Cerita Panas Dinda Junior Di Kantor

Aku tdk tahu bagaimana aku bisa terpikat dgn wanita ini. Semuanya berawal pada saat aku membuka emailku dan menerima salam perkenalan dari seseorang yg bernama Indri. Hampir setiap hari aku menerima email darinya.

Setelah berjalan hampi 2 bulan, hubungan di dunia maya tersebut semakin erat. Hingga dia berani mengirimkan foto dirinya yg separoh telanjang walaupun bagian wajahnya di blur. Indri memberitahu itulah dirinya. Kerana wajahnya di blur, aku tdk tahu siapa dia sebenarnya. Setiap melihat fotonya terbayang tubuh montok yg mulus, buah dada yg bulat besar dan montok dgn putingnya yg berwarna coklat kemerah-merahan itu membuat nafsu birahiku naik.

Indri pun mulai berani menceritakan hal peribadinya kepadaku terutama kehidupan seks bersama suaminya. Katanya dia merasa kesepian karena semenjak suaminya menduduki jabatan dikantornya, suaminya asyik dgn tugas kantornya. Dia jarang mendapatkan nafkah biologis dari suaminya. Dan kalaupun dapat, dia belum pernah mendapatkan kepuasan saat berhubungan seks dgn suaminya, karena begitu suaminya menginginkannya biasanya suaminya langsung menyetubuhi dirinya dan setelah suaminya menyemprotkan pejunya, suaminya langsung tidur tanpa menghiraukan dirinya apakah sudah mendapatkan kepuasan atau belum.

Menginjak bulan ketiga hubunganku dgn Indri, aku dikejutkan dgn sebuah email dari Indri,

“Bang… pingin sekali Indri merasakan kenikmatan dalam bersetubuh.
Namun rasanya mustahil itu dapat Indri peroleh dari suamiku.
Karena dia sibuk dgn urusan kantornya.
Kalau lihat foto Abang,
Abang pasti sanggup memberikan kepuasan yg Indri inginkan.
Apa mungkin hal itu terjadi, Bang?????
Ah kayaknya Indri terlalu banyak berharap???
Namun Indri yakin suatu saat harapan itu pasti terwujud.”

Email tersebut sangat menggangu pikiranku selama berhari-hari. Apalagi kalau membayangkan bentuk tubuh Indri yg sangat menggiurkan. Email itupun kemudian aku balas,

“Ndri… sebenarnya Abang pun jg menginginkan hal itu.
Setiap melihat foto Indri, Abang selalu terbayang akan keindahan tubuh Indri,
Sehingga nafsu birahi Abang bangkit menggelora.
Abang jadi tersanjung dgn ajakan Indri.
Tp gimana aku dapat mewujudkan harapan kamu???
Siapa kamu sebenarnya aku pun tdk tahu???
Harapan Abang, Indri dapat memberitahukan jati diri Indri yg sebenarnya.
Sehingga Abang dapat mewujudkan harapan Indri…..”

Aku berharap saat itu jg Indri membalas emailku, namun hingga hampir 1 bulan ternyata Indri belum jg membalas emailku tersebut, hingga suatu hari ada email masuk dari Indri

“Bang… Indri akan kasih tahu siapa sebenarnya Indri.
Tp syaratnya Abang harus berjanji tdk akan menyebarkan dan memberitahukan identitas diriku kepada siapapun.
Indri percaya Abang dapat menjaga kerahasiaan itu…
Ini nomor HPku 0856xxxxxxx”

Dibawah kata-kata tersebut ada sebuah foto terbaru Indri. Alangkah terkejutnya aku saat melihat foto tersebut. Ternyata Indri adalah Dinda… teman satu kantor dan satu bagian dgnku. Dinda adalah juniorku. Dalam hati aku memujinya betapa selama ini dia dapat menyembunyikan identitas dirinya walau setiap hari bertemu dgnku, sehingga akupun tdk tahu bahwa dia adalah Indri kekasihku di dunia maya.

Saat jam pulang kantor aku sengaja menghampirinya, dan tampak dia terkejut melihat aku sudah berdiri didepan meja kerjanya.

“Din…, mau pulang bareng?” ajakku

Dinda sepertinya tdk percaya dgn ajakanku, dgn agak ragu dia menjawab,

“Boleh jg nih… lumayan ngirit ongkos taxi…”

Akhirnya dgn mengendarai mobilku aku dan Dinda menyusuri jalanan ibu kota yg masih macet. Diperjalanan Dinda sempat menanyakan nomor HPku yg kemudian disimpannya nomor HPku tersebut dalam HPnya.

