sex dengan teman kerja

Antara Aku, Bang Umar Dan Mas Bagus ( Bag 1) By Adi.albanna submitted May 11, 2010 Semenjak kepergian ayahku, ekonomi keluargaku nyaris ambruk, sakit yang dideritanya dulu memaksa kami menguras semua harta yang kami miliki, ayahku yang hanya seorang supir pribadi tak bisa memiliki cukup tabungan, yang kami miliki telah habis, sayangnya semua itu belum cukup membiayai pengobatan hingga kondisinya makin parah dan tak tertolong lagi. Kami semua sangat terpukul, terutama Ibu, tapi itu tak membuatnya lemah dan jatuh, karena Ibu sadar, selain aku, masih ada 4 orang adikku yang harus dibiayai hidupnya, hingga dengan sedikit sisa modal yang ada,Ibu berjualan nasi setiap pagi dipasar. Namaku Satrio Wardhana,usiaku kini masih belum genap 23 tahun. Karena ekonomi keluarga yang pas – pasan telah mendidikku jadi anak yang prihatin,aku tahu ibuku berjuang keras agar aku tetap bisa sekolah,dan aku sadar perjuangan ibuku meyekolahkanku, hingga akupun tak ingin mengecewakannya.Sampai akhirnya aku bisa lulus SMA dengan nilai yang membanggakan. Tapi sayang akupun tak mungkin kuliah, sekuat apapun keinginan itu, rasanya mustahil bagiku dan Ibuku,hingga pak Man, pemilik bengkel di dekat rumah, menawarkan kesempatan untuk bekerja di bengkel bubut miliknya, aku pikir, mungkin sudah saatnya akupun membantu ibu memikirkan biaya hidup keempat adikku. Bulan berganti tahun,pekerjaanku yang kasar dan full power telah banyak merubahku, secara fisik tentunya, orang bilang badanku mulai berotot, tapi jika diperhatikan, akupun merasakan demikian, aku pikir lumrah jika itu terjadi, saat besi as bahan mentah untuk bubutan datang, aku dan beberapa temanku yang selalu kebagian untuk membongkar,menurunkan dari Colt diesel dan membawanya ke gudang yang jaraknya hampir 50m, dengan jumlah ratusan batang dan frekuensi yang nyaris rutin 2 kali seminggu, sehingga badan kami otomatis terbentuk,tak ubahnya latihan beban di fitness centre. Meskipun tubuhku tak sekekar bang Umar, teman sekaligus kakak angkatku di bengkel,atau bang Farid,menantu pak Man,yang sepanjang hari selalu saja telanjang dada memamerkan otot dada yang bulat dan tampak padat yang ditumbuhi bulu halus, serta bicep yang bertato pada kedua lengannya, berkulit coklat agak gelap,tetapi tampak bersih dan segar, seumur dengan bang Umar, sedang abang2 yang lain meskipun tak sekekar kami tetap saja tampak jantan berotot. Bang Umar sangat baik kepadaku dan keluargaku,dia orang Padang, umurnya sekitar 30 than,belum menikah, dia tak punya famili di Jakarta, hingga kamilah yang jadi keluarganya,aku sendiri heran kenapa di umurnya yang sudah mapan dia belum ingin berkeluarga,secara fisik bang Umar nyaris sempurna,wajahnya tampan,lebih tampan dari bang Farid,berkulit coklat terang, selalu memangkas pendek rambutnya,jambangnya tak pernah lupa dirapikan, membuatnya makin tampak segar,jika dibandingkan, dia lebih mirip bintang Iklan di TV, ditambah postur tubuhnya yang tinggi hampir 180an, lebih tinggi 5 – 10 cm dariku,kekar dan tampak sangat jantan.Pembawaannya yang kalem membuat kami segan kepadanya, sehingga pak Manpun mengangkatnya jadi kepala bengkel.Aku sangat dekat dengannya,rasanya seperti memiliki kakak kandung,kemana mana bersama, bahkan bang Umar sering menginap di rumahku,meskipun dia memiliki kamar di lantai 2 diatas bengkel. Suatu hari aku telat masuk bengkel karena motorku mogok saat