistem bawa kunci sendiri-sendiri. Setiap saat pagar rumah di gembok dan pintu rumah dikunci, ada atau tdk ada orang. Kebiasaan Bram jika pulang kerumah adalah teriakannya yg khas
“Permisi…! “, saya tdk mempunyai kebiasaan itu. Ini pula akhirnya yg menjadi tanda siapa yg pulang.
Setelah lulus, kami sibuk mencari kerja kesana kemari. Bram lah yg paling beruntung diantara kami. Baru sebulan lulus, dia sudah menerima panggilan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, sedang saya juga sudah sering terima surat balasan, tapi isinya kerap berisi penolakan.
Sebulan setelah dipanggil, Bram dinyatakan diterima di perusahaan tersebut. Inilah yg membuatnya menjadi sering bolak balik Jakarta-Bandung. Saya menjadi sering sendirian di rumah, walaupun Dena masih sering datang dan menemani saya. Saya dan Bram walaupun mempunyai pacar yg sering berkunjung ke rumah, sangat menjaga pergaulan. Saya dan Dena kerap hanya berciuman dan berpelukan jika dirumah, demikian pula dengan Bram dan Nissa . Kami juga menjunjung sopan santun yg menjadi dasar budaya suku kami.
Suatu hari, saat saya sedang sendirian dirumah, Nissa menelepon. Saya katakan bahwa Bram belum pulang dari Jakarta. Namun, rupanya Nissa justru ingin berbicara dengan saya. Mulanya saya pikir hanya akan berbicara di telepon, paling nanya soal Bram , pikir saya. Rupanya Nissa ingin berbicara langsung dengan saya dan meminta ijin untuk datang. Saya ijinkan, kebetulan Dena kuliah sampai malam dan baru besok datang ke rumah kontrakan ini.
Kira-kira pukul satu, dengan mukanya yg ceria Nissa datang. Setelah mengunci pagar dan pintu kami duduk di ruang tamu (kebetulan, ruangan dirumah ini selain dua kamar tidur, hanya ruang tamu ini). Nissa saat itu mengenakan pakaian yg sudah menjadi ciri khasnya, jeans ketat, kaus juga ketat dengan rompi diluarnya.
Kami berbincang-bincang dan bercanda cukup lama. Kami memang sangat nyambung jika ngobrol, jadi obrolan seakan mengalir tanpa diatur. Sampai tiba-tiba Nissa menundukan kepalanya dan ketika kepalanya terangkat lagi, saya llihat butiran airmata mengambang disudut matanya.
“Nad, kenapa…?” aku segera bertanya sambil berjalan mendekatinya.
Dengan mata merah dan airmata yg siap meleleh, Nissa  berkata bahwa suasana seperti ini sudah lama ia harapkan. Saya jadi bingung akan maksudnya berkata seperti itu.
“Gue sangat mengharapkan bisa ngobrol berdua sama loe sudah sejak lama Bim,” ucap Nissa sambil menyeka airmatanya.
Saya berlutut didepannya sambil bertanya lagi maksudnya apa. Ia mengulangi perkataannya dan menambahkan bahwa maksudnya adalah ngobrol berdua dengan saya.
Saya masih kebingungan dan tak bisa berbicara ketika dari mulut Nissa keluar pernyataan yg mengagetkan,
“Gue sebetulnya suka sama loe, Bim”. Hah? Saya terlonjak kaget dan tetap tak mampu berkata-kata.
Kemudian Nissa menambahkan bahwa dirinya sangat terpukul ketika tahu bahwa saya dan Dena resmi pacaran. Harapannya musnah, impiannya melayg, angannya terbang yg berakibat ia akhir luluh didepan Bram . Bersedianya ia menjadi pacar Bram rupanya terdorong rasa kecewanya gagal mendapatkan saya. Atas dasar itu juga Nissa memberikan usul agar saya dan Bram tinggal dirumah kontrakan ini, maksudnya agar ia bisa setiap hari melihat saya, sekedar melihat saya.