Aku tawarkan pada Dinda gimana kalau sebelum pulang kerumah masing-masing cari tempat makan dulu dan ternyata Dinda menyetujui ajakanku tersebut. Kamipun akhirnya masuk salah satu restoran dan pada saat makan tersebut, dgn hati-hati aku bertanya pada Dinda,

“Din, kamu serius dgn ajakan kamu diemail tempo hari kepadaku?” tanyaku.

“Menurut Abang gimana? Abang sendiri berani gak menerima tantangan dariku?” jawab Dinda sambil tangannya mengetikkan pesan singkat di HPnya.

Tak berapa lama HPku berbunyi pertanda ada sebuah SMS masuk dan begitu aku lihat ternyata SMS dari Dinda. Sambil tersenyum aku baca SMS tersebut,

“Bang, jujur setiap ketemu Abang di kantor aku selelu membayangkan enaknya disetubuhi Abang!! Abang adalah harapan bagi Dinda untuk mewujudkan kenikmatan yg telah lama hilang dari Dinda. Kalau Abang mau malam ini kita kerumah Dinda mumpung suami Dinda lagi dinas luar kota.”

Seakan gak percaya dgn SMS tersebut, aku tatap wajah Dinda,

“Ke rumahku yuk Bang?” ajak Dinda sambil membersihkan sisa makanan dimulutnya tanpa menunggu jawaban dariku. Dinda memanggil pelayan restoran dan meminta bill dan membayarnya segera setelah bill itu diterimanya. Bagai kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja ketika Dinda mengajak kerumahnya.

Diperjalanan aku masih bingung dgn kenekatan Dinda. Rupanya dorongan nafsu telah mengalahkan akal sehat Dinda. Rasanya aku gak sabar ingin segera sampai dirumah Dinda dan menikmati tubuh montok Dinda yg selama ini selalu aku bayangkan. Ternyata malam ini apa yg aku bayangkan selama ini akan terwujud.

Begitu tiba dirumah Dinda, Dinda bergegas turun dari mobilku dan membukakan pintu pagar serta menyuruhku agar memarkir mobilku dihalaman belakang agar gak kelihatan orang dari jalan. Kemudian Dinda membuka kunci pintu rumahnya dan menghilang dibalik pintu.

Selesai memarkir mobil akupun bergegas masuk rumah Dinda dan begitu pintu terbuka, tertegun aku seketika melihat tubuh Dinda yg hanya ditutup baju tidur tipis warna putih dan tanpa BH dan CD sehingga bagian payudara dan selangkangannya terlihat jelas. filmbokepjepang.sex Tampak payudaranya yg bulat besar dan montok menggantung indah dgn putingnya yg berwarna coklat ke-merah2an sama seperti yg terlihat difoto yg pernah dikirimkan kepadaku. Sedangkan bagian selangkangannya terlihat bagian vaginanya ditutupi bulu2 jem but yg hitam lebat, kontras dgn warna kulit pahanya yg putih mulus. Bagian itulah yg selama ini belum pernah aku lihat, sehingga begitu melihat bagian tersebut akupun berdecak kagum,

“Sempurna…” batinku.

Dgn senyuman manis Dinda memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Aku menyentuh pipinya dgn hidungku. Licin dan lembut. Per-lahan2 aku mengucup bibirnya. Kemudian mulai mengulum lidahnya dan menghisapnya perlahan-lahan sambil merangkul lehernya.

Saat aku semakin merapatkan badanku, payudara Dinda yg besar dan montok terasa mengganjal didadaku. Rangkulan aku longgarkan agar tanganku dapat meremas payudara Dinda. Namun belum sempat menyentuh payudaranya, tanganku dipegangnya dan ditariknya tanganku sambil berjalan menuju kedalam kamarnya.

Menyadari hal itu akupun segera menggendong Dinda sambil mulutku mengulum bibirnya hingga sampai ke dalam kamarnya. Sesampainya dikamar aku rebahkan Dinda di atas kasur yg empuk. Aku berbisik telinganya,

“Malam ini, kamu akan merasakan kembali kenikmatan yg telah lama tdk kau rasakan….. Aku akan memenuhi harapan kamu…..!!!”.

Sambil terus berciuman tanganku mulai menjalar di dada Dinda. Terasa payudara Dinda yg besar dan montok, memang padat dan kencang. Aku meremas-meremas payudaranya sambil mengulum lidahnya. Dinda membalas kulumanku.

