Dosen Ganteng Menggairahkan
selangkangannya terus menerus. “Haduh maaf ya Ed emang gini kalau sendirian suka tegang”. Jawabnya sambil tertawa. Aku hanya ikut tertawa dengan ucapannya. “Sama seperti kamu tadi dikamar mandi juga udah gak tahan kan? Haha sama bapak juga suka gitu apalagi kalau sendirian dirumah”. Ucapnya lagi sambil terus menggosok kemaluannya dari luar celana tanpa memperdulikanku. “Kamu pengen lihat Ed? Kok dari tadi liatin barang bapak terus?”. Jawabnya yang membuat wajahku memerah. “Kok diem?”. Sahutnya lagi. Kemudian dia bangkit dan muju kearahku sambil berdiri di depanku mengeluarkan kemaluannya. Aku hanya diam menunduk melihat Pak Kusuma membuka celana pendeknya dan memperlihatkan kemaluannya dihadapanku. “Gak usah malu bapak ngerti kamu sebenernya pengen kan?”. Ucapnya yang menaikkan gairahku seketika. Tanpa pikir panjang ku genggam kemaluan 18cm itu sambil ku kocong perlahan. Kemudian ku jilat ujung kemaluan Pak Kusuma sambil ku mainkan lidahku di sana sedikit agak lama. Ku lihat Pak Kusuma hanya terpejam sambil menggigit bibirnya dengan kepalanya menghadap ke langit-langit rumah. Tangannya memainkan puting susunya dengan penuh gairah. Ku kulum dengan penuh perasaan kemaluan kekar itu dan semakin lama semakin cepat. Pak Kusuma juga mendorong kemaluannya maju mundur yang membuat mulutku penuh akan kemaluannya. Aku hanya bisa menatap wajahnya sambil meremas pantatnya dengan penuh gairah. Kemudian Pak Kusuma mengangkat kepalaku dan mencium bibirku dengan rakusnya. Lidah kami saling mengulum satu sama lain sambil ku kocok penisnya yang sudah teramat tegang. Kemudian Pak Kusuma mendorongku ke sofa dan mengangkat kedua kakiku. Diarahkannya tongkat 18cm itu ke anusku yang sangat sempit. Karena jujur saja aku tidak pernah berhubungan seperti ini dengan siapapun. Pak Kusuma mendorong kemaluannya perlahan. Aku hanya dapat merintih kesakitan. Selang beberapa menit berhasil masuk setengah. Aku mulai merasakan kenikmatan tiada tara. Kulihat wajah Pak Kusuma penuh keringan sambil mengerang kenikmatan “Ahhhh… Oohhhh… Ahhhh”. Ucapnya semakin lama semakin keras. Malam itu Pak Kusuma menjadi sangat liar pantatku sampai serasa perih menahan kemaluannya yang tetap saja keras. Pak Kusuma memaju mundurkan kemaluannya semakin cepat dan semakin cepat membuatku sedikit berteriak keenakan. Air mataku sempat menetes menahan sakit yang teramat nikmat itu. Tak beberapa lama badanku menegang dan ku cengkram rambut Pak Kusuma dengan sangat keras hingga membuatnya kesakitan. Cairan spermaku tumpah membasahi seluruh badanku. Badanku lemas tak berdaya menikmati sensasi yang sangat amat nikmat ini. Pak Kusuma tetap mendorong kemaluannya maju mundur tanpa menghiraukan diriku yang sudah lemas tak berdaya. Sesekali dia mencium bibirku, menjambak rambutku, memilin puting susunya dan aku hanya dapat mengerang dengan badanku yang sudah terujur lemas. Selang beberapa lama kemudian pak kusuma berteriak sangat keras dan mengangkat kepalanya ke langit langit rumah. Dia semprotkan cairan sperma di lubang anusku sangat banyak hingga banyak yang keluar tumpah ke sofa dan lantai. Sambil merobohkan badannya di sampingku. Ku lihat badannya penuh keringat dan wajahnya yang terpejam merasakan sisa sisa kenikmatan yang tiada tara. Setelahnya kami mandi bersama sambil melakukan oral di dalam kamar mandi. Hingga tak terasa jam pukul 12 Pak Kusuma menyarankanku untuk menginap saja di rumahnya karena istrinya kembali 2 hari lagi dan besok aku tidak ada kelas. Kamipun tidur bersama di kamar dengan telanjang bulat sambil menikmati kenikmatan yang telah terjadi.