Cerita Ngentot Nikmatnya Memek Dukun Bahenol

Sebut saja namaku farid, umurku saat ini 28 tahun. Diumurku yang sudah gak muda ini aku belum mendapatkan perkerjaan yang mapan, bahkan sampai sekarang aku masih pengangguran. Setelah aku lulus sarjana, aku memasukkan lamaran pekerjaan dimana saja, entah banyak sampai tak terhitung, namun gak ada satu pun yang memanggilku untuk hanya sekedar interview. Semakin lama aku semakin pasrah, gak tau harus bagaimana lagi karena orang tuaku selalu mendesakku untuk segera mencari pekerjaan dan segera menikah. Hal itu yang membuat ku sangat menjadi beban. Cerita Sex

Sementara keinginanku sejak kuliah, jika aku lulus sarejana aku ingin menjadi pegawai negri, namun kayaknya harapanku tak sesuai kenyataan. Meski ajahku ganteng, namun nasibku tak seganteng wajahku. Saking pasrahnya aku, sekarang aku sering pulang malam dalam kondisi mabuk untuk menghilangkan sejenak beban yang ada dipikiranku. Namun semakin lama aku merasa kalau mabuk itu gak ada guanya sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang yang aku tak kenal namun dia mengetahui keinginanku. Cerita Sex Terbaru

“Datanglah kerumahku jika apa yang kamu inginkan terpenuhi” ucap seorang wanita setengah baya kepadaku. Sesaat aku pandangi tubuhnya bahenol sekali, namun pakaiannya mirip seperti paranormal dengan baju serba hitam dan bentuk wajah yang seram. “Datang kemana” jawabku singkat. Kemudian wanita itu tak menjawabku dan memeberikan secarik kertas yang berisi alamat rumahnya lalu meniggalkanku begitu saja. dan “Heeeeyyy…tunggu dulu, kamu siapa??” teriakku. filmbokepjepang.sex Namun wanita itu tak menjawab dan terus berjalan semakin menjauh. Cerita Mesum

Sampai dirumah aku pikir-pikir kenapa tak kucoba saja datang kerumah wanita itu, siapa tau dia bisa membantu keinginanku untuk menjadi seorang pegawai negri. Dan setelah memikirkan secara matang, aku langsung bergegas menuju alamat rumah yang diberikan wanita tersebut. Dan setelah lama aku mencari alamatnya, akhirnya ketemu juga. Di papan nama dekat pintunya tertuliskan nama Diah, sejenak aku berpikir pasti itu nama wanita setengah baya tersebut dan aku langsung mentotok pintu rumahnya dan keluarlah wanita setengah baya tersebut. Cerita Ngentot

“Permisi, apa benar ini rumahnya Bu Diah?” tanyaku kemudian.

“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Mas!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi aku segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.

“Ooo, jadi Mas Farid ini juga pengen jadi pegawai negeri to?”

“Iya Bu” jawabku

“Kalau begitu, silakan Mas Farid ikut saya ke dalam!” Bu Diah beranjak dari duduknya, beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan.

Dari belakang aku membentutinya sambil memperhatikan gerakan pantatnya yang membuatku menelan ludah. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Diah menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.

“Maaf ya Mas Farid! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”

“Semuanya, Bu?” tanyaku malu-malu. Bu Diah tersenyum,

“Mas Farid gak usah malu. anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Farid!” Bu Diah benar, pikirku.

Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. Sementara Bu Diah menyiapkan kelengkapan ritual, aku segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu ditangannya , Bu Diah datang dan duduk di sampingku. Sesaat aku sempat melihat Bu Diah mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.

Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Bu Diah mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. aku memejamkan mataku saat tangan lembut Bu Diah mulai menyentuh dadaku, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku.

Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. aku menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal pahaku.

“Mas Farid sudah punya pacar?” tanya Bu Diah memecah keheningan.

“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Bu!”

“Ooo…, jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Mas!” kata Bu Diah meledek.

“ah, Bu Diah ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Bu Diah ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. aku juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap.

Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Bu Diah membiarkannya ketika tanganku mengelusnya.

Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya. Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Bu Diah turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat otot- otot perutku yang keras.

“Wah…, badan Mas Farid kekar juga ya Pasti Mas Farid rajin olah raga.”

“Ya, tiap pagi saya usahakan untuk olah raga meskipun cuma angkat beban atau sit up.”

“Ooo…, pantesan adi Mas Farid gede!”