Semakin lama berpacaran dengan Bram , hatinya justru semakin kuat melekat pada diri saya. Ia tahan berada di rumah ini hanya untuk melihat segala aktivitas saya seharian, walaupun itu dilakukannya dalam pelukan dan belaian Bram . Tak dipungkirinya, Bram sangat ia sayangi, tapi cintanya tetaplah pada saya. Ia membutuhkan orang yg mampu menjadi tempat bertanya, Bram tdk memiliki itu. Sifat dasar kamilah yg akhirnya menjadi penentu bagi Nissa .
“Bim, maukah kamu peluk Nissa ?” Saya terdiam sejenak, sungguh tak mampu berkata-kata.
Memeluk Nissa ? Bagi laki-laki lain kesempatan ini tdk akan dibiarkan hilang, tapi bagi saya, memeluk Nissa dengan kehangatan cinta adalah pengkhianatan terhadap Dena dan Bram . Akhirnya segala perdebatan di kepala saya perlahan-perlahan saya singkirkan. seksigo
Pelan-pelan tangan saya mencari pinggang Nissa dan mendekatkan tubuh saya kepadanya. Sejenak saya merasakan dada saya menabrak segumpal benda kenyal di dada Nissa . Tangan Nissa kemudian melingkar dipundak saya dan segera menarik saya agar lebih menempel pada tubuhnya. Seketika saya merasakan himpitan kekenyalan dadanya di dada saya. Nissa memeluk saya dengan kuat dan mulai mencium leher saya sambil berkata pelan dikuping saya,Nissa ”Thanks Bim, I love you,”.
Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Kemudian sambil tetap berpelukan ia mengatakan bahwa jika ia menjadi istri Bram , mungkin ia tdk akan pernah merasakan keindahan seperti ini. Seumur hidup ia mencari cowoq ideal buatnya dan baru kali ini menemukannya dalam diri saya. Nissa  memang baru sekali pacaran yaitu dengan Bram . Sangatlah menyesal jika apa yg menjadi impiannya harus lepas walaupun sudah berada di depan mata. Mendengar penuturannya, saya hanya berkata bahwa saya juga amat sayang dengannya, tapi kata-kata saya terhenti oleh sebab yg hingga saat ini saya tdk tahu apa, dan dengan lembut saya mencium pipinya.filmbokepjepang.com
Nissa tertunduk dipundakku sambil tersenyum dan membalas ciuman itu pada pipi kiriku. Mungkin karena terbawa suasana, Nissa dengan gerak refleksnya langsung mencium bibir saya dan menahannya lama. Ketika dilepaskannya ciuman itu, ia tertunduk malu atas kelakuannya, tapi wajahnya terlihat tersenyum.
“Maaf Bim, mudah-mudahan kamu ngga marah,” ujarnya singkat.
Saya hanya diam dan baru sadar ketika Nissa menarik tubuh saya dan tubuhnya direbahkan di karpet. Saya merasakan desiran hangat di sekitar kemaluan saya dan menyadari bahwa milik saya itu sudah menegang menekan perut bagian bawah Nissa .
Tanpa pikir panjang, saya mencium bibir Nissa dan dibalas dengan sangat panas olehnya. Sambil terus berciuman, saya melepaskan pelukan dan mulai meraba tubuh Nissa yg putih mulus itu. Tdk ada dalam pikiran saya untuk berbuat lebih. Jemarinya juga tdk tinggal diam mulai menjelajahi dan mengusap-usap punggung saya.
Lama kami bergumul dikarpet ruang tamu itu, berciuman, menciumi leher masing-masing dan menjilatinya. Kurang lebih sekitar 45 menit kami bercumbu sampai akhirnya saya berinisiatif menghentikannya. Dengan nafas tersengal-sengal, Nissa memandangi saya dengan wajah sedikit kesal.
“Kenapa Bim?” tanya Nissa .