mengantar adikku ke sekolah, sesampainya di bengkel bang Farid menegurku Darimana aja yo, tuh si Umar gelisah nungguin lo, katanya sambil cengegesan, kujawab apa adanya, bergegas aku ganti baju di belakang, sesampainya di bengkel Lama lama curiga neh sama Umar, jangan jangan elo lagi calon bininya, kemana mana berdua aja riuh tawa spontan terdengar, kami hanya cengar cengir bingung mau jawab apa, ah buat apa diladenin juga,pikirku. Yo, gw kasih tau yee, si Umar tuh kayaknya ga demen cewek, dia demennya cowok kekar kaya elo,apalagi lo ganteng, kalo gw kan udah ada bini, makanya dia gak brani, lo liat aja kamarnya, banyak gambar cowok kekar ditempelin di dinding, bang Umar cuma senyum2 saja, kembali semuanya tertawa, tapi tak lama setelah itu pak Man datang sehingga kami seketika diam,dia memanggil bang Umar ke ruangannya,sepertinya ada kerjaan baru, dan benar adanya, hari itu terpaksa kami lembur kejar target. Karena lelah hbs lembur,malam itu aku meminta numpang tidur di kamar bang Umar . filmbokepjepang.sex Setelah mandi akupun bergegas ke kamarnya, sementara bang Umar masih di bengkel di lantai dasar.Aku baru pertama tidur di kamar bang Umar, saat masuk, aku mendapati ruangan kamar yang rapi dan bersih, aku baru ingat bang Umar tidak merokok,kupandang sekeliling,ada sebuah kasur ukuran no 2, sebuah lemari kayu dan meja kayu yang cukup besar, diatasnya cuma ada gelas dan botol air, beberapa poster binaraga luar dan lokal tampak berpose di dinding kamar yg bercat putih,dan sebuah cermin yang cukup besar,2 kali lebih besar dari punyaku di kamar, aku tak berfikir terlalu jauh, aku menganggap itu hanya obsesi bang Umar yang ingin seperti mereka.Kubaringkan tubuhku di kasur lantai yang sudah agak kempes,tak lama bang Umar masuk,ternyata dia selesai mandi,tubuhnya hanya dibalut handuk selulut warna biru, rambut dan bahunya masih tampak basah, aku tertegun memandang keindahan tubuh pria tampan itu, pemandangan yang sangat jarang kunikmati..tampak sexy, dia berdiri sebentar menatap poster dan meniru gaya mereka, aku tersenyum geli dibuatnya,dia mengajakku mengikuti tingkahnya,kutanggalkan kaos yang membungkus tubuhku,kami tertawa melihat tingkah kami di depan cermin,sambil sesekali kami saling memuji bahkan saling menyentuh otot di tubuh kami, tapi sungguh, aku melihat bang Umar yang lain disana,dia begitu ceria, dan makin sexy, entah kenapa akupun bahagia di dekatnya. Sekitar pukul 00.30 kami beranjak tidur, dia meminjamiku celana pendek gombrong,lama kucoba untuk tidur dengan mencari posisi yang nyaman, tapi tetap saja tak bisa lelap, baru kusadari kamar ini panas,aku mendengar bang Umar sudah mendengkur, kutoleh dia, ternyata dia telanjang dada,dengan posisi telentang, kepalanya bertumpu pada kedua telapak tangannya, ah kupikir juga lebih baik begitu,kutanggalkan kaosku,kasur yang sempit memaksa kami tak berjarak, siku bang Umar terasa hangat di punggungku,sebenarnya aku cukup terganggu,tak lama dia merubah posisi kini posisinya menghadap punggungku. Aku masih belum terlelap saat kurasakan tangan kekarnya mulai memeluk perutku, ahh,kubiarkan saja, entah kenapa aku merasa nyaman,tak lama tangan itu mu lai menjalar ke dadaku,membelainya pelan dan mulai meremas, lagi – lagi aku menikmati diperlakukan seperti itu,bahkan aku melenguh saat jari2nya memilin putingku yang merah, aku mendesah nikmat, tak lama kemudian kurasakan ada tubuh