Setelah puas berkuluman dan remas-meremas, aku terus melepaskan baju tidur Dinda agar tdk ada lagi yg menutupi keindahan tubuhnya. Kini dari dekat aku dapat melihat betapa indah tubuhnya yg berkulit putih mulus itu. Aku terus menjilat telinga dan seluruh tubuhnya.

“Aaaahhhhhhhggggghhhhhh…” Dinda mengerang manja.

Dinda berusaha melepaskan pakaianku… hingga yg tersisa tinggal cdku saja.

Tak sabar rasanya aku untuk menjamah daging mentah yg terhidang didepan mata….

Kemudian tanganku meremas kedua payudara Dinda yg kenyal dan montok itu. Kulihat puting payudara Dinda yg berwarna coklat kemerahan sudah menegak. Dgn rakus aku hisap payudaranya. Mula-mula sebelah kiri dan yg sebelah lagi kuremas-remas. Setelah puas aku hisap payudara yg sebelah kiri, aku pindah ke payudara sebelah kanan. Tampak Dinda sudah makin terangsang. Dia merintih dan menggeliat antara geli dan nikmat.

“Mmmm… enak Bang … sssshhhh… ooooohhh…” erangnya perlahan.

Aku terus menghisap kedua puting payudara Dinda bergantian… Dinda menggeliat lagi.

“Mmmm sedappp Bang… terus Bang … ” Dinda semakin mendesah tak karuan saat hisapan mulutku makin kuat pada payudaranya.

“Aawww….nnggggggg… Bang!!!” Dinda mengerang dan kedua tangannya memegang kain seprai dgn kuat.

Aku semakin menggila… tak puas dgn menghisap, mulutku mulai menjilati kedua payudara Dinda secara bergantian. Seluruh permukaan payudaranya basah. Ku-gigit2 puting payudaranya sambil meremas-remas kedua payudara Dinda yg gede dan montok itu.

“Ooohhh… oouwww… sssshhh… tambah enak Bang” erang Dinda.

Aku tak peduli. Dinda menjerit kecil sambil menggeliat ke kiri dan kanan, sesekali kedua jemari tangannya memegang dan meremas rambutku. Kedua tanganku tetap meremas payudara Dinda sambil menghisapnya.

Didalam mulut, puting payudara Dinda ku-pilin-pilin dgn lidahku sambil terus menghisap. Dinda hanya mampu mendesis, mengerang, dan beberapa kali menjerit perlahan ketika gigiku menggigit lembut putingnya. Beberapa tempat di kedua bulatan payudaranya nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitanku.

Setelah cukup puas menghisap payudara Dinda, bibir dan lidahku kini merayap turun ke bawah. Kutinggalkan kedua payudara Dinda yg basah yg penuh dgn tanda merah bekas gigitan dan hisapanku yg cukup jelas terlihat.

Lidahku mulai menjilati perutnya, Dinda mulai meng-erang2 kecil keenakan, bau keringat tubuhnya menambah nafsuku semakin memuncak. Kucium dan kubasahi seluruh perutnya yg putih mulus itu dgn air liurku.

Aku turun kebawah lagi… dgn cepat lidah dan bibirku yg tak pernah lepas dari kulit tubuhnya itu telah berada diatas bukit vaginanya yg indah. Tampak bulu-bulu jembutnya yg lebat itu telah basah oleh cairan vaginanya. Tampaknya Dinda sudah sangat terangsang akibat ulahku.

Perlahan-lahan jilatanku turun ke lututnya kemudian naik lagi ke pangkal paha. Aku berhenti menjilati pangkal pahanya kemudian kusibakkan bulu2 jembut Dinda yg lebat yg menutupi bukit vaginanya sehingga terpampanglah belahan vaginanya yg sudah sangat basah.

“Buka sayang…” pintaku agar dia merenggangkan kangkangannya.
“Oooh…” Dinda hanya merintih perlahan saat aku melebarkan kangkangannya. Kelihatannya dia sudah sangat terangsang…

Aku letakkan kepalaku tepat diatas selangkangan Dinda. Dinda membuka kedua belah pahanya lebar-lebar… Wajahnya yg manis kelihatan kusut dan rambutnya tampak acak2an. Kedua matanya sayu memandang ke-langit-langit, menikmati apa yg telah lama hilang dalam hidupnya. Bibirnya basah merekah indah sekali.