“Jangan Nad, nanti keterusan,” jawab saya.
Saya duduk di sofa dan sesaat kemudian Nissa duduk disebelah saya dengan merapatkan tubuh dan menggelendot manja. Kata-kata terimakasih mengalir dari bibir ranum yg baru saja saya kulum itu. Ia merebahkan kepalanya di dada saya dan memeluk saya erat.
Sejak itu, selama sebulan, kami mengulangi perbuatan yg sama setiap Bram harus ke Jakarta. Jadwal kuliah Dena bisa dengan mudah diketahui Nissa karena mereka sekampus dan setiap hari Nissa dan Dena kebagian jadwal yg berbeda.
Sikap kami didepan Bram juga tdk berubah. Sehari-hari kami berusaha menjaga kewajaran. Semua ini dengan tujuan agar tdk diketahui oleh masing-masing pasangan kami. Didepan saya, Nissa tetap manja dengan Bram dan saya tetap mesra didepan Dena .
Dan kami mengulang lagi apa yg sudah sering kami lakukan saat Bram ke Jakarta. Dena sudah pulang saat Nissa datang. Karena saya ingin mandi dahulu, tdk saya ketahui ketika Nissa sudah bertukar pakaian. Yg saya ketahui, ia sudah mengenakan bicycle pant pendek dan kaus oblong putih saat saya selesai mandi. Darah saya mendesir ketika Nissa menghampiri saya. Ia tampak sangat seksi dengan lekuk tubuh yg terbayang di kausnya.
Langsung ia memeluk saya dan kami mulai lagi bercumbu. Saat itu saya juga hanya bercelana pendek. Desiran hangat mengalir deras di sekitar kemaluan saya ketika saya menindih Nissa . Tangan saya mengusap-usap punggungnya juga tangannya melakukan hal yg sama. lehernya habis saya ciumi dan saya jilati. Desahnya semakin menderu.filmbokepjepang.com
Entah setan apa yg lewat, saya kali memberanikan diri memasukan tangan saya ke dalam kausnya. Saya raba perutnya yg indah dan perlahan-lahan mulai naik ke arah dada. Tak saya kira sebelumnya, Nissa bukannya melarang malah membimbing tangan saya menuju dadanya. Seumur hidup, baru sekali ini saya merasakan gumpalan kenyal didada ceweq, bahkan milik Dena pun saya tak berani.
Tangan saya terdiam diatas dadanya dan kemudian tangannya diletakan diatas tangan saya dan mulai meremas. Tangan saya jadi ikut meremas dadanya. Wow, saya sungguh baru sekali ini merasakan lembutnya gumpalan kenyal milik ceweq. Semakin keras saya remas, Nissa semakin keras mendesah.
Tiba-tiba saya merasakan ada yg meraba kemaluan saya. Saya lihat, jemari Nissa mulai meraba dan juga meremas-remas milik saya yg sudah mengeras itu. Tangannya kemudian mulai menyelusup ke dalam celana saya dan juga menyelusup kedalam celana dalam yg saya pakai. Seketika aliran darah disekitar kemaluan saya bertambah deras. Tak mau kalah, saya langsung membuka kaitan bra yg dipakai Nissa dan segera kembali meremas buah dadanya (Saya gambarkan sedikit, buah dada Nissa mempunyai ukuran yg besar bagi ukuran ceweq indonesia. Mungkin karena perawatan yg baik, buah dadanya masih kencang).
Semakin panas permainan kami ini sampai akhirnya kami membuka seluruh pakaian kami dan saling memberikan senyuman. Tak habis-habisnya saya memandangi tubuh telanjang Nissa dengan sebentuk tubuh yg seksi dan indah. Tdk mungkin cowoq tdk terangsang jika melihat tubuh indah seperti yg dimiliki Nissa .