yg menempel punggungku,hangat,ciuman lembut mendarat di punggungku,menjalar ke leher, aku bener2 keenakan,dia bangkit dan mulai menciumi pipiku, aku terpejam nikmat, aku benar benar tak kuasa menolak,tapi aku sendiri bingung dengan kelakuan bang Umar,apa dia juga menyadari perbuatannya..aku membuka mata,yang tampak hanya tubuh kekar yang mulai berkilat dan lembab karena keringat sedang menindihku penuh nafsu,ciuman dan jilatan menjalar mulai dari leher turun ke dadaku,aku mulai berfikir, jangan jangan dia mengigau, Bang..kamu kenapa? sejenak dia berhenti, berdiri dengan kedua lututnya lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya,posisiku masih telentang di depannya,dia menghela nafas panjang lalu mulai bicara, wajahnya tampak serius, Maaf yo, tadi abang lepas kendali wajahnya tertunduk.. Maksud abang ? Tanyaku ga paham Kamu boleh marah atau mencaci abang, ah mungkin abang ga pantas jadi kakakmu karena berbuat tidak senonoh, tapi Abang harus jujur sekarang, Abang suka sama kamu aku terdiam,perlahan bangkit lalu duduk di depannya, kini aku bingung, walaupun sebenarnya aku juga suka sama dia, tapi tak pernah terlintas sampai sejauh ini Tapi bang, kita kan sama sama laki laki .. Iya Yo, abang sadar ini ga mungkin,??? ya..sudah kita tidur lagi aja, maaf Abang sudah mengganggu tidurmu lantas dia berbaring membelakangiku, aku masih tak percaya apa yang baru saja terjadi, harusnya bisa saja langsung kubilang aku juga sayang sama dia,tapi kenapa tak kulakukan, aku menyusulnya berbaring, tapi bukan untuk tidur,rasanya tak mungkin lagi mata ini terpejam..sudah cukup lama kami berbaring saling membelakangi,tak juga kudengar dengkurannya, apa dia juga belum tidur, hatiku berkecambuk antara menerima dia atau melupakan kejadian tadi dan tidur sampai pagi..kubalikkan tubuhku, kini aku menghadap punggung kekarnya yang coklat terang,lukisan otot bahu dan punggung yang jelas terukir entah kenapa tampak begitu menggairahkan, kubelai punggung itu, dan kucium,kudengar bang Umar mendesah pelan, kucium hingga ke tengkuknya, dan kubalikkan badannya Bang, Rio juga sayang sama Abang kataku lirih,dia memijit mijit keningnya seperti orang pusing,aku tahu itu hanya ekspresi dia saat tegang, bahkan degup jantungnya bisa kudengar, kusingkirkan tangan dari wajahnya, dia terpejam, lalu kedua matanya terbuka perlahan,aku tersenyum, diapun membalas agak kaku, kubelai wajah tampannya yang mirip Yama, bintang iklan itu, baru kali ini kusaksikan wajahnya dari dekat,sangat tampan,diciuminya telapak tanganku, lalu dibelainya wajahku Kamu ganteng banget Yo aku tertawa, ah..bang Umar lebih ganteng , wajah kami makin dekat, diciumnya keningku,lalu perlahan dia mengecup bibirku,aahh, sungguh sensasi yang luar biasa berciuman dengan sesama pria, kubalas ciumannya, lama kelamaan, ciuman kami makin buas,aku sangat menikmati saat lidahnya menjelajahi rongga mulutku, kulakukan juga padanya, kedua tangannya sibuk meraba raba tubuhku,meremas bongkahan pantatku yang montok dan keras, akupun tak mau kalah, aku rasa ada yang mengganjal celana kami sesuatu yang tadi tertidur kini ikut terbangun, bahkan seperti ingin bebas dari sarangnya,bang Umar merubah posisi, kini gantian aku yang ditindihnya. Mulutnya mulai menjelajahi dadaku yang bulat dan padat, puting susuku jadi sasaran pertama,rasanya nikmat luar biasa, aku baru tahu kalo puting susu pria juga nikmat saat