Aku tersenyum, sebentar lagi aku akan merasakan kenikmatan yg kuidamkan selama ini… menyetubuhi tubuh montok Dinda yg selama ini selalu aku bayangkan. Kunikmati sesaat keindahan vagina Dinda. Bibir vaginanya yg tadi tertutup oleh lebatnya bulu jembutnya, kini tampak merah merekah. Aahhh betapa nikmatnya jika nanti penisku dapat memasuki lubang vagina tersebut.

Dinda menekan kepalaku agar lebih dekat ke vaginanya. Hidungku terbenam diantara kedua bibir vaginanya yg empuk dan hangat. Kuhirup se-puas-puasnya bau vagina yg khas itu. Bibirku mulai menjilati bagian bawah bibir vagina Dinda dgn penuh bernafsu. Aku jilati vaginanya dgn mulutku, sementara kedua tanganku meremas bokongnya yg padat bulat dan montok dgn gemas.

Dinda men-jerit-jerit merasakan kenikmatan yg tak terkira, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang megelinjang kencang, beberapa kali kedua pahanya menjepit kepalaku yg asyik menjilati bibir vaginanya.

“Mmmm… ohh… hgggghhhh… nikmat Bang, jilat itil Dinda Bang” Dinda mengerang, merintih dan merengek manja agar bagian itilnya segera aku jilati.

Kedua tangannya bergerak meremas rambutku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Terkadang bokongnya dinaikkannya sambil mengejang nikmat, terkadang digoyangkan bokongnya seirama dgn jilatanku kepada vaginanya.

“Oouhhh… yaahh… yaaahah… huhuhu… huhuhu… Jilat 1tilnya Bang, ayo jilat 1tilnya lagi!!” Dinda makin kuat merintih begitu 1tilnya aku jilati.

Terkadang Dinda seperti menangis, mungkin tdk berdaya menahan kenikmatan yg dirasakan pada vaginanya. Tubuhnya menggeliat hebat dan kepala Dinda berpaling kekiri dan kekanan dgn cepat, mulutnya mendesis dan mengerang tak karuan.

Aku makin bernafsu melihat reaksinya. mulutku semakin buas, dgn nafas tersengal-sengal kulebarkan lagi bibir vagina Dinda sehingga terlihat jelas bagian dalam vagina Dinda berwarna merah sudah sangat basah oleh cairan kenikmatannya.

Kuusap dgn lembut bibir vagina Dinda. Kemudian lalu per-lahan-lahan aku jilati belahan vagina Dinda yg tampak merah merekah yg sudah sangat basah. Dibagian atas vaginanya 1tilnya yg besar berwarna kemerahan tampak semakin tegak dan membesar pertanda Dinda dalam kondisi yg sangat terangsang.

Kujulurkan lidahku dan kembali menjilati 1tilnya yg besar itu. Dinda menjerit keras sambil kedua kakinya menyentak-nyentak ke bawah. Dinda mengejang dgn hebat…

Dgn gemas aku memegang kedua belah pahanya dgn kuat lalu kulekatkan bibir dan hidungku diatas celah kedua bibir vaginanya, kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lalu kusapukan lidahku diatas bibir vaginanya secara berulang ulang sambil sesekali aku cucukan lidahku kedalam lubang kemaluan yg telah begitu basah.

“Hgggghgggh… hhghghghg… ssssshsh!!!” Dinda menjerit keenakan dan mendesis panjang dgn perlakuanku itu.

Tubuhnya kembali mengejang. Bokongnya diangkat-angkat keatas sehingga lidahku dapat menyelusup masuk kedalam lubang vaginanya dan men-jilat-jilat 1tilnya. Tiba-tiba kudengar Dinda seperti terisak dan kurasakan adanya lelehan hangat singgah ke bibir mulutku. Aku terus menjilati 1tilnya hingga tubuh Dinda terkulai lemah dan akhirnya bokongnya pun jatuh kembali ke kasur. Dinda telah mencapai orgasmenya akibat perlakauan lidahku pada vaginanya. Untuk pertama kalinya Dinda mendapatkan kembali kenikmatan syurga dunia setelah sekian lama hilang dalam kehidupannya. Dinda terus mengerang menghayati kenikmatan tersebut.

Seer… seeerrr… seeeerrrr… cairan hangat terus meleleh keluar dari lubang vagina Dinda. Celah vaginanya kini tampak lebih merah. Selangkangannya nampak basah penuh dgn air liur bercampur lendir orgasmenya. Sluurp…. sluuuurrp… sluuuurrrp… aku jilat seluruh cairan yg terus keluar membasahi permukaan bukit vaginanya itu.