Kali ini giliran Nissa yg menciumi dan menjilati seluruh tubuh saya. Milik saya sudah mengacung tegang dan jilatan berikut ciuman Nissa makin turun kebawah. Saya rasa saya sudah tdk tahan lagi. Saya langsung bangun dan merebahkan Nissa diranjang. Nissa malah mendekap saya ketika saya bergerak akan menindihnya. Milik saya yg sudah menegang itu menempel keras di kemaluannya yg berbulu lembut disekitarnya.
Desahnya makin terdengar ketika gesekan terjadi. Nafsu sudah menguasai kita berdua dan semakin mengkungkung kami saat ujung kemaluan saya menyentuh mulut kemaluannya. Kakinya berusaha menahan badan saya agar tdk mendorong tubuhnya lebih dalam. Rintihan kesakitan terdengar saat saya mulai kembali menekan tubuhnya. Saya sama sekali tdk ingin memasukan milik saya kedalam kemaluannya, bagaimanapun itu adalah hak suaminya kelak.
Tiba-tiba tangannya meraih milik saya dan menggesek-gesekan ujung milik saya itu dimulut kemaluannya. Badan terlonjak-lonjak, sayapun merasakan sensasi yg luar biasa. Kenikmatan yg tdk ada bandingannya. Tubuh saya bergetar menahan nafsu yg semakin memuncak. Tiba-tiba tubuh Nissa menegang dan terlonjak amat keras ke kasur. Saya dengar desahnya sempat sangat keras dan perlahan mereda.
“Sayangku, aku udah ngga tahan lagi,” ujarnya setengah membisikiku.
Kebimbangan segera hinggap dikepalaku. Wajahnya memancarkan kehangatan yg berbeda dan saya menjadi tdk berakal. Pelan-pelan saya dorong tubuh saya dan milik saya perlahan-lahan masuk ke mulut kemaluannya. Wajahnya meringis menahan sakit sambil terus mendorong tubuh bagian bawah saya agar perlahan terus masuk.
Mulut kemaluannya terasa sangat sempit. Saya lepas kembali dan perlahan-lahan saya masukan lagi. Begitu berulang-ulang sampai akhirnya saya sudah tdk tahan lagi dan seketika menerobos mulut kemaluannya dengan ganas. Ia terlonjak kaget dan saya lihat airmatanya meleleh tapi wajahnya tersenyum,
“Ohh…sayangku. ..,” desahnya sambil memelukku erat.
Tubuh saya mulai bergerak naik turun dan saya merasakan desiran hangat di seluruh kemaluan saya. Terasa ada yg memijit-mijit seluruh permukaan milik saya itu. Walaupun sambil menahan sakit, Nissa terlihat sangat menikmati permainan kami tersebut. Permainan yg sama-sama baru kita rasakan sekarang.
Tak sampai sepuluh menit, mungkin karena masih sama-sama baru, saya merasakan nikmatnya muncratan cairan hangat dari kemaluan saya didalam rongga kemaluan Nissa . Kemaluannya seketika menjadi hangat dan dipenuhi oleh cairan kental dari kemaluan saya.filmbokepjepang.com
Nissa memeluk saya dengan sangat erat, ia sesegukan menahan tangisnya, bibirnya bergumam menyebutkan bahwa ini adalah yg pertama baginya. Kami berpandang-pandanga n dan saya kemudian bertanya apakah ia menyesal?
Kaget saya dibuatnya ketika dengan cepat ia menggeleng dan berkata,
”Nissa melakukannya dengan orang yg memang menjadi idaman Nissa dari dulu, Nissa tdk menyesal…, ” tuturnya diiringi senyuman di bibirnya.
Mungkin karena gemas, ia mencium bibir saya lagi dan memainkan lidahnya didalam mulut saya.
Sejak peristiwa “the first time” yg kami alami itu, kami menjadi semakin terobsesi untuk mengulang kejadian itu dan mereguk kenikmatan yg tdk pernah kami rasakan sebelumnya.