dirangsang, Dewi, mantan pacarku dulu, wanita pertama yang mengajariku tentang sex,bahkan telah merenggut keperjakaanku, selalu kelonjotan saat puting susunya kuisap,dan kini, akupun kelonjotan saat mulut bang Umar dengan penuh nafsu memainkannya,tubuhku mulai keringatan,membekas di seprai yang putih,lidah bang Umarpun sangat lihai menari nari diatas pusarku, aku seperti orang kehabisan nafas menahan nikmat yang kurasa,ditanggalkannya celanaku, diapun begitu, kini kami berdua telanjang bulat, baru kusaksikan kesempurnaan tubuh bang Umar seutuhnya,kontol yang tegak perkasa tampak indah ditopang testis yang bulat kokoh, jembutnyapun tampak rapi,kini kami berdiri di atas kasur dengan bertumpu pada lutut, saling meraba kontol yang ukurannya nyaris sama panjang dan besar, Kontolmu gede juga Yo, kaya pentungan satpam, haha aku tertawa pelan,kami saling meraba kontol, tampaknya ada cairan bening diujungnya,ahhh…baru kali ini kontolku diraba laki – laki lain,sensasinya nikmat luar biasa, lalu kami kembali berciuman mesra, saling peluk dan remas otot dada kami yang bulat, kontol kami tegang beradu.Bibirnya yang merah mulai liar menjelajahi tubuhku, tubuhku yang basah berkeringat tak diperdulikannya, seakan ingin mengecap buliran keringat yang mengalir di sela sela ototku.Dan lidahnya kini lama bermain di kotak 6 sebesar bungkus rokok yang tercetak di perutku, aku hanya bisa melenguh nikmat sambil meremas mesra rambutnya,otot bahunya tampak begitu indah, kini ia menungging,pantatnya tampak indah terbentuk, ciuman lembut mulai bersarang pada batangku,dia mulai memegangnya lembut,aku kembali keenakan saat lidahnya menyapu batang kontolku,dan tak lama kemudian aku merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti kontol panjangku,aku seperti tercekat kembali kehilangan nafas merasakan kenikmatan isapan bibir merah bang Umar pada kontolku, jauh lebih nikmat dari bibir Dewi,tangankupun tak mau diam, biasanya pada posisi seperti ini aku agak menunduk,salah satu tanganku meremas dan berusaha meraba serta memasukkan jariku ke vagina Dewi agar mudah menerima kontol besarku saat kuentot mahasiswi nakal itu dengan buas.Kini, kulakukan hal itu pada abangku,kuraba belahan pantatnya, jauh lebih keras dari pantat Dewi,tapi tak ada vagina sempit seperti milik Dewi disana,hanya lubang dubur milik pria kekar itu yang sepertinya bisa kurangsang dengan jariku,dan ternyata benar, bang Umar terdengar melenguh nikmat saat satu telunjukku keluar masuk di lubangnya, aku semakin bersemangat merangsangnya, cukup lama kulakukan itu padanya. Bang Umar menyuruhku telentang,diisapnya lagi kontolku dengan lembut,kedua biji pelerku diisapnya juga, deru nafasnya makin jelas terdengar, kami benar benar sudah tak bisa menahan nafsu yang tak seharusnya ini, diangkatnya pahaku, aku turuti saja, aku pasrah dengan apapun yang dia lakukan padaku, kini aku seperti terbang karena sensasi kenikmatan bibir dan ujung lidahnya di lubang anusku,aku hanya bisa mengerang nikmat, karena memang begitu nikmat, tapi aku tak mau seterusnya diservis olehnya, sungguh tidak adil, maka kini kuminta ganti posisi untuk ber 69,posisiku kini di bawah seperti yang biasa kulakukan dengan Dewi, cairan vagina Dewi adalah favoritku, kini berganti dengan precum nikmat dari kontol super Bang Umar, awalnya aku ragu untuk mulai mengulum kontolnya, coba perlahan kulakukan, tetap saja seperti mau tersedak,tapi