“Ooohh… Dinda keluar Bang…..!!!” erang Dinda sambil tangannya menekan kuat-kuat kepalaku keselangkangannya sehingga mulut dan hidungku menempel ketat dicelah vaginanya. Kurasakan celah vagina Dinda ber-denyut-denyut. Dinda benar-benar telah mendapatkan kenikmatan yg maha dasyat diorgasmenya yg pertama akibat ulah lidahku.

Ketika tekanan tangan Dinda pada kepalaku agak mengendor, dgn tdk memperdulikan erangannya, mulut dan lidahku kembali bermain di seluruh vagina Dinda. Beberapa bulu jembutnya ikut masuk ke dalam mulut ku, aku rasa bibirku sudah sangat basah dan rongga mulutku penuh dgn cairan orgasme dari vaginanya.

Lidah ku terus menjilati 1til Dinda yg sudah sangat bengkak itu. Sambil perlahan aku masukkan jari telunjuk ku kedalam liang vaginanya yg hangat yg sudah sangat basah, aku dapat merasakan jari telunjukku terjepit kuat oleh dinding-dinding dalam vagina Dinda. Jariku serasa di-remas-remas didalam liang vagina Dinda. Punggung Dinda kembali terangkat saat jari ku makin masuk kedalam liang vaginanya. Aku tdk masukkan jariku terlalu dalam sebab aku ingin peniskulah yg merasakannya. Aku cabut jariku keluar dari liang vagina Dinda dan kemudian aku rangkul punggung Dinda dan aku tarik punggungnya naik ke atas sehingga vaginanya kembali tepat berada di mulutku.

Tiba tiba Dinda menarik rambutku sehingga bibirku lepas dari vaginanya. Dia bangun sambil menahan kenikmatan. Tubuhnya masih menggigil saat aku melepaskan mulutku dari vaginanya. Dia dorong tubuhku hingga aku terbaring diranjang, kemudian dgn cepat Dinda melepaskan cdku. Maka tersembullah penisku yg sudah ngaceng dan tegak berdiri. Dinda senyum.

“Hmm… penis Abang gede dan panjang sesuai dugaanku selama ini… !!” kata Dinda.

Dgn tersenyum tangannya memegang batang penisku lalu Dinda mendekatkan mulutnya ke penisku. Dia membuka mulut dan memasukkan penisku kedalam mulutnya. Dinda mulai menghisap penisku. Di dalam mulutnya aku merasa kepala penisku dijilat-jilat oleh lidah Dinda.

Aku merasa penisku makin menegang dan keras. Dinda dgn penuh nafsu menjilati batang penisku dan aku hampir gila merasakan kenikmatan yg aku rasa saat itu. Tdk hanya dijilati, batang penisku yg sudah sangat ngaceng dan keras itu mulai disedot dan dihisap oelh Dinda.

“Mmmph… slurp slurp slurp… mmppphh…!!!” bunyi mulut Dinda yg sedang menyepong penisku.

Sulit bagi Dinda untuk memasukkan semua penisku yg panjang dan besar itu kedalam mulutnya yg mungil itu. Beberapa kali dia mencoba tetapi baru separuh masuk sudah mengenai anak tekaknya membuat dia tersedak. Dinda terus menghisap penisku dgn mulutnya. Dia menjilati penisku mulai dari kepala penisku hingga ke buah pelirku. Dikenyotnya kedua buah pelirku.

“Aduhh… mmmppphhhhh… Diiiiinnnnn terus Diiiiinnnnnn… enak Din…!!!” pintaku pada Dinda agar mulutnya terus menjilat, menyedot dan mengulum penisku.

Puas menhulum kedua buah pelirku, mulut Dinda naik kembali menjilati batang penisku kemudian lidahnya berhenti tepat di kepala penisku. Lidahnya me-jilat-jilat lubang kencing yg berada tepat ditengah kepala penisku dan sesekali dia memasukkan seluruh penisku kedalam mulutnya kembali.

“Mmmmmmmppphhhhhh… oooohhhhhh… nikmat banget Diiiinnnnn…!!!” lagi-lagi aku mengerang merasakan kenimatan tersebut.

Tiba-tiba Dinda berhenti mengulum penisku dan dia membisikkan sesuatu kepadaku.

“Bang, aku belum pernah berbuat seperti ini dgn orang lain selain dgn suamiku. Aku tahu apa yg kita perbuat ini salah, tp aku sudah tak tahan dan ini adalah rahasia kita berdua. Tolong jaga rahasia ini Bang!” bisik Dinda sambil menempelkan pipinya ke pipiku.