Semua tingka laku kami memang tetap biasa, tdk ada yg berubah. Saya tdk ingin hubungan saya dengan Dena berantakan karena kegiatan Nissa dan saya tercium, terlebih lagi terhadap Bram , sobat kental saya yg sudah saya anggap sebagai saudara kembar itu. Tetapi semua itu akan segera berubah menjadi nafsu terpendam ketika Bram dan Dena tdk ada. Kami melakukan lagi dan lagi dan lagi…..seperti tdk ada lagi hari esok dengan makin panas dan bernafsu.
Saya dan Nissa tetap melakukan persetubuhan kami ini sampai saat menjelang mereka menikah. Bisakah anda bayangkan? Tiga hari sebelum menikah, kami masih sempat melakukan persetubuhan itu. Ditengah waktu yg sempit kami melakukannya di dalam kamar kakak Nissa yg memang kosong. Letak kamar tersebut di paviliun rumah Nissa . Itu kami lakukan ditengah-tengah kesibukan orang-orang mempersiapkan rumah untuk upacara perkawinan Bram dan Nissa .
Selama sebulan setelah pernikahan mereka (Saya dan Dena menikah sebulan lebih dulu dari mereka), saya dan Nissa menghentikan perbuatan biadab tersebut. Sampai suatu hari Bram menelepon saya dan memberitahu bahwa ia akan tugas ke Eropa selama seminggu sambil menanyakan titipan apa yg saya mau. Saya menjawab sekenanya karena bayangan saya segera lari ke tubuh indah Nissa yg sudah sering saya reguk tersebut. Dan benar saja, sepuluh menit setelah itu, Nissa gantian menelepon saya dan mengajak saya bertemu di sebuah hotel di daerah Jakarta Selatan.
Kami akhirnya melakukan perbuatan laknat itu lagi dari siang hingga sore hari seakan kerinduan selama sebulan terobati dengan tiga kali hubungan badan yg kami lakukan.
Itulah perbuatan kami yg pertama setelah Nissa  dan Bram menikah. Sebulan kemudian, saya mendengar dua kabar baik bahwa Dena dan Nissa tengah hamil. Saya dan Bram terlonjak kegirangan karena Dena dan Nissa sama-sama hamil satu bulan.
Kini, Jason dan Grant (anak Bram dan Nissa , diberi nama itu karena Bram sangat mengidolakan Grant Hill, power forward Detroit Piston) sudah berumur 1,5 tahun. Keduanya lincah dan cerdas. Hobi mereka sama. Karena saya dan Bram memang membeli rumah yg bersebelahan, otomatis Jason dan Grant menjadi dua sahabat kecil selalu rukun.
Grant dan Jason terlihat persis seperti saya dan Bram . Saya sering mendengar Bram memuji Grant dengan bangga sampai saya sempat kaget ketika sambil dengan muka ceria Bram berkata,
“Mukanya mirip banget sama elo Bim, liat aja tuh, ngga salah gue punya sobat kayak elo,” seketika saya melihat Grant dan memang benar, ciri-ciri fisiknya sama dengan saya sehingga Grant dan Jason selintas seperti adik kakak.
Kemudian dengan cepat pula mata saya memandang Nissa yg tersenyum dan begitu bertemu muka dengan saya, ia mengangguk pelan sambil tersenyum ke arah saya…..
Itulah kisah saya yg panjang dan njelimet, mudah-mudahan tdk bosan. Saya hanya ingin cerita ini dibaca lengkap agar pembaca bisa memahami posisi saya dengan baik. Melalui forum ini pula saya ingin meminta maaf kepada sahabat saya, Bram atas perbuatan kami. MAAFKAN AKU, SOBAT.
Hubungan intim saya dengan Nissa memang tdk sesering dulu lagi, tapi bagaimanapun saya adalah yg pertama untuknya dan ia adalah yg pertama bagi saya. Sulit untuk melupakan yg pertama, sebisa mungkin kami mencoba untuk mengulanginya dan merasakan keindahannya lagi.

Related posts