nafsu mengalahkan segalanya, kini aku dengan lahap menikmati kontol bahkan lidahku sudah lihai menjelajahi lubang sempit kemerahan di belahan pantat sexy yang juga kemerahan karena kuremas agak kasar, diujung sanapun bang Umar tak henti hentinya merangsang kontol dan lubang duburku, sprei dia kamarnya tak ubahnya cucian yang baru kelaur dari mesin cuci, basah kuyup oleh keringat kami berdua yang terus mengalir deras…. Bang Umar sedang membujukku, sambil tangan kanannya menggenggam kontolku yang sudah sekeras batu Jangan ah Bang, itukan sakit, lagipula itu tempat kotoran, aku ga mau ah .. Ayolah Yo, abang jamin kamu pasti ketagihan aku lama terdiam mempertimbangkan tawarannya, dia mendorongku perlahan agar berbaring, lalu dia bangkit dan membuka lemari, dan kini gel bening telah siap di tangannya, aku berdebar masih tak percaya akan melakukkan ini, dibalurkannya gel dingin ke kontolku yang tegak menjulang, lalu dia mengangkangi wajahku agar dapat kurangsang lubang sempit itu, setelah dia merasa siap, dia mulai ambil posisi jongkok siap menerima kontolku, perlahan dia membimbing batang kontolku agar mudah memasuki lubang anusnya,rasa penasaran membuatku tak sabar ingin segera menganal lubang dubur pria tampan bertubuh kekar di depanku denga penuh nafsu, karena masih kesulitan menembus, Mas Umar menambah pelumas, akupun tak sabar menyaksikan kontol besarku ditelan pantat montoknya, aku makin bergairah menatap abangku bercucuran keringat tak sabar ingin segera aku sodomi,kepala kontolku perlahan terbenam,kontolku mulai terasa terjepit kuat, seketika bang Umar meringis kesakitan, aku mulai khawatir, ” kenapa bang ? ” tanyaku sedikit panik, karena kini kulihat wajah dan dadanya tampak begitu merah, aku tak tahu kenapa, entah karena sakit yang dia tahan atau karena nafsu yang menggebu – gebu, dia berhenti, kontolku belum sepenuhnya masuk, ditariknya keluar lagi, lalu dimasukkan lagi, bahkan lebih dalam, demikian diulang hingga beberapa kali, oh..aku tahu maksudnya sekarang, dia ingin agar anusnya mulai terbiasa menerima kontolku yang cukup extreem, kini kontolku yang hampir 20 cm terbenam sepenuhnya dalam pantatnya yang montok, aku mulai didera nikmat teramat sangat, aaggggh….gila, rasanya lebih nikmat dari vagina Dewi, terlebih saat bang Umar mulai menggoyang pantatnya naik turun, aaggghhhh….erangan nikmat dan deru nafas terdengar sangat indah, kami seperti tak pernah kuatir ada orang lain yang mendengar rinihan nikmat ini…” Yo…enak banget…kontoll lo yo..aaaggggghhhhh .abang suka banget…aaaghhhhhh aaghhhhhhhhh..lo mesti ngentotin abang tiap malam yo, aaaaghhhh…” mulutnya muali meracau karena nikmat yang tiada tara…, sementara matanya merem melek keenakan ” Ya bang, enak banget bang..aaghhhh .lebih enak daripada memek si Dewi bang, pantat abang lebih keset…..agggghhhhh…boleh bang Rio entot abang tiap hari….aggghhhhhh aggghhhhh…..agghhhhh,Rio sayang abang…..” cukup lama bang Umar menduduki kontolku,buliran keringat makin deras mengalir, tubuhnya yang berkilat makin membuatnya sangat menggairahkan….kontolku benar benar terstimulasi dari unjung hingga pangkalnya dengan baik oleh pria kekar itu, ohhh…rasanya tak percaya bisa terjadi..orang yang sangat kukagumi kini kunikmati dengan buas, bahkan dia tampak sangat bahagia kusodomi…aku belum puas menikmati pantat montoknya, kini kami ganti posisi, kuminta abangku berbaring, kami melakukan dengan hati – hati tak ingin kontolku terlepas dari pantatnya, maka kami saling berpegangan kuat, otot dada dan lengan nya yang makin menyembul karena menahan beban tubuhku sungguh makin memabakar gairah, kini tubuhnya kutindih, kuangkat salah satu kaki di bahuku.. kupegang pahanya yang kekar sambil terus kuhujamkan sedalam kubisa kontolku yang lapar, erangan nikmat kami berdua nyaris tak pernah terhenti, kontol bang Umar pun berayun – ayun begitu tegang dan nampak sangat indah, aagghhhhh….agghhhh, ” gila yo….enak banget sayang…..anjrit….entot pantat abang yo…..aaghhhh, yang dalam yo…..aaaghhh, enak banget….” aggghhh, kuciumi betis bang Umar yang berambut lebat…aku sangat suka posisiku sekarang, karena aku bisa mendorong kontolku sedalam yang kumau, sesekali bang Umar menyeringai nampak kesakitan saat kubenamkan dalam kontolku, hal itu yang justru makin membakar nafsuku…aku mengajak abangku berdiri, aku ingin ngentotin pantatnya dari belakang, dia menurut, kini dia nungging disamping meja, salah satu kakinya kuangkat dengan lengan kananku, dan kuhujamkan lagi

rudalku yang masih saja tak kenal lelah, …kini sambil kuentot pantatnya kami pun masih bisa berciuman dengan mesra, lengan kanan bang menggapai tengkukku dan kami saling mengulum lidah…agghhhh …agghhh…suaranya yang jantan makin sangat menggairahkan saat mengerang keenakan, kami benar – benar seperti kesetanan, entah sudah berapa lama kami bercinta, tak ada rasa lelah sedikitpun , yang ada hanya nikmat berkepanjangan yang tak ingin segera berakhir, kini aku memintanya berbaring diatas meja, bang Umar membuka kakinya lebar lebar, dan kuarahkan lagi kontolku yang belum juga puas bersarang dalam anusnya yang begitu nikmat,tangan kekarnya membelai dada dan perutku ang berkotak kotak, gerakanku masih saja stabil menikmati lubangnya , saat aku masih dengan penuh tenaga menyetubuhi dia, tiba tiba dia menepuk wajahku, cukup mengagetkan, bang Umar menunjuk ke cermin besar disamping kami, tampak refleksi persenggamaan sejenis dengan jelas disana, tubuhku yang basah kuyup tampak makin kekar, dengan posisi kontol yang masih tertancap dalam anus seorang bodybuilder tampan yang terbaring diatas meja, kami sama – sama tersenyum, ” Indah banget bukan, kamu memang mahluk terindah yang abang miliki, …abang bahagia banget yo….: ” aku cuma tersenyum, kulanjutkan pekerjaanku yang belum tuntas,bang Umar kembali mengerang indah, suara erangan nikmat kembali bersahut – sahutan merdu, “aaaghhhh….yo abang mo keluar nehhh…..aaaghhh…gila..enak banget entotan lo yoo….agggggghhhh aaaagggghhh….aagghhhhhh. …”””crooooooooooooooooo oottt…. croooooooooooooooot…. crooooooooooooooooot….. bang Umar ejakulasi tanpa menyentuh kontolnya sama sekali, alhasil, sperma dia muncrat tak terkendali, di dadanya, bahkan nyebrang sampai wajah tampannya, dan berceceran di di meja dan lantai, pria itu benar – benar menikmati entotanku, kupercepat gerakanku karena akupun hampir sampai, aaaggghhhh…aaghhhhhh.. aggghhhhhh….crooooooooo ooooooooooooooooootttt, crrroooooooooooooooooott t, kukeluarkan begitu banyak spermaku dalam lubangnya, tubuh kami masih kejang menikmati keluarnya lava hangat yang dibarengi rasa nikmat luar biasa…..dengan nafas yang masih terengah engah, kujilati sperma di dada dan lehernya, putih kental dan baunya sangat menyengat, dia tersenyum ” Lho….kok doyan nelen sperma juga Yo, ? ” aku tersenyum, seketika kami berciuman mesra, sperma di mulutku terbagi dengannya….kami sangat puas malam ini…… Semenjak malam itu, kami jadi makin dekat, sekalipun tak ada komitmen, sepertinya sudah keharusan hampir dua sampai tiga kali seminggu bang Umar minta jatah, dia tak pernah bosan menikmati entotanku, hingga suatu malam aku yang dientot kontol kudanya yang begitu jantan, terus terang aku sangat takut, tapi aku tak bisa menolak mengingat begitu sayangnya aku sama dia, pertama disodomi kontolnya, aku menahan sakit yang teramat sangat, bahkan esok paginya aku tak dapat bekerja seperti biasa, berhari hari rasanya kontol bang Umar masih tertinggal dalam pantatku, ada sedikit penyesalan,sekalipun tak bisa kupungkiri, aku juga merasakan nikmat kontolnya hingga akupun ejakulasi selama aku difuck kontolnya. putri77.org Bang Umar sepertinya menyadari aku tak suka difuck, sehingga diapun tak pernah meminta lagi, tapi entah kenapa , aku merasa hubungan kami mulai dingin, sudah hampir sebulan ini kami nyaris tak pernah bercinta,walau kami masih sering tidur bersama, tapi tak ada lagi acara saling ngentot seperti sebelumnya. Suatu malam ibu kedatangan tamu, beliau seorang pria muda, sepertinya orang kaya, tampak dari mobil yang dikendarai, umurnya sekitar 30an, sangat tampan, tubuhnyapun lebih kekar dariku,postur tubuhnya nyaris sama dengan bang Umar. Ibu dan tamu tersebut sedang berbincang di ruang tamu, sedang aku nonton tv di ruang tengah bersama kedua adikku, dua adikku yang lain sudah terlelap di kamarnya, keempat adikku sangat dekat denganku, saat menonton tv saja aku harus berbaring di tengah- tengah mereka, sehingga kedua lenganku jadi sandaran mereka,sampai mereka tertidur, untung mereka masih kecil, jadi aku tak merasa pegal, aku sadar posisiku sebagai anak yang tertua, semenjak tak ada Bapak, aku jadi pengganti Bapak buat mereka, mungkin itu juga yang buat aku rindu sosok Bapak, dulu semasa hidup, aku tidak begitu dekat dengan beliau, aku hanya dekat dengan ibuku, rasanya menyesal sekali, kini setelah beliau wafat, aku sering merasa rindu ” Yo, sini nak, Masmu kamu mau bicara” tiba tiba ibuku memanggilku, kupindahkan kedua adikku perlahan agar mereka tidak terbangun, kurapikan kaosku, dan rambutku yang kusut, dan bergeras ke depan, aku dikenalkan dengan tamu Ibu..” Ini anak saya yang paling besar den, namanya Satrio, kujabat tangan pria tampan itu, kulitnya sangat bersih, dan jabatan tangannya sangat kuat, ” Bagus ” dia menyebut nama, akupun begitu, ternyata mas Bagus anak mantan atasan Bapak waktu masih jadi supir pribadi, waktu kecil mas Bagus dirawat oleh ibuku, ternyata siang tadi mereka tak sengaja ketemu di pasar swalayan saat ibu beli seragam sekolah untuk adikku yang baru masuk SD.Dia banyak menanyaiku, sampai badanku yang kekarpun tak lepas dari komentarnya. Mas Bagus menawariku untuk ikut dengannya, bekerja di perusahaanya sekaligus akan dikuliahkan, oh Tuhan, aku nyaris tak percaya dengan apa yang baru kudengar,ternyata mas Bagus ingin membalas jasa kedua orang tuaku, apalagi setelah tahu Bapak telah wafat, dia jadi terenyuh dengan kondisi perekonomian keluarga kami. Mas Bagus memintaku memikirkan tawarannya baik – baik, sungguh aku ingin sekali kuliah dan merubah masa depanku, tapi aku juga berat meninggalkan keluargaku, juga bang Umar, mereka sangat berarti bagiku, semalaman aku tak bisa tidur memikirkan hal itu….

Related posts