“Maksud Bu Diah, adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.

“Maksud saya adik yang ini…..” kata Bu Diah sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Bu Diah.

Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan. “Ooohh…, Bu! Enak…!” aku melenguh nikmat. aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Bu Diah menanggapi positif tindakanku itu.

Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. astaga…!

Sekali lagi aku terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus diantara pangkal paha Bu Diah. Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam. artikelbokep.com Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Diah yang sudah basah itu dengan jariku. Bu Diah bertambah kelonjatan dan semaikin bersemangat mengocok batang kontolku. Perlahan lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Bu Diah mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.

“Gimana Mas Farid? Enak kan?” tanya bu Diah di sela-sela aksinya.

“ahh.., nikmat banget Bu! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” aku memang belum begitu pengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja.

Namun kali ini Bu Diah memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Terbukti ketika Bu Diah dengan lembut memasukkan ujung penisku ke mulut mungilnya. “Ooougghh…yeah…enak, Bu!” nafasku semakin memburu. aku merintih-rintih nikmat, namun Bu Diah masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya. aku juga semakin berani. Kutarik rokny sampai terlepas.

Bahkan Bu Diah juga melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya bu Diah masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, payudaranya yang masih kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh sexy. “aahhh…., kontol Mas Farid memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…., saya memang sudah lama mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Bu Diah kembali melumat kejantananku.

Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan vaginanya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, akku mendekatkan mulutku ke vagina Bu Diah yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsah syaraf otakku untuk menjilatnya. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan vaginanya dengan lembut. “aaaaghhh…! Yaahhh…, begitu Mas! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…!” Bu Diah bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun.

Sesekali beliau menyedo-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing. Berapa saat kemudian Bu Diah melepaskan kulumannya.

“Gimana, Mas Farid Suka kan?” tanya Bu Diah sambil tersenyum padaku. aku hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Bu Diah yang masih memijit-mijit batang kontolku.

“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai penis besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Mas Farid pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” Kata Bu Diah menjelaskan.

“Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol Mas Farid yang besar ini!” Bu Diah mengambil posisi duduk di atas pahaku.

Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke gua darbanya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki memeknya yang hangat. filmbokepjepang.sex Digoyang-goyangkan pantat bu Diah naik turun, kadang juga memutarnya sehingga membuatku mendesah keenakan “Aaaahhhh…Buu…Niiikmat…Bangeeet…” celotehku. Mendengar desahanku yang terusan, bu Diah semakin bersemangat menggoyangkan pantatnya sehingga memeknya mengobrak-abrik penisku dengan hebatnya. Bu Diah juga mendesah menikmati sambil sesekali menjambak rambutku dan melumat bibirku.

Setelah kurang lebih 15 menit bu Diah menggoyangku diatas, sekarang bu Diah turun dari pangkuanku dan menundukkan badannya. Aku sudah mengerti maksdu dari bu Diah dan aku pun yang sudah sangat bernafsu langsung menancapkan penisku dalam-dalam kedalam memek bu Diah dari belakang. Dan “Bleeeeessss…” terbenamlah semua penisku ke dalam memek bu Diah. Dan karena memek bu Diah yang sudah becek, aku langsung memompanya secara cepat. Bu Diah pun mendesah kenikmatan “Oouuhhh….Maasss…Cepeeet..Lagii..Maasss…Yang Daleem…Maass..” celoteh bu Diah. Aku pun menuruti celotehnya dan langsung memompa memeknya dengan cepat banget, sehingga tak terasa aku sudah merasakan akan keluar dan aku langsung mencabut penisku dan tanpa disuruh bu Diah sudah mengerti dan langsung mengulum penisku dan langsung dilumatnya penisku dengan ganasnya. Dan tak lama penisku dilumat akhirnya “Croooot….croooot…crooot…croooot….” aku mengerang kenikmatan. Pejuhku semua ditelan habis oleh bu Diah.

Setelah meneln habis semua pejuhku, bu Diah menyuruhku untuk memakai pakaianku dan mengatakan “Sebentar lagi keinginan mas untuk jadi pegawai negri akan terkabul”. “Iyha bu” jawabku singkat. Kemudian bu Diah yang masih dalam keadaan telanjang, melumat habis bibirku sebelum akhirnya aku pamit pulang dan meninggalkan bu Diah dengan kenangan yang pastinya akan terulang lagi setelah aku menjadi pegawai negri.

Related posts