Dgn berbisik pula aku menjawab permintaan tersebut,

“Jangan khawatir sayang, sampai kapanpun aku akan menjaga rahasia kita berdua ini”

Kemudian kami berdua tersenyum. Lalu aku baringkan Dinda dan menguakkan kakinya dan mengganjal pinggul Dinda dgn bantal. Vaginanya yg telah basah kunyup kini terbentang indah dihadapan ku.

Perlahan-lahan aku mulai menindih tubuh Dinda dan menempatkan kepala penisku tepat di muka bibir vaginanya yg sudah menantikan tusukan penisku. Sebelum memasukkan penisku dalam lubang vagina Dinda, aku merebahkan diriku diatas perutnya. Untuk mengurangkan berat badan, aku sangga badanku dgn sikuku. Dalam keadaan tiarap di atas perut Dinda aku mulai mengisap dan menjilati puting payudaranya. Tampak Dinda benar-benar dalam kondisi kenikmatan. Tangannya kuat merangkul kepala dan rambutku. Nafasnya mendengus kuat. Dadanya bergelombang laksana lautan dipukul badai.

Perlahan kepala penisku mulai membelah celah vagina Dinda, lalu sedikit demi sedikit batang penisku mulai masuk ke dalam liang senggama vaginanya yg sudah sangat basah itu.

“Aaaahhhhhh… mmmpphhhhhh…!!!” Dinda merintih menahan sakit namun nikmat saat penisku yg gede dan panjang itu mulai menerobos masuk ke dalam liang senggama vaginanya yg masih sempit.

Rupanya vagina Dinda jarang dipakai sama suaminya, sehingga masih terasa sangat sempit sekali. Sejenak aku hentikan enjotan penisku didalam vagina Dinda untuk menikmati enaknya empotan vaginanya yg luar biasa nikmatnya. Batang penisku terasa diremas2 dan dipijit-pijit oleh empotan didalam liang senggama vagina Dinda. Sambil menahan nikmat yg sangat, aku meneruskan enjotan penisku dalam liang senggama vagina Dinda yg super basah, hangat dan empotannya yg sangat kuat.

Aku kembali meng-isap-isap kedua payudara Dinda secara bergantian. Dindapun mendesah menahan kegelian dan kenikmatan.

“Aarrgghhh nikmaaattttt, Bang…!!!” jerit Dinda saat seluruh penisku telah amblas didalam liang senggama vaginanya hingga mentok ke dasar vaginanya. Aku biarkan sesaat penisku terbenam di dalamnya. Empotan vagina Dinda makin terasa oleh penisku.

Dinda mengangkat tubuhnya sambil memeluk tubuhku. Kami berbalas kuluman sementara penisku masih terbenam seluruhnya dalam vaginanya yg lembut dan nikmat itu.

Kemudian aku mulai memaju mundurkan pantatku sehingga penisku keluar masuk liang senggama vagina Dinda. Sesaat aku lihat kebawah, tampak bibir vagina Dinda menjadi monyong setiap kali batang penisku kutarik keluar dan bibir vagina Dinda akan melesak kedalam setiapkali penisku kumasukkan kedalam liang senggama vagina Dinda.

Pemandangan tersebut dan rintihan Dinda membuat aku tambah bernafsu dalam menyetubuhi Dinda.

“Aaaaahhhhhh… nnniiikkkmmmaaattt, Bang…!!!” tak henti2nya Dinda merintih merasakan kenikmatan yg dialaminya.

Enjotan penisku dgn sambil memutar-mutar penisku di liang senggama vaginanya membuat nafsu Dinda makin menggelora. Tangannya mencengkeram erat pundakku sambil matanya merem melek dan mulutnya mengerang keenakan.

“Terus Bang… enjot yg kuat… nikmaaaaat… aaaaahhh…!!!” erangannya semakin kuat.

Aku terus memompa vagina Dinda dgn sekuat tenaga. Penisku keluar masuk dgn cepat di liang senggama vaginanya yg semakin licin dan basah. Dinda mengangkat-angkat dan menggerakkan pinggulnya membalas setiap tusukan penisku ke vaginanya.

Kemudian aku mencabut penisku dan meminta Dinda menungging. Dinda menungging dan aku berlutut di belakangnya. Tampak belahan vaginanya kelihatan nyempil dari belakang dan tampak ujung2 bulu jembutnya yg basah oleh cairan vaginanya. Kusodokkan penisku masuk liang senggama vaginanya.

“Ohhh… nikmatnya, Ayo Bang sodok yg keras… Aggghhhhhh… nikmatnya…!!” erang Dinda dan akupun semakin kuat memompa liang senggama vagina Dinda dgn penisku.

Tdk berapa lama kemudian, Ser… seer… seeer… terasa vagina Dinda kembali menyemprotkan cairan orgasmenya untuk yg kedua kali.

“Aaaahhhhh… Baaaang… Dinda keeee… luuuuaaaarrrr… lagi…” jerit Dinda saat mendapatkan orgasme keduanya.

Vaginanya ber-denyut-denyut kuat sekali. Sehingga aku diamkan penisku di dalam liang senggama vaginanya untuk merasakan kenikmatan akibat empotan vagina Dinda tersebut.

Setelah empotan vaginanya berhenti Dinda ingin dia yg diatas. Aku menuruti kemauannya. Aku mencabut penisku dan membaringkan tubuhku di atas ranjang. cinemabokepjepang.com Sambil menggemgam batang penisku, Dinda mulai menurunkan bokongnya dan mengarahkan batang penisku tepat dibawah vaginanya. Setelah penisku masuk ke dalam lubang vaginanya, perlahan lahan dia menggerakkan bokongnya naik turun. Dalam posisi tersebut dgn jelas aku dapat melihat penisku keluar masuk liang senggama vagina Dinda. Melihat hal itu nafsuku jadi tambah menggebu.

Saat Dinda menggerakkan bokongnya naik turun, aku meremas-remas payudaranya. Penisku terasa licin, ini menunjukkan banyaknya lendir yg ada dalam liang senggama vagina Dinda akibat dua kali orgasme yg dialaminya. Kupegang erat kedua payudaranya kemudian dgn menggunakan ibu jari dan jari telunjukku aku me-milin2 puting payudara Dinda.

“Ohhh… eeeennnaaaaakkkkk… hnggg…” racau mulut Dinda sambil terus menaikturunkan bokongnya. Sesekali dia me-mutar-mutar bokongnya yg kemudian dikombinasikan dgn gerakan seperti orang menahan kencing. Saat Dinda melakukan gerakan tersebut, luar biasa dinding-dinding liang senggama vagina Dinda seperti me-mijit-mijit batang penisku. Baru kali ini aku benar-benar merasakan nikmatnya vagina dgn empotan yg luar biasa.

Nafas Dinda sudah mulai ngos-ngosan dan terasa panas, pertanda dia sudah sangat terangsang. Lubang vaginanya terasa semakin ketat menjepit penisku.Tanganku masih meraba dan meremas-remas payudaranya.

Sebentar kemudian aku suruh dia menahan posisinya dgn mengangkat sedikit bokongnya supaya aku dapat menyodokkan penisku ke liang senggama vaginanya. Begitu Dinda menahan posisinya, akupun mulai memompa penisku keluar masuk liang senggama vaginanya sambil tanganku terus-terusan memilin puting payudaranya.

“Ohh… nikmaattt… ehhhhh… enaaaaakkkk!!!” erang Dinda ber-kali-kali.
“Ah…!!! kenapa berhenti. Lagi nikmat-nikmtnya niiih, Bang. Ayo sodokin lagi penisnya…!!” protes Dinda saat aku berhenti mengenjotkan penisku.

“Sabar… sayang. Saya capek…” jawabku berpura-pura. Padahal aku mulai merasakan bahwa pejuhku sebentar lagi jg sudah akan muncrat, kalau saja aku terus memompanya tadi pasti pejuhku akan muncrat. Aku masih ingin lebih lama merasakan penisku bermain dalam liang senggama vagina Dinda yg super nikmat tersebut.

Dinda masih di atas. Dgn kedua telapak tangannya di atas dadaku, dia membongkok sedikit. Aku tdk jemu-jemunya bermain dgn payudaranya yg mengkal dan bulat itu. Pada saat kuusap usap puting payudaranya, badannya mulai mengeliat merasakan kenikmatan.

“Ayo Baaaang, sodok lagi vagina Dinda dgn penis gede Abang… enaaaakkk Baaaang!!!” rayu Dinda sekali lagi.

Dgn perlahan-lahan, kembali aku mulai mengenjotkan penisku keluar masuk liang senggama vagina Dinda. Semakin lama semakin cepat.

“Ennaaaak… aaahhhh niiiiiiikmaaaaat…!!! Dinda mau keluuuuaaaaarrr lagi Baaaangg!!!” Dinda mulai merintih lagi.
“Tahan dulu Din, Abang jg sebentar lagi mau keluar…” kataku.

Tanpa mencabut penisku dari vagina Dinda, perlahan aku dorong tubuh Dinda hingga berbaring sehingga sekarang posisiku ada di atas Dinda. Aku angkat kedua kaki Dinda dan aku tumpangkan di atas pundakku kemudian dgn gerakan yg cepat aku pompa lagi vagina Dinda dgn penisku.

“Agghhhhhh… aduh Baaaaang… enaaaaaakkk Baaaang…!!!” Dinda mengerang keenakan tatkala penisku mulai memompa liang senggama vagina Dinda kembali, karena dgn posisi seperti itu vaginanya terasa lebih sempit sehingga gesekan penisku semakin terasa olehnya.

Penisku keluar masuk liang senggama vagina Dinda. Semakin lama semakin cepat. Aku semakin mempercepat pompaanku dan Dinda mulai mengerang kuat. Aku tahu Dinda akan mendapatkan orgasmenya. Demekian pula Aku.

“Din, aku ******* pejuhku didalam atau diluar nih???”
“Didalam aja Bang, Dinda pingin merasakan semprotan pejuh Abang!!!!”
“Kalau kamu hamil gimana????”
“Jaannggggannn…. takut Bang… Dinda pakai KB kok. Dinda ngerti kok pasti Abang akan merasakan lebih nikmat kalau dikeluarkan didalam!!!” Dinda menjerit halus membantah perkataanku.

Aku makin cepat memompa penisku di liang senggama vagina Dinda. Sampai akhirnya,

“Baaaangggg!!!! Dinda keluuuuuaaaarrr….. Ssssshhhh… Aaaaahhhh!!!” teriak Dinda. Ser… seerr… seeerrr… semburan cairan orgasme Dinda mengiringi teriakannya.

Dan pada saat mencapi orgasme tersebut empotan vagina Dinda terasa sangat kuat. Hal tersebut membuat penisku merasakan nikmat yg amat sangat sehingga dgn sekali enjotan yg kuat Crot… croott… crooottt… menyemburlah pejuhku banyak sekali didalam liang senggama vagina Dinda.

“Aaahhh….. ssssshhhhh… Aaaaahhhh…!!! Aku mengerang merasakan puncak kenikmatan yg sungguh luar biasa.

Seketika itu banjirlah vagina Dinda oleh semburan cairan orgasmenya dan semprotan pejuhku. Saking banyaknya cairan kental dan pekat tersebut sampai luber keluar membasahi seprai.

Dinda tersenyum puas dan membiarkan air nikmat itu mengalir. Hampir lima menit aku tiarap diatas tubuh Dinda, kemudian Dinda menggulingkan tubuhku lalu dia tiarap di atas badanku. Diciumnya bibirku sambil menggesekkan belahan vaginanya ke batang penisku. Terasa belahan vagina Dinda tersebut masih hangat dan terasa licin. Lama kelamaan penisku pun mulai ngaceng kembali. Perlahan-lahan kepala Dinda turun hingga bibirnya bersentuhan dgn penisku. Terus dijilatnya buah pelirku dan dikulumnya penisku. Kenikmatan mulai menjalar keseluruh tubuhku, merasakan nikmatnya jilatan dan kuluman lidah dan bibir Dinda pad penisku.

“Bang, tidur disini saja yah? Aku masih ingin menikmati penis gede ini…!!!” bisik Dinda manja.

Ketika kutengok jam menunjukan pukul 00.15 Berarti sudah 2 jam lebih aku menggumuli tubuh yg indah ini. Aku peluk Dinda sambil mengangguk dan akhirnya kami bersetubuh sekali lagi sebelum akhirnya kita tertidur keletihan.

Pagi harinya aku terjaga ketika kurasakan jilatan dan kuluman pada penisku, dan ketika aku lihat Dinda dgn rakusnya mengerjai penisku dgn mulutnya. Kulihat jam menunjukkan hampir pukul setengah enam pagi.

Pagi ini adalah hari Sabtu, berarti kami berdua libur kerja. Hampir sepanjang hari itu aktifitas kami tdk lepas dari persetubuhan. Sepanjang hari itu aku menggumuli tubuh montok Dinda dan merasakan sempitnya dan empotan vagina Dinda. Begitu pula Dinda, ber-kali-kali dia merasakan kenikmatan persetubuhan yg luar biasa yg telah lama tdk dia rasakan